Anda di halaman 1dari 22

DINDING DAN MEMBRAN SEL

“Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Biologi Sel”

Disusun Oleh :
Ahmad Subari
(A1C415011)

Dosen Pengampu :
Dra.Harlis,M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala karunia dan hidayah-Nya
sehingga Makalah yang berjudul “Ribosom” dapat diselesaikan dengan baik dan
lancar. Shalawat senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyyah ke zaman islamiyah.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel  yang
didalamnya membahas tentang Struktur dan fungsi Dinding dan Membran Sel.
Penulis sadar bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca. Dan
penyusun berharap semoga Makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel merupakan unit dasar yang menyusun suatu organisme, yang berupa
bangunan kompleks dan mempunyai ciri-ciri antara lain dapat memperbanyak diri
bila masih muda dan dapat mempergunakan lingkungan hidup sebagai sarana
kehidupannya.
Organisme yang hidup sekarang ini berasal dari satu sel induk yang ada pada
berjuta-juta tahun yang lalu, sel induk ini secara bertahap dan pelan-pelan, berubah
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungaannya agar dapat melangsungkan
hidupnya. Sel-sel itu sendiri memiliki bagian-bagian atau organel-organel yang
memiliki fungsi tertentu, salah satunya dinding sel dan membran sel.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui sejarah ditemukannya dinding sel dan Membran sel
2. Mengetahui struktur dinding sel dan membran sel
3. Sifat-sifat dinding sel dan Membran sel
4. Mengetahui fungsi dinding sel dan membran sel
5. Mengetahui senyawa penyusun dinding sel dan membran sel
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dinding Sel


2.1.1 Sejarah Penemuan Dinding Sel
Tahun 1665, Robert Hooke (ahli Botani Inggris). Pertama kali
menemukan sel. Ia mengiris gabus tanaman Quercus suber dan
menemukan gabungan ruangan-ruangan kecil seperti rumah lebah.
Selanjutnya ia mengadakan/membuat irisan pada bagian yang masih segar
dan tampak adanya cairan di dalam sel yaitu sitoplasma/plasma sel.
Ruang-ruang kecil tersebut seperti penjara sehingga disebut  ‘cella’ (kamar
kecil). Ruang, tentunya ada yang membatasi yang disebut dinding.
Sehingga seiring ditemukannya sel, ditemukannya pula dinding sel.
2.1.2 Struktur Dinding Sel
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi
ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur
penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel hanya dimiliki oleh sel tumbuhan, sehingga
menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya
sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-
dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring
(filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah
kelebihan air yang masuk ke dalam sel.

