Anda di halaman 1dari 39

DANAU

• Danau merupakan suatu badan air yang


menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan
meter persegi.
• Danau adalah sebuah cekungan di muka
bumi, dimana jumlah air yang masuk
lebih
besar dari jumlah air yang keluar.
• Danau dicirikan dengan arus yang
sangat lambat (0,001 – 0,01 m/det) atau
tidak ada arus sama sekali
 Terbentuknya danau dapat diakibatkan
karena letusan gunung api, gerakan
tektonik atau tersembatnya jalan air
oleh endapan.
 Selain itu, danau dapat juga terjadi
karena sengaja di buat atau sebagai
akibat dari usaha pertambangan.
Jenis Danau Ditinjau Dari Genesanya

No Tipe/genenis danau Contoh


1 Danau Tektonik Danau Matano, Poso di Sulawesi
Danau Toba, Maninjau, Kerinci di
2 Danau Tektono - Volkanik
Sumatera
Danau Tiga Warna (NTT), segara
3 Danau Vulkanik
Anak ( NTB)
G. Kelud (Jatim), Galunggung
4 Danau Kawah
(Jabar)
5 Danau Kaldera Danau Batur di Bali
6 Danau Sesar - Lingkar Kaldera Danau Bratan - Buyan di Bali
Danau Semayang, Melintang
7 Danau Paparan banjir
Kalimantan
8 Danau Oksbow Danau Teluk,Jambi
Danau Sentani, Ranau, Bandung
9 Danau Longsoran
purba
10 Danau Pelarutan Danau Paniai, Dolina di Biak
11 Danau Moraing/gletser Danau Eizberg, di Papua
12 Danau Sisa Galian Danau Kolong di Bangka
• Danau yang terletak di pulau Kakaban tidak
Danau Air Laut seperti danau-danau pada umumnya. Pada
mulanya danau itu merupakan laguna dari
sebuah atol, yang terbentuk dari karang
lebih dari 2 juta tahun yang lalu. Pada jaman
itu telah terjadi proses pengangkatan
selama beberapa ribu tahun, yang membuat
terumbu karang di sekelilingnya naik di atas
permukaan laut. Lima kilometer persegi air
laut terperangkap di dalam pematang
dengan ketinggian 50m, menjadikan area
tersebut danau air laut. Danau tersebut
dikelilingi oleh pohon-pohon bakau dan
disekeliling pulau itu sendiri tertutup oleh
pepohonan yang lebat. Bagian garis pantai
Pulau Kakaban yang menghadap laut
dikelilingi oleh terumbu karang yang
menurun curam.
Danau Vulkanik

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran luas 100km
x 30km di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di tengah danau ini
terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Setelah letusan supervolcano (gunung berapi super), terbentuk


kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang
dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum
keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Fungsi
Beberapa fungsi danau secara ekosistem antara lain :
a. sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang
bahan genetik;
b. sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang
penting,
c. sebagai sumber air yang dapat digunakan lang sung oleh masyarakat
sekitarnya (rumahtangga, industri dan pertanian);
d. sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan,
aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah
tanah;
e. memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat
mempengaruhi kelembaman dan tingkat curah hujan setempat;
f. sebagai sarana transportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian
dari tempat satu ke tempat lainnya;
g. sebagai penghasil energi melalui PLTA;
h. sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.
 Badan air di danau umumnya cukup
dalam sehingga cahaya matahari
tidak merata. Akibatnya terjadi
STRATIFIKASI atau lapisan suhu di
badan air, yang mempengaruhi
penyebaran suhu dan unsur hara.
Secara horizontal, danau dibagi menjadi litoral, dan
limnetik/pelagic.
• a. Daerah litoral merupakan daerah tepian danau
tempat fluktuasi air terjadi. Batas atas zona ini adalah
permukaan air pada saat pasang paling tinggi dan
batas bawahnya merupakan batas di saat air surut
paling rendah. Zona litoral ditandai dengan tumbuhnya
berbagai tumbuhan air mencuat yang toleran terhadap
perubahan kondisi basah dan kering.

• b. Daerah limnetik/pelagic merupakan danau di bagian


tengah yang senantiasa tergenang oleh air dan
merupakan permukaan air yang terbuka. Hanya
tumbuhan air yang mengapung bebas atau tenggelam
yang mungkin hidup di daerah ini.
• Berdasarkan kedalaman dan penetrasi cahayanya,
danau yang dalam mungkin terbagi menjadi
beberapa zona secara vertikal sebagai berikut :

