GAMBARAN UMUM
Sumberdaya perikanan atau kelautan tergolong sumberdaya yang dapat diperbaharui
(renewable resources), artinya jika sumberdaya ini dimanfaatkan sebagian, sisa ikan yang
(hasil laut) yang tertinggal mempunyai kemampuan untuk memperbaharui dirinya dengan
berkembang biak.
Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak ini akan mempengaruhi ketersediaan
atau stok sumberdaya ikan. Hal ini memberikan pedoman bahwa populasi sumberdaya ikan
tidak boleh dimanfaatkan secara sembarangan tanpa memperhatikan struktur umur dan rasio
kelamin dari populasi ikan yang tersedia. Apabila pemanfaatan secara sembarangan
dilakukan, berakibat pada umur dan struktur populasi ikan yang tersisa mempunyai
kemampuan memulihkan diri sangat rendah atau lambat, berarti sumberdaya ikan tersebut
berada pada kondisi hamper punah.
Kondisi sumberdaya ikan saat ini baik pada level dunia maupun nasional telah berada
pada posisi mengkhawatirkan. Pada tahun 2008, stok ikan laut dunia yang bisa dimanfaatkan
untuk meningkatkan produksi tinggal hanya 15%, sekitar 53% stok sudah termanfaatkan
secara maksimal dan tidak mungkin dieksploitasi lebih lanjut, dan sisanya adalah sudah
overeksploitasi atau stoknya sudah menurun (FAO, 2010). Sementara itu, gambaran
pemanfaatan sumberdaya ikan di seluruh perairan Indonesia yang diterbitkan oleh Komisi
Nasional Pengkajian Stok Sumberaya Ikan tahun 2006 menunjukkan hal yang sama. Untuk
menanggulangi permasalahan krusial menipisnya stok sumberdaya ikan, strategi yang
dilakukan adalah memperkuat pengelolaan sumberdaya ikan agar dapat dimanfaatkan secara
optimal dan berkelanjutan. Dalam rangka memperkuat pengelolaan sumberdaya ikan,
Direktorat SDI menyelenggarakan Apresiasi Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Sumberdaya pesisir dan laut merupakan pendukung penting bagi ekonomi Indonesia
dan sangat penting baik secara nasional maupun dunia karena kekayaan keanekaragaman
hayati. Namun demikian, upaya pengelolaan saat ini belum dapat memenuhi tujuan
perlindungan dan pemanfaatan secara berkelanjutan sumberdaya pesisir dan laut. Kondisi
tersebut utamanya antara lain disebabkan masih kurangnya : (i) pendekatan terpadu dalam
perencanaan dan pengelolaan pesisir dan laut; (ii) data dan informasi yang menjadi dasar
pengambilan keputusan pengelolaan sumberdaya; (iii) transparansi dalam alokasi
sumberdaya; dan (iv) keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya.
PERENCANAAN
Tahapan Perencanaaan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
6. PenetapanAalokasi Sumberdaya
Lewat hasil kajian dan data yang diperoleh, dilakukan alokasi berdasarkan
perimbangan nelayan, potensi sumberdaya, mencegah konflik pengguna sumberdaya dan
alokasi pemanfaatan sumberdaya berdasarkan ruang dan waktu. Dasar dalam penetapan
alokasi sumberdaya berdasarkan potensi lestari model MSY, dimana dapat diasumsikan hasil
tangkapan pada periode tertentu dan tidak menurunkan hasil tangkapan periode berikutnya
karena sisa cadangan dapat memulihkan stok, dengan penetapan alokasi sumberdaya seperti
ini akan lebih optimal dalam menjaga keberlanjutan produksi sumberdaya perikanan.
7. Perumusan Peraturan
Dalam perumusan peraturan pengelolaan sumberdaya perikanan perlu memuat
tentang:
‐ Peraturan pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian.
‐ Peraturan bersifat saling mendukung dan tidak menimbulkan tumpang tindih yang dapat
berdampak pada timbulnya konflik pemahaman stakeholders.
‐ Sifat dan ruang lingkup tugas, hak, kewajiban pengelola, stakeholders, mitra perikanan.