Gambar 1. Struktur Dinding Sel


Dinding sel merupakan benda ergastik/tidak hidup/termasuk
komponen non protoplasmik di luar plasma sel. Dalam
perkembangannya dibagi menjadi 3 tahap :
a. substansi interseluler atau lamela tengah :
Yaitu dinding sel yang mula-mula terbentuk pada waktu
terjadi pembelahan sel, juga disebut dinding primitif yang sangat
tipis, terdiri atas zat pektin dan protopektin.
b. dinding primer
Yaitu perkembangan dari lamela tengah yang telah
mengalami perubahan primer karena adanya penebalan zat
selulosa dan hemiselulosa dan kadang-kadang dijumpai senyawa
polisakarida non selulosa. Misal : pada dinding sel parenkim.
c. dinding sekunder :
Yaitu perkembangan lebih lanjut dari dinding primer karena
adanya penebalan dinding dari lignin. Hanya dijumpai pada sel-
sel dengan fungsi khusus : trakea, trakeida/sklerenkim.
2.1.3 Sifat-sifat dinding sel :
a. Sifat Fisik :
Dinding sel terdiri atas misel yaitu bangun-bangun molekul yag
tersusun oleh selulose. Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang
bersambungan yang tersusun miring dan pada awal perkembangan
sejajar satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya serupa
rangka seperti jala.
b. Sifat Kimia :
Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik
yang dijumpai pada dinding sel adalah pectin, hemiselulosa, pentosan,
protopekti, lignin, kutin, selulose, suberin, sapropolenin.
Adanya zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan
reagensia tertentu yang disebut reaksi mikrokimia. Zat-zat anorganik
yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.
Sel terdiri dari :
a. Komponen Protoplasmik : sitoplasma, nucleus, plastida,
mitokondri
b. Komponen Non Protoplasmik/benda-benda ergastik : vakuola,
karbohidrat, protein, lemak, tanin, Ca-oxalat, dinding sel.
Dinding sel pada sel yang masih muda adalah tipis, makin dewasa
sel tersebut dinding selnya relative bertambah tebal, sehingga
terbentuknya dinding sel sangat erat hubungannya dengan
perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-masing sel
berbeda-beda karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga terdapat
perbedaan bentuk sel.
Beberapa reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :
1)Selulosa
S + ZnCl-J ungu
S + JKJ + H2SO4 biru
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n. tidak
larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali encer, serta KOH pekat.
Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase
diubah menjadi glukosa dan fruktosa.
2) HemiselulosaMenyerupai selulosa. Dengan asam encer
dihidrolisa menjadi mannose + galaktosa. Dapat dijumpai misal pada
lendir tumbuhan. HS + ZnCl-J biru pucat
3) Lignin
Zat kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.
L + ZnCl-J kuning
L + anilin + H2SO4 kuning
L + floroglusin + asam pikrat merah
L + fuchsin + asam pikrat merah
4) Suberin
Terdapat pada dinding sel gabus
S + sudan III merah
S + ZnCl-J coklat
S + KOH kuning
5) Protopektin
P + ZnCl-J kuning coklat
P + asam encer larut dalam alkali
6) Pektin
Dapat ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung
banyak gula. Bila buah dimasak tampak beberapa zat gelatin
7) Khitin
Dapat ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur)
8) Kersik (SiO2)
Pada dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae,
Diatomae
9) Kapur
Misal pada dinding sel ganggang Chara sp
Dinding sel memiliki fungsi yaitu, melindungi isi sel, menentukan
bentuk sel dan memperkuat sel – menentukan ciri sel. Sel juga memiliki
beberapa bentuk yaitu, prisma, silindris,  kubus,  polygonal, dan ada
juga sel yang memiliki bentuk yang tak teratur.
Dinding sel juga mengalami penebalan, menurut cara penebalannya,
dapat terjadi secara :
a.       Aposisib Yaitu dengan cara menempelkan/melapis-lapiskan
bahan penebalan (zat selulosa) pada lamela tengah (substansi
interseluler), biasanya pada dinding primer. Contoh : sel parenkim,
floem
b.     Intususepsi yaitu Penbalan yang terjadi dengan menyisipkan
bahan-bahan penebalan di antara mikrofibril
Sedangkan menurut arah penebalannya, dapat terjadi secara:
a.      Sentripetal
Yaitu penebalan ke arah pusat sel/dalam. Contoh : pada sel
epidermis daun beringin (Ficus sp), terdapat tangkai selulosa yang akan
memanjang dan kemudian dideposisikan zat CaCO3 yang makin  ama
makin banyak sel akan melebar dan disebut litokis. Penebalannya
disebut sistolit.
b.      Sentrifugal
Yaitu penebalan ke arah luar. Contoh :
─ pada polen (ss), terdapat tonjolan-tonjolan yang merupakan
penebalan ke arah luar.
─ pada rambut daun (trikoma), misal : daun Artocarpus communis
mempunyai rambut-rambut pelindung pada daunnya. Penebalannya
terjadi secara intususepsi.
Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-
bagian tertentu yang tidak ikut menebal yang disebut noktah. Di dalam
noktah kadangkadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk
meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada
waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang
tertembus benang plasma tidak ikut menebal.
Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah
biasa dan noktah berhalaman.
a. Noktah Biasa (noktah sederhana)
1. Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada
sel yang berdampingan dan masing-masing mengadakan penebalan
dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.
2. Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu
noktah yang terdapat di antara 2 sel, di mana penebalan dinding
masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel yang
berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.
3. Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.
4. Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya
melebar, yang berhadapan dengan noktah-noktah yang kecil-kecil
5. Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang
kecilkecil dan kemudian bersatu.
b.Noktah Berhalaman :
Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang
disebut halaman noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid
(xylem) Bagian-bagian noktah berhalaman :
1.  Mulut noktah, terdiri dari :
* mulut dalam menghadap ruang sel
* mulut luar menghadap lamela tengah
2. Lamela tengah, terdiri dari :
* torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal
* margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat
elastis, berguna untuk mengatur aliran zat hara. Noktah berhalaman
dibedakan atas :
a) Noktah berhalaman sempurna :
Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan
dengan saluran noktah sel di sebelahnya yang juga berdinding
tebal
b) Noktah setengah halaman :
Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan
dinding tipis dari sel di sebelahnya (n. biasa).
Misal : xylem – parenkim kayu
Terjadinya noktah :
Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami
penebalan, dinding selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh
benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama
proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat
plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran
plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan.
Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah
telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam
saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