• Zona fotik merupakan bagian dari danau tempat


cahaya matahari masih mampu menembus dan
intensitasnya masih cukup untuk proses
fotosintesis. Di zona inilah pada umumnya
tumbuhan dan fitoplankton paling banyak hidup.
• Zona afotik merupakan bagian danau yang lebih
dalam, tempat yang tidak mendapat cahaya, atau
intensitas cahayanya tidak cukup lagi untuk
proses fotosintesis.
Berdasarkan temperatur airnya, danau dapat
dibagi menjadi beberapa zona yaitu :
• Epilimnion, yang terletak di kolom air di
bagian atas, perairannya cukup seragam
hangatnya, mengalami sirkulasi dan berarus.
• Hypolimnion, yang terletak di bagian bawah
yang dalam, dingin dan relatif tidak ada arus.
• Metalimnion, yang terletak di antara keduanya
tempat terjadinya perubahan temperatur yang
cukup mendadak dalam badan air tersebut.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya,
yaitu sebagai berikut :
• Danau Oligotropik, danau dengan kadar hara rendah, biasanya memiliki
perairan yang dalam, dengan bagian hipolimnion lebih besar dibandingkan
dengan bagian epilimnion. Semakin dalam danau tersebut semakin tidak
subur, tumbuhan litoral jarang dan kepadatan plankton rendah, tetapi
jumlah spesiesnya tinggi. Di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang
tahun.
• Danau Eutropik, danau yang memiliki perairan yang dangkal, tumbuhan litoral
melimpah, kepadatan plankton lebih tinggi, sering terjadi blooming alga
dengan tingkat penetrasi cahaya matahari umumnya rendah.
• Danau Mesotrofik, danau dengan kadar nutrien sedang, juga merupakan
peralihan antara kedua sifat danau eutrofik dan danau oligotrofik.

• Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya


materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat
dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan
pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan
buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi
ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan
yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan
unsur hara di danau seperti ini disebut "eutrofikasi".
 Dimictic : sirkulasi air terjadi pada dua
musim
 Monomictic dingin : suhu air tidak pernah
lebih tinggi dari 4oC (daerah kutub),
teraduk pada musim panas
 Monomictic hangat : suhu air tidak pernah
lebih rendah dari 4oC (daerah
subtropika), satu periode sirkulasi di
musim dingin
 Polymictic : sirkulasi air terus menerus
terjadi
 Oligomictic : Sirkulasi air jarang atau
amat lambat terjadi
 Meromictic : terdapat stratifikasi
secara permanen, umumnya sebagai
hasil dair perbedaan kimiawi air pada
daerah hipolimnion dan epilimnion
Stratifikasi suhu pada tiap musim
Pada musim semi (spring), setelah es mencair, umumnya pada
permukaan hingga dasar danau memiliki suhu yang sama. Angin
membantu sirkulasi dan mencapur air di danau. Air permukaan
ditekan hingga dasar dan air dasar terangkat hingga permukaan.
Sirkulasi ini sangat penting karena memberikan kandungan
oksigen yang banyak ke dasar air.
• Pada saat suhu air naik, matahari mulai memanasi danau.
Penyerapan radiasi matahari akan berkurang sejalan dengan
bertambahnya kedalaman. Air yang hangat memiliki densitas
yang rendah dibandingkan dengan air dingin. Bagian yang
hangat dinamakan epilimnion, sedangkan yang dingin disebut
hypolimnion. Kedua bagian ini dipisahkan oleh lapisan dimana
terjadi perubahan suhu secara mendadak yang disebut
termoklin (metalimnion).
 Selama musim panas (summer), daerah
epilimnion kaya nutrien yang didukung oleh
daerah dasar air. Pertumbuhan alga baik pada
daerah ini.
 Selama musim panas, daerah dasar air kekurangan
oksigen. Respirasi hewan dan bakteri mengurangi
pasokan oksigen pada dasar danau. Alga yang mati
akan turun ke dasar danau dan diurai oleh bakteri.
Proses penguraian tersebut membutuhkan
oksigen. Jika akumulasi alga yang mati lebih cepat
dari proses penguraian , maka akan terjadi deposit
sedimen. Jika tidak ada percampuran massa air
maka hal ini mulai mengurangi ketersediaan
nutrien di daerah epilimnion.
• Memasuki musim gugur (autumn) dan suhu turun, kedalaman
daerah epilimnion akan berkurang, hal ini akan
menghilangkan stratifikasi danau. Saat musim ini, perairan
danau memiliki suhu yang seragam (sekitar 4oC). air
permukaan secara langsung akan kontak dengan air bagian
bawah (cold air), akan lebih dingin dari air dibawahnya.
Oksigen dan nutrien akan mengisi kembali kolom air di danau.
• Pada saat musim dingin (winter), perairan permukaan akan
berangsur-angsur dingin hingga suhu dibawah 4oC. pada saat
suhu permukaan mencapai 0oC, es akan menutupinya. Selama
musim ini, es akan mencegah proses percampuran massa air
oleh angin, sehingga akan terjadi stratifikasi.
 a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan
makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang
berupa bahan organik dari bahan anorganik
dengan bantuan energi seperti matahari dan
kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai
produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
Dengan demikian produsen merupakan sumber
energi utama bagi organisme lain,yaitu
konsumen.
 b.Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan
tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur,
dan mikroba. Berdasarkan jenis
makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai
berikut;
a) Pemakan tumbuhan [herbivora] :
kambing,kerbau,kelini dan sapi.
b) Pemakan daging [karnivora] : harimau,burung
elang,dan serigala,
c) Pemakan tumbuhan dan daging [omnivora] :
ayam,itik, dan orang hutan.
 c.Pengurai (decomposer).
Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang
menguraikan zat-zat organic (dari bangkai) menjadi
zat-zat organik penyusunnya.
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.
Jika kelompok ini tidak ada, kita akan melihat
sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang
mati tetap utuh selamanya.
 d.Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan
kimia yang terdiri dari tanah, air, udara,
sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan
medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup.
 • Tanah.
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem
meliputi tekstur, kematangan, dan kemapuan menahan
air.
• Air.
Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan
makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral
air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
• Udara.
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa
gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi
makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen
merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan
makhluk hidup.
• Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi
utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun
demikian, penyebaran cahaya di bumi belum
merata. Oleh karena itu, organisme harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
• Suhu atau temperatur.
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu
optimum untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.
a. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di danau biasanya bersel
satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa
alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel
hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.
Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar
(akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang
hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama
dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
b. Adaptasi hewan
Ekosistem danau dihuni oleh berbagai organisme.
Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem danau,
misalnya salah satunya seperti ikan, dalam mengatasi
perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
PRODUSEN : terdiri dari dua
tipe yaitu tanaman yang berakar
(tanaman bentik) dan tanaman
hijau mengapung (fitoplankton)