‐ Syarat-syarat input seperti izin penangkapan (jenis alat, jumlah alat, waktu, daerah, ukuran,
subsidi, permodalan. serta syarat-syarat output seperti (ukuran ikan, jumlah tangkapan,
retribusi, pajak hasil tangkapan dan lain-lain.
‐ Rumusan peraturan terdiri dari lebih dari satu alternatif.
Menurut Permendagri No.30 Tahun 2010 (Pasal 4) menyusun perencanaan
pengelolaan sumber daya di wilayah laut:
1. Rencana strategis; memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah di bidang
pengelolaan sumber daya di wilayah laut.
2. Rencana zonasi; meperhatikan potensi yang ada di wilayah laut dan kawasan
konservasi yang ditetapkan pemerintah
3. Rencana pengelolaan; mengelola potensi sumber daya yang ada, dan yang telah atau
belum sama sekali dimanfaatkan daya dukungnya
4. Rencana aksi; melakukan kesepakatan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah
PELAKSANAAN
PENGAWASAN
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sdi.kkp.go.id/
http://untuklautku.blogspot.com/2011/03/tahapan-perencanaaan-pengelolaan.html
http://pk2pm.wordpress.com/2010/07/13/permendagri-no-30-tahun-2010-tentang-pedoman-
pengelolaan-sumber-daya-di-wilayah-laut/
http://mukhtar-api.blogspot.com/2011/05/pengawasan-sumberdaya-perikanan.html
http://diskanlut.jabarprov.go.id/index.php?mod=manageMenu&idMenuKiri=437&idMenu=3
66
Posted by Theresia Juliana Sihombing jam 1:54 PM Thursday, October 13, 2011
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Pengelolaan sumberdaya alam merupakan pengelolaan lahan, air, tanah, tumbuhan, dan
hewan, dengan fokus terutama pada pengelolaan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia,
baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang (Anonim, 2010).
Pengelolaan sumberdaya alam berkaitan dengan interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Hal itu mencakup rencana penggunaan lahan, pengelolaan air, konservasi
keanekaragaman hayati, dan industri keberlanjutan, seperti pertanian, pertambangan,
pariwisata, perikanan, dan kehutanan. Itu menunjukkan bahwa manusia dan mata
pencahariannya masih bergantung pada kesehatan dan produktivitas lingkungan (Anonim,
2010).
1. Pengelolaan Sumberdaya Alam pada Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dan strategis, bukan hanya pada
sektor pada sektor ekonomi tapi juga pada sosial dan politik (Sutikno, 2006).
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara selama pemerintahan Orde Baru, disebutkan
bahwa prioritas pembangunan nasional adalah pada sektor pertanian (Kuncoro, 2002). Upaya-
upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian antara lain
melalui peningkatan teknologi, penambahan input, maupun melalui kebijakan-kebijakan
pemerintah (Sutikno, 2006).
Di Indonesia, peningkatan teknologi ditunjukkan dengan adanya revolusi hijau pada
tahun 1960-1970-an. Perkembangan revolusi hijau terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi
atau hubungan yang erat antara pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Menurut Tlyy
(dalam Sutikno, 2006) perkembangan teknologi pada sektor pertanian meliputi proses
mekanisasi dan penemuan varietas unggul.
Sumberdaya atau input yang digunakan dalam produk pertanian biasanya dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut (Sutikno, 2006).
a. Penyusunan regulasi, pedoman teknis, dan standar pertambangan mineral dan batubara
panas bumi dan air tanah.
b. Pembinaan dan pengawasan kegiatan penambangan.
c. Pengawasan produksi, pemasaran, dan pengelolaan mineral dan batubara, panas bumi
dan air tanah.
d. Evaluasi perencanaan produksi dan pemasaran mineral dan batubara, panas bumi dan
air tanah.
e. Evaluasi pelaksanaan kebijakan program pengembangan masyarakat di wilayah
pertambangan.
3. Pengelolaan Sumberdaya Alam pada Sektor Perikanan
Pengelolaan sumberdaya alam pada sektor perikanan bertujuan untuk mengelola dan
mendayagunakan potensi sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara optimal, adil,
dan lestari melalui keterpaduan antar berbagai pemanfaatan sehingga memberikan kontribusi
yang layak bagi pembangunan nasional, pembangunan daerah, dan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Beberapa kegiatan pokoknya antara lain sebagai berikut (Anonim, 2012).
Anonim. 2012. Bab 32: Perbaikan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pelestarian Fungsi
Lingkungan Hidup. (On-line) http://www.batan.go.id/ref_utama/rpjm_bab_32.pdf [diakses
tanggal 7 Juni 2012]
Kuncoro, Mudrajad. 2002. Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Sutikno & Maryunani. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam. Malang: Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya
Diposkan oleh Amaranthi Andam di 17.48 Kamis, 25 Oktober 2012 Ilmu Lingkungan
http://andam-amaranthi.blogspot.co.id/2012/10/pengelolaan-sumber-daya-alam.html
8 Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Advertisement
Sumber daya alam merupakan semua komponen yang ada alam sekitar yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar dapat bertahan
hidup dan lebih sejahtera. Sumber daya alam memiliki beberapa karakteristik tertentu
sehingga berdasarkan pada karakter tersebut sumber daya alam dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis-jenis suber daya alam, berdasarkan sifat pembaharuan, dan juga
berdasarkan penggunaanya. Sumber daya alam akan benar-benar berguna apabila
pemanfaatanya lebih menyangkut kebutuhan manusia (baca: manfaat sumber daya alam bagi
manusia, alam, dan tumbuhan). Pengelolaan yang kurang menyangkut kebutuhan manusia
disamping akan merusak lingkungan sekitarnya juga akan menjadi bumerang bagi manusia
sendiri.
Maka dari itu dalam pengelolaan sumber daya alam harus berdasarkan prinsip-prinsip
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Berwawasan lingungan artinya
mempertimbangkan kelestarian dan jangan sampai menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. Berkelanjutan artinya pengolahan sumber daya alam jangan sampai terhenti
perlu dilakukan secara terus-menerus.
Cara penggunaan sumber daya alam oleh manusia yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara sebagai berikut:
Selektif, yaitu memilih, menggunakan, dan mengusahakan sumber daya alam dengan
sungguh-sungguh untuk kepentingan keberlangsungan kehidupan
Menjaga kelestarian. Untuk memanfaatkan sumber daya alam diperlukan teknologi maju
dan canggih sehingga memungkinkan terpelihara kelestariannya.
Perlunya penghematan sumber daya alam atau mengurangi bahaya eksploitasi besar-
besaran terhadap pemakaian sumber daya alam agar tidak rusak dan punah.
Perlunya upaya pembaharuan sumber daya alam hayati seperti reboisasi,
mengembangbiakan flora dan fauna secara modern, penanaman ladang secara bergilir, dan
pengolahan tanah pertanian lahan basah dan lahan kering.
Berikut merupakan contoh konsep lestari dalam pengelolaan Sumber Daya Alam,
diantaranya:
Mekanisme pertanian tanpa perhitungan yang tepat dapat menurunkan kesuburan sifat fisik
tanah. Hal ini bisa terjadi karena terjadi kerusakan pada lapisan bagian atas tanah (baca:
jenis-jenis tanah)yang mengandung humus dan dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah
yang disebabkan oleh air. Usaha untuk memperoleh hasil pertanian yang berlimpah dengan
sebuan revolusi hijau. Langkah ini ditempuh insustri pertanian yaitu dengan adanya
perubahan dari petani kecil dengan lahan sempit menjadi petani industri dengan lahan luas.
Aktivitas ini membantu petani kecil yang kehilangan tanah garapan dan pekerjaan.
sponsored links
Penggunaan pestisida dalam industri pertanian merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk
mencegah serangan hama yang dapat merusak tanaman. Namun, untuk mendukung kelestarian
sumber daya alam, pestisida yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan agar residu yang
dihasilkan tidak begitu banyak dan mengendap dan merusak tanah dan menyebabkannya tidak lagi
subur (baca: tanah subur dan tidak subur).
Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan menanam pohon
atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang sudah gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan dengan tanah yang miring posisinya perlu dibangun terasering
atau sengkedan untuk menghambat laju aliran air hujan sehingga dapat mencegah tanah
longsor.
5. Pengelolaan udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan karena setiap organisme bernafas memerlukan
udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk membuat udara tetap layak dihirup adalah:
Menggalakan penanaman pohon dan tanaman hias di lingkungan sekitar. Tanaman dapat
menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia dan mampu memproduksi oksigen melalui
proses fotosintesis. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembaban udara tetap
terjaga.
Mengupayakan pengurangan emisi atau gas sisa pembakaran. Asap kendaraan bermotor
dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri dan menjadi penyebab pencemaran udara. Salah satu pencegahannya
adalah menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan serta pemasangan filter
pada cerobong asap.
Mengurangi dan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer (baca: fungsi atmosfer). Gas Freon yang digunakan untuk pendingin AC atau kulkas
serta yang digunakan dalam kosmetik merupakan salah satu senyawa yang dapat merusak
lapisan ozon.
6. Pengelolaan hutan
Ekspoitasi hutan yang berlangsung secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan penanaman
kembali menyebabkan kawasan ekosistem hutan menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian hutan adalah:
Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul
Melarang pembabatan hutan
Menerapkan sistem tebang pilih
Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan
Menerapkan saksi berat bagi mereka yang melanggar pengelolaan hutan
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan
kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan ekosistem air laut dan ekosistem pantai, lebih
banyak disebabkan oleh tangan manusia. Pengerukan pasir pantai, pengrusakan ekositem
hutan mangrove dan pengrusakan terumbu karang di laut merupakan kegiatan-kegiatan
manusia yang mengancam kelestarian ekosistem laut dan ekosistem pantai. Adapun upaya
untuk melestarikan laut dan pantai, dapat dilakukan dengan cara:
Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai
Melarang pengambilan batu karang yang berada di sekitar pantai dan laut
Melarang penggunaan bahan peledak dan racun kimia untuk menangkap ikan
Sponsors Link
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam
sekitar. Terputusnya salah satu rantai makanan dari sitem tersebut akan mengakibatkan gangguan
dalam sebuah ekosistem dan juga mengancam kehidupan seluruh komponen rantai makanan. Oleh
sebab itu kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna diantaranya adalah:
Mendirikan cagar alam. Cagar alam merupakan kawasan hutan untuk melindungi ekosistem
yang ada mulai dari tanah, tumbuhan, hewan serta tempat-tempat bersejarah lainnya.
Contoh: cagar alam Pananjung di Pangandaran, cagar alam Rafflesia di Bengkulu, dan lai-lain
(baca: cagar alam di Indonesia beserta flora dan fauna yang dilindungi)
Mendirikan suaka marga satwa. Suaka margasatwa merupakan suatu kawasan hutan yang
dikhususkan untuk melindungi hewan-hewan di habitat aslinya dan tidak untuk diburu.
Contoh: suaka margasatwa Way Kambas di Lampung, suaka margasatwa Gunung Leuseur di
Aceh, dan banyak lagi (baca: pengertian cagar alam dan suaka margasatwa).
Selain mendirikan cagar alam dan margasatwa perlunya penindakan tegas terhadap para
perburuan liar dan perusakan cagar alam karena hal tersebut diatur dalam undang-undang.
Itualah tadi prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan dan juga
perlu dipraktikan secara berkelanjutan agar kelestarian alam terus terjaga dan seimbang.
22 June,2016 http://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengelolaan-sumber-daya-alam
PENGERTIAN MSDM
II.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM
didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan
semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu
seperti psikologi, sosiologi, dll.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem
perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi
secara lansung sumber daya manusianya.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau
dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan
untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM)
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal
suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer,
namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.
Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang
berhubungan dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber
daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-
tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi.
Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat
menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan
yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan
harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.
Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun
dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.