Anda di halaman 1dari 10

“LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA IKAN HIAS”

OLEH :

1. Fadhillah Zinkhi Syahputra


2. Gustini Anita Putri
3. Jalu Ganda Raksa
4. Micko Dafa Arindra
5. Wahyu Ade Prasetyo
6. Wirayuda Bintang Anugrah
7. M Gathan Rapoundra Ilyas

PLP :

Agung Kurniawan, A.Md

TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


2021/2022

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Budidaya ikan hias di Indonesia sedang berkembang pesat, data dari


kementrian kelautan dan perikanan menunjukan ekspor ikan hias di Indonesia
tahun 2012 meningkat sebesar 115,16%. Hal ini tentunya menjadi daya tarik
tersendiri bagi para pengusah untuk melirik bisnis ikan hias ini. Terlebih lagi
menurut Dirjen Budidaya Perikanan KKP, Indonesia memiliki lebih dari
450spesies ikan dari 1.100 spesies ikan hias air tawar di dunia dan lebih dari 700
spesies ikan hias air laut yang tersebar diwilayah perairan Indonesia. Budidaya
ikan hias termasuk kedalam bisnis yang mudah dan menguntungkan, modal yang
dibutuhkan tidak terlalu besar dan dengan menggunakan beberapa akuarium
berukuran sedang saja sudah bisa memulai usaha ikan hias ini. Dalam budidaya
ikan hias beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan jenis ikan hias
yang unggul dan berkualitas baik diantaranya adalah pemilihan bibit ikan hias
yang ingin dibudidayakan, pemberian pakan yang sesuai dan terjadwal dengan
baik, serta kualitas air yang menjadi habitat ikan hias. Kualitas air sangat berperan
penting bagi perkembangan dan pertumbuhan ikan hias yang rentan terhadap
kondisi lingkungan kotor. Kualitas air berhubungan erat dengan kondisi
kejernihan air tersebut dimana semakin jernih air maka semakin baik pula
kualitasnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air yaitu kekeruhan
(turbiditas) yang terjadi akibat adanya kandungan bahan organik maupun
anorganik yang terdapat pada air akuarium sehingga mempengaruhi organisme
yang terdapat pada akuarium tersebut. Semakin tinggi tinggkat kekeruhan air
maka semakin rendah nilai kejernihannya, hal ini menyebabkan intensitas cahaya
yang masuk pada akuarium sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton
tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen. Untuk
menjaga kualitas air tetap jernih maka harus dilakukan proses pembersihan
akuarium secara berkala. Proses ini cukup menguras waktu dan tenaga, ditambah
dengan banyaknya jumlah akuarium yang harus dibersihkan sehingga
membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk membersihkannya. Dari
permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah sistem yang dapat memantau
tingkat kejernihan air dan dapat mengotomasi pompa air pada akuarium tempat
budidaya ikan hias sehingga kualitan air tetap terjaga dan ikan dapat berkembang
dengan baik. Dengan menggunakan LDR (light dependent resistor) sebagai sensor
kejernihannya, sistem ini lebih mudah dibuat karena LDR banyak tersedia
dipasaran. Selain itu LDR juga merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya yang diterima sehingga cocok digunakan
sebagai sensor kejernihan. Sistem ini juga menggunakan mikrokontroler Arduino
yang bersifat open source sehingga dapat digunakan atau dikembangkan dengan
bebas oleh siapapun. Arduino merupakan mikrokontroler yang bahasa
pemrogramannya sudah disederhanakan dan dapat diakses dengan berbagai
Platform seperti Windows, Mac OS, dan Linux sehingga mempermudah dalam
pembuatan program. Dengan adanya sistem ini diharapkan kualitas air pada
akuarium tetap terjaga dengan baik, sehingga kondisi kesehatan ikan hias yang
dibudidayakan pun dapat terpelihara dengan baik dan kualitasnya semakin
meningkat. diharapakan dengan kondisi ikan hias yang sehat dan prima dapat
lebih meningkatkan lagi potensi ekspor ikan hias.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum budidaya ikan hias ini yaitu untuk mengetahui
proses pemilihan induk ikan hias yang siap untuk dipijah dan mengetahui proseses
perawatan ikan hias indukan yang sedang berpijah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Guppy

Ikan bertubuh kecil ini awalnya ditemukan oleh Robert John Lechmere
Guppy di Trinidad pada 1866. Selain itu, penemu lain bernama Albert C. L. G.
Gunther menamai ikan ini dengan sebutan Girardinus guppii untuk menghormati
penemu pertama. Namun ternyata ikan ini telah teridentifikasi sebagai Poecilia
reticulata oleh Wilhelm Peters pada 1859, sehingga nama Girardinus
guppii hanya digunakan untuk sinonim. Akan tetapi karena telah dikenal luas,
penamaan umum ikan ini tetap menggunakan istilah gupi (guppy).

