Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya perikanan merupakan suatu usaha untuk memanfaatkan sumber


daya hayati perikanan ( aquatic resources) yang meliputi jenis ikan ,udanag-udanag,
kerang-kerangan, rumput laut, dan organism lainnya yang beradaan di perairan umum
maupun di perairan laut (Anonim,2009).

Kegiatan budidaya ikan nila (oreochromis niloticus) semakain di amati oleh


pembudidaya ikan air tawar sehingga memberikan kontribusi produksi komoditas
utama periknan budidaya air tawar terbanyak. PPL-LIPI (2013) menyebutkan
kontibusi produksi ikan nila di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 37% atau
mencapai 684.400 ton. Jumlah konstribusi ikan nila lebih banyak di bandingkan
komonitas utama seperti lele (clarias sp) sebasar 22% (407.700 ton), ikan mas
(cyprinus carpio) 20%(375.200 ton), dan gurame (osphronesmus gourany) 3,78%
(69.500 ton). Hal ini yang menjadi salah satu penyebab semakain meningkat
permintaan benih nila sehingga penyediaan benih harus secara kontinyu.

Transportasi ikan hidup umumnya menggunakan sistem basah tertutup dengan


kantung plastik dan sistem basah terbuka dengan wadah atau drum. Kendala utama
yang sering dialami dalam transportasi sistem basah yaitu jumlah kapasitas angkut
yang sedikit dan memicu adanya kerusakan fisik. Ketahanan hidup ikan juga sangat
beresiko jika jumlah air dikurangi untuk meningkatkan kapasitas angkut ikan. Cara
yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kendalakendala tersebut yaitu dengan
menggunakan metode pengangkutan sistem kering.Transportasi ikan hidup sistem
kering untuk pengangkutan bawal air tawar jarak jauh dalam waktu lama merupakan
cara yang lebih efektif. Sistem ini dapat menjadi pilihan yang tepat apabila kondisi

1
optimalnya diketahui sehingga kelulusan hidup biota tetap tinggi sampai di tempat
tujuan.
Ikan nila yang akan ditransportasikan dengan sistem kering harus
dipingsankan terlebih dahulu sebelumnya. Pemingsanan dapat dilakukan dengan
pemberian anestesi maupun dengan perlakuan suhu rendah. Anastesi pada ikan
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menekan aktivitas
metabolisme ikan sehingga dapat bertahan hidup dan tidak stres selama proses
ransportasi (Berka 1986). Bahan anestesi kimia yang biasa digunakan dalam
transportasi ikan adalah MS-222 (tricaine methane sulphonate) dan quinaldine.Bahan
anestesi alami yang umumnya banyak digunakan adalah ekstrak cengkeh.Penggunaan
bahan tersebut perlu diperhatikan agar ikan tetap aman untuk dikonsumsi.
Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan
multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri.
Daun pala merupakan salah satu bagian tanaman yang belum banyak termanfaatkan.
Rastuti et al. (2013) memaparkan bahwa senyawa yang terkandung pada daun pala
diantaranya alkaloida, triterpenoid, tanin, dan flavonoida. Daun pala juga
mengandung minyak atsiri, senyawa utama minyak atsiri pada daun pala adalah
myristicin (Puslitbang Perkebunan 2014). Minyak atsiri ini bersifat analgetik. Efek
analgetik pada daun pala ini diduga dapat digunakan sebagai bahan anestesi alami
pada ikan nila sebelum ditransportasikan. Informasi tentang efektivitas ekstrak daun
pala sebagai bahan anestesi untuk ikan bawal air tawar belum tersedia, maka perlu
adanya kajian mengenai potensi pemaanfaatannya dalam aplikasi tansportasi ikan nila
hidup.

2
1.2 Perumusan Masalah

Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan segar semakin meningkat,


hal ini menyebabkan permintaan konsumen terhadap komoditas perikanan dalam
bentuk hidup semakin besar. Ikan segar diperoleh dengan cara transportasi.
Permasalahan yang sering terjadi dalam transportasi ikan bawal hidup adalah
kematian dan menurunnya kesegaran ikan. Metode transportasi sistem kering dengan
diberi perlakuan anestesi merupakan cara yang tepat untuk menanggulangi masalah
tersebut. Tanaman yang dapat berpotensi sebagai bahan anestesi salah satunya yaitu
tanaman pala, namun penelitian bahan anestesi menggunakan daun pala belum pernah
dilakukan sebelumnya. Penelitian ini diharapkan menghasilkan bahan anestesi alami
yang mudah didapat, murah, dan efisien untuk transportasi ikan nila hidup.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaru ekstak daun pala sebagai
bahan anatesi ikan (oreocromis niloticus) pasca pengangkutan system kering tertutup.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi kepada pembudidaya


tentang ekstrak kasar daun pala sebagai bahan anestesi pada ikan nila pasca
pengangkutan system kering tertutup.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila

klasifikasi ikan nila (Sugiarto, 1988) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Sub Class : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub Order : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis niloticus

2.1.2 klasifikasi tumbuhan pala


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Taracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans

4
2.2 Morfologi

2.2.1 Morfologi Ikan Nila

Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis memang berbeda


dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh nila memanjang dan ramping,
dengan sisik berukuran besar. Bentuk matanya besar dan menonjol dengan tepi
berwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus di bagian tengah tubuh, kemudian
berlanjut lagi, tetapi letaknya lebih ke bawah dibandingkan dengan letak garis yang
memanjang di atas sirip dada. jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip punggung,
sirip perut, dan sirip duburnya memiliki jari-jari D.XVII.13; V.15; P.15; A.III.10; dan
C.18. Sirip punggung dan sirip dada berwarna hitam. Pinggir sirip punggung
berwarna abu-abu atau hitam. Nila memiliki lima sirip, yaitu satu sirip punggung
(dorsal fin), sepasang sirip dada (pectoral fin), sepasang sirip perut (venteral fin),
sepasang sirip anal (anal fin), dan satu sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya
memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat
juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang
hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya
satu buah dengan bentuk bulat

