Anda di halaman 1dari 14

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha
budidaya perikanan. Ketersediaan pakan serta nutrisi yang terkandung dalam
pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Semakin tinggi nutrisi yang
terkandung seperti protein, vitamin dan mineral akan membuat ikan tumbuh
dengan maksimal. Dari segi biaya, pakan merupakan faktor yang paling tinggi
pengeluarannya karena dipengaruhi oleh harga bahan baku pakan yang semakin
mahal. Sehingga hal ini harus ditangani dengan mencari bahan baku lain yang
tentunya dengan bahan yang mudah didapat, harga relatif murah, mempunyai nilai
gizi tinggi, mudah diolah, dan tidak mengandung racun.
Pakan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan suatu usaha peternakan. Biaya untuk pakan sebesar 50-60% dari
biaya produksi sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari segi kualitas
maupun kuantitas dalam ketersediaan pakan. Kandungan gizi dari pakan ternak
juga perlu diperhitungkan dimana nilai gizi pakan dapat mempengaruhi kinerja
produktivitas dari ternak itu sendiri (Riswandi et al., 2015).
Fermentasi merupakan teknologi untuk meningkatkan kualitas pakan asal
limbah karena keterlibatan mikroorganisme dalam mendegradasi serat kasar,
mengurangi kadar lignin dan senyawa anti nutrisi sehingga nilai kecernaan pakan
asal limbah dapat meningkat (Astuti dan Yelni, 2015).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan yang hidup di air tawar dan
berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Ikan nila mulai didatangkan
ke Bogor pada tahun 1969. Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang
diminati oleh konsumen selain ikan mas dan gurami, karena ikan nila memiliki
rasa daging yang enak, gurih, dan tidak memiliki banyak duri.

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa diharapkan mampu :
a) Memahami cara membuat pakan ikan menggunakan bahan yang ditentukan.

1
b) Mengukur dan menimbang ikan sebelum diberikan pakan.
c) Melihat respon ikan terhadap pemberian pakan.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat pada praktikum ini adalah mahasiswa diharapkan mampu
melakukan cara pembuatan pakan dan fermentasi pakan terhadap ikan nila
(Oreochromis niloticus), serta mengetahui manfaat pemberian pakan tersebut.

SAYA CAPEK PAK MIKIRIN KEHIDUPAN DITAMBAH BEBAN YANG


BAPAK TUMPUHKAN DI DIRIKU LANTAS KE SIAPA SAYA
MENGADU PANTEK BAGUS ANAK PPM BAGUS GAA PERNAH
MASUK MK KERJAAN NYA CUMAN TIDUR DI KOS TAPI CITACITA
S.P TAIK LAH

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Khairuman & Khairul (2013) menyatakan bahwa awalnya ikan nila


dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica, tetapi dalam perkembanganya
para pakar perikanan telah memutuskan untuk merubah nama tersebut menjadi
Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. Nama niloticus menunjukkan
tempat nila berasal, yakni sungai Nil di Benua Afrika. Klasifikasi ikan nila
menurut Khairuman & Khairul (2013) adalah sebagai berikut:

Gambar 1: Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Filum =Chordata
Subfilum =Vertebrata
Kelas =Pisces
Subkelas =Acanthopterigii
Famili =Cichlidae
Genus =Oreochromis
Spesies =Oreochromis sp.

3
Menurut Khairuman & Khairul (2013), jika dibedakan berdasarkan jenis
kelaminnya, ikan nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar daripada
ikan nila betina. Alat kelamin ikan nila jantan berupa tonjolan agak runcing
yang berfungsi sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan
anus. Jika diurut, perut ikan nila jantan akan mengeluarkan cairan bening.
Sementara itu, ikan nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan
lubang saluran urin yang terletak di depan anus.

2.2 Habitat Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Ikan nila tersebar di negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis.
Ikan nila tidak dapat hidup pada wilayah yang beriklim dingin (Ayuningtyas,
2012). Ikan nila mampu hidup pada lingkungan air tawar, air payau, dan air
asin di laut. Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik
dengan lingkungan sekitarnya. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi
terhadap lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah
yang berair payau maupun dataran tinggi dengan suhu yang rendah. Ikan nila
air tawar dapat dipindahkan ke air asin tetapi harus diadaptasikan secara
bertahap, yaitu dengan menaikkan kadar garam air sedikit demi sedikit. Kadar
garam air yang disukai berkisar antara 0-35 per mil (Rijal, 2014).

