MITOSIS TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam
dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Mitosis terjadi
di dalam sel somatik yang bersifat meristematik. Mitosis biasanya diikuti dengan
pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis yang mana sel akan terpisah menjadi
dua. Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan
tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini
meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase. Sel paling banyak dijumpai pada
bagian akar yaitu ujung akar. Pada mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikian rupa
sehingga dari satu sel dihasilkan dua buah sel anakan. Mitosis merupakan alat untuk
duplikasi dan pemisahan (pada anafase) kromosom. Biasanya, mitosis diikuti dengan
pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis dimana sel akan terpisah menjadi dua
oleh karena mitosis merupakan peristiwa yang penting bagi kelangsungan hidup suatu
organisme, dalam hal ini adalah tanaman dan juga dapat bermanfaat untuk berbagai hal.
Misalnya untuk melakukan sebuah penelitian sehubungan dengan pertumbuhan serta
perkembangan tanaman.
I.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum preparat segar mitosis adalah untuk
mengamati tahapan-tahapan dalam proses pembelahan mitosis.
I.3 Tinjuan Pustaka
Fase mitosis pada bawang bombai terlihat jelas sehingga menjadikan bawang
bombay sebagai bahan yang ideal dalam pengamatan mitosis. Bawang bombay juga
memiliki kemudahan dalam pembuatan preparatnya. Pengamatan yang dilakukan ialah
teknik squash pada ujung akar bawang bombay. Pembuatan sediaan mitosis
menggunakan metode squash. Ujung akar tanaman dipotong dan kemudian dimasukkan
ke dalam larutan fiksatif. Ujung akar tanaman merupakan bahan yang ideal dalam
pengamatan pembelahan sel secara mitosis (Ernawiati, 2007).
Fase mitosis pada bawang merah terlihat jelas sehingga menjadikan bawang
merah sebagai bahan yang ideal dalam pengamatan mitosis. Bawang merah mudah dalam
pembuatan preparatnya. Pengamatan yang dilakukan ialah teknik squash pada ujung akar
bawang merah (Imaniar, dkk., 2014).
Pengamatan ukuran sel ujung akar dengan cara mengambil dari bagian ujung akar
yang aktif tumbuh pada tanaman berumur 7 hari sepanjang 1-1,5 mm dari ujung akar.
Preparat dibuat dengan metode squash (pencet) dengan media asam asetat.
a. Interfase
Interfase atau stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang berlangsung lama
karena pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme dan pembentukan dan sintesis
DNA. Maka sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan bahwa interfase merupakan fase
istirahat, karena sebenarnya pada fase ini sel bekerja dengan sangat berat. Interfase
dibedakan lagi menjadi tiga fase, yaitu:
b. Profase
Pada fase profase, terjadi pemadatan (kondensasi) dan penebalan kromosom. kromosom
menjadi memendek dan menjadi tebal, bentuknya memanjang dan letaknya secara
random di tengah – tengah sel, terlihat menjadi dua untai kromatid yang yang letaknya
sangat berdekatan dan dihubungkan oleh sebuah sentromer. Mendekati akhir profase,
nukleolus dan membran nukleus menghilang dan terbentuk benang – benang spindel.
c. Metafase
Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak
menuju bidang equator. Benang – benang gelendong melekat pada sentromer setiap
kromosom. Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga
kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu,
kromosom juga terlihat sejajar di tengah – tengah equator.
d. Anafase
Fase ini dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap – tiap pasang kromosom berpisah,
masing – masing kromatid bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. Pemisahan ini
dimulai dari membelahnya sentromer. Sentromer yang telah membelah kemudian ditarik
oleh benang gelendong ke kutub yang berlawanan bersama dengan kromatidnya.
Pergerakan kromosom ke kutub diikuti pula oleh bergeraknya organel – organel dan
bahan sel lainnya. Ciri khusus yang terlihat pada saat anafase adalah kromosom terlihat
seperti huruf V atau J dengan ujung yang bersentromer mengarah ke arah kutub. Pada
saat ini, jumlah kromosom menjadi dua kali lipat lebih banyak.
e. Telofase
Pada fase ini, membran nukleus terbentuk kembali, kromosom mulai mengendur dan
nukleolus terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua yang diikuti oleh terbentuknya
dinding sel baru yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma,
atau bahan baru yang lainnya. Pembelahan ini juga membagi sitoplasma menjadi dua.
Pada akhir dari fase ini, terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki jumlah
kromosom yang sama dengan tetuanya.
BAB II
METODE KERJA
Alat yang digunakan dalam praktikum whole mount dapat dilihat pada Tabel 1.
2. 2 Metode Kerja
Pra perlakuan : Ujung akar terpilih (ujung utuh dan berwarna putih susu) dipotong
sepanjang 1 – 2 cm, dicuci bersih dan dimasukkan kedalam botol/tabung film hitam yang
berisi larutan 0,002 M 8 – hydroxyquinolin, lalu disimpan pada suhu 20º C (lemari es)
selama 3 – 5 jam
Fiksasi : akar setelah dicuci bersih direndam dalam larutan asam asetat 45% selama 10
menit.
Maserasi : akar dimasukkan kedalam larutan maserasi berupa campuran HCl 1 N dan
Asam asetat 45% dengan perbandingan 3 : 1 kemudian diletakkan di penangas
(waterbath) pada suhu 60º C selama 1 menit.
