Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

“TEKHNIK TRAPPING SERANGGA HAMA”

Disusun Oleh :
Kelompok VI

Asriyati Hadju (433420002) Vita Nestria Putri (433420012)


Asri Febriyani Hadju (433420004) Safnawati Nasir (433420015)
Annisa Mokoagow (433420006) Indriani Sa’aban (433420016)
Alfandi Samawati (433420008) Indah Oktaviani (433420017)
Findra Dita Septiani Hippy (433420010) Sri Amelia A. Sidiki (433420019)
Ismail Pakaya (433420021) Margareta Putri Mohi (433420023)

Asisten : Febriyanto Ngopohi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Ekologi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Praktikum
Ekologi dan Lulus Mata Kuliah Ekologi

Gorontalo,… .............. 2021

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Ilyas H. Husain, S.Pd,M.Pd Febriyanto Ngopohi


Nip. 198909022019031009 Nim. 431417017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan ini berisi tentang praktikum
Tekhnik Trapping Serangga Hama.

            Terlaksananya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Koordinator Asisten pengajar
praktikum mata kuliah Ekologi yakni Bapak Ilyas H. Husain, S.Pd, M.Pd karena telah
memeberikan tugas praktikum ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
saya tentang Tekhnik Trapping Serangga Hamma.

Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu skami
meminta maaf apabila dalam Praktikum dan penyusunan laporan ini ada kesalahan kami
menyadari  bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak lubang yang terliang
dan masih banyak rongga yang terangah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran para pembaca agar laporan ini menjadi baik dan bermanfaat bagi setiap
orang.

       

  Gorontalo, 14 Desember 2021

Penulis  

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
1. PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum................................................................................2
1.3 Kegunaan Praktikum...........................................................................2
1.4 Waktu dan tempat...............................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
3. METODOLOGI..........................................................................................5
3.1 Fungsi Alat..........................................................................................5
3.2 Fungsi Bahan......................................................................................5
3.3 Skema kerja (Diagram Alir).................................................................6
4. ANALISA HASIL.......................................................................................8
4.1 Data hasil Pengamatan.......................................................................8
4.2 Analisa Prosedur.................................................................................9
4.3 Analisa Hasil (Pembahasan).............................................................10
5. PENUTUP...............................................................................................12
5.1 Kesimpulan.......................................................................................12
5.2 Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
LAMPIRAN....................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi


dengan jumlah spesies hampir 80% dari jumlah hewan yang ada di permuka
bumi. Dengan. Demikian sangatlah beralasan bahwa serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
dengan kapasitas reproduksi yang tinggi, jenis makanan yang bervariasi dan
kemampuan adaptasi yang tinggi. Serangga dapat hidup dalam sebuah
ekosistem pertanian secara berkelanjutan, karena pada ekosistem ini serangga
dapat memperolah makanan yang cukup.

Ekosistem menurut Andrewartha dan Birch(1961) adalah sistem yang


terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik.
Dengan demikian, maka ekosistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan
yang rumit dan interaktatif yang tersusun oleh semua organisme yang hidup
pada suatu daerah dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tentang
penjenjangan system kehidupan tersebut, maka untuk pengelolaan hama
diperlukan analisis interak sisistem sampai pada arasekosistem. Penggunaan
media trapping berwarna merupakan suatu upaya pengendalian serangga hama
secara alternatif. Ketertarikan serangga terhadap warna adalah salah satu cara
adaptasi serangga di alam. Adaptasi ini dapat terjadi pada serangga dengan
tujuan melindungi dirinya dari gangguan predator.

Ketertarikan serangga terhadap warna dapat dijadikan acuan untuk


usaha pengendalian, penggunaan perangkap trapping merupakan salah satu
cara untuk monitoring serangga di lapangan, sehingga memudahkan dalam
melakukan identifikasi. Dari beberapa literature menyebutkan bahwa ketertarikan
serangga terhadap warna merupakan perilaku serangga di alam. Pendekatan
terhadap perilaku serangga dapat dijadikan acuan dasar penelitian. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk member daya tarik serangga terhadap warna. Salah
satunya adalah dengan memasang pitfall trap. yellow pan trap, sticky trap warna
kuning, sticky trap warna hijau yang diberikan lem serangga dan alkohol. Warna
media yang digunakan harus dapat member pantulan cahaya atau adanya zat
penarik.