2.2.2Morfologi Tanaman Pala

Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna kekuning kuningan


apabila matang atau masak akan menjadi dua bagian. Garis tengah buah ini berskisar
antara 3-9 cm, daging buah tebal dan memiliki rasa asam. Biji berbentuk lonjong
hingga bulat dengan panjang berkisar antara 1,5 4,5 cm, lebar 1-2,5 cm. Kulit biji
berwarna coklata dan mengkilat pada bagian luar. Kemel biji berwarna keputih
putihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap hingga berwarna putih kekuning
kuningan dan biji dibungkus yang hampir menyerupai jala ( Departemen Pertanian,
1986 )

5
2.3 Habitat Dan Kebiasan Hidup Ikan Nila
Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar,
terkadang ikan nila juga di temukan di perairan yang agak asin (payau). Ikan nila
dikenal sebagai ikan yang bersifat eutyhalin (dapat hidup di kisaran yang lebar). Ikan
nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran yang dangkal, kolam,
sungai, dan danau. Ikan nila dapat menjadi masalah sebagai spesies invasive pada
habitat perairan hangat tetapi sebaliknya pada daerah beriklimsedang dan tidak
mampu untuk bertahan hidup di perairan dningin, yang umum bersuhu di bawah 210c
(harrysu, 2012)

2.4 Habitat Tubuhan Pala

Pala dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan rata-rata sekitar 2.656
mm/tahun dengan jumlah hujan sekitar 167 hari sepanjang tahun. buah pala dapat
tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian antara 0 hingga 700 m diatas
permukaan laut. Sedangkan suhu yang dibutuhkan pohon pala untuk tumbuh adalah
antara 250C hingga 350 C pada kondisi tanah yang memiliki pH 5,5 hingga 7. Di
Indonesia sendiri, pala dapat tumbuh subur di kawasan Banda, Maluku.

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat Dan Waktu

Penelitian ini di laksanakan pada bulan agutus 2017 yang berlokasi di

2.2 Alat Dan Bahan

2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut :

Table 1 alat yang digunakan


No Nama Alat Fungsi Dan Kegunaan
1 Toples plastic vol 4 L Sebagai wadah peminsanagan ikan
2 Box Styrofoam kecil Sebagai wadah ikan setelah peminsangan
3 Thermometer Untuk mengukur suhu air
4 Stopwatch Untuk menghitung waktu pinsang sampai
sadar kembali
5 Timbangan digital Untuk meimbang berat ikan
6 Aerator Sebagai penyuplai o2 selama pemeliharaan
7 Aquarium Sebagai wadah pemeliharaan benih
8 Jarum suntik Untuk mengambil ekstak pala

7
2.2.2 Bahan
Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Table 2 bahan yang digunakan
No Nama bahan Fungsi dan kegunaan
1 Benih ikan nila (oreochromis nilocitus)5-7 cm Sebagai sampel uji
2 Ekstak daun pala Bahan peminsanagan
3 Air tawar Sebagai media tempat hidup
4 Lakban Untuk perekat stryrofon
5 Kantong Sebagai media peletak ikan
6 Karet gelang Untuk pengikat kemasan

8
2.3 Prosedur Penelitian

Benih ikan nila

Pemuasaan selama 24 jam


dan aklimatisasi selama 30 menit

Pemingsanan Dengan,1%,3% ,5%


Ekstrak Daun Pala

Penyimpanan Dalam Kotak Styrofoam

Penyimpanan Waktu 1dan 3 Jam

Penyadaran Dan Pembugaran

Pengamatan Dan Perhitungan

2.4 Rancangan Penelitian

Percobaan ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak


lengkap (RAL) factorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu:

1. Factor A adalah ekstak daun pala terdiri dari tiga taraf (3%,5%,dan 7%)
2. Factor B adalah lama pembiusan terdiri dari dua taraf (1 jam dan 3 jam )

Pengulangan Control Perlakuan


0,3 0,5 0,7
I
II
III

9
DAFTAR PUSTAKA

Aini M, Mahrus A, Berta P. 2014. Penerapan teknik imotilisasi benih ikan nila
(Ore chromis niloticus) menggunakan ekstrak daun bandotan
(Ageratum conyzoides) pada transportasi basah. Jurnal Rekayasa dan
Teknologi Budidaya Perairan 11(2):217-226.
Syawal H, Syafriadiman, Hidayah S. 2008. Pemberian ekstrak kayu siwak
(Salvadora persica L.) untuk meningkatkan kekebalan ikan mas
(Cyprinus carpio L.) yang dipelihara dalam keramba. Jurnal Biodiversitas.
9(1):44-47.
Wijayanti I, Elizabeth J T, Agus, Nani N, Christina L, R Marwita S P, Adrianus O
W K, Ruddy S. 2011. Pengaruh temperatur terhadap kondisi anastesi pada
bawal tawar Colossoma macropomum dan lobster tawar Cherax
quadricarinatus. Prosiding Seminar Nasional: Pengembangan Pulau-Pulau
Kecil. 67-76.
Yanto H. 2012. Kinerja MS-222 dan kepadatan ikan botia (Botia macracanthus)
yang berbeda selama transportasi. Jurnal Penelitian Perikanan 1(1): 43-51.
Weatherley AH. 1972. Growth and Ecology of Fish Population. New York
(US): Academic Press.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pala

http://www.bibitpala.com/2015/12/ciri-ciri-dan-habitat-buah-pala.html

10

Anda mungkin juga menyukai