Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

BUDIDAYA IKAN HIAS

“PEMIJAHAN IKAN KOKI (Carassius auratus)”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. Fadhillah Zinkhi Syahputra
2. Gustini AnitaPutri
3. Gathan Rapundra Ilyas
4. Jalu Ganda Raksa
5. Satria Anggoro
6. Wahyu Ade Prasetyo
7. Wirayuda Bintang Anugrah
8. Micko Dafa Arindra

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


2022

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKAN
Salah satu komoditas perikanan yang cukup banyak diminati di Indonesia Adalah ikan hias.
Data statistik KKP tahun 2015 menunjukkan bahwa terjadi Peningkatan pesat pada jumlah
produksi ikan hias yaitu dari 605.502.000 ekor di Tahun 2010 menjadi 1.140.318.000 ekor di tahun
2014. Komoditas ikan hias yang Banyak diminati adalah ikan mas koki (Carassius auratus). Ikan
mas koki Merupakan komoditas yang mendominasi dalam produksi ikan hias di Indonesia Setelah
ikan koi dan ikan cupang. Produksi ikan mas koki diketahui sebesar 66.823.000 ekor pada tahun
2010 menjadi 72.997.000 pada tahun 2014 (Sulistyo, 2015). Peningkatan produksi ikan mas koki
disebabkan oleh proses budidaya yang Relatif tidak rumit dan siklus pemijahan yang pendek (satu
hingga satu setengah Bulan), sehingga dalam jangka waktu satu tahun dapat dilakukan enam
hingga Delapan kali pemijahan. Ikan mas koki juga memiliki nilai ekonomis yang cukup Tinggi
(Septiara dkk., 2012). Budidaya ikan mas koki juga memiliki kekurangan di Samping peningkatan
produksi yang pesat. Kekurangan dari budidaya ikan mas Koki terletak pada kegiatan pembenihan,
yaitu tidak maksimalnya pemijahan Dikarenakan kegagalan persiapan induk yang matang gonad
serta ketersediaan Benih yang tidak kontinyu (Marbun dkk., 2015). Kegagalan dalam kegiatan
Pembenihan dapat dikarenakan kurangnya pemahaman petambak seputar teknik Pembenihan dari
ikan mas koki.

1.2.TUJUAN
Bertujuan agar kita mengetahui cara pemijahan ikan koki yang baik dan cara merawat larva
ikan koki secara baik hingga ikan koki siap panen.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas koki

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Koki

Ikan mas koki dalam ilmu taksonomi hewan masih satu kerabat dengan ikan Mas (Cyprinis
carpio). Menurut Bachtiar (2005) Sistematika Ikan Mas Koki Berdasarkan ilmu taksonomi
dijelaskan sebagai berikut:

Filum : Chordata
Subfilum : Craniata
Kelas : Ostheichthyes
Ordo : Teleoste
Subordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus Linnaeus.

Menurut Bacthtiar (2005) Ikan Mas koki memiliki bentuk tubuh pendek dan Bulat, mata
lebar dan besar, bersirip, dan disisi tubuhnya terdapat gurat sisi yang Mempunyai lembaran
insang. Insang yang berfungsi sebagi alat pernafasan. DariInsang ikan koki dapat
memperoleh oksigen dengan cara menghisap melalui Mulutnya kemudian menyaringnya
dengan lembaran insang. Oksigen yang masuk Dalam tubuh ikan akan bersama dengan air
dan dibawa oleh aliran darah. Maka dariItu, apabila kualitas air dalam pemeliharan ikan mas
koki tercemar maka akan Mempengaruhi kandungan karbondioksida dan kotoran lainnya
akan dibebaskan Oleh bagian belakang lembaran insang tersebut.