1
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengenal berbagai teknik trapping beserta alatnya


b. Mampu mengidentifikasi serangga hama hasil trapping
c. Mampu menganilisis indeks keragaman dan kesamaanya
d. Mampu menganilisis perbedaan indeks keanekaragaman
e. Mampu menganilis indeks kesamaan ordo serangga
1.3 KEGUNAAN PRAKTIKUM

Agar mahasiswa bisa mengetahui berbagai teknik trapping serangga


hamma.

1.4. WAKTU DAN TEMPAT

WaktuKegiatan : Minggu, 14 November 2021. Pukul13.00 WITA.

Tempat :Sungai Mati. Desa Moutong, Kecamatan


Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi
Gorontalo. Depan Fakultas MIPA Universitas MIPA
Universitas Negeri Gorontalo,

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak


tempat dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam.
Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebuthama, tetapi tidak
semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga serangga berguna seperti
serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator dan parasitoid. setiap
serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi serangga,
habitat dan kepadatan populasi (Mosanto, 2013).
Tanaman tetap mendapat gangguan dari mulai makhluk hidup mulai
makhluk hidup mikroorganisme sampai makhluk hidup makroorganisme,
umumnya gangguan tersebut dari golongan hewan. Untuk mengatasi gangguan
tersebut biasanya petani menggunakan pestisida dalam penggunaan pestisida
harus efektif dan efisien dan digunakan sebagai pengendalian terakhir agar tidak
menimbulkan resistensi pada serangga hama tersebut (Wallwork, 2017).
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan
makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Meskipun sebagai bahan pokok padi dapat digantikan oleh subtitusi
oleh bahan makanan lainnya, namaun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang
yang biasa makan nasi dan idak dapat mudah digantikan oleh bahan makanan
lainnya (Siregar, 2015).
Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak
tempat dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam.
Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebuthama, tetapi tidak
semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga serangga berguna seperti
serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator dan parasitoid. setiap
serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi serangga,
habitat dan kepadatan populasi (Monsanto, 2013).
Serangga hama memiliki kemampuan inang. Menurut Rukmana (2016)
kesesuaian isyarat visual maupun isyarat kimia akan menyebabkan serangga
lebih tertarik menemukan inang. Respon dapat berupa gerak mendekat menjauh
maupun mematikan serangga secara perlahan
Salah satu cara mengendalikan serangga hama adalah dengan
menggunakan perangkap warna. Perangkap ini memanfatkan ketertarikan

3
serangga pada warna tertentu. Perangkap ini cukup banyak digunakan karena
praktis, mudah dan murah. (Wallwork, 2017).
Umumnya serangga tertarik pada soektrum kuning – hijau (500 – 600 nm)
yang merupakan kisaran panjang gelombang khusus dari buah yang matang.
Warna kuning yang menarik perhatian lalat buah sering digunakan sebagai
perangkap (Mardhotillah, 2013).
Warna kuning juga bagi serangga menandakan buah-buahan itu sudah
masak, maka dari itu warna kuning menarik serangga untuk hinggap paling
banyak. Perangkap warna dapat dimaksimalkan untuk focus menangkap
serangga tertentu, misalnya lalat buah, bisa menggunakan buah tiruan yang
berwarna kuning kemudian di beri pelekat, atau bisa juga papan/mika kuning
ditambahkan meti eugenol sebagai zat penarik melalui aroma untuk memperkuat
daya tarik (Siregar, 2015).
Serangga menyukai warna-warna yang kontras. Cara serangga melihat
suatu warna tidak seperti cara kita melihat. Seperti halnya warna hijau daun bagi
serangga itu adalah warna kuning dan biru secara terpisah, mengingat hijau
adalah gabungan warna biru dan kuning (Wildan, 2015).