2.2 Membran Sel


Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel
dengan lingkungan diluar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya
masih terdapat dinding sel atau cell wall). Yang fungsinya untuk melindungi
inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma
(Wikipedia,2012:1).
2.2.1 Struktur Membran Sel
Menurut Dalle (2007:1) Ada beberapa teori tentang struktur dari
membran sel diantaranya :
1. Gortel & Grendel (1925)
a. Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob(yang
tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam minyak)
b. gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus
hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid
bilayer

Gambar 2. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gortel & Grendel.


(Dalle,2007:1).
2. Davson & Danielli (1954)
Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan
protein globular yang melintasi membran dan terdapat pula protein di
permukaan luar dan dalam membran.

Gambar 3.Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Davson & Daniel


(Dalle,2007:1)
3. Singer & Nicholson (1972)/ Model Mozaik Fluida
model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum
termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Model
mosaik fluida yang dikembangkan pada tahun 1972 oleh Singer dan
Nicolson memperkenalkan ide baru tentang penyebaran lipid dan
protein pada membran, karena itu mereka merevolusi ilmu
pengetahuan (berpikir ilmiah) tentang struktur membran. Model ini
memecahkan dasar baru dengan dalil (sasaran) yang meyakinkan
bahwa protein terpancang secara langsung pada membran bilayer.
Matriks phospholipid terdiri atas dua lapisan, dan didalamnya terdapat
dua tipe protein, ialah protein perifer yang dapat bereaksi dan dapat
larut pada air (polar), dan protein integral yang sukar berikatan dan
sukar larut air (nonpolar) (Anonim,C,2011:1).

Gambar 4. Singer & Nicholson (1972)/ Model Mozaik Fluida


(Dalle,2007:2).

2.2.2 Komponen Kimia Membran Sel.


Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan
protein (lipoprotein). Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol.
Sterol umumnya berupa kolesterol. Menurut Ardiyanto (2011:1) protein
penyusun membran sel terutama terdiri dari glikoprotein, Berikut adalah
penyusun membrane sel :
1. Lipid
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic: fosfolipida,
glikolipid, dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing ter-gantung pada
jenis sel, tetapi dalam sebagian besar kasus fosfolipid yang paling
berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu
a. Fosfolipid.
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan
ekor. Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta
bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan bersifat
hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat
hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan
sebagai lipid amfipatik.
b. Kolesterol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari
molekul lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak
banyak mengandung kolesterol. Kolesterol lebih sedikit
dibandingkan lipida membran lainnya dan tidak terlalu bersifat
amfipatik. Gugus hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik
menentukan orientasi molekul ini pada membran sel. Gugus
hidroksil berada pada bagian permukaan membran.Kolestrol pada
membrane sel berfungsi untuk mengatur fluiditas dan stabilitas
mebran serta mencegah asam lemak lebih merapat dan mengkristal
dengan meningkatkan suhu pretransisi.

Gambar 5.Kolesterol (Dalle,1983:3)


c. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang
mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti
galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid
biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula
tetapi tidak mengandung fosfor.Glikolipid dapat diturunkan
dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau
sebagai spingolipida
2. Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran
secara keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan
kimia dan sistem informasi di seluruh membran. Setiap membran memiliki
kandungan protein yang berbeda-beda. Protein bisa dalam bentuk perifer
atau integral. Jumlah protein berbeda pada tiap spesies dan bergantung pada
fungsinya bagi spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok protein:
a. Protein peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran
yang membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane.
b. Protein integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik
yang menempel di antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol
dari dua permukaan bilayer. berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang
ukurannya lebih besar.
c. Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan
lipid / transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix
protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino
hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada
sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi.
d. Protein yang berikatan dengan lipid
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau
sitoplasmik.
Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
a. Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,
b. Menerima isyarat (signal) hormonal,
c. Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
d. Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan
senyawa-senyawa ekstraseluler.