2
2.1.2 Habitat Ikan Mas Koki

Ikan mas koki sangat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ikan mas koki
hidup pada perairan tropis dengan kisaran suhu 20-250C dengan pH Dan keseadahan normal.
Kondisi lingkungan yang ideal menjadi faktor utama dalam Memaksimalkan pertumbuhan
dan warna ikan mas koki (Agus, 2001). Untuk itu Dalam pemeliharaan ikan mas koki harus
mempertahankan suhu, agar berada dalam Kisaran suhu yang optimal. Di karenakan
pemeliharaan diluar suhu optimal dapat Merusak sistem kekebalan tubuh ikan mas koki dan
akan menimbulkan penurunan Nafsu makan dan gangguan pada pertumbuhan ikan mas koki.
Ikan mas koki dapat Hidup dalam perairan yang memiliki kandungan oksigen 5 mg/L, pH
7-7,8, Tingkatan ammonia terlarut 0,05 mg/L dan tingkat nitrite larut maksimal 0,05 mg/L
(Waston et al., 2004). Ikan mas koki dianggap sebagai ikan yang tangguh karena Ikan mas
koki dapat bertahan hidup di air berkualitas buruk. Walaupun demikian Kualitas air penting
diperhatikan agar pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ikan Berjalan optimal ikan mas
koki dapat hidup umur 30 tahun dengan panjangan 23 Inches (58 cm) dan berat mencapai
2,7 kg (Watson et al., 2004)

2.1.3 Pakan dan kebiasaan makan

Ikan mas koki adalah ikan pemakan segala atau omnivore. Pakan ikan mas Koki yang biasa
diberikan untuk pembesaaran ikan mas koki yaitu pakan pellet (Syaifudin, 2004). Kualitas
pakan dapat mempengaruhi dalam menentukan Kindahan warna ikan mas koki sebagai daya
tatik, sehingga dengan berbagai caraYang dilakukan pembudidaya untuk dapat
mempertahankan kualitas warna ikan Mas koki dengan cara menambahkan zat pigmen yang
mengandung karoten dalam Pakan pellet maupun pakan buatan. Pemberian pakan harus
berdasarkan jumlah Ikan atau biasa disebut dengan bobot biomassa ikan dengan kisaran 3-
5% per hari, Dan frekuensi pemberiannya 2-3 kali per hari disesuaikan dengan kondisi ikan
mas Koki dan media pemeliharannya.

3
BAB III
METODELOGI
3.1. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan praktikum dilakukan di kampus Politeknik Negeri Lampung pada hari senin, 21
November 2022 dari pukul 08:30-12:00 WIB di Lab A dan Lab Bangsal Ikan Hias Politeknik
Negeri Lampung

3.2. ALAT BAHAN KERJA


Alat yang digunakan yaitu berupa:
1. 1 buah Akuarium
2. Alat pembersih aquarium, berupa lap
3. Rak untuk melatakan aquarium
4. Steroafoam
5. Air dan Methyleneblue dan aerasi
6. Substrat (eceng gondok/kiambang) 1/3 luasan akuarium
7. Indukan Koki 2:1

3.3. PROSEDUR KERJA

1. Persiapan, sebelum melakukan pemijahan ikan hias terlebih dahulu bersihkan akuarium
dan rak untuk peletakan akuarium yang akan digunakan, setelah semua selesai dan
akuarium sudah di letakkan di rak, akuarium tersebut diisi air ±15 cm.
2. Setelah selesai mengisi air di dalam akuarium, setiap kelompok melakukan pengamatan
untuk membedakan ikan komet jantan dan betina dan sekalian untuk menyeleksi induk.
3. Setelah semua selesai, indukkan yang di dapatkan tersebut dimasukkan kedalam akuarium
yang telah siap dan tidak lupa di tambahkan substrat.
4. Dalam kegiatan pemijahan yang di lakukan di hari Senin maka untuk pengangkatan
indukannya dilakukan di hari rabu selama 2 hari sesudah memijah tujuannya agar larva
tersebut tidak dimakan oleh indukannya. Lalu untuk penetasan telur air di ganti terlebih
dahulu kemudian di tambahkan methyleneblue sebanyak 15-20 tetes dengan tujuann agar
eceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah telur-telur menetas, substrat
diangkat sambal di goyang-goyangkan dan di beri penambahan aerasi.

4
3.4. PERAWATAN LARVA

Perawatan larva di lakukan setelah kuning telur habis, larva di beri pakan berupa artemia.
Pemberian pakan di lakukan pada pagi dan sore hari

5
6

Anda mungkin juga menyukai