Anda di halaman 1dari 15

1

A. Komunikasi Sel
Seluruh makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup sendiri. Mereka membutuhkan satu
sama lain untuk mempertahankan hidupnya. Bertahan hidup tidak hanya dengan cara berburu
dan memperoleh makanan, tetapi lebih dari itu, yaitu komunikasi. Cara yang digunakan oleh sel
untuk berkoordinasi dengan sel yang lain disebut komunikasi sel.
Komunikasi sel adalah proses penyampaian informasi sel dari sel pensinyalan menuju ke
sel target untuk mengatur perkembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi
pertumbuhan dan pembelahan serta mengkordinasikannya menjadi aktifitasnya.
Organisme bersel tunggal (uniselular) dan organisme bersel banyak (multiselular) dapat
melakukan komunikasi sel melalui sinyal tertentu yang dipancarkan oleh sel. Contoh
sederhananya adalah manusia. Manusia merupakan multiselular yang memiliki triliunan sel. Sel
yang berjumlah triliunan tersebut harus berkomunikasi satu sama lain untuk mengoordinasikan
aktivitasnya agar manusia dapat tumbuh dan berkembang dari pertemuan sel telur dengan sel
sperma hingga meninggal.
Adapun, jenis-jenis komunikasi sel
1. Komunikasi Antar Sel (Intercellular signaling)
Sistem penghantaran informasi atau signal dari sel yang satu ke sel yang lain atau di dalam sel
itu sendiri untuk melakukan aktivitas dan fungsi koordinasi.
2. Komunikasi Dalam Sel (Intracellular signaling)
Kelangsungan hidup sel atau organisme, homeostasis sel normal, perkembangan dan pembelahan
sel, perbaikan jaringan, sistem imunitas.
Di samping itu, mereka juga mempunyai cara atau metode tersendiri dalam
berkomunikasi, terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:
a. Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi
ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang
sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang
dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal
listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam
sitoplasma kedua sel yang berhubungan.

2
b. Komunikasi Lokal
Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke
cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal
parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin). Seperti sel khamir, sel dalam organisme
multiselular biasanya berkomunikasi melalui pembawa pesan kimiawi dengan sel target yang
mungkin tepat berada di sebelah sel tersebut atau mungkin juga tidak sel hewan maupun sel
tumbuhan memiliki sambungan sel yang jika ada, menghubungkan secara langsung sitoplasma
sel-sel yang bersebelahan. Jika ada sambungan sel, zat pensinyalan yang larut dalam sitosol
dapat bergerak bebas diantara sel-sel yang bersebelahan. Terlebih lagi,sel hewan dapat
berkomunikasi melalui kontak langsung di antara molekul-molekul permukaan sel yang dibatasi
membran, yang terjadi selama peroses yang disebut pengenalan antar sel pensinyalan semacam
ini penting dalam proses-proses seperti perkembangan embrio dan respon kekebalan.
Pada banyak kasus lain, sel pemberi sinyal menyekresikan molekul pembawa pesan.
Beberapa molekul pembawa pesan hanya menempuh jarak pendek; regulator local (local
regurator) semacam ini memengaruhi sel-sel yang ada di dekat sel penyereksi. Salah satu kelas
regulator lokal pada hewan, yaitu faktor pertumbuhan yang terdiri dari senyawa-senyawa yang
merangsang sel target didekat sel penyereksi untuk tumbuh dan membelah. Banyak sel yang
dapat secara bersamaan menerima dan merespons faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh satu
sel tunggal di dekatnya. Tipe pensinyalan lokal pada hewan seperti ini disebut pensinyalan
parakrin.
Tipe lain dari pensinyalan lokal yang lebih terspesialisasi disebut pensinyalan senapsis
(synaptic signaling) yang terjadi pada sistem saraf hewan sinyal listerik di sepanjang sel saraf
memicu sekresi sinyal kimiawi yang dibawa oleh molekul neurotransmitter. Molekul ini
berdifusi melintasi sinapsis, ruang sempit antara sel saraf dan sel targetnya.
c. Komunikasi Jarak Jauh
Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh.
Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan
sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah. Hewan dan tumbuhan
menggunakan zat kimia yang disebut hormon untuk melakukan pensinyalan jarak jauh. Dalam
pensinyalan hormonal pada hewan, yang disebut juga pensinyalan endokrin, sel-sel yang