Pewarnaan : akar diletakkan pada gelas arloji dengan posisi konsentris yaitu
bagian ujung akar diletakkan dipusat selas arloji, kemudian ditetesi aceto orcein dan
dibiarkan selama 30 menit sambil ditutup dengan cawan petri agar pewarna tidak
menguap.
.
BAB III
PEMBAHASAN
Hasil pengamatan pada praktikum preparat segar mitosis dapat dilihat pada Tabel 3.
3.2 Pembahasan
Ujung akar terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, artinya sel-selnya sangat
aktif membelah. Sehingga penggunaan ujung akar pada praktikum ini diharapkan agar
fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap.
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10
maka diperoleh gambar seperti di atas. Gambar tersebut menunjukkan sel pada akar
bawang bombay sedang berada pada fase anafase, hal ini ditunjukkan dengan sentromer
membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju kutub dari sel yang
berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat yang sama dengan sel
induknya, sejak saat itu kromatid-kromatid tersebut menjadi kromosom baru.
Saat mengamati preparat di mikroskop, kami merasa kesulitan dalam melihat
tahapan mitosis yang terjadi pada akar bawang bombay ini,dikarenakan kemungkinan
akar bawang itu lebih dari 2 minggu dan diambilnya sekitar jam 6 sampai jam 7 pagi
sehingga fase yang kami dapat amati hanya fase anafase karena menurut teori yang kami
dapatkan proses mitosis pada akar bawang bombai terjadi pada pukul 03.00-07.00 WIB.
Proses mitosis pada tanaman umumnya terjadi selama antara 30 menit sampai beberapa
jam dan merupakan bagian dari suatau proses yang berputar dan terus-menerus (melalui
fase-fase yang terus berjalan).
Setelah itu, memotong akar bawang dengan ukuran 1-2 cm agar larutan fiksatif
dapat merata dan melakukan fiksasi di dalam larutan asam asetat selama 10 menit agar
bahan tetap utuh. Tahapan selanjutnya melakukan kedalam larutan maserasi berupa
campuran HCl 1 N dan Asam asetat 45% dengan perbandingan 3 : 1 kemudian diletakkan
di penangas (waterbath) pada suhu 60º C selama 1 menit. Kemudian ditetesi aceto orcein
dan dibiarkan selama 30 menit sambil ditutup dengan cawan petri agar pewarna tidak
menguap. Dan melakukan pemencetan dengan menggunakan karet pensil hingga bahan
merata. Setelah tahapan tersebut, preparat segar mitosis siap diamati di bawah mikroskop.
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Tahapan dalam pembelahan mitosis diawali dengan fase profase yang ditandai
dengan adanya penebalan kromatin menjadi kromosom dan inti sel yang melebur.
Tahapan kedua ialah fase metafase yang ditandai dengan kromosom yang berada
di bidang ekuator yang diikat oleh benang-benang spindel.
Tahapan ketiga ialah fase anafase yang ditandai dengan kromosom ditarik menuju
dua arah yang berlawanan dan membran sel mulai mengkerut menjadi dua sel.
Tahapan terakhir ialah telofase yang ditandai dengan membelah sel menjadi dua
dan membran ini mulai terbentuk kembali.
Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar
bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak,
sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik,
mudah didapatkan. Berdasarkan hasil pengamatan, tampak bahwa akar bawang bombay
pada saat itu tengah mengalami fase anafase.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece J.B., Michael L.,C., 2008. Biologi jilid 1 edisi kelima.
Erlangga: Jakarta.
Ernawiati, E., 2007, Efek Antimitosis Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa
superb Linn.) terhadap Pembelahan Sel Akar Tanaman Cabai Merah (Capsicum
annum L.), J. Sains MIPA, 13 (1) : 35-38
Imaniar, E.F. dan Pharmawati, M., 2014, Kerusakan Kromosom Bawang Merah (Allium
cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida, J. Simbiosis, 2 (2) : 173-183
SEDIAAN PERMANEN
MITOSIS TUMBUHAN
Tujuan :
Alat yang digunakan adalah cawan petri, gelas obyek, gelas penutup, pinset dan
mikroskop. Bahan yang digunakan adalah preparat segar mitosis akar, Etanol absolute,
Asam Asetat galcial 45% dan xilol.
1. Pelepasan gelas penutup : gelas obyek yang berisi preparat mitosis direndam
dalam cawan petri yang berisi larutan asam asetat 45%. Dengan bantuan pinset
gelas obyek dipisahkan dari gelas penutupnya. Obyek (preparat) yang melekat
baik pada gelas penutup dibuat preparat permanenya.
2. Dehidrasi : gelas obyek/gelas penutup direndam dalam seri campuran asam asetat
galsial dan etanol absolute dengan perbandingan 1 : 3, 1 : 9 masing-masing selama
3 menit. Kemudian dilanjutkan dengan merendam dalam etanol absolute selama
3 menit.
3. Dealkoholisasi : preparat direndam dalam campuran larutan etanol absolute dan
xilol dengan perbandingan 1 : 1 selama 3 menit. Kemudian dilanjutkan perendam
sebanyak 2 kali dalam xilol murni masing-masing selama 3 menit.
4. Prekatan (mounting) : sediaan berupa gelas obyek yang berisi preparat ditetesi
entellan, ditutup dengan gelas penutup secara hati-hati. Sedangkan sediaan berupa
gelas penutup yang berisi preparat ditempelkan pada gelas obyek baru yang telah
di tetesi entelan. Selanjutnya dikeringkan pada pemanas (hotplate) suhu 40°C
5. Pemberian label : pada sisi kiri gels obyek direkatkan label.