PENDAHULUAN
budidaya yang diaplikasikan. Selain itu, Rahim (2001) menyatakan bahwa ikan
kuweh sangat respon pada daerah dengan salinitas rendah, memiliki laju pertumbuhan
yang cepat, cukup efisien memanfaatkan pakan, memiliki pertumbuhan yang relative
cepat, dan juga digemari oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.
Banyaknya keunggulan dari ikan kuwe tersebut maka permintaan terhadap ikan
Zat anestesi yang diberikan pada ikanakan bekerja menekan saraf tertentu
sehingga biota menjadi dalam keadaan setengah sadar atau pingsan. Perlunya
animal welfare yang menjadi kajian dalam diskusi panel sekelompok masyarakat
ikan pada sistem tertutup dan pertimbangannya dari aspek kesehatan serta
Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan
industri.Daun pala merupakan salah satu bagian tanaman yang belum banyak
1
termanfaatkan.Rastuti et al. (2013) memaparkan bahwa senyawa yang terkandung
pada daun pala diantaranya alkaloida, triterpenoid, tanin, dan 2 flavonoida.Daun pala
juga mengandung minyak atsiri, senyawa utama minyak atsiri pada daun pala adalah
analgetik pada daun pala ini diduga dapat digunakan sebagai bahan anestesi alami
pada ikan kuweh.Informasi tentang efektivitas ekstrak daun pala sebagai bahan
anestesi untuk ikan kuweh belum tersedia, maka perlu adanya kajian mengenai
Tanaman yang dapat berpotensi sebagai bahan anestesi salah satunya yaitu
tanaman pala, penelitian bahan anestesi menggunakan daun pala sudah pernah
dilakukan, namun penelitian terhadap penggunaan anestesi daun pala pada ikan air
laut terkhususnya ikan kuweh sebelumnya belum dilakukan. Praktek ini diharapkan
menghasilkan informasi anestesi ekstrak kasar daun pala pada ikan kuweh Caranx
sexfasciatus.
Tujuan PKL ini yaitu untuk mengetahui teknikekstrak kasar daun pala
2
1.4 Manfaat PKL
kasar daun pala dengan waktu pembiusan terbaik sebagai bahan anestesi pada ikan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Percoidea
Famili : Carangidae
Genus : Caranx
4
Ikan kuweh tergolong ikan pelagis yang ditemukan di perairan laut dangkal,
terumbu karang dan dapat juga hidup di muara sungai.Ikan kuweh juga tergolong
ikan pemangsa yang memakan ikan-ikan kecil dan hewan-hewan lainnya.Ikan ini
Ikan yang aktif mencari makan pada malam hari ini biasanya memakan jenis ikan
dan krustacea. Ikan ini biasanya memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut: memiliki sirip
punggung berjumlah 9 buah dengan sirip punggung lunak sebanyak 19-22 buah,
memiliki sirip dubur sebanyak 3 buah dengan sirip dubur lunak sebanyak 14-17 buah.
Tubuh berwarna-warni mulai dari hijau muda bagian punggung dan bagian bawah
berwarna putihkeperakan dengan sirip dada melengkung lancip Froese dan Pauly
(2012).
Tanaman pala berasal dari “Malaise Archipel”, yaitu dari gugusan kepulauan
termasuk pulau Jawa.Konon ada bukti yang menggambarkan, bahwa pada saat
perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271
sampai 1295.Ia telah melihat tanaman pala diusahakan para petani. Pembudidayaan
5
Jika dilihat data pada tahun 1971 lalu, luas tanaman pala di Indonesia sekitar
22.809 hektar dengan daerah penyebaran yang terpusat di Sulawesi Utara, Irian Jaya,
Aceh, Jawa barat dan Maluku. Produksi pala (biji dan fuli) setiap tahun terus
memiliki aroma yang khas dan memiliki rendemen minyak yang tinggi (Nurjannah,
2007).
Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman daerah tropis yang memiliki
yang normal, tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan tinggi batang 10
6
Klasifikasi tanaman pala adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
kuningan buah ini apabila masak terbelah dua.Garis tengah buah berkisar antara
3-9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai
bulat, panjangnya berkisar antara 1,5-4,5 cm dengan lebar 1-2,5 cm. Kulit biji
berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna
Pertanian, 1986).