Gambar 6. Protein Membran (Dalle,1983:3)

3. Karbohidrat
Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan
dengan lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga
terdapat pada permukaan sel dan berfungsi dalam interaksi sel dan
sekitarnya. Pada sel epitel glikolipid terdapat pada permukaan apical yang
terpapar dan berfunsi untuk melindungi dari pH rendah dan degradasi
enzim.Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida
dalam bentuk glikolipida dan glikoprotein. Pada membran plasma
terkandung 2 – 10% karbohidrat. Karbohidrat dalam lemak berfungsi untuk
meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein. Peran penting karbohidrat
dalam berbagai aktivitas sel :
a. Sistim kekebalan
Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab
terhadap kekhasan sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini
berkaitan dengan sistem kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya
membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing dapat dikenali sebagai
sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya memiliki
karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk
membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan
kekebalan.
b. Pengenalan sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel
lainnya. Penting pada perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada
penolakan sel asing oleh sistem imun.

Gambar 7.Struktur Karbohidrat (Dalle,1983:4).

C. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga
macam jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet
(Dhiyas,2012:1).
a. Mikrofilamen (Filamen aktin)
Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jaring atau
gel. Aktin berfungsi membentuk permukaan membran.
b. Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari
mikrotubulin.
c. Filamen Intermediet
Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediet memberi
kekuatan mekanis pada membran sel .
D. Fungsi Membran Sel
Anonim (2010:1) menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai berikut:
a. Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus
yang membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen).
Membran sel menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membran
yang membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita
ibaratkan sebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang
tersubut perlu di batasi oleh partisi atau tembok. Sehingga kegiatan di
masing-masing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di dalam sel
kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel
berisi cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut
merupakan malapetaka bagi sel tersebut.
b. Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab
terhadap interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada
umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda yang harus bekerja sama
untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel
untuk saling mengenal kemudian saling bertukar substansi dan informasi
dengan tidak memandang apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu,
seperti dari jaringan.
c. Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan
hal yang sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat
terlibat dalam proses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan
adalah kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah energi cahaya
matahari menjadi energi kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel
hewan maupun tumbuh-tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi
kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP atau senyawa lain berenergi
tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam mambran dari
mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal diubah oloeh
reseptor dari sistem saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara
kumunikasi dalam sistem saraf tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan
ini belum diketahui secara pasti, namun demikian membran sangat terlibat
dalam proses ini.
d. Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke
sel yang lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu
mengkombinasi dengan mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai,
seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang
berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda,
sehingga bermacam-macan reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-
macam “ligand”.
Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan
reseptor yang terdapat dalam membran. Ligand yang paling banyak
dipelajari adalah hormon, faktor tumbuhdan neurotrasmitter, semuanya
terikat pada membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara reseptor
yang terdapat di membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat
menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalam pengaturan bermacam-
macam kejadian dalam sel.
e. Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran.
Contoh dapat dikemukakan di sini bahwah “Na-Kactivated ATPase yang
berkaitan dengan pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel
. enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari
membran dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang
menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar
membran mitokondria. Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat
di dalam membran sel, bertindak sebagai reseptor dari hormon dan benda
penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke dalam sel.
Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa tujuan.
Pada proses fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor
elektron yang paling efisien tercapai apabila enzim berada saling
berdekatan.
Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan orientasi yang
diperlukan. Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat
pengikat bagi bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai
“carrier” dipandang sebagai mekanisme dalam proses dalam trnspor aktif.
Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut adenilsiklase
yang terdapat pada hampir semua jaringan mamalia kecuali sel darah
merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan perubahan ATP
menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMP) didalam sel. Meningkatnya
jumlah cAMP didalam sel selanjutnya membawa pengaruh terhadap
respons fisiologik dari sel, misalnya:sistem enzim menjadi aktif, terjadi
perubahan permeabilitas membran terhadap substansi tertentu, terjadi
sintesa atau sekresi hormon, sintesa protein.
f. Pergerakam Substansi Melintasi Membran
Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran
sel adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu
misalnya harus bergerak masuk ke dalam seluntuk menyokong agar sel itu
hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh
metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di
buang keluar tubuh. Pergerakan substansi dapat dilakukan dengan cara pasif
maupun aktif.
Anonim (2011:1) berpendapat tentang trasport aktif dan transport pasif
sebagai berikut:
1) Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni
gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi,
osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif.
Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak.
Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2
masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif
yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut
total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih
dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut
gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air
dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor
pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan
bantuan protein transpor.
2) Transpor aktif
Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan
kemampuan suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal
molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Oleh
karena itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri daripada Adenosine
Trifosfat atau ‘ATP’) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui
membran plasma. Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada molekul-
molekul berukuran besar seperti protein-protein tertentu dan
mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak melintasi membran sel
melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu endositosis,
atau eksositosis.
Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan
gradiennya.Disamping membantu protein transpor, difusi yang
dipermudah masih dianggap transpor pasif karena zat terlarutnya
berpindah menuruni gradien konsentrasinya.Definisi transport aktif,
pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang
menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang
mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat
dengan potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan,
memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar dapat
digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan
bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan
gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari
beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah
channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan
antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun
membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP
driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan
coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter.
Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat
searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah
berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+
ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel
bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya
terjadi pada Bakteriorhodopsin.
Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim
fosfatidil inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma
dengan bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3
kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP
sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut
pada membran plasma, berikut regulasi dan modulasi aktivitasnya.
Gambar 5.Transport aktif dan pasif (anonim A, 2011: 2)
Selain transport aktif dan transpor pasif kartolo (2007) manambahkan bahwa ;
1) Fagositisis
Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran diseb
fagositosis atau disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang diseb
psedopodia mendekap (melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali partik
dilingkari, membran melekuk kedalam, membentuk kantung yang berisi partikel tersebu
Kantung yang terbentuk ini disebut vakuola fagositik yng kemudian memisahkan diri da
membran sel. Pada waktu bersamaan terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dala
vakuola fagositik. Partikel yang tidak tercerna dan zat ampas hasil metabolisme sel
singkirkan dari dalam sel dengan fagositik terbalik.
2) Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di deka
lebih merupakan larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada ulura
sitoplasma sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran, da
membran melekukkearah dalam dan melingkari larutan dan akhirnya terpisah da
membran. Hanya beberapa sel saja yang melakukan fagositosis, sedangkan kebanyakan s
lainnya melakukan pinositosis. Pergerakan substrat ke dalam sel dengan cara fagositos
atau pinisitosis disebut endositosis, langkah pergerakan substansi kearah luar sel diseb
eksositosis.
BAB III
PENUTUP
1) Dinding sel ditemukan pertama kalinya pada tahun 1665, oleh Robert Hooke
(ahli Botani Inggris).
2) Dinding sel memiliki fungsi yaitu, melindungi isi sel, menentukan bentuk sel
dan memperkuat, sel menentukan ciri sel, dan mencegah kelebihan air yang
masuk ke dalam sel.
3) Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik.
4) Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah pectin, hemiselulosa,
pentosan, protopekti, lignin, kutin, selulose, suberin, sapropolenin.
5) Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2)
dan zat kapur.
6) Membran sel terdiri atas protein, lipid, dan karbohidrat.
7) Membran sel berfungsi sebagai Kompertemenisasi, Interaksi Antar Sel,
Perubahan Energi, Transfer Informasi, Penyediaan Enzim, Pergerakam
Substansi Melintasi Membran dan lain-lain.
8) Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Contohnya : Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi.Sedangkan contoh transpor aktif yaitu fagositosis dan pinositosis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,A.2012.Can a Polar Molecule Cross a Phospholipid Membrane.