2.3 Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Nila tergolong ikan pemakan segala (omnivora) sehingga bisa
mengkonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan, maka dari itu ikan nila
sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang disukai ikan
nila adalah Zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina sp.,
atau Daphnia sp. Selain itu, ikan nila juga memangsa alga atau lumut yang
menempel pada benda-benda di habitat hidupnya. Jika telah mencapai ukuran
dewasa, ikan nila bisa diberi berbagai makanan tambahan, misalnya pellet
(Khairuman & Khairul, 2013).

2.4 Kandungan Nutrisi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

4
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air
tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan budidaya
yang menjadi salah satu komoditas ekspor. Menurut FAO (Food and
Agriculture Organization) ikan nila merupakan contoh sukses perikanan
budidaya dunia dan menempati urutan ketiga setelah salmon dan udang. Ikan
nila tergolong dalam jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan
keunggulan kandungan protein yang tinggi dan juga dapat berkembang
dengan cepat. Kandungan gizi yang dimiliki ikan nila yaitu 6-24 % protein,
0,2-2,2 % lemak, serta kandungan lain seperti vitamin, mineral, dan
karbohidrat (Satriawan, dkk., 2022).

2.5 Fermentasi Bahan Pakan


Fermentasi  adalah suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk
tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba dalam
kondisi lingkungan yang terkendali. Secara prinsip, sekarang ini pengertian
fermentasi  telah berkembang menjadi seluruh perombakan senyawa organik
yang dilakukan mikroorganisme yang melibatkan enzim yang dihasilkannya,
atau dengan kata lain fermentasi adalah perubahan struktur kimia dari bahan-
bahan organik dengan memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim
sebagai biokatalis.
a) Lemna
Lemna (Duckweed) adalah tanaman air yang berukuran kecil yang
mengapung di atas air dan berpotensi sebagai pakan segar ataupun bahan
pakan karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Lemna sp.
lebih dikenal dengan duckweed yaitu tanaman air yang berukuran kecil
yang mengapung diatas air dan berpotensi sebagai pakan segar ataupun
bahan pakan karena memiliki nutrisi cukup yang tinggi. Kandungan
protein kasar dari Lemna sp. yakni sebesar 25,22% (Winarti et al. 2017).
b) Ampas Tahu
Pakan ikan nila dari ampas tahu memang kerap digunakan sebagai
pengganti pelet. Tidak hanya mudah dicari, namun ampas tahu terbukti
memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk ikan, seperti protein, lemak

5
dan serat. Ampas pembuatan tahu merupakan limbah padat yang
diperoleh dari proses pembuatan tahu dari kedelai. Ampas pembuatan
tahu dihasilkan dari proses pembuatan tahu, dimana bubur kedelai
diperas kemudian diambil sarinya. Ampas pembuatan tahu dinilai
memiliki nilai ekonomi yang rendah karena mudah rusak dan tidak dapat
disimpan dengan jangka waktu yang lama (Wati, 2013).
3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, 24 Mei s/d Kamis 25 Mei
2023, pukul 14.00 WIB s/d selesai. Bertempat di Laboratorium Universitas
Malikussaleh yang bertempatan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Program Studi
Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1. Alat dan Fungsinya
No. Alat Fungsi
1. Blender Menghaluskan bahan
2. Saringan Menyaring bahan
3. Baskom Mengumpulkan bahan
4. Sendok/spatula Mengaduk bahan
5. Aerator Sebagai aerasi ikan nila
6. Aquarium Tempat wadah pemeliharaan
7. Timbangan Menimbang ikan
8. Nampan Menaruk ikan
9. Penggaris Mengukur panjang ikan
10. Alat tulis Mencatat hasil
11. Dokumentasi Memfoto kegiatan