Daun (Myristica fragrans Houtt) Pala berbentuk bulat telur, pangkal dan
muda(Sunanto 1993). Jenis daun pala yang digunakan yaitu pala jantan. Daun
yang dipetik untuk dijadikan bahan anestesi pada penelitian ini yaitu 3 hingga 4
helai dari pucuk, berwarna hijau mengkilap, bentuk ujung daun tajam, tekstur
7
daun sedikit kaku, tepi daun lurus. Panjang rata rata daun yaitu 3,27 cm, lebar
rata-rata daun yaitu 7,99 cm. Daun pala yang telah jatuh dan mengering memiliki
rata-rata panjang 2,86 cm dan lebar 7,3 cm. Hasil analisis daun pala menunjukkan
bahwa kadar myristicin (senyawa utama minyak atsiri pala) pada tanaman pala
jantan lebih tinggi hampir tiga kali lipat daripada tanaman pala betina dan
tanaman pala monoecious. Kadar myristicin pada pala jantan rata-rata adalah
3,52%, Pala betina 1,05%, dan monoecious 0,97% (Puslitbang Perkebunan 2014).
hydrocarbons (61 - 88% seperti alpha pinene, beta pinene, sabinene), asam
Pada arillus terdapat minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati.Pada
bijinya terdapat minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim
lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat.Kulit buah
mengandung minyak atsiri dan zat samak. Setiap 100 g bunga kira-kira
fosfor 0,1 g, zat besi 13 mg. Warna merah dari fulinya adalah lycopene yang sama
8
BAB III
3.2.1 Alat
Table 1. Alat
ikan kuweh
benih sebelum
eksperimen
9
6. Thermometer 1 Mengukur suhu air
praktikum
praktikum
9. Kamera Dokumentasi
pala
Pala
3.2.2 Bahan
Tabel 2. Bahan
Kuweh
10
3.3 Prosedur PKL
Pemingsanan dengan
konsentrasi
Ekstrak 3%, dan 5%
11
Pengamatan Tingkah Laku Ikan
selama Proses Pemingsanan
gram, dan 50gram dengan volume air 1 L. Tahapan pendahuluan PKL berupa
persiapan dan seleksi benih yang diaklimatisasi dan diberok selama 24 jam
Penentuan konsentrasi terbaik dari ekstrak kasar daun pala ini masing-
masingmenggunakan tiga ekor benih ikan kuweh dengan panjang per ekor
antara7-9 cm. Ikan kuweh diperoleh dari pembudidaya yang terletak di teluk
ambon bagian dalam (TAD) Desa waiheru perumnas, yang kemudian di pelihara
dandiberi makan ikan rucah. Ikan kuwe yang dipelihara di akuarium BDP
baru, kemudian ikandimasukkan ke dalam ekstrak kasar daun pala volume 100 ml
12
per masing masing ekstrak dengan konsentrasi yang telah ditentukan yaitu 3%,
aerasi penuh. Pencatatan waktu pingsan dan waktu sadar (recovery time).
3.4.1 Dokumentasi
13
BAB IV
4.1 Hasil
KH = ∑B / ∑Ax 100 %
= 9 / 10 x 100%
= 90
Suhu 28o c
Do 5 ppm
Ph 8
4.2 Pembahasan
Ikan kuweh yang diukur panjangnya memiliki kondisiyang baik dan tidak cacat
fisik bila dilihat dari tingkah laku dan ciri fisik ikan tersebut. Hal tersebut ditunjukkan
dengan tampilan ikan yang sangat segar dan tidak pucat, gerakan renang yang agresif,
posisi tubuh tegak dan kokoh, serta sangat responsif jika terdapat rangsangan dari
luar.
14
Daun pala yang digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, dan
diekstraksi menggunakan pelarut air. Daun pala yang telah bersih di keringkan
dengan suhu ruangan hingga kering kemudian ditimbang sebanyak 30, dan 50 g
menggunakan blender dengan ditambahkan pelarut berupa air (1000 mL) hingga
saringan. Ekstrak kasar daun pala yang diperoleh dengan konsentrasi 3%, dan 5%
kuweh.
4.2.1 Konsentrasi Terbaik Ekstrak Kasar Daun Pala terhadap Ikan Kuweh
Konsentrasi ekstrak daun pala yang digunakan adalah 3%, dan 5% Masing-
masing konsentrasi diaplikasikan pada 5 ekor ikan dengan kondisi yang sama.
Waktu pingsan ikan dihitung mulai dari menit ke-0 hingga ikan pingsan.Waktu sadar
sebagai bahan anestesi yang diujikan pada ikan kuwehl yaitu 3%, dan 5%.