3
terspesialiasi melepaskan molekul hormon yang berjalan melalui sistem sirkulasi (sistem
peredaran darah) menuju sel target di bagian tubuh yang lain.
Hormon tumbuhan seringkali disebut dengan (regulator pertumbuhan tumbuhan)
terkadang mengalir dalam pembuluh, namun lebih sering mencapai targetnya dengan cara
bergerak dari sel ke sel atau berdifusi melalui udara sebagai gas. Ukuran molekul dan jenis
hormon sangat bervariasi, seperti regulator local. Misalnya hormon tumbuhan yang disebut
etilena, gas yang mndorong pematangan buah dan membantu regulasi pertumbhan, merupakan
hidrokarbon yang terdiri atas enam atom (C2H4), cukup kecil untuk menembus dinding sel.
Sebaliknya, hormon insulin mamalia, yang meregulasi kadar gula dalam darah
merupakan protein yang terdiri atas ribuan atom. Transmisi sinyal melalui sistem syaraf juga
dapat dianggap contoh pensinyalan jarak jauh.

B.`Gambaran Umum Persinyalan Sel


Pensinyalan sel (bahasa Inggris: Cell signaling) adalah bagian sebuah sistem komunikasi
yang sangat kompleks pada tingkat seluler yang mengatur aktivitas dan koordinasi antar sel.

Gambar

Gambar 1.1 Perkembangan Persinyalan Sel


Persinyalan sel berkembang pada awal sejarah kehidupan. Contohnya : Saccharomyces
cerevisiae, yang telah diteliti oleh para ahli bahwa sel ragi pada Saccharomyces cerevisiae
menggunakan sinyal kimiawi untuk mengidentifikasi jenis pasangan yang berlawanan dan
mengawali proses perkawinan.
a. Pensinyalan Parakrin.
Pensinyalan parakrin merupakan pensinyalan jarak dekat. Sel penyekresi bekerja pada
sel-sel target yang berdekatan dengan melepaskan molekul regulator lokal (faktor pertumbuhan,
misalnya) ke dalam cairan luar sel. Molekul isyarat parakrin yang dilepaskan oleh sebuah sel
hanya berpengaruh terhadap sel target yang berada disekitarnya. Salah satu contoh isyarat

4
parakrin adalah pulsa elektrik yang dilepaskan oleh neuron ke sel saraf yang lain, dan dari
neuron ke sel otot. Saat teraktivasi oleh isyarat parakrin dari sel saraf lain, neuron mengirimkan
impuls elektrik secara cepat di sepanjang akson; ketika impuls mencapai ujung akson, ujung
saraf akan mensekresikan isyarat kimiawi yang disebut neurotransmiter. Sinyal ini disekresikan
ke cell junctions khusus yang disebut chemical synapses. Proses transduksi oleh akson
memungkinkan sel saraf untuk melakukan regulasi terhadap sel target seperti sel otot yang
terletak jauh sekali dari pusat saraf.
Contoh lainnya yaitu sel folikel menghasilkan estrogen yang hanya diketahui oleh sel
folikel saja. Selain itu, ada ligand faktor pertumbuhan, prostaglandin, histamin. Parakrin yang
lain misalnya pada komunikasi antar neuron. Ligand yang digunakan pada komunikasi neuron
adalah neurotransmitter
Ciri-cirinya :
1. Bekerja pada sel target yg berdekatan dgn molekul pembuatnya
2. Biasanya diperantarai oleh neurotransmiter dan bbrp faktor pertumbuhan

Gambar 1.2 Pensinyalan Parakrin


b. Pensinyalan Sinapsis
Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel berikatan
langsung dengan protein pada sel lain. Sel saraf melepaskan molekul neurotransmiter ke dalam
celah sinaps (ruang sempit antara dua sel saraf: sel pengirim dan sel target).