Tabel 2. Bahan dan Fungsinya


No. Bahan Fungsi
1. EM-4 Sebagai bakteri pengurai bahan organic
2. Molase Mempercepat pertumbuhan ikan
3. T. tapioca Bahan perekat pakan
4. Ragi Bahan fermentasi pakan
5 Ampas tahu Bahan pembuat pakan
6. Lemna Bahan pembuat pakan
7. Ikan nila Sebagai ikan penguji

6
8. Tisu Membersihkan kotoran

3.3 Metode Praktikum


Adapun metode praktikum yang digunakan adalah pengamatan secara
langsung dengan metode pengumpulan data primer dan sekunder, data primer
diperoleh dengan mengamati respon ikan terrhadap pakan yang telah dibuat,
sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literature dan berasal dari buku,
jurnal dan karya ilmiah yang berkaitan dengan judul praktikum ini.

3.4 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur atau langkah kerja pada praktikum fermentasi bahan
pakan adalah sebagai berikut:
1. Haluskan ampas tahu dan lemna dengan menggunakan blender,
kemudian saring dengan menggunakan saringan.
2. Timbang ampas tahu sebanyak 30 gr dan lemna sebanyak 20 gr.
3. Campurkan kedua bahan tersebut kedalam satu wadah.
4. Takar molase sebanyak 10 ml, EM-4 10 ml dan tepung sebanyak 10 gr.
Perbandingan 1:1 antara molase dan EM-4, lalu campurkan keduanya.
5. Ampas tahu dan lemna yang sudah tercampur ditambahkan campuran
molase dan EM-4, lalu campurkan tepung tapioca dan ragi kemudian
aduk sampai rata.
6. Bila adonan belum alis, tambahkan air sedikit-sedikit.
7. Selanjutnya masukkan adonan ke dalam plastic yang diikat rapat.
8. Tunggu selama 1x24 jam agar bahan tersebut terfermentasi.
9. Sterilisasi aquarium dengan cara mencucinya sampai bersih. Apabila
sudah bersih masukkan air dan ikan nila di dalamnya. Tambahkan
aerator sebagai oksigen untuk ikan.
10. Blender pellet yang sudah dihaluskan 500 gr.
11. Lalu saring pellet menggunakan saringan.
12. Campurkan pellet sebanyak 100 gr ke pakan yang sudah terfermentasi,
lalu campurkan tepung terigu sebagai perekat pakan. Aduk sampai
adonan menjadi kalis dan mudah dibentuk.
13. Bentuk adonan sesuai dengan bukaan mulut ikan.

7
14. Lalu masukkan pakan yang sudah dibuat ke dalam aquarium.
15. Amati respon ikan terhadap pakan dengan menggunakan stopwatch.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

8
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

Lehan, M. "Evaluasi nilai kecernaan secara in vitro ransum ternak sapi bali yang
disuplementasi dengan probiotik bioplus." Jurnal Peternakan Sriwijaya
4.1 (2015).

Astuti, T., and G. Yelni. "Evaluasi kecernaan nutrient pelepah sawit yang
difermentasi dengan berbagai sumber mikroorganisme sebagai bahan
pakan ternak ruminansia." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 10.2 (2015):
101-106.

Diansari, RR Vanya Rhossitha, Endang Arini, and Tita Elfitasari. "Pengaruh


kepadatan yang berbeda terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan
nila (Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi dengan filter zeolit."
Journal of Aquaculture Management and Technology (2013): 37-45.

Rijal, Muhammad Azharul, Cahyono Purbomartono, and Izanatu Fathuhil Jannah.


"Respon Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang diberi
Pakan Supplementasi Bawang Putih (Allium sativum) pada Sistem
Bioflok." Sainteks 18.2 (2022): 117-122.

Winarti, W., Subandiyono, A. Sudaryono. (2017). Pemanfaatan Fermentasi


Tepung Lemna sp. dalam Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Mas
(Cyprinuscarpio). Jurnal Sains Teknologi Akuakultur, 88-94.

Wati, Rahma. (2013). Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Tahu sebagai Bahan
Komposit terhadap Kualitas Kue Kering Lidah Kucing. Food Science and
Culinary Education Journal 2 (1).http://journal.unnes.ac.id/sju/index.
php/fsc

10
LAMPIRAN

11
Lampiran 1: Hari Pertama

12
Lampiran 2: Hari kedua

13
14

Anda mungkin juga menyukai