Pengamatan terhadap tingkah laku ikan selama proses pemingsanan dilakukan setiap
satu menit, dimulai dari menit ke-0 sampai ikan tidak sadar (pingsan). Hasil
konsentrasi ekstrak.
15
Tabel 4.Hasil pengamatan terhadap perubahan tingkah laku ikan kuweh
Pingsan (0,49)*
pingsan (1,20) *
(menit) 3 5
0-1 Ikan mulai sadar dan naik Ikan tak sadar berada pada dasar
kepermukaan wadah
16
1-3 Gerakan ikan mulai ikan mengepak-ngepak, mulai
3-6 Gerakan mulai lincah dan Gerakan ikan dan pernapasan mulai
Sadar (5,43)*
Sadar (7,56) *
ekstrak daun pala maka waktu pingsan semakin cepat dan waktu sadar semakin
lama. Hal ini dapat terjadi karena tingginya kadarbahan anestesi yang masuk ke
dalam tubuh ikan, semakin tinggikonsentrasi yang diberikan maka waktu sadar
akan semakin lama, karena ikan membutuhkan waktu yang lebih lama pula untuk
mengeluarkan atau membersihkan bahan anestesi dari dalam tubuhnya. Hal ini
ditunjang oleh hasil penelitian Ilhami et al. (2015) yang melaporkan bahwa
pemingsanan ikan semakin cepat karena jumlah kandungan senyawa aktif yang
terserap pada tubuh ikan lebih banyak. Yanto (2009) menyatakan bahwa
pemberian anestesi yang terlalu banyak akan menyebabkan waktu pemulihan yang
17
semakin lama. Respon yang diberikanikan selama perlakuan pemingsanan akan
Ekstrak daun pala ini sangat berpengaruh terhadap pemingsanan ikan, hal
ini diduga karena adanya senyawa utama minyak atsiri pada daun pala, yaitu
Senyawa ini merupakan agen yang bersifat halusinogen dan toksik yang dapat
menyebabkan kercunan pada dosis yang berlebih (Lutony dan Rahmayati 1999).
Kandungan kimia bagian tumbuhan pala pada biji dan daunnya mengandung
polifenol. Biji dan buahnya juga mengandung saponin dan daunnya mengandung
menghindari stress. Ikan dapat menyerap bahan anestesi melalui jaringan otot,
saluran pencernaan dengan cara injeksi atau melalui insang. Saskia et al. (2013)
kerusakan pada beberapa organ seperti insang, syaraf, ginjal, otak, stress
Kematian tersebut diduga bahan anestesi yang larut dalam air akan mengakibatkan
18
4.2.3 Kelulusan hidup
kasar daun pala dilakukan menggunakan dosis 3%dan 5 %. Dan tingkat kelulusan
hidup pada setiap dosis yang berbeda sangatlah baik, dengan tingkat kelulusan hidup
100%. namun tidak menutup kemungkinan jika dosisnya terlampau tinggi bisa saja
menyebakan ikan tersebut mati. Hal ini menunjukan bahwa semakin rendah dosis
ekstrak kasar daun pala yang digunakan maka kelangsungan hidup uji akan tinggi
Hasil terbaik yang diperoleh dari pengujian konsentrasi ekstrak kasar daun
pala adalah 3%. Dari hasil dari pungujian uji konsentrasi ekstrak kasar daun pada
ikan kuweh menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun pala 5% memiliki waktu
pingsan dan sadar yang berbeda nyata dengan ekstrak daun pala 3%. Karena Ekstrak
daun pala 5% memiliki tinggi konsentrasi yang menyebabkan salah satu dari lima
benih ikan kuweh mengalami kematian, sehingga ekstrak daun pala 3% dianggap
19
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari PKL yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, Perlakuan terbaik ekstrak
kasar daun Pala yaitu 3% dengan suhu 28 ºC. Kelangsungan hidup ikan benih ikan
Kuweh tertinggi saat disimulasikan yaitu sebesar 100% dalam waktu 5 menit.
5.2 SARAN
Dalam kegiatan praktek kerja lapangan kali ini dapat disarankan bahwa harus
mengetahui konsentrasi yang paling efektif agar dapat memperoleh hasil pembiusan
dan kelulusan hidup yang baik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang efektifitas ekstrak kasar Daun Pala pada ikan Kuweh Caranx sexfasciatus.
20