Zona vegetasi tersembul : tanaman berakar yang bagian alat


fotosintesa muncul diatas permukaan air. Jadi karbondioksida
untuk menghasilkan makanan diambil dari udara tetapi bahan
mentah yang lain diambil dari bawah permukaan air. Contoh :
Typha spp., Scirpus spp, Sagittaria spp., Sparganium spp.,
Eleocharis spp. dan Pontederia spp. Tanaman ini menyembul
bersama-sama dengan tanaman yang tumbuh di tempat yang
lembab dan membentuk rantai penting yang menghubungkan
lingkungan darat dan air. Tanaman ini digunakan sebagai
makanan dan tempat perlindungan bagi amfibi.
 Zona tanaman berakar dengan daun yang mengapung. Teratai
(Nymphaea kira-kira 4 jenis) merupakan tanaman yang
biasanya dijumpai pada zona di sebagian Amerika Serikat
Bagian Timur. Zona ini serupa dengan zona vegetasi yang
tersembul secara ekologis tetapi permukaan fotosintesa
berbentuk horizontal sehingga mengurangi penetrasi cahaya
dalam air, bagian bawah daun memberikan tempat istirahat
dan tempat meletakan telur bagi beberapa binatang.
Biasanya tanaman berakar membentuk zona melingkar pada
zona litoral suatu ekosistem danau.
 Zona vegetasi terendam : tanaman berakar yang seluruhnya
atau sebagian besar terendam. Daun cenderung tipis dan
terbelah-belah halus dan beradaptasi untuk pertukaran
nutrisi dengan air. Marga Potamogetonaceae (Ruppia,
Zannichellia) biasanya dominan di zona dan merupakan salah
satu marga yang terbesar (kira-kira 65 jenis) dari tanaman air
yang berakar.

Zannichellia palustris
a. Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti
gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air,
misalnya ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang
di permukaan air atau bertempat pada permukaan air,
misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya eong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar
atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat)
atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
 Produsen
Tumbuhan alga dan fitoplankton adalah
produsen makanan  mampu berfotosintesis
Tumbuhan alga berupa tanaman, umumnya
berwarna hinaju dan melekat di bebatian atau
dasar danau yang masih terkena sinar matahari
Fitoplankton hidup melayang-layang di air
(sianobakteri, diatom dan dinoflagelata)
 Zooplankton adalah hewan air yang kecil
seperti kutu air dan rebon, memakan
fitoplankton  konsumen I
 Ikan kecil dan beberapa zooplankton
(larva capung, berudu dan lalat kadas 
konsumen II
 Hewan karnivora (ular air, katak, mamalia
kecil, urang, ikan) dan omnivora seperti
burung mandar  konsumen III
 Predator (elang, bangau, ikan besar) 
konsumen teratas
 Fungsinya merombak bangkai hewan yang telah
mati, dedaunan dan tumbuhan yang gugur di
danau dipecah menjadi zat hara yang berguna
bagi produsen (cacing dan bakteri)
Diatom Kutu air Larva capung Ikan kecil

pengurai bangau Ikan besar


Tanaman berakar yang muncul, mengapung, dan terbenam di daerah litoral. 1. Typha, 2.
Scirpus, 3. Sagittaria, 4. Nymphaea, 5. Potamogeton diversifolia, 6. P. pectinatus, 7. Chara
• Pada zona litoral ini juga terdapat ganggang
seperti: diatoamae (Bacillariaceae), ganggang
hijau (Chlorophyta), ganggang biru-hijau
(Cyanophyta)
• KONSUMEN : zona litoral merupakan daerah
yang dihuni lebih banyak jenis binatang
dibandingkan zona lainnya.
Contoh beberapa binatang daerah litoral
di danau dan kolam

Lymnaea columella Mideopsis


Notonecta
Triaenodes ignitus

Culex pipiens Ranatra


Contoh beberapa zooplankton di danau dan kolam

Macrocycplops Asplanchna

Notholca Daphnia

Anda mungkin juga menyukai