Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOLOGI
PEMBELAHAN SEL : MITOSIS AKAR BAWANG
KELAS/PROGRAM : XII IPA

IDENTITAS KELOMPOK :
NO NAMA

LABORATORIUM BIOLOGI
SMA PESANTREN TERPADU HAYATAN THAYYIBAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KOTA SUKABUMI
2019
A. Judul Praktikum
PEMBELAHAN SEL : Mitosis Akar Bawang

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, tanggal : Senin, 25 November 2019

Waktu : Pukul 07.00-09.30 WIB


Tempat : Laboratorium Biologi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fase-fase mitosis yang ada pada akar bawang.
2. Untuk mengetahui apa saja yang dapat ditemukan pada akar bawang.

D. Dasar Teori
Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya disebut
pembelahan sel. Pada sel- sel jaringan tubuh (sel somatis), suatu sel induk akan membelah menjadi dua sel anak yang komponen-
komponennya sama dan identik dengan sel induk, peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis
adalah pembelahan sel di mana berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom di dalamnya (Suryo
dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan yang sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan
sel secara tidak langsung yang disebut juga dengan mitosis. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui
pembelahan inti dari sel somatis secara berturut- turut. Proses ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-
bahan di luar inti sel (sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada hampir
semua organisme (Crowder dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Mitosis berlaku pada pembelahan inti, sedangkan pembelahan sitoplasma disebut sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada
embrio seluruh jaringan (Yatim dalam Fahruliansyah dkk., 2014). Seluruh sel somatik pada organisme multiseluler adalah keturunan
dari satu sel awal, yakni telur yang terfertilisasi atau zigot, melalui proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis yang
pertama adalah membran salinan yang persis sama dari setiap kromosom, lalu membagikan set identik kromosom kepada masing-
masing dari kedua sel keturunan, atau sel anakan melalui pembelahan sel awal (sel induk). Interfase adalah periode di antara dua
mitosis yang berurutan dan terdiri atas tiga fase yaitu G1, S dan G2. Selama fase S (sintesis), molekul-molekul DNA dari masing-masing
kromosom mengalami replikasi hingga menghasilkan sepasang molekul DNA identik yang disebut kromatid (terkadang disebut
kromatid saudari atau sister chromatid). Masing- masing kromosom yang telah direplikasi itu lalu memasuki mitosis dengan dua
molekul DNA yang identik (Elrod dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet.
Proses pembelahan satu sel zigot menjadi sel tubuh yang banyak jumlahnya terjadi secara mitosis. Dengan mitosis terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk hidup. Pada pembelahan mitosis, gamet betina setelah dibuahi
oleh gamet jantan akan bersifat diploid (2n) dan dinamakan zigot. Dalam perkembangannya zigot ini akan membelah berkali-kali dan
proses pembelahan sel ini dinamakan mitosis (Suryo dalam Fahruliansyah dkk., 2014).