4
BAB III

METODOLOGI

3.1 Fungsi Alat

No Nama Ala/Bahant Gambar Fungsi

Untuk mengetahui kerapatan dan


1. pit fall trap kemelimpahan makro fauna tanah

2. Yellow trap Untuk menjebak hama

3. Kantong plastik
Melindungi perangkap dari kotoran
maupun air hujan

4. Lem tikus
Untuk menjebak serangga pada
botol

5
3.2 Skema Kerja (Diagram Alir)
Skema kerja yang di gunakan dalam praktikum Teknik Trapping Serangga
Hama, yaitu :

Pengambilan Sample
Menggunakan Pit Fall
Trap

Menyiapkan gelas plastik

Membuat lubang didalam tanah seukuran dengan gelas plastik,


kemudian masukkan gelas plastik kedalam lubang sedemikian rupa
sehingga permukaan gelas rata dengan tanah dan tidak ada celah
antara lubang tanah dengan gelas plastik.

Memotong styrofoam berukuran 20 x 20 cm, kemudian pasak tusuk


satai pada keempat sudutnya. Memasang styrofoam tersebut diatas
lubang perangkap sehingga dapat melindungi perangkap tersebut dari
kotoran maupun air hujan.

Mengisi gelas plastik dengan sedikit miuman fanta. Mengambil gelas


perangkap tersebut pada keesokan harinya dan mengamati serangga
yang terperangkap.
Mengidentifikasi serangga hama sampai pada tingkat ordo

6
Yellow trap

Menyiapkan 10 botol air mineral besar, dan 10 buah kayu


sebagai patokan

Memotong bagian dasar botol

Mengecat botol pada bagian dalamnya

Menghubungkan kayu dengan ujung botol

Melumuri bagian luar botol dengan lem tikus

Pada pagi hari, meletakkan perangkap jebakan yang sudah


jadi di area sawah secara berpencar

Mengambil jebakan pada sore hari dan mengidentifikasi


serangga hama sampai tingkat ordo

Gambar 1 Gambar 2

7
BAB IV

ANALISA HASIL

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN


1) Gambar Koordinat lokasi pengamatan

Lokasi pengamatan teknik trapping serangga hama, berlokasi di kampus


4, tepatnya didepan Fakultas MIPA, lokasi ini memiliki berbagai macam
faktor abiotic yang menjadi tolak ukur pengamatan, yaitu memiliki tebing
danau yang sangat curam. Danau disini memiliki tanah dengan jenis tanah
yang berpasir dan berlumpur.
1. Tabel hasil pengamatan Yellow trap

No Filum Kelas Ordo Jumlah Serangga

1. Artropoda Insecta Diptera 2

2 Artropoda Insecta Diptera 2

8
3 Artropoda Insecta Coleoptera 2

4 Artropoda Insecta Diptera 2

5 Artropoda Insecta Lefidoptera 2

6 Artropoda Insecta Diptera 2

7 Artropoda Insecta Diptera 1

4.2 AnalisaProsedur

1. Pit fall trap


Pembuatan pit fall trap yang dilakukan pada tahap ini yaitu
membuat lubang didalam tanah seukuran dengan gelas plastik,
kemudian masukkan gelas plastik kedalam lubang sedemikian rupa
sehingga permukaan gelas rata dengan tanah dan tidak ada celah antara
lubang tanah dengan gelas plastik, memotong styrofoam berukuran 20 x
20 cm, kemudian pasak tusuk satai pada keempat sudutnya, memasang
styrofoam tersebut diatas lubang perangkap sehingga dapat melindungi
perangkap tersebut dari kotoran maupun air hujan, mengisi gelas plastik
dengan sedikit minuman fanta, pada keesokan harinya ambil gelas
perangkap tersebut dan amati serangga yang terperangkap,
mengidentifikasi serangga hama sampai pada tingkat ordo.
2. Yellow trap
Menyiapkan 10 botol air mineral, dan 10 buah patok sebagai patokan.
memotong bagian dasar botol mengecat botol pada bagian dalamnya
menghubungkan kayu dengan ujung botol melumuri bagian luar botol
dengan lem tikus. Pada pagi hari, meletakkan perangkap jebakan yang
sudah jadi di area sawah secara berpencar. Mengambil jebakan pada
sore hari dan mengidentifikasi serangga hama sampai tingkat ordo.