5
Gambar 1.3 Pensinyalan Sinapsis
c. Pensinyalan Hormonal
Sel endokrin tersepeliasisasi menyekresikan hormon ke dalam cairan tubuh, sering kali
darah. Hormon mungkin bisa mencapai semua sel tubuh. Pensinyalan hormonal merupakan
pensinyalan jarak jauh. Sel target jauh, menggunakan mediator hormon. Hormon dibawa melalui
pembuluh darah. Contohnya komunikasi hipofisis ke gonad, harus menggunakan substansi
tertentu untuk menghantarkan sinyal. Ciri-cirinya :
1. Molekul sinyal: hormon
2. Bekerja pada sel target yg jauh dari tempat sintesisnya
3. Disalurkan melalui aliran darah

d. Pensinyalan Autokrin
Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri, contohnya
komunikasi yang terjadi ketika pertukaran ion pada sel dalam jaringan. Contoh molekul sinyal
sitokin yang dikeluarkan oleh leukosit. Molekul sinyal bekerja mempengaruhi dirinya sendiri.
Pensinyalan autokrin merupakan cara kerja dari sebagian besar faktor pertumbuhan .
Sinyal otokrin merupakan isyarat yang direspon oleh sel-sel sejenis dengan sel yang
melepaskan molekul isyarat. Faktor pertumbuhan merupakan isyarat jenis ini, yang merupakan
stimulator bagi sel-sel sejenis untuk tumbuh berkembang dan melakukan proliferasi. Sinyal

6
otokrin sangat umum ditemukan dalam kasus tusekresi sel-sel dari grup yang serupa akan
berikatan kembali dengan pencerapnya sendiri. Autocrine signaling merupakan tipe paling
efektif ketika dilakukan secara serempak dengan sel-sel tetangga yang tipenya sama.

C. Molekul Sinyal
Molekul sinyal adalah molekul yang bertanggung jawab untuk transmisi informasi antara
sel-sel dalam tubuh. Ukuran, bentuk, dan fungsi dari berbagai jenis molekul sinyal sangat
bervariasi. Beberapa membawa sinyal jarak pendek, sementara yang lain mengirimkan informasi
melalui jarak yang sangat jauh. Komunikasi antar sel umumnya dilakukan dengan menggunakan
molekul sinyal kimiawi (ligan/1st messenger) yang berupa:
a. Hormon
b. Neurotransmiter
c. Protein lain (misal: faktor pertumbuhan)

Sifat Molekul Sinyal


Ligand yang bersifat hidrofilik atau yang berukuran besar tidak dapat menembus
membran sel sehingga ia harus berikatan dengan reseptor yang berada pada permukaan membran
sel. Ligan yang larut dalam air bersifat polar dan karenanya tidak dapat melewati membran
plasma tanpa bantuan; kadang-kadang, mereka terlalu besar untuk melewati membran sama
sekali. Sebagai gantinya, sebagian besar ligan yang larut dalam air mengikat bagian dari reseptor
permukaan sel yang ada di luar sel. Kelompok ligan ini cukup beragam dan termasuk molekul
kecil, peptida (rantai pendek asam amino), dan protein.

7
Ligand yang bersifat hidrofobik (contoh : hormone steroid) dapat berdifusi melalui
membran. Ligan hidrofobik kecil dapat langsung berdifusi melalui membran plasma dan
berinteraksi dengan reseptor internal. Anggota penting dari kelas ligan ini adalah hormon steroid.
Steroid adalah lipid yang memiliki kerangka hidrokarbon dengan empat cincin menyatu; steroid
yang berbeda memiliki gugus fungsi yang berbeda yang melekat pada kerangka karbon. Hormon
steroid termasuk hormon seks wanita, estradiol, yang merupakan jenis estrogen; hormon seks
pria, testosteron; dan kolesterol, yang merupakan komponen struktural penting dari membran
biologis dan prekursor hormon steriod .Hormon hidrofobik lainnya termasuk hormon tiroid dan
vitamin D.
Ligand lainnya yakni Nitric oxide (NO). NO adalah gas yang juga bertindak sebagai
ligan. Ia mampu berdifusi langsung melintasi membran plasma, dan salah satu perannya adalah
berinteraksi dengan reseptor pada otot polos dan menginduksi relaksasi jaringan. Tidak memiliki
waktu paruh yang sangat pendek dan karenanya hanya berfungsi pada jarak pendek.
Nitrogliserin, pengobatan untuk penyakit jantung, bertindak dengan memicu pelepasan NO, yang
menyebabkan pembuluh darah melebar (meluas), sehingga memulihkan aliran darah ke jantung.
NO telah menjadi lebih dikenal baru-baru ini karena jalur yang mempengaruhi ditargetkan oleh
obat resep untuk disfungsi ereksi, seperti Viagra (ereksi melibatkan pembuluh darah melebar).