Berdasarkan kajian yang dilakukan Fahruliansyah dkk (2014), mitosis berlangsung dalam beberapa fase, yaitu:
1. Profase
Pada tahap profase, kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang kadang-kadang saling melilit satu sama
lain dan ternetang secara maksimal sehingga kromomer tampak jelas. Kemudian kromosom akan memendek dan
menebal sehingga kromomer terletak begitu dekat satu sama lain. Tiap bagian dari kromosom ganda itu disebut
kromatid yang dihubungkan oleh kinetokor sehingga kromosom tetap tunggal sampai metafase. Pada permulaan
profase sentriol bergerak ke sisi yang berlawanan dan terbentuk benang-benang gelendong (spindel). Pada akhir
profase sentriol berada di kutub-kutub yang berlawanan, serta gelendong-gelendong mengatur diri untuk menjadi
penghubung antara sentriol dan kinetokor. Anak inti menyusut dan akhinya menghilang demikian juga dengan
selaput inti.
2. Metafase
Peristiwa yang paling penting dalam metafase adalah orientasi kromosom pada bidang ekuator sel. Kadang-kadang
peralihan di antara profase dan merafase disebut prometafase, yang waktunya sangat singkat. Pada awal
metafase, membran nukleus hilang dan kromosom mula-mula seperti tampak tidak teratur. Setelah itu, benang-
benang spindel masuk ke dalam daerah pusat sel, sedangkan mikrotubulusnya merentang di antara kedua kutub
sel. Kromosom melekat dengan kinetokornya pada bidang ekuator sel. Benang-benang spindel yang berhubungan
dengan kromosom dinamai benang-benang spindel kromosom, sedangkan benang-benang spindel yang lain
merentang secara kontinu dari kutub ke kutub. Seluruh benang spindel membentuk gambaran seperti sangkar
burung pada daerah nukleus. Pada sel hewan dan tumbuhan yang tingkatannya lebih rendah spindel tersebut
mempunyai sentriol dan aster. Adanya sentriol sebenarnya tidak mutlak dalam pembentukan spindel sebab jika
sentriol tersebut sengaja dihancurkan dengan sinar laser, mitosis tetap saja berlangsung.
3. Anafase
Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan membawa semua kromosom itu ke kutub sel
masing-masing. Dengan demikian, ciri penting dari anafase adalah adanya satu kromatid (berisi satu set
kromosom) yang sedang bergerak menuju ke kutub masing- masing. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, yang
menyebabkan kromosom itu bergerak adalah benang-benang spindel. Jumlah kromosom yang menuju ke kutub
yang satu sama dengan yang menuju ke kutub yang lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak
akan memeroleh 2n kromosom.
4. Telofase
Pada tahap telofase, kromosom-kromosom anakan itu akan menggumpal di dekat kutub masing-masing. Setelah
terbentuk membran inti, kromosom akan memanjang sehingga akan tampak seperti benang-benang kromatin yang
tidak teratur. Pada saat yang hampir bersamaan, akan terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti dengan
pembentukan membran sel (dinding sel) pada bekas bidang ekuatorial. Pada sel hewan membran sel terbentuk
dengan terjadinya lakukan pada daerah bidang ekuatorial. Lekukan ini menjadi semakin dalam sehingga ujung-
ujungnya akan bersatu sehingga terbentuk dua sel anakan.
5. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang satu dengan yang lainnya. Interfase
bukan fase istirahat, karena justru pada fase ini metabolisme sel giat dilakukan. Meskipun tingkah laku kromosom
tidak tampak karena terbentuk benang-benang kromatin yang halus, sel anak yang baru terbentuk itu sudah
melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum memasuki proses
pembelahan berikutnya. Mula-mula sel mengalami pertumbuhan sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik sel tubuh, kecuali sel kelamin mengandung satu sel kromosom yang
berasal dari induk betina. Maka sepasang kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog. Oleh karena itu
jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari
jumlah kromosom yang terdapat dalam sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid
(n). Satu sel kromosom haploid dari satu species dinamakan genom (Suryo, dalam Fahruliansyah dkk., 2014).

Masalah pokok mengenai reproduksi sel dapat dilihat lebih jelas pada organisme uniseluler. Satu sel khamir yang
ditanamkan dalam medium yang sesuai akan segera menghasilkan beribu-ribu keturunan. Kecuali satu kebetulan
yang kadang terjadi setiap sel dari keturunan ini akan bersifat sama dalam hal struktur dan fungsinya sebagaimana
yang dimiliki sel pertama (Kimball, dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Transmisi kromosom dari sel induk ke sel-sel anak melalui mitosis adalah proses aseksual di mana satu sel induk
dapat menghasilkan sel melalui pembelahn-pembelahan mitosis berturut-turut, klon sel yang secara genetik identik.
Pola perbanyakan sel vegetatif atau somatik semacam itu dilakukan oleh organisme multiseluler, sedangkan sel
eukariot melakukan cara transmisi kromosom meiosis seling, cara ini tidak dapat dipisahkan dari penggabungan
dengan fase seksual dalam daur hidupnya yang di dalamnya gen-gen dari dua induk yang berbeda berkumpul
untuk menetap pada sel tunggal (Goodenough, dalam Fahruliansyah dkk., 2014). Kromosom antar tanaman
berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa atau bawang
merah memiliki jumlah kromosom 2n=16 (Sastrosumarjo dalam Fahruliansyah dkk., 2014).

E. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat yang digunakan

No. Alat Jumlah


1. Mikroskop 1 unit
Botol vial 5-10 ml dengan tutup
2. 6 unit
gabus atau tutup plastik
3. Kaca objek dan kaca penutup 1 unit
4. Cawan petri 1 unit
5. Pipet 1 unit
6. Water bath atau penangas air 1 unit
7. Silet 1 unit
Tusuk gigi atau batang korek api
8. Seperlunya
9. Model Mitosis 1 unit

Tabel 2. Bahan yang digunakan

No. Alat Jumlah


1. HCL 4% / HCL 1N 1-2 ml
2. Kuteks bening Seperlunya
3. Bawang merah 10 siung
4. Asam asetat 10% Seperlunya
F. Langkah Kerja

Diagram 1. Langkah Kerja Proses menanam bawang

Dipilih bawang
merah yang
Rendaman Rendaman
baik dan tidak Bawang merah
bawang merah bawang merah
berjamur tersebut
disimpan pada disimpan pada
sebanyak direndam dalam
tempat yang tempat yang
sepuluh siung, wadah berisi
gelap dan gelap dan
kemudian air. Dipastikan
hangat misalnya hangat misalnya
dibersihkan bagian bakal
dalam lemari. dalam lemari.
sisa-sisa akar akarnya
Air rendaman Air rendaman
dengan cara terendam semua
diganti setiap diganti setiap
mencabut dan dalam air
mencukil sisa- hari hari
sisa akar
2. Proses fiksatif
Akar bawang
Dimasukkan Mengisi 1-2 ml
yang telah
akar ke dalam larutan HCl 4%
tumbuh Potongan akar botol-botol
botol vial berisi pada setiap
sepanjang 1,5 dalam botol berisi akar
larutan farmer, botol dan
cm, dikeringkan dicuci dengan air pada
botol vial disimpan pada
dandipotong ledeng/kran suhu 600
ditutup dan suhu ruangan
sepanjang 0,5 sebanyak 7x Cselama tepat 8
disimpan dalam selama tiga
cm-1 cm dari menit
freezer menit
ujung akar

Ditambahkan
Meneteskan satu HCl dikeluarkan
Akar dalam sekitar satu ml
tetes air ke atas dari tabung,
tabung dicuci larutan metilen
kaca objek dan kemudian akar
dengan air keran blue kedalam
diletakkan satu dalam botol
teknik sebanyak 8x masing-masing
akar bawang di dibilas dengan
squash kemudian akar botol vial dan
atasnya dengan air keran
dikeluarkan dari tabung disimpan
menggunakan sebanyak lima
tabung reaksi pada suhu ruang
pinset kali
2-3 menit

Sel-sel Meletakkan
Diletakkan
Bagian ujung dipisahkan preparat di
preparat pada
dengan cara antara kertas
akar yang meja mikroskop
mengetuk- tisu, kemudian
membulat untuk diamati
ngetuk penutup tekan hati-hati
dipotong sekitar pada perbesaran
kaca hingga dengan jari
2 mm objektif 4x, 10x-
warna tangan, jangan
40x/ 63x.
sampel dari biru gerakkan atau
silet tajam Preparat siap
tua menjadi menggeser jari
diamati
lebih muda tangan

Diagram 2. Langkah Kerja Proses fiksatif


G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil pengamatan mitosis akar bawang
No. Tahapan mitosis Gambar

1 Profase

2 Metafase

3 Anafase

4 Telofase
Tabel 4. Indeks mitosis akar bawang
Jumlah sel dalam tahap mitosis Total sel
Jumlah total Jumlah sel Indeks
yang
No. pada
sel mito
Profase Matafase Anafase Telofase mengala
tahap sis
mi
interfase
mitosis

H. Pembahasan
I. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Fahruliansyah, dkk. (2014). Laporan Praktikum Biologi Dasar 2 Pembelahan Mitosis Pada Akar Bawang Merah
(Allium Cepa). [Online]. Diakses di: http://wiwinseptiana.files.wordpress.com/2015/03/laporan-mitosis.docx

Anda mungkin juga menyukai