Disusun Oleh :
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup. Sel
pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1666 berupa ruangan-ruangan kecil
dalam pengamatan sayatan gabus. Perkembangan penemuan sel berjalan seiring
perkembangan mikroskop.Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1645 oleh Antony
van Leuwenhoek,dimana mikroskop sangat berperan dalam membantu perkembangan
pengkajian ilmu-ilmu tentang sel.
. Seiring dengan perkembangan teknologi, mikroskop yang dirancang semakin
canggih sehingga konsep sel lebih berkembang. Semakin berkembangnya konsep sel maka
struktur sel semakin rumit, sehingga untuk mempelajari struktur, menemukan komposisi
molekuler sel, serta memahami kerja setiap komponennya digunakan dua cara atau metode
mempelajari sel, yaitu dengan teknik analisis instrumental dan teknik analisis sitologi dan
sitokimia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan sel ?
2. Bagaimana teori dan konsep tentang sel ?
3. Bagaimana cara mempelajari sel ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan sel
2. Mengetahui teori dan konsep tentang sel
3. Mengetahui cara mempelajari sel
BAB II
PEMBAHASAN
Sel merupakan unit dasar dalam kehidupan organisme. Semua organisme, tumbuhan,
hewan, dan mikrobia terdiri atas kumpulan sel-sel. Berbagai macam penelitian telah
menghasilkan berbagai teori dan konsep tentang sel. Teori abiogenesis yang dikemukakan
oleh ahli filsafat kuno, Aristoteles, merupakan salah satu teori yang menjadi awal
terbentuknya konsep sel hingga sekarang ini. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan dapat
muncul secara spontan dari benda mati. Temuan Antonie Van Leeuwenhoek yang mengamati
mikroorganisme menggunakan mikroskop buatannya pada rendaman jerami, juga
memperkuat teori abiogenesis yang dikemukan oleh Aristoteles tersebut.
Pada tahun 1858, Rudolf Virchow juga mengemukakan teori mengenai sel yaitu teori
biogenesis. Bunyi teori biogenesis yaitu bahwa sel berasal dari sel yang hidup sebelumnya
(omnis cellula e cellula). Teori biogenesis ini mengembangkan pengertian teori sel yang
tidak hanya menyatakan bahwa sel adalah unit dasar struktural dan fungsional kehidupan,
tetapi juga merupakan unit dasar herediter.
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann mengemukakan bahwa sel merupakan contoh
dramatis dari kesatuan yang mendasari makhluk hidup. Sedangkan Rudolf Virchow
mengemukakan bahwa sel baru terbentuk dari pembelahan sel yang ada sebelumnya. Seorang
sarjana bernama Schwann (1839) mengemukakan teori sel, yaitu bahwa sel merupakan
sebuah organisme, hingga hewan dan tumbuh-tumbuhan merupakan kumpulan sel dan
organisme (Subowo,1995:11). Oleh karena itu banyak berkembang berbagai macam ilmu
pengetahuan sebagai penerapan teori sel dalam sitologi. Dari pendapat pendapat tersebut
Schleiden, Schwann, dan Virchow menyatukan konsep bahwa (1) semua makhluk hidup
tersusun atas sel dan (2) semua sel berasal dari sel yang lain (Solomon, 2008: 74).
Salah satu teori awal mengenai terbentuknya sel adalah teori naturalistik. Teori ini
bermula dengan terdapatnya molekul-molekul hidrogen, metana, amonia, dan air. Dengan
adanya tenaga yang berasal dari aliran listrik halilintar dan radiasi-radiasi sinar kosmis
molekul-molekul tersebut mengalami proses kimiawi dan selanjutnya mengalami proses
biologis sehingga terbentuk protovirus dan sel awal. Protovirus akan berkembang menjadi
virus, sedangkan sel awal akan berkembang menjadi organisme yang ada pada saat ini.