Kerajaan Animalia

Filum Chordata

Kelas Actinopterygii

Ordo Cyprinodontiformes

Famili Poeciliidae

Genus Poecilia

Spesies Poecilia reticulata

Ikan guppy berasal dari Amerika Selatan bagian timur laut, yaitu wilayah
perairan air tawar Barbados, Brasil, Jamaika, Antigua dan Barbuda, Trinidad dan
Tobago, Guyana, Venezuela, serta Kepulauan Virginia. Namun saat ini, ikan gupi
telah tersebar ke berbagai negara, kecuali Antartika. Hal tersebut didukung oleh
kemampuan adaptasinya yang sangat baik, sehingga mampu hidup di kawasan
perairan seluruh dunia. Salah satu manfaat ikan guppy adalah membasmi jentik
nyamuk. Ikan gupi merupakan pemangsa larva dan nyamuk, sehingga digunakan
sebagai predator alami untuk menekan pertumbuhan nyamuk malaria. Namun
ikan ini ternyata juga berdampak negatif bagi populasi ikan asli pada ekosistem
tertent, karena pertumbuhan populasinya yang cepat. Selain di air tawar, di
beberapa perairan lain ditemukan spesies guppy yang bisa bertahan hidup di air
payau. Ikan gupi berkembangbiak secara poliandri, yaitu betina kawin dengan
beberapa jantan. Waktu kehamilannya pendek, sehingga betina dapat
menghasilkan banyak keturunan dengan kualitas yang baik dalam waktu singkat.

2.2 Kasifikasi Ikan Molly

Secara umum, ikan molly terbagi dalam 3 kategori. Hal tersebut


didasarkan pada ciri khas sirip bagian atasnya dan bagian ekornya, pun juga
bentuk tubuhnya. Ada yang bersirip pendek atau disebut sebagai Shortfin, lalu
yang panjang di sebut Sailfin, dan ada pula yang bercabang dikenal dengan
nama Lyretail. Ikan ini sebenarnya asli dari Meksiko. Bagi masyarakat disana, ikan ini
menjadi salah satu menu makanan konsumsi lho. Berhubung warnanya yang indah dan
beragam, lambat laun ikan ini menjadi daftar salah satu jenis ikan hias. Jenis dan
variannya pun sangatlah banyak, mulai dari yang bersirip panjang ataupun
bersirip pendek.

Secara lengkap, simak tabel klasifikasi ikan Molly di bawah ini:

Klasifikasi
Ikan Molly

Kingdom Animalia
Phylum Chordata

Class Actinopterygii

Order Cyprinodontiformes

Family Poeciliidae

Genus Poecilia

Species P. Sphenops

Binomial
Poecilia Sphenops
Name

Mollienisia sphenops, Poecilia thermalis, Gambusia


Synonims modesta, Gambusia plumbea, Poecilia chisoyensis,
Poecilia dovii, Poecilia spilurus, Poecilia caudata, dll.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Senin pukul 8.00 s/d selesai di Lab A
Politeknik Negeri Lampung

3.2 Bahan Dan Alat

Alat Bahan

1. Aquarium 1. Pakan Alami (cacing)


2. Serokan 2.Induk guppy dan molly
3. Wadah
4. Selang

3.3 Prosedur Kerja

1. Mahasiswa di bagi Menjadi beberapa Kelompok setiap kelompok


Beranggotakan 7-8 Orang

2.  Setiap kelompok memilih induk yang berukuran relatif besar, bentuk


tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.

3. Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa
pasang induk

4.  Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari di beri pakan dan


melakukan pergantian air secara rutin

5. Buat Laporan Praktikum dari masing masing kelompok dan di kumpulkan


Minggu Selanjutnya
BAB IV HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsgd.ac.id/6403/4/4_BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai