Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM PERIKANAN & KELAUTAN

GAMBARAN UMUM
Sumberdaya perikanan atau kelautan tergolong sumberdaya yang dapat diperbaharui
(renewable resources), artinya jika sumberdaya ini dimanfaatkan sebagian, sisa ikan yang
(hasil laut) yang tertinggal mempunyai kemampuan untuk memperbaharui dirinya dengan
berkembang biak.
Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak ini akan mempengaruhi ketersediaan
atau stok sumberdaya ikan. Hal ini memberikan pedoman bahwa populasi sumberdaya ikan
tidak boleh dimanfaatkan secara sembarangan tanpa memperhatikan struktur umur dan rasio
kelamin dari populasi ikan yang tersedia. Apabila pemanfaatan secara sembarangan
dilakukan, berakibat pada umur dan struktur populasi ikan yang tersisa mempunyai
kemampuan memulihkan diri sangat rendah atau lambat, berarti sumberdaya ikan tersebut
berada pada kondisi hamper punah.
Kondisi sumberdaya ikan saat ini baik pada level dunia maupun nasional telah berada
pada posisi mengkhawatirkan. Pada tahun 2008, stok ikan laut dunia yang bisa dimanfaatkan
untuk meningkatkan produksi tinggal hanya 15%, sekitar 53% stok sudah termanfaatkan
secara maksimal dan tidak mungkin dieksploitasi lebih lanjut, dan sisanya adalah sudah
overeksploitasi atau stoknya sudah menurun (FAO, 2010). Sementara itu, gambaran
pemanfaatan sumberdaya ikan di seluruh perairan Indonesia yang diterbitkan oleh Komisi
Nasional Pengkajian Stok Sumberaya Ikan tahun 2006 menunjukkan hal yang sama. Untuk
menanggulangi permasalahan krusial menipisnya stok sumberdaya ikan, strategi yang
dilakukan adalah memperkuat pengelolaan sumberdaya ikan agar dapat dimanfaatkan secara
optimal dan berkelanjutan. Dalam rangka memperkuat pengelolaan sumberdaya ikan,
Direktorat SDI menyelenggarakan Apresiasi Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Sumberdaya pesisir dan laut merupakan pendukung penting bagi ekonomi Indonesia
dan sangat penting baik secara nasional maupun dunia karena kekayaan keanekaragaman
hayati. Namun demikian, upaya pengelolaan saat ini belum dapat memenuhi tujuan
perlindungan dan pemanfaatan secara berkelanjutan sumberdaya pesisir dan laut. Kondisi
tersebut utamanya antara lain disebabkan masih kurangnya : (i) pendekatan terpadu dalam
perencanaan dan pengelolaan pesisir dan laut; (ii) data dan informasi yang menjadi dasar
pengambilan keputusan pengelolaan sumberdaya; (iii) transparansi dalam alokasi
sumberdaya; dan (iv) keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya.

PERENCANAAN
Tahapan Perencanaaan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

1. Identifikasi Isu dan Masalah


Tahapan awal dari rencana pengelolaan sumberdaya perikanan yaitu, identifikasi isu
dan masalah, kerusakan ekosistem akibat alat yang tangkap yang tidak ramah lingkungan
seperti bom, penggunaan bom berdampak pada penurunan stok yang ditandai pada
menurunnya hasil tangkapan nelayan, diversitas ikan, dan lain-lain. Salah satu identifikasi isu
dan masalah yaitu, degradasi ekosistem karang yang dapat disebabkan oleh gangguan
antropogenik misalnya kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
Selain itu isu dan masalah dapat diidentifikasi dengan melihat hasil tangkapan pada
beberapa jenis populasi ikan tertentu yang mulai mengalami penurunan berdasarkan data
hasil penelitian.

2. Perumusan Tujuan dan Sasaran


Langkah kedua dalam perencanaan pengeloaan sumberdaya perikanan yaitu
Perumusan tujuan berdasarkan masalah yang diidentifikasi, baik dari bebereapa aspek
misalnya segi ekologi, biologi, social ekonomi, peraturan dan kelembagaan yang berdampak
pada stok dengan tujuan akhir diharapkan bisa menyelesaikan masalah yang ada. Termasuk
kontribusi terhadap sosial ekonomi masyarakat nelayan. Dalam perumusan tujuan dan
sasaran dilakukan secara bersama antara pemegang otoritas dan stakeholders yang ikut dalam
wilayah yang menjadi target untuk pengelolaan termasuk keterkaitan disiplin ilmu ikut dalam
perumusan tersebut. Perumusan tujuan harus dalam bentuk target jangka pendek dan jangka
panjang.
Perumusan tujuan dan sasaran harus berada pada proporsi menjaga keseimbangan
ekosistem/habitat, menjaga kapasitas keberlanjutan, alokasi sumberdaya secara optimal,
mengurangi konflik, terlebih dapat menguntungkan secara ekonomi dan lain sebagainya. Dari
perumusan tujuan ini juga diharapkan dapat meningkatkan produksi, pendapatan, lapangan
kerja, ekonomi, dan keberlanjutan sumberdaya.

3. Pengumpulan Data dan Informasi


Sumber data dan informasi ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui proses pengambilan data secara langsung dilapangan melalui riset,
penelitian, wawancara, dan lain-lain. Sedangkan data sekunder dapat diperoleh melalui data
yang sudah ada pada lembaga-lembaga terkait misalnya dinas kelautan dan perikanan,
perguruan tinggi, perusahaan/industri, dan lembaga swadaya masyarakat.

4. Analisis Data dan Informasi


Analisis data dan informasi menjadi acuan dalam merumuskan rencana pengelolaan
sumberdaya perikanan misalnya untuk mengetahui potensi lestari suatu kawasan perairan
dapat diketahui dengan model Maximum Sustainable Yield (MSY). Dengan model MSY
dapat diasumsikan hasil tangkapan maksimum pada periode tertentu tidak men urunkan hasil
tangkapan periode berikutnya, karena cadangan sisa dapat memulihkan stok. Selain itu MSY
cocok pada spesies tunggal, tapi ada juga menerapkan pada multispesies atau total biomassa
suatu wilayah pengelolaan.
Namun dapat juga dilakukan Optimum sustainable Yield. Konsep OSY pada dasrnya
berdasar pada konsep MSY dengan tujuan lebih luas tidak terbatas pada keberlanjutan
sumberdaya tetapi termasuk keuntungan dan kerugian sosial, ekonomi, ekologi, biologi,
teknologi, hukum, baik pada perikanan komersil maupun rekreasi.

5. Konsultasi,Negosiasi dan Musyawarah


Konsultasi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan memerlukan mekanisme yang
bersifat lintas disiplin dalam mengkaji kebutuhan dan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya
perikanan. Konsultasi, negosiasi dan musyawarah dimulai dari identifikasi masalah,
perumusan tujuan, peraturan, program, perbaikan, dan laporan kondisi dan keragaan
pengelolaan sumberdaya kepada pemberi otoritas.

6. PenetapanAalokasi Sumberdaya
Lewat hasil kajian dan data yang diperoleh, dilakukan alokasi berdasarkan
perimbangan nelayan, potensi sumberdaya, mencegah konflik pengguna sumberdaya dan
alokasi pemanfaatan sumberdaya berdasarkan ruang dan waktu. Dasar dalam penetapan
alokasi sumberdaya berdasarkan potensi lestari model MSY, dimana dapat diasumsikan hasil
tangkapan pada periode tertentu dan tidak menurunkan hasil tangkapan periode berikutnya
karena sisa cadangan dapat memulihkan stok, dengan penetapan alokasi sumberdaya seperti
ini akan lebih optimal dalam menjaga keberlanjutan produksi sumberdaya perikanan.

7. Perumusan Peraturan
Dalam perumusan peraturan pengelolaan sumberdaya perikanan perlu memuat
tentang:
‐ Peraturan pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian.
‐ Peraturan bersifat saling mendukung dan tidak menimbulkan tumpang tindih yang dapat
berdampak pada timbulnya konflik pemahaman stakeholders.
‐ Sifat dan ruang lingkup tugas, hak, kewajiban pengelola, stakeholders, mitra perikanan.
‐ Syarat-syarat input seperti izin penangkapan (jenis alat, jumlah alat, waktu, daerah, ukuran,
subsidi, permodalan. serta syarat-syarat output seperti (ukuran ikan, jumlah tangkapan,
retribusi, pajak hasil tangkapan dan lain-lain.
‐ Rumusan peraturan terdiri dari lebih dari satu alternatif.
Menurut Permendagri No.30 Tahun 2010 (Pasal 4) menyusun perencanaan
pengelolaan sumber daya di wilayah laut:

1. Rencana strategis; memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah di bidang
pengelolaan sumber daya di wilayah laut.
2. Rencana zonasi; meperhatikan potensi yang ada di wilayah laut dan kawasan
konservasi yang ditetapkan pemerintah
3. Rencana pengelolaan; mengelola potensi sumber daya yang ada, dan yang telah atau
belum sama sekali dimanfaatkan daya dukungnya
4. Rencana aksi; melakukan kesepakatan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah

PELAKSANAAN

Menurut UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan


UU No.45 tahun 2009, dan UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah
mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih memperhatikan pelaksanaan pengelolaan
sumberdaya ikan. Selain itu upaya pengelolaan sumberdaya juga harus dilaksanakan untuk
mendorong sinergi pengelolaan antara pusat dan daerah. Pengelolaan perikanan yang tidak
memperhatikan kondisi sumberdaya akan mendorong pada kondisi kritis karena over
eksploitasi. Terutama daerah yang secara ekologis tertekan karena intensitas penangkapan,
maupun karena pengaruh rusaknya lingkungan dan habitat ikan.
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang
telah ditetapkan dan disepakati bersama dengan tetap merujuk pada tujuan dan sasaran yang
dimuat sebelumnya. Setiap daerah memiliki peraturan sendiri dalam mengelola wilayah dan
sumberdaya perikanan berdasarkan otonomi daerah. Dalam pelaksanaan yang bersifat
sustainable perlu adanya monitoring dan evaluasi untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan tujuan dan target yang ditetapkan.
Menurut Permendagri No.30 Tahun 2010 (Pasal 2) pengelolaan sumberdaya di wilayah
laut meliputi:
1. Eksplorasi; kegiatan atau penyelidikan potensi kekayaan sumber daya laut yang
pelaksanaannya didasarkan pada kondisi lingkungannya
2. Eksploitasi; kegiatan atau usaha pemanfaatan sumber daya laut yang pelaksanaannya
harus didasarkan pada daya dukung lingkungannya.
3. Konservasi; melindungi, melestarikan dan pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk mewujudkan pengelolaan secara berkelanjutan.
4. Adaptasi perubahan iklim; mempersiapkan diri dan hidup dengan berbagai perubahan
akibat perubahan iklim, baik yang telah terjadi maupun mengantisipasi dampak yang
mungkin terjadi.
5. Pengaturan administratif
6. Penataan ruang laut; proses penetapan ruang/kawasan yang didasarkan pada sumber
daya yang ada di wilayah laut.
7. Pengelolaan kekayaan laut
8. Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah; dan
9. Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan

Adapun pelaksanaan lainnya yang bisa dilakukan untuk pembangunan sumberdaya


perikanan dan kelautan adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan secara optimal, efisien, dan


berkelanjutan
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan daan pemeliharaan sarana
dan prasarana sumberdaya perikanan dan kelautan
3. Menerapkan kawasan produksi untuk mempermudah pembinaan dan penyediaan
sarana dan prasarana
4. Menerapkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Manajemen Profesional pada
setiap mata rantai usaha bidang perikanan dan kelautan
5. Meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan
6. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan
7. Merehabilitasi ekosistem pesisir, laut, dan perairan daratan
8. Mengembangkan dan memperkuat system informasi kelautan dan perikanan
9. Peningkatan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan
masyarakat pesisir lainnya

PENGAWASAN

Pengawasan sumberdaya perikanan adalah pengawasan prosperity (kesejahteraan),


bukan pengawasan security (keamanan). Pengawasan sumberdaya perikanan merupakan
kegiatan operasional untuk pengelolaan sumberdaya perikanan yang berhasil agar
sumberdaya perikanan tidak rusak karena pemanfaatan sumberdaya perikanan yang
berlebihan (overfishing) atau IUU fishing. Pengawasan sumberdaya perikanan merupakan
pengawasan komprehensif dan terintegrasi dengan sistem Monitoring, Controlling, and
Surveillance (MCS). Latar belakangnya adalah penurunan stok sumberdaya perikanan global,
baik di perairan jurisdiksi negara-negara pantai maupun di laut lepas. Sedangkan sasarannya
adalah sumberdaya perikanan tidak rusak atau overfishing dan dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat nelayan dan peningkatan ekonomi negara
pantai.
Menurut Permendagri No.30 Tahun 2010 (Pasal 31), Menteri Dalam Negri melakukan
pembinaan dan pengawasan atas pengelolaan sumberdaya di wilayah laut yang dilakukan
oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Adapun pembinaan dan pengawasannya meliputi:

1. Percepatan penyusunan perencanaan dan pengelolaan sumber daya di wilayah laut;


2. Pemberdayaan nelayan tradisional dan masyarakat pesisir
3. Pemberdayaan organisasi kemasyarakatan bidang kelautan

Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan dilaksanakan dengan tujuan :

1. Terlaksananya peraturan perundang-undangan secara tertib;


2. Terciptanya keamanan sumberdaya kelautan dan perikanan;
3. Terjaganya kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan;
4. Pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.

Pelaksanaan pengawasan sumberdaya kelautan harus dilaksanakan secara terpadu antara


instansi kelautan dan perikanan dan instansi terkait lainnya dengan melibatkan dan
memberdayakan masyarakat melalui Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat
(SISWASMAS). Untuk efektif dan efisiensi, pelaksanaan pengawasan sumberdaya kelautan
perlu didukung dengan adanya data dan informasi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan
peraturan perundang-undangan yang jelas.
Pengawasan sumberdaya perikanan dilaksanakan pada 4 (empat) dimensi, yaitu sebelum
melakukan penangkapan ikan (before fishing), selama melakukan penangkapan ikan (while
fishing), ketika melakukan pendaratan tangkapan ikan (during landing), dan setelah
pendaratan tangkapan ikan (post landing).
Pengawasan sebelum melakukan penangkapan ikan (before fishing): dilaksanakan di
pelabuhan perikanan oleh pengawas perikanan. Pengawasan ini dilaksanakan dengan
memeriksa kelayakan kapal perikanan, baik secara administrasi dan teknis untuk melakukan
penangkapan ikan. Di sini dilaksanakan pengawasan ketaatan atau kepatuhan kapal perikanan
pada ketentuan pengelolaan sumberdaya perikanan atau peraturan perundang-undangan,
seperti pemeriksaan dokumen perijinan; form logbook untuk memperoleh data tangkapan
ikan; form deklarasi transhipment untuk memperoleh data tangkapan ikan yang dipindahkan
ke atau diterima dari kapal lain; pemasangan dan pengaktifan transmitter untuk pemantauan
aktivitas kapal perikanan di laut; pemeriksaan jenis dan ukuran kapal perikanan; pemeriksaan
jumlah, jenis, dan ukuran alat tangkap pada kapal perikanan; area fishing ground; dan lain-
lain. Jika kapal perikanan tidak layak atau tidak patuh pada ketentuan peraturan perundang-
undangan atau pengelolaan sumberdaya perikanan, maka kapal perikanan tidak diberi surat
laik operasional dan tidak diperbolehkan berangkat melakukan penangkapan ikan.
Pengawasan selama melakukan penangkapan ikan (while fishing): dilaksanakan di laut
dengan menggunakan sistem pemantauan kapal perikanan (vessel monitoring system/VMS)
dan kapal patroli. Ke mana kapal perikanan berangkat, di mana kapal perikanan melakukan
penangkapan ikan, apapun yang dilakukan kapal perikanan di laut, ke pelabuhan perikanan
mana kapal perikanan kembali, transit ke pelabuhan perikanan lain, melakukan pendaratan
tangkapan ikan akan dipantau melalui VMS. Sehingga akan diketahui di mana kapal
perikanan melakukan pendaratan atau transhipmen tangkapan ikan.
Pengawasan ketika melakukan pendaratan tangkapan ikan (during landing) dilakukan di
pelabuhan perikanan. Pengawasan ini dilaksanakan dengan skema dokumentasi tangkapan
(scheme documentation catch) atau logbook untuk memperoleh data tangkapan ikan kapal
perikanan dan inspeksi pelabuhan (port inspection) untuk memeriksa tangkapan ikan yang
didaratkan pada pelabuhan perikanan bukan merupakan hasil IUU fishing. Skema
dokumentasi tangkapan/logbook dan inspeksi pelabuhan harus didukung dengan data atau
informasi aktivitas kapal perikanan di laut. Tangkapan atau produk perikanan yang bukan
hasil IUU fishing yang dapat diperdagangkan ke pasar global. Tangkapan atau produk
perikanan hasil IUU fishing akan dicegah masuk ke pasar.
Pengawasan setelah pendaratan tangkapan ikan (post landing) dilakukan ketika
pendistrtibusian tangkapan ikan ke lokasi lain atau ekspor ke negara lain dalam perdagangan
produk perikanan. Pengawasan ini dilaksanakan untuk mengawasi tangkapan ikan yang sah
tidak dicampur dengan tangkapan ikan hasil IUU fishing di darat atau laut untuk melegalkan
tangkapan ikan hasil IUU fishing (laundering).

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sdi.kkp.go.id/
http://untuklautku.blogspot.com/2011/03/tahapan-perencanaaan-pengelolaan.html
http://pk2pm.wordpress.com/2010/07/13/permendagri-no-30-tahun-2010-tentang-pedoman-
pengelolaan-sumber-daya-di-wilayah-laut/
http://mukhtar-api.blogspot.com/2011/05/pengawasan-sumberdaya-perikanan.html
http://diskanlut.jabarprov.go.id/index.php?mod=manageMenu&idMenuKiri=437&idMenu=3
66
Posted by Theresia Juliana Sihombing jam 1:54 PM Thursday, October 13, 2011
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Pengelolaan sumberdaya alam merupakan pengelolaan lahan, air, tanah, tumbuhan, dan
hewan, dengan fokus terutama pada pengelolaan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia,
baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang (Anonim, 2010).
Pengelolaan sumberdaya alam berkaitan dengan interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Hal itu mencakup rencana penggunaan lahan, pengelolaan air, konservasi
keanekaragaman hayati, dan industri keberlanjutan, seperti pertanian, pertambangan,
pariwisata, perikanan, dan kehutanan. Itu menunjukkan bahwa manusia dan mata
pencahariannya masih bergantung pada kesehatan dan produktivitas lingkungan (Anonim,
2010).
1. Pengelolaan Sumberdaya Alam pada Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dan strategis, bukan hanya pada
sektor pada sektor ekonomi tapi juga pada sosial dan politik (Sutikno, 2006).
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara selama pemerintahan Orde Baru, disebutkan
bahwa prioritas pembangunan nasional adalah pada sektor pertanian (Kuncoro, 2002). Upaya-
upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian antara lain
melalui peningkatan teknologi, penambahan input, maupun melalui kebijakan-kebijakan
pemerintah (Sutikno, 2006).
Di Indonesia, peningkatan teknologi ditunjukkan dengan adanya revolusi hijau pada
tahun 1960-1970-an. Perkembangan revolusi hijau terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi
atau hubungan yang erat antara pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Menurut Tlyy
(dalam Sutikno, 2006) perkembangan teknologi pada sektor pertanian meliputi proses
mekanisasi dan penemuan varietas unggul.
Sumberdaya atau input yang digunakan dalam produk pertanian biasanya dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut (Sutikno, 2006).

a. Sumberdaya internal (internal resources), sumberdaya ini merupakan sumberdaya


yang berasal dari alam, seperti tanah, air, dan bibit.
b. Sumberdaya eksternal (external resources), sumberdaya ini merupakan sumberdaya
yang berasal dari luar atau selain sumberdaya alam, seperti traktor, pupuk, pestisida,
dan bahan kimia lainnya.
Selain penggunaan teknologi dan penambahan input untuk meningkatkan produksi
sektor pertanian, didukung pula oleh peran pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya. Di
Indonesia, perkembangan sektor pertanian diawali dengan program intensifikasi pertanian
(Sutikno, 2006).
2. Pengelolaan Sumberdaya Alam pada Sektor Pertambangan
Tujuan pengelolaan sumberdaya alam pada sektor ini adalah untuk mencapai
optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral, batubara, panas bumi dan air tanah melalui
usaha pertambangan dengan prinsip good mining practice. Beberapa kegiatannya antara lain
sebagai berikut (Anonim, 2012).

a. Penyusunan regulasi, pedoman teknis, dan standar pertambangan mineral dan batubara
panas bumi dan air tanah.
b. Pembinaan dan pengawasan kegiatan penambangan.
c. Pengawasan produksi, pemasaran, dan pengelolaan mineral dan batubara, panas bumi
dan air tanah.
d. Evaluasi perencanaan produksi dan pemasaran mineral dan batubara, panas bumi dan
air tanah.
e. Evaluasi pelaksanaan kebijakan program pengembangan masyarakat di wilayah
pertambangan.
3. Pengelolaan Sumberdaya Alam pada Sektor Perikanan
Pengelolaan sumberdaya alam pada sektor perikanan bertujuan untuk mengelola dan
mendayagunakan potensi sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara optimal, adil,
dan lestari melalui keterpaduan antar berbagai pemanfaatan sehingga memberikan kontribusi
yang layak bagi pembangunan nasional, pembangunan daerah, dan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Beberapa kegiatan pokoknya antara lain sebagai berikut (Anonim, 2012).

a. Perumusan kebijakan dan penyusunan peraturan dalam pengelolaan sumberdaya laut,


pesisir, dan pulau-pulau kecil secara terintegrasi.
b. Pengelolaan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara efisien, dan lestari
berbasis masyarakat.
c. Pengembangan sistem MCS (monitoring, controlling, and surveillance) dalam
pengendalian dan pengawasan, termasuk pemberdayaan masyarakat dalam sistem
pengawasan.
d. Penataan ruang wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil sesuai dengan daya dukung
lingkungannya.
e. Percepatan penyelesaian kesepakatan dan batas wilayah laut dengan negara tetangga,
khususnya dengan Singapura, Malaysia, Filipina, Papua New Guinea, dan Timor Leste.
4. Pengelolaan Sumberdaya Alam pada Sektor Kehutanan
Pengelolaan sumberdaya alam pada sektor kehutanan yang dilakukan oleh pemerintah
ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi hutan secara lebih efisien, optimal, adil, dan
berkelanjutan dengan mewujudkan unit-unit pengelolaan hutan produksi lestari dan memenuhi
kaidah sustainable forest management (SFM) serta didukung oleh industri kehutanan yang
kompetitif. Beberapa kegiatan pokok yang tercakup dalam program ini antara lain sebagai
berikut (Anonim, 2012).

a. Penetapan kawasan hutan.


b. Penetapan kesatuan pengelolaan hutan khususnya di luar Jawa.
c. Penatagunaan hutan dan pengendalian alih fungsi dan status kawasan hutan.
d. Pembinaan kelembagaan hutan produksi.
e. Pengembangan sertifikasi pengelolaan hutan lestari.
f. Pengembangan hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungannya.
g. Konservasi sumber daya hutan
Pengelolaan sumberdaya alam juga kongruen dengan konsep pembangunan
berkelanjutan, sebuah prinsip ilmiah yang membentuk dasar untuk pengelolaan lahan
berkelanjutan secara global dan penguasaan lingkungan untuk melestarikan dan menjaga
sumberdaya alam (Anonim, 2010).
Pengelolaan sumberdaya alam khususnya berfokus pada pemahaman ilmiah dan
tekhnik sumberdaya serta ekologi dan daya dukung sumberdaya ini. Pengelolaan lingkungan
juga mirip dengan Pengelolaan sumberdaya alam. Dalam konteks akademik, sosiologi
sumberdaya alam sangat terkait erat dengan lingkungan, namun berbeda dengan pengelolaan
sumberdaya alam. dengan kata lain, pokok perhatian berkisar pada ekologi terapan (applied
ecology) dan lingkungan kehidupan manusia (human environment) (Anonim, 2010).
Ekologi terapan menyangkut kegiatan manusia di bidang pengelolaan sumberdaya
alam, dalam hubungan ini manusia secara langsung terlibat dalam serangkaian langkah
kegiatan yang membawa dampak ekologis. Hal itu dimungkinkan karena manusia
mengendalikan ekosistem dengan cara pengelolaan sumber alamnya yang dapat
menguntungkan ataupun merugikan keadaan ekologi dan tata lingkungannya. Masalahnya kini
berpokok pada pola dan arah pengelolaan ekosistem yang dapat membawa hasil optimal bagi
kehidupan manusia secara terus-menerus atau secara berkelanjutan (Sutikno, 2006).
Penafsiran tentang pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)
diartikan sebagai daya upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi kini tanpa mengorbankan
kebutuhan generasi-generasi mendatang. Dengan kata lain, proses pembangunan harus bisa
berlangsung secara terus-menerus dan sambung-menyambung.
Oleh karena itu, dalam pengelolaan sumberdaya alam harus dilakukan secara hati-hati
dan penuh rasa tanggung jawab agar tidak memberikan dampak pada orang lain, baik untuk
saat ini maupun untuk masa yang akan datang (Sutikno, 2006).
Secara umum, pengelolaan sumberdaya alam yang bertanggungjawab dapat diartikan
sebagai proses pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dengan kebutuhan saat ini tanpa
mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang. Selain itu, dalam proses pengambilan
sampai dengan pengolahannya tidak menimbulkan biaya atau kerugian yang harus ditanggung
oleh orang lain, baik saat ini maupun masa yang akan datang. Menurut Suparmoko (dalam
Sutikno, 2006), kebijakan sumberdaya alam yang bertanggungjawab terhadap generasi saat ini
maupun generasi yang akan datang adalah terdiri dari satu himpunan peraturan serta tindakan
yang berhubungan dengan penggunaan sumberdaya alam untuk membuat perekonomian
bekerja secara efisien serta dapat bertahan dalam waktu yang tak terbatas, tidak menurunkan
pola konsumsi agregat, tanpa tidak dipulihkannya lingkungan fisik yang rusak maupun tanpa
menimbulkan risiko yang besar bagi generasi yang akan datang, tetapi justru sebaliknya akan
membuat generasi yang akan datang lebih sejahtera (Sutikno, 2006).
Menurut Sutikno (2006), dengan merealisasikan sistem pengambilan keputusan di
bidang pengelolaan sumberdaya alam secara partisipatif, transparan, dan akuntabel merupakan
hal yang penting dan strategis untuk mencegah eksploitasi/pengurasan sumberdaya alam dan
kerusakan lingkungan hidup, serta untuk mewujudkan prinsip sumberdaya alam untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang paling lama (antar
generasi) untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable
development).
Salah satu masalah pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah
bagaimana agar kepentingan ekonomi dan lingkungan bisa berjalan. Untuk mengatasinya saat
ini muncul konsep baru, yaitu dengan menggunakan pendekatan standarisasi mutu lingkungan
bagi produsen barang maupun jasa, standarisasi mutu lingkungan tersebut disebut ISO 14000
(Sutikno, 2006).
Untuk menciptakan sistem pengelolaan lingkungan yang baik maka muncul ISO 14000.
Lingkup ISO 14000 mencakup bahan baku dari perangkat dan Sistem Pengelolaan Lingkungan
(SPL) atau Environmental Management System (EMS) (Hale dalam Sutikno, 2006). Seri ISO
14000 ini bisa mendorong atau sebagai alat pendukung ketentuan atau peraturan perundang-
undangan suatu negara. Karena penentuan ambang batas serta tolak ukur kualitas lingkungan,
tingkat pencemaran, atau kadar suatu zat pencemar tetap menjadi wewenang pemerintah yang
bersangkutan, misalnya untuk Indonesia akan disesuaikan dengan SNI (Standar Nasional
Indonesia). Sistem pengelolaan lingkungan mempunyai makna penting dalam membantu suatu
unit organisasi (industri, usaha, dan sebagainya) dalam merumuskan lingkungan yang baik
(Sutikno, 2006).
Seri ISO 14000 dikembangkan dari standar ISO 9000 yang mencakup tiga kualitas
suatu produk untuk dapat memperkuat sistem dalam persaingan, yaitu keunggulan dalam harga,
kualitas, dan pengadaan. Oleh karena itu, ISO 9000 juga mempunyai hubungan erat dengan
manajemen mutu. Sedangkan ISO 14000 ditujukan terutama untuk lebih meningkatkan citra
baik suatu kegiatan bisnis terhadap lingkungan hidup (Sutikno, 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Natural Resource Management. (On-line) http://www.wikipedia.org./natural-


resource-management [diakses tanggal 18 Mei 2012]

Anonim. 2012. Bab 32: Perbaikan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pelestarian Fungsi
Lingkungan Hidup. (On-line) http://www.batan.go.id/ref_utama/rpjm_bab_32.pdf [diakses
tanggal 7 Juni 2012]

Kuncoro, Mudrajad. 2002. Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN

Sutikno & Maryunani. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam. Malang: Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya

Diposkan oleh Amaranthi Andam di 17.48 Kamis, 25 Oktober 2012 Ilmu Lingkungan

http://andam-amaranthi.blogspot.co.id/2012/10/pengelolaan-sumber-daya-alam.html
8 Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Advertisement

Sumber daya alam merupakan semua komponen yang ada alam sekitar yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar dapat bertahan
hidup dan lebih sejahtera. Sumber daya alam memiliki beberapa karakteristik tertentu
sehingga berdasarkan pada karakter tersebut sumber daya alam dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis-jenis suber daya alam, berdasarkan sifat pembaharuan, dan juga
berdasarkan penggunaanya. Sumber daya alam akan benar-benar berguna apabila
pemanfaatanya lebih menyangkut kebutuhan manusia (baca: manfaat sumber daya alam bagi
manusia, alam, dan tumbuhan). Pengelolaan yang kurang menyangkut kebutuhan manusia
disamping akan merusak lingkungan sekitarnya juga akan menjadi bumerang bagi manusia
sendiri.

Maka dari itu dalam pengelolaan sumber daya alam harus berdasarkan prinsip-prinsip
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Berwawasan lingungan artinya
mempertimbangkan kelestarian dan jangan sampai menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. Berkelanjutan artinya pengolahan sumber daya alam jangan sampai terhenti
perlu dilakukan secara terus-menerus.

Cara penggunaan sumber daya alam oleh manusia yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara sebagai berikut:

 Selektif, yaitu memilih, menggunakan, dan mengusahakan sumber daya alam dengan
sungguh-sungguh untuk kepentingan keberlangsungan kehidupan
 Menjaga kelestarian. Untuk memanfaatkan sumber daya alam diperlukan teknologi maju
dan canggih sehingga memungkinkan terpelihara kelestariannya.
 Perlunya penghematan sumber daya alam atau mengurangi bahaya eksploitasi besar-
besaran terhadap pemakaian sumber daya alam agar tidak rusak dan punah.
 Perlunya upaya pembaharuan sumber daya alam hayati seperti reboisasi,
mengembangbiakan flora dan fauna secara modern, penanaman ladang secara bergilir, dan
pengolahan tanah pertanian lahan basah dan lahan kering.

Pengelolaan Sumber Daya Alam

Berikut merupakan contoh konsep lestari dalam pengelolaan Sumber Daya Alam,
diantaranya:

1. Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Bidang Pertanian

Mekanisme pertanian tanpa perhitungan yang tepat dapat menurunkan kesuburan sifat fisik
tanah. Hal ini bisa terjadi karena terjadi kerusakan pada lapisan bagian atas tanah (baca:
jenis-jenis tanah)yang mengandung humus dan dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah
yang disebabkan oleh air. Usaha untuk memperoleh hasil pertanian yang berlimpah dengan
sebuan revolusi hijau. Langkah ini ditempuh insustri pertanian yaitu dengan adanya
perubahan dari petani kecil dengan lahan sempit menjadi petani industri dengan lahan luas.
Aktivitas ini membantu petani kecil yang kehilangan tanah garapan dan pekerjaan.

2. Penggunaan Pupuk Alami atau Pupuk Organik


Penggunaan pupuk organik dalam pertanian merupakan suatu pilihan yang sangat tepat
karena dapat menjaga kelestarian tanah. Kandungan mineral dan zat-zat di dalam produk
pupuk organik sangat cocok untuk menjaga kelestarian tanah. Kandungan mineral serta zat-
zat tersebut tidak mengandung bahan kimiawi, sehingga sangat ramah lingkungan. Kesuburan
tanah yang diberi pupuk organik tidak mudah hilang. Bebeda dengan pupuk kimia, tidak
semua zat dapat diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah, sehingga dalam jangka
waktu yang lama akan mengendap dan akan menyebabkan pencemaran tanah.

3. Penggunaan pestisida seperlunya

sponsored links
Penggunaan pestisida dalam industri pertanian merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk
mencegah serangan hama yang dapat merusak tanaman. Namun, untuk mendukung kelestarian
sumber daya alam, pestisida yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan agar residu yang
dihasilkan tidak begitu banyak dan mengendap dan merusak tanah dan menyebabkannya tidak lagi
subur (baca: tanah subur dan tidak subur).

4. Pengelolaan tanah datar, lahan miring, dan perbukitan

Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan menanam pohon
atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang sudah gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan dengan tanah yang miring posisinya perlu dibangun terasering
atau sengkedan untuk menghambat laju aliran air hujan sehingga dapat mencegah tanah
longsor.

5. Pengelolaan udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan karena setiap organisme bernafas memerlukan
udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk membuat udara tetap layak dihirup adalah:

 Menggalakan penanaman pohon dan tanaman hias di lingkungan sekitar. Tanaman dapat
menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia dan mampu memproduksi oksigen melalui
proses fotosintesis. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembaban udara tetap
terjaga.
 Mengupayakan pengurangan emisi atau gas sisa pembakaran. Asap kendaraan bermotor
dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri dan menjadi penyebab pencemaran udara. Salah satu pencegahannya
adalah menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan serta pemasangan filter
pada cerobong asap.
 Mengurangi dan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer (baca: fungsi atmosfer). Gas Freon yang digunakan untuk pendingin AC atau kulkas
serta yang digunakan dalam kosmetik merupakan salah satu senyawa yang dapat merusak
lapisan ozon.

6. Pengelolaan hutan

Ekspoitasi hutan yang berlangsung secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan penanaman
kembali menyebabkan kawasan ekosistem hutan menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian hutan adalah:
 Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul
 Melarang pembabatan hutan
 Menerapkan sistem tebang pilih
 Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan
 Menerapkan saksi berat bagi mereka yang melanggar pengelolaan hutan

7. Pengelolaan laut dan pantai

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan
kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan ekosistem air laut dan ekosistem pantai, lebih
banyak disebabkan oleh tangan manusia. Pengerukan pasir pantai, pengrusakan ekositem
hutan mangrove dan pengrusakan terumbu karang di laut merupakan kegiatan-kegiatan
manusia yang mengancam kelestarian ekosistem laut dan ekosistem pantai. Adapun upaya
untuk melestarikan laut dan pantai, dapat dilakukan dengan cara:

 Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai
 Melarang pengambilan batu karang yang berada di sekitar pantai dan laut
 Melarang penggunaan bahan peledak dan racun kimia untuk menangkap ikan

8. Pengelolaan flora dan fauna

Sponsors Link

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam
sekitar. Terputusnya salah satu rantai makanan dari sitem tersebut akan mengakibatkan gangguan
dalam sebuah ekosistem dan juga mengancam kehidupan seluruh komponen rantai makanan. Oleh
sebab itu kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna diantaranya adalah:

 Mendirikan cagar alam. Cagar alam merupakan kawasan hutan untuk melindungi ekosistem
yang ada mulai dari tanah, tumbuhan, hewan serta tempat-tempat bersejarah lainnya.
Contoh: cagar alam Pananjung di Pangandaran, cagar alam Rafflesia di Bengkulu, dan lai-lain
(baca: cagar alam di Indonesia beserta flora dan fauna yang dilindungi)
 Mendirikan suaka marga satwa. Suaka margasatwa merupakan suatu kawasan hutan yang
dikhususkan untuk melindungi hewan-hewan di habitat aslinya dan tidak untuk diburu.
Contoh: suaka margasatwa Way Kambas di Lampung, suaka margasatwa Gunung Leuseur di
Aceh, dan banyak lagi (baca: pengertian cagar alam dan suaka margasatwa).
 Selain mendirikan cagar alam dan margasatwa perlunya penindakan tegas terhadap para
perburuan liar dan perusakan cagar alam karena hal tersebut diatur dalam undang-undang.

Itualah tadi prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan dan juga
perlu dipraktikan secara berkelanjutan agar kelestarian alam terus terjaga dan seimbang.

22 June,2016 http://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengelolaan-sumber-daya-alam
PENGERTIAN MSDM
II.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM
didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan
semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu
seperti psikologi, sosiologi, dll.

Unsur MSDM adalah manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem
perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi
secara lansung sumber daya manusianya.

II.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber
daya manusia dalam organisasi.Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja
yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan
menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan,
menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe
(kualitas) yang tepat.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau
dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan
untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
 Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM)
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal
suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer,
namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.
Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang
berhubungan dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber
daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-
tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi.
Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat
menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan
yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan
harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.
Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun
dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

Tinjauan Mengenai Pengelolaan Sumber Daya Manusia


III.1 Konsep Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia dalam istilah lain sering disebut: “personal
management / personal administration / resources administration”. (Umi Sukamti, 1989:4).
Beberapa istilah tersebut dalam bidang pendidikan merupakan salah satu substansi dari
manajemen pendidikan.
Untuk memperjelas konsep pengelolaan sumber daya manusia, perlu kiranya penulis
menampilkan beberapa pandangan dari para pakar sebagai berikut.
Edwin B. Flippo (1984) menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya manusia
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari
pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan
hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan atau sasaran perorangan, organisasi,
dan masyarakat.
Menurut Haneman (1989:2) menyatakan bahwa:“ Personal or human resources
management is a set of organization wide function or activitievnessif employees in the
organization”.
Sedangkan menurut Wayne dan Elias (1981:3) “human resources management is the
attraction, selection, retention, development, and utilization, of human resources in order to
achieve both individual and organization objectives”.
III.2 Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Pengelolaan sumber daya manusia pada dasarnya merupakan deskripsi dari
administrasi atau manajemen pendidikan dengan mengidentifikasikan fungsi-fungsinya
sebagai suatu setting proses administrasi atau manajemen pendidikan yang didesain untuk
saling berkaitan antara tujuan individu maupun organisasi. Menurut Castetter (1981:3) proses
administrasi atau manajemen tersebut meliputi planning, recruitment, selection,
induction, appraisal, development, compensation, bargaining, security, continuity, and
information. Sedangkan Randall (1987:29) mengidentifikasikan fungsi-fungsi tersebut ke
dalam proses sumber daya manusia yang meliputi “planning, staffing, appraising,
compensation, training”.
Dari beberapa definisi dan konsep pengelolaan sumber daya manusia di atas dapat
dipahami bahwa suatu pengelolaan sumber daya manusia merupakan suatu proses yang
berhubungan dengan implementasi indikator fungsi-fungsi pengelolaan atau manajemen yang
berperan penting dan efektif dalam menunjang tercapainya tujuan individu, lembaga, maupun
organisasi atau perusahaan.
Bagi suatu organisasi, pengelolaan sumber daya manusia menyangkut keseluruhan
urusan organisasi dan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu seluruh komponen atau unsur
yang ada didalamnya, yaitu para pengelola dengan berbagai aktifitasnya harus memfokuskan
pada perencanaan yang menyangkut penyusunan staff, penetapan program latihan jabatan dan
lain sebagainya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan jangka pendek dan
jangka panjang dari suatu organisasi tersebut, khususnya yang menyangkut kesiapan sumber
daya manusianya. Alasan lainya adalah bahwa suatu pengelolaan sumber daya manusia dalam
suatu organisasi tidak dapat terlepas dari lingkungan internal maupun eksternal, yang pada
suatu saat akan dapat mempengaruhi keberadaan organisasi tersebut.
Nana maulana http://nanamaulana225-albughury.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-manajemen-
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia &
sumber-daya.html.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Anda mungkin juga menyukai