D. Reseptor Sinyal
Reseptor merupakan protein yang bertugas menangkap ligand tertentu secara spesifik.
Saat reseptor belum ditempeli oleh ligand,ia berada pada kondisi tidak aktif. Jika ligand
menempel maka reseptor aktif sehingga terjadi proses yang disebut transduksi sinyal.
Penempelan ligand ini berfungsi sebagai pemicu bagi berbagai perubahan pada sel target.
Macam-macam reseptor seluler :
a. Reseptor terhubung kanal ion
1. Protein membran berupa ion-channel protein yang membuka ketika berikatan dengan
ligan dan menutup ketika ligan terlepas dari reseptor
2. Pengikatan ligan menyebabkan terbukanya saluran ion sehingga ion-ion dari cairan
ekstraseluler dapat masuk ke dalam sitosol sel target
3. Perubahan konsentrasi menyebabkan perubahan potensial elektrik membran plasma

8
Contoh:
a) Pada sel saraf: Saluran ion Na+ dan K+ pada sel saraf terbuka ketika hormon asetilkolin
berikatan dengan reseptornya
b) Pada sel otot: pengikatan asetilkolin mengakibatkan masuknya ion Ca2+ dan
menghasilkan kontraksi otot

b. Reseptor terhubung-protein G (GPCR)


1. Berupa protein membran yg bekerja bersamaan dgn protein G dan protein lain (biasanya
enzim).
2. Pendeteksian sinyal berupa cahaya, bau, dan deteksi hormon serta neurotransmiter
tertentu
3. Jalur ini bisa mengaktivasi atau menginhibisi tgt protein G yg terikat pada reseptor
a) Protein G yang menstimulasi (Gs): protein menstimulasi effector enzyme
b) Protein G yang menginhibisi (Gi): protein menginhibisi effector enzyme
4. Aktivasi enzim (Contoh: adenylil cyclase) akan menghasilkan sejumlah second
messenger yang menentukan respon seluler terhadap sinyal yang datang.

c. Reseptor terhubung enzim


1. Reseptor membran yang memiliki bagian protein di sisi sitoplasmik yang berperan sbg enzim
(tirosin kinase).

9
2. Fungsi: mengkatalisis transfer gugus fosfat (fosforilasi) dari ATP ke asam amino tirosin pd
protein substrat
3. Tahapan proses transduksi sinyal yang terjadi:
a) Pengikatan ligan menyebabkan 2 polipeptida reseptor membentuk dimer
b) Dengan menggunakan gugus fosfat dari ATP, daerah tirosin kinase setiap polipeptida
memfosforilasi tirosin pada peptida lain (dimer merupakan substrat sekaligus enzim) →
protein reseptor teraktivasi
c) Aktivasi reseptor menyebabkan reseptor dapat berikatan dengan protein intraseluler dan
mengaktifkannya melalui fosforilasi
Contoh: faktor pertumbuhan, yang merangsang sel untuk tumbuh dan bereproduksi

d. Reseptor Intraseluler
1. Berupa reseptor yg terletak di sitoplasma atau nukleus sel target.
2. Sinyal kimiawi masuk ke dalam sel melewati membran plasma
3. Molekul sinyal berukuran cukup kecil sehingga bisa melewati fosfolipid membran atau
molekul sinyal berupa lipid sehigga terlarut dalam membran.
Contoh:
a) Hormon steroid dan hormon tiroid (lipid), mis: testosteron
b) Molekul gas oksida nitrat (NO)

10
E. Cara Aktivasi
Secara singkat, aktivasi reseptor dimulai dengan perubahan keadaan saluran bergerbang
atau fungsi enzim sehingga dapat mengubah potensial membrane atau kadar (konsentrasi) ion
atau molekul tertentu. Molekul atau ion yang diaktifkan oleh ikatan ligan-reseptor disebut
Messenger 2
Kaskade molekular dari jalur transduksi sinyal selalu diinisiasi oleh sebuah molekul
sinyal kimia. Beberapa molekul sinyal kimia dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas: molekul
sinyal cell-impermeant, cell-permeant, dan cellassociated.

Gambar 3. Tiga kelas dari molekul sinyal. (A) Molekul cell-impermeant, seperti neurotransmiter, tidak dapat
melewati membran plasma dari sel target dan harus berikatan dengan bagian ekstraselular dari protein
reseptor transmembran. (B) Molekul cell-permeant mampu melewati membran plasma dan berikatan
dengan reseptor pada sitoplasma atau inti dari sel target. (C) Molekul cell-associated dipresentasikan pada
permukaan ekstraselular dari membran plasma. Sinyal ini mengaktivasi reseptor hanya pada sel target jika
molekul ini berada dekat dengan sel sinyal

Kedua kelas yang pertama adalah molekul yang disekresikan dan hal ini dapat berperan
pada sel target yang jauh. Molekul sinyal cell-impermeant terutama berikatan dengan reseptor
yang berhubungan dengan membran sel. Ratusan molekul yang disekresikan telah diidentifikasi,
meliputi neurotransmiter, protein seperti faktor neurotropik, dan hormon peptide seperti
glukagon, insulin, dan berbagai hormon reproduktif. Molekul sinyal ini bertahan dalam waktu
pendek, karena molekul tersebut di metabolisme dengan cepat atau karena diinternalisasi oleh
endositosis ketika molekul tersebut pertama kali bertemu dengan reseptornya.
Molekul sinyal cell-permeant dapat melewati membran plasma untuk bekerja secara
langsung pada reseptor-reseptor yang ada di dalam sel. Contohnya meliputi beberapa steroid
(glukokortikoid, estradiol, dan testoteron) dan hormon tiroid (tiroksin), dan retinoid. Molekul
sinyal ini relatif tidak larut pada cairan aueous dan seringkali ditransportasikan di darah dan

11
cairan ekstraselular lewat ikatan dengan protein karier spesifik. Dalam bentuk ini, molekul ini
akan bertahan dalam aliran darah dalam waktu berjam- jam atau bahkan sampai berhari-hari.
Kelompok ketiga dari molekul sinyal kimia, molekul sinyal cell-associated, disusun pada
permukaan ekstraselular dari membran plasma.Sebagai hasilnya, molekul-molekul ini bekerja
hanya pada sel-sel lainnya yang kontak secara fisik dengan sel yang membawa sinyal.
Contohnya meliputi protein seperti integrin dan neural cell adhesion molecules (NCAMs) yang
mempengaruhi pertumbuhan aksonal. Molekul sinyal yang berikatan dengan membran lebih sulit
untuk dipelajari, akan tetapi penting dalam perkembangan neuronal dan keadaan lainnya dimana
kontak fisik antarsel akan memberikan informasi tentang identitas selular.

F. Molekul Kecil Sebagai Second Messenger


Dalam interaksi antara sel, hormon bertugas mengantar sinyal dari satu sel ke sel yang
lain, sedangkan second messenger akan meneruskan sinyal tersebut di dalam sel. Jadi, second
messenger adalah zat kimia intraseluler dimana kadarnya berubah tergantung dari sinyal primer
(hormon = ligan = first messenger). Fungsinya seperti dijelaskan adalah untuk merelay atau
meneruskan sinyal eksternal yang tidak mampu menembus membran sel. Pada kasus hormon
steroid yang dapat menembus membran sel, sinyal eksternal dapat langsung diteruskan ke inti sel
tanpa melalui second messenger.
Seringkali second messenger mewakili proses awal dari rantai sinyal intraseluler yang
panjang yang juga berfungsi sebagai amplifikasi sinyal yang kemudian muncul sebagai hasil
akhir berupa respon seluler terhadap sinyal primer.
Second messenger merupakan komponen jalur transduksi-sinyal berupa molekul atau ion
kecil nonprotein yg terlarut air, dapat dihasilkan melalui aktivasi GPCRs (Reseptor terkait
protein G) dan RTKs (Reseptor Tirosin Kinase, serta berfungsi memperjelas/menguatkan sinyal
ekstraseluler
Beberapa contoh second messenger:
a. AMP siklik (cAMP)
 Dihasilkan melalui aktivasi reseptor terkait protein Gs → aktivasi enzim adenylyl cyclase
yg mengubah ATP mjd second messenger cAMP
 cAMP berfungsi mengaktivasi protein kinase spesifik (cAMP-dependent protein kinases
or PKAs)

12
b. Ion Kalsium
1) Dihasilkan melalui pembukaan saluran kalsium pd membran plasma RE, melepaskan kalsium
2) Peningkatan ion Ca+ dalam sel β menyebabkan sekresi insulin
3) Peningkatan ion Ca+ intraseluler juga menyebabkan kontraksi sel otot
4) Melalui bantuan calmodulin, protein pengikat Ca+, ion Ca+ mengaktifkan atau
menginaktifkan protein transduksi secara langsung
c. Inositol Trifosfat (IP3) dan Diasilgliserol (DAG) – hasil pemecahan phosphotidylinositol (PI)
yang terdapat di membran plasma. Dihasilkan melalui aktivasi beberapa jenis reseptor
hormon (GPCRs and RTKs)

G. Transduksi Sinyal
Proses komunikasi sel dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Penerimaan (reception), merupakan pendeteksian sinyal yang datang dari luar sel oleh sel
target. Sel kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler, biasanya pada
permukaan sel yang bersangkutan.
b. Transduksi, diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor. Tahap
transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon
seluler spesifik. Pada sistem Sutherland, pengikastan epinefrin kebagian luar protein reseptor
dalam membran plasma sel hati berlangsung melalui serangkaian langka untuk
mengaktifkan glikogen fosforilase. Transduksi ini kadang-kadang terjadi dalam satu
langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan perubahan dalam sederetan molekul
yang berbeda (jalur transduksi) sinyal. Molekul di sepanjang jalur itu sering disebut molekul
relay.
Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut:
1. Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada
permukaan membran sel.
2. Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.
3. Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel atau
efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan
respon spesifik terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada
jenis sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan aktifitas

13
enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran
sel, aktifasi sintesa DNA, perubahan ekspresi genetik atupun program apoptosis.
c. Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai berkurang atau
terputus. Terputusnya sinyal juga terjadi apabila terdapat kerusakan atau tidak aktifnya sebagian
atau seluruh molekul penghantar sinyal. Informasi yang terjadi akan melewati jalur rangsang
(signal transduction pathway) yang terdiri dari berbagai protein berbeda atau molekul tertentu
seperti berbagai ion dan kanalnya, berbagai faktor transkripsi, ataupun berbagai tipe sububit
regulator. Setiap protein yang terlibat pada jalur ini mampu menghambat atau mengaktifasi
protein yang berada dibawah pengaruhnya (down stream). Protein utama yang terlibat dalam
jalur rangsang pada umumnya adalah kinase dan posphatase, yang beberapa diantaranya
merupakan protein yang terdapat/larut dalam sitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan
atau menerima grup posphat dari protein lain sehingga proses penghantaran atau penghentian
sinyal dapat berlangsung.
Secara singkat, langkah-langkah transduksi sinyal adalah:
1. Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
2. Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
3. Transpor sinyal oleh sel target.
4. Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi reseptor tersebut.
5. Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.
6. Perubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.
7. Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel. ikatan ligan dengan reseptor spesifik akan
memicu pelepasan second messenger yang akan menimbulkan reaksi berantai dan membawa
perubahan didalam sel. Reseptor spesifik, yang terdapat pada membrane sel dapat berupa:
GTP binding protein (G-protein)-coupled receptors, receptor tyrosine kinase, cytokine
receptor-link kinase atupun serine kinase. Sinyal yang terjadi bukan hanya oleh adanya ikatan
ligan dengan reseptor spesifik saja, melainkan juga akibat adanya paparan langsung dengan
tekanan mekanik maupun perubahan kimiawi disekitar sel dengan melibatkan integrin.

d. Respon, pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respon
seluler spesifik. Respon ini dapat berupa hampir seluruh aktivitas seluler seperti katalisis leh
suatu enzim, penyusunan ulang sitoskeleton, atau pengaktivan gen spesifik di dalam

14
nukleus.proses pensinyalan sel membantu memastikan bahwa aktivitas penting seperti ini terjadi
pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan pada koordinasi yang sesuai dengan sel lain
dalam organism bersangkutan

H. Respon Seluler Terhadap Sinyal Komunikasi Jarak Jauh


Jalur transduksi mengarah ke pengaturan aktivitas seluler yang dapat berupa:
a) Penyusunan ulang sitoskeleton
b) Pembukaan atau penutupan saluran ion dalam membran plasma
c) Aktivitas metabolisme sel
d) Sintesis protein
Jalur pensinyalan yang rumit memiliki manfaat penting:
a) Menguatkan sinyal.
Pada setiap langkah katalitik pada kaskade fosforilasi jalur transduksi sinyal, jumlah
produk yang teraktivasi jauh lebih besar dari pada langkah sebelumnya
b) Penentuan respon.
Respon suatu sel terhadap sinyal bergantung pada variasi sinyal, reseptor, molekul relay,
dan protein yang dibutuhkan untuk melaksanakan respon.

15

Anda mungkin juga menyukai