(Suhardi,1983:1)
Konsep dan teori tentang sel :
Pada tahun 1829, Jacob Schleiden hampir bersamaan dengan Theodor Schwan
melakukan sebuah penelitian mikroskopis terhadap sel. Dimana Jacob Schleiden
melakukan penelitian terhadap sel tumbuhan, sementara Theodor Schwan melakukan
pengamatan terhadap sel hewan. Dari pengamatan tersebut, keduanya menarik
kesimpulan bahwa, “sel merupakan kesatuan atau unit struktural makhluk hidup”. Secara
garis besar, penjabaran teori tersebut adalah sebagai berikut :
a. Setiap makhuk hidup terdiri dari sel
b. Sel adalah unit struktural terkecil pada makhluk hidup
c. Organisme bersel satu terdiri dari satu sel (uniseluler), organisme yang tersusun lebih
dari satu sel disebut organisme bersel banyak (multisluler).
b. sel sebagai unit fungsional makhluk hidup
Pada tahun 1845, Max Schultze, mengemukakan teori tentang sel, yang
menyatakan bahwa dalam sel terdapat bagian bernama protoplasma, yang merupakan
dasar fisik kehidupan, yang bukan hanya bagian struktural sel, melainkan juga sebagai
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia kehidupan. Dari situ Max Schultze,
menarik kesmpulan bahwa sel adalah kesatuan fungsional kehidupan.
c. Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup
Rudolph Virchow mengemukakan teori omnis cellula ex cellulae yang artinya
semua sel berasal dari sel sebelumnya. Dari situ dapat ditarik kesimpulan baru bahwa
sel adalah unit pertumbuhan makhluk hidup.
d. Sel sebagai unit hereditas makhluk hidup
Kemajuan IPTEK telah mendorong penemuan unit-unit hereditas yang ada dalam inti
sel atau nukleus. Unit hereditas dalam sel (kromosom) merupakan unit pembawa sifat
bagi perkembangbiakan sel.
Sel merupakan unit terkecil yang mampu melaksanakan aktivitas kehidupan (solomon).
Sel juga memiliki sistem organisasi molekuler dan biokimiawi yang berfungsi untuk
menyimpan menterjemahkan informasi, mensintesis protein, serta menggunakan sumber
energi untuk melakukan kegiatan. (yoni, 2004:5)
Selain berukuran kecil, sel memiliki kerumitan tersendiri dalam organisasinya, sehingga
menyulitkan para pneliti untuk mempelajarinya. Menurut Subowo (1995), metode-metode
yang digunakan dalam megkaji sel antara lain :
1. Mikroskopi
Ada 2 macam mikroskop yang digunakan dalam metode mikroskopi ini, yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan
gelombang cahaya sebagai sumber penerangan, sedangkan mikroskop elektron
menggunakan berkas elektron sebagai penerangannya sehingga bayangan yang
dihasilkan lebih besar daripada mikroskop cahaya.
2. Biakan sel
Sebuah sel mampu bertahan hidup, membelah iri, dan bahkan dapat
menunjukkan ciri-ciri diferensiasi selama dalam sel biakan apabila sel tersebut
mendapatkan suatu kondisi yang sesuai. Akan tetapi tidak semua sel mampu
menguasai teknik biakan, hal ini dikarenakan setiap sel memerlukan jenis kondisi
yang berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejarah perkembangan sel sudah dimulai sejak zaman sejarah kuno, dan mulai
berkembang dengan adanya penemuan struktur sel oleh Robert Hooke pada
sayatan gabus. Setelah itu berbagai alat-alat bantu untuk mempelajari sel terus
berkembang mulai dari mikroskop sederhana hingga mikroskop elektron,
sehingga mempermudah mempelajari sel secara keseluruhan.
2. Dari berbagai pendapat para ahli mengenai konsep dan teori sel dapat ditarik
kesimpulan bahwa sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Aktivitas satu
sel menunjang aktivitas sel yang lain membentuk suatu sistem yang sangat
harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang fungsional.
3. Cara atau metode-metode dalam mempelajari sel menorut Subowo (1995) ada
lima yaitu: Mikroskopi, Biakan sel, Fraksinasi sel dan isinya, Teknik DNA
rekombinan, Pelacakan molekul
B. Saran
1. Pembelajaran sel sekarang ini sebaiknya lebih memanfaatkan kemajuan
teknologi, sehingga pengetahuan tentang sel lebih mudah didapat.
2. Dalam bidang penelitian sebaiknya juga mengoptimalkan penggunaan
teknologi sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih lengkap dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B, dkk. 1994. Biologi Molekuler Sel Edisi Kedua 1:Mengenal Sel. Jakarta: Gramedia