http://wiki.answers.com/Q/Can_a_polar_molecule_cross_a_phosphol
ipid membrane.diunduh 04 agustus 2016
Anonim,B.2010.Membrane Structure and Function.
http://www.pc.maricopa.edu/Biology/amartisubirana/BIO%20181/
Adobe%20PDF%20files/Membrane%20Structure%20and%20Functi
on.pdf . diunduh 04 agustus 2016
Anonim,C.2011. Model Mosaik Cair dan Bukti yang
Mendukungnya.http://biosejati.wordpress.com/2011/09/30/model-
mosaik-cair-dan-bukti-yang-mendukungnya/. diunduh 04 agustus
2016
Dalle,Ambo.2007.Sel.http://abdalle.files.wordpress.com/2007/09/sel.ppt diunduh
diunduh 04 agustus 2016
Debyashari ,Dhiyas.2012.Struktur dan Fungsi Membran Sel.
http://id.scribd.com/doc/78492003/Struktur-Dan-Fungsi-Membran-
Sel. diunduh 04 agustus 2016
Rachman,Fauzi.2012.Struktur dan Fungsi Membran Sel.
http://id.scribd.com/doc/90752980/StrukturDanFungsiMembranSe l-
februari09. diunduh 04 agustus 2016
Ristiono.1990.Biologi Sel dan Molekuler.Padang:IKIP

Anda mungkin juga menyukai