9
2.3 Analisa Hasil Pembahasan
1. Pit Fall Trap
Berdasarkan hasil praktkum pada pit fall trap yang ditemukan pada
perangkap terdapat 1 hewan yaitu semut hitam dengan ordo Hymenoptera. Fit
fall trap merupakan perangkap untuk serangga yang di letakan dipermukaan
tanah. Di lapangan hewan tanah juga dapat di kumpulkan dengan cara
memasang perangkap lubang. Pengumpulan hewan permukaan tanah
dengan memasang perangkap lubang juga tergolong pada pengumpulan
hewan tanah secara dinamik.Perangkap lubang yang digunakaan sangat
sederhana, yang mana hanya berupa gelas plastic yang di tanah di tanah
yang datar dan sdikit agak ketinggian Jarak antar perangkap sebaiknya 5 m
(suin, 2002).

2. Yellow Trap
Pada pengamatan di setiap Yellow Trap ditemukan Ordo yang berbeda
dan ada yang sama pada setiap botol yaitu Araneae, Isopetera dan Orthopter,
Untuk botol 1 hanya Diptera terdapat 1 serangga, botol ke dua Ordo
Tysanopteptera terdapat 1 serangga, botol ke 3 terdapat 2 ordo Diptera dan
Dermoptera dengan jumlah serangga masing-masing dua dan botol ke 5
terdapat 1 ordo yaitu Orthopthera berjumlah 1 serangga.

Yellow Trap serangga, dengan menggunakan botol aqua yang berukuran


1.5 dan diberikan warna kuning menyala. Warna kuning ini guna untuk
menarik serangga yang menyukai warna tersebut karena warna kuning sama
dengan warna bunga-bunga yang biasa mereka hinggapi. Setelah dilakukan
pengamatan selama 11 jam di peroleh bahwa serangga yang berbeda-beda
pada setiap botol Aqua (Rukmana 2016).

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Sireger (2015) diketahuai bahwa


kertas perangkap berwarna kuning berhasil menjerat lalat paling banyak,
disusul kertas perangkap berwarna putih, hijau dan biru.

Pada hasil penelitian Mardhotillah (2013) menyatakan bahwa lalat tertarik


pada permukaan yang warna kuning, salah satu sifat lalat yang terpenting
adalah takut dengan warna biru. Warna kuning memiliki intensitas yang lebih

10
tinggi dibanding hijau dan biru, sehingga lebih mudah dikenali lalat untuk
dihinggapi.

Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak tempat


dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam.
Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebut hama, tetapi
tidak semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga serangga berguna
seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator dan parasitoid.
setiap serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi
serangga, habitat dan kepadatan populasi (Wilda, 2015).

11
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Untuk mengidentifikasi dan mengetahui keanekaragaman serangga dapat


dilakukan dengan Teknik Jebakan (Traping). Pitfall trap adalah lubang perangkap untuk
hewan kecil, seperti serangga, amfibi dan reptil.Sedangkan Yellow trap adalah metode
jebakan untuk menarik serangga yang menyukai warna kuning.

5.2 SARAN

Dalam penyusunan laporan ini, penulis sadar akan kodrat manusia yang tak
luput dari kesalahan, maka dari itu untuk lebih menyempurnakan penyusunan laporan
kedepan, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun dari
pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Edward, C.H & J.R. Lofty. 2016. Biology of Earthworm. London. Chapman and
Hall.pp. 77 221. 

Hanafiah, K.A. 2015. Biologi Tanah. Ekologi dan Makrobiologi Tanah PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. hlm., 142-143.

Rukmana 2016. Ekologi Hewan Tanah. Penerbit Bumi Aksara. Bandung. Fakulas MIPA
Universitasgajahmada, Vol (4) No 233-245.

Suin, 2017. Komunitas cacing tanah pada beberapa penggunaan lahan gambut di
Kalimantan Tengah. Jurusan pertanian Universitas Indonesia, Vol (4) No 7 hal
243-254.

Wallwork, J.A. 2017. The Distribustion and Diversity of Soil Fauna. London:
Academic Press inc. 

Wirakusumah. 2015. Peran agroforestry dalam memptertahankan Makroporositas tanah.
DepartemenBiologi, FMIPA USU. Medan vol (3) No 4 122-132.

Wildan, sambas. 2015. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI press).

13
LAMPIRAN

14
15

Anda mungkin juga menyukai