EKOLOGI HEWAN
(ABKC-2602)
Disusun Oleh:
Kelompok 14
Ahmad Fazri Haekal (1710119310001)
Cici Ayu Wulan Dari (1710119120006)
Evi Wulandari (1710119120009)
Isra Melliyanti Putri (1710119220011)
Dosen Pengasuh :
Dr. Dharmono, M.Si.
Drs. H. Hardiansyah, M.Si.
Mahrudin, S.Pd., M,Pd.
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc.
Nurul Hidayati Utami, S.Pd, M.Pd
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekologi Hewan dengan lancar
dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan
dorongan dari berbagi pihak, untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
2. Drs. H. Hardiansyah, M.Si., Dr. Dharmono, M.Si., Mahrudin, S.Pd., M.Pd.,
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc. dan Nurul Hidayati Utami, S.Pd, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Ekologi Hewan yang telah membimbing
dan memberikan ilmunya.
3. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik secara material maupun
spiritual.
4. Teman-teman yang telah memberikan saran dan kritiknya.
5. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan, dan kemampuan kami.
Karena itu penyusun mengharapkan kriktik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan kita
semua.
Banjarmasin, 2020
Penyusun
Kelompok 14
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………...
………………....……………… i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
1.5 Metode Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Habitat.....................................................................................4
2.2 Macam-Macam Habitat.............................................................................5
2.3 Pengertian Mikrohabitat..........................................................................13
2.4 Pengertian Klasifikasi Habitat.................................................................17
2.5 Tujuan Pengklasifikasian Habitat untuk Makhluk Hidup.......................19
2.6. Data Keanekaragaman dan Kemelimpahan Fauna Sisipan (Intersisi)
di Daerah Pantai Psamolitoral Pesisir ……………………………...
21
2.7. Data Keanekaragaman dan Kemelimpahan
Makrozoobentos.................................................................................. 23
Analisis Data............................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi merupakan kajian tentang bagaimana tanaman, binatang, dan
organisme lain yang saling berhubungan satu sama lain dalam lingkungan
atau “rumah mereka”. Kata ekologi “berasal dari bahasa Yunani “Oikos”
yang berarti rumah. Ekologi juga berati kajian tentang kelimpahan dan
distribusi organisme.
Menurut Begon dkk (1986) dalam Soetjipta (1993) sejarah kehidupan
yang dilayakkan oleh seleksi alami tergantung pada habitat makhluk yang
bersangkutan. Jadi habitat memainkan peranan penting dalam mencetak
sejarah kehidupan. Tiap tiap habitat makhluk, seperti sejarah kehidupan
makhluk, adalah unik.
Selain itu, istilah habitat dapat juga dipakai untuk menunjukkan
tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk
suatu komunitas. Dalam hal seperti ini, maka habitat sekelompok organisme
mencakup organisme lain yang merupakan komponen lingkungan (komponen
lingkungan biotik dan komponen lingkungan abiotik). Dalam uraian tentang
hamparan habitat Odum (1983) menyebutkan bahwa dengan mempelajari
suatu habitat yang tertentu akan dikenali makhluk dan faktor fisik yang
sesungguhnya menyertai suatu ekosistem tertentu. Dengan demikian akan
diperoleh pandangan mengenai misalnya metode, peralatan dan kesukaran
teknis yang dapat diterapkan pada situasi yang spesifik (Soetjipta, 1993).
Selain habitat, kehidupan makhluk hidup juga terdiri atas mikrohabitat yang
hidup berdampingan dengan habitat serta dari hal tersebut akan muncul
klasifikasi habitat. Maka dari itu makalah ini akan membahas lebih dalam
terkait hal tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian habitat ?
1.2.2 Apa saja macam-macam habitat ?
1.2.3 Apa pengertian mikrohabitat ?
1.2.4 Apa pengertian klasifikasi habitat ?
1.2.5 Apa pengklasifikasian habitat untuk makhluk hidup?
1.2.6 Bagaimana hasil data dilapangan pada topik Keanekaragaman dan
Kemelimpahan fauna sisipan (Intersisi) Di Daerah Pantai Psamolitoral
pesisir pantai Desa Tabanio?
1.2.7 Bagaimana hasil data dilapangan pada topik Keanekaragaman dan
Kemelimpahan Makrozobentos di Desa Tabanio?
2
belajar untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan wawasan
ekologi khususnya mengenai habitat dan mikrohabitat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Macam-Macam Habitat
a. Habitat Air Tawar
Air tawar bersifat penting dan merupakan bahan yang paling
melimpah di dalam protoplasma, sehingga dapat dikatakan bahwa semua
makhluk hidup bersifat “akuatik”. Dalam praktiknya yang dikatakan
sebagai habitat akuatik adalah habitat dengan air sebagai medium eksternal
dan internal. Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua
yaitu perairan mengalir dan perairan menggenang. Perairan tawar dapat
menjadi habitat berbagai macam hewan perairan seperti ikan, plankton,
kelompok crustacea, alga, bivalvia, gastropoda, amphibi dan lain lain.
1) Perairan Mengalir
5
adanya saluran selama masih terdapat air yang mengisinya (Ewusie,
1990:186).
2) Perairan Menggenang
6
Menurut Odum (1983:11), pembagian zona pada perairan air
tawar terdapat perbedaan dengan pembaian zona di perairan air laut.
Pembagian zona perairan air tawar dapat dibedakan berdasarkan letak
dan intensitas cahaya sebagai berikut :
7
(Sumber : Pruss, Kayla. 2013)
Habitat lautan itu tidak terpisah-pisah seperti habitat daratan dan
habitat perairan darat. Semua lautan itu berhubungan, suhu, salinitas, serta
kedalaman merupakan faktor utama dalam mempengaruhi gerakan bebas
hewan lautan. Sirkulasi lautan sedemikian efektif sehingga kekurangan-
kekurangan oksigen seperti yang terjadi di perairan tawar secara
komperatif jarang terjadi di kedalaman lautan. Seperti halnya perairan
tawar, perairan laut menurut Wiadnya, 2012 juga dibagi menjadi beberapa
zona yaitu :
1. Coast-line atau garis pantai
Batas air laut terakhir mencapai darat (coast-line) adalah garis pantai
secara praktis bersifat dinamis, tergantung kondisi pasang surut. Setiap
hari, setiap garis pantai mengalami air naik ke arah darat dan turun ke
arah laut.
2. Zona littoral
Zona littoral merupakan wilayah dengan variasi faktor lingkungan yang
sangat bervariasi dalam waktu yang relatif singkat. Organisme yang
mampu tinggal pada wilayah littoral mempunyai mekanisme tertentu
untuk beradaptasi terhadap variasi lingkungan yang ekstrem. Beberapa
8
jenis kurang bisa bertahan hidup dan menempati wilayah pada ujung
zona littoral .
3. Neritic
Zona neritic atau sublittoral juga merupakan wilayah yang sangat
penting bagi keragaman hayati dan sumber daya perikanan. Bagian atas
dari zona neritic, sampai kedalaman sekitar 20 m, ialah tempat untuk
habitat terumbu karang.
4. Istilah continental shelf, diterjemahkan sebagai paparan benua
Paparan benua ialah dasar laut yang relatif datar, menjadi perangkap
bahan organik dari pantai, kaya dengan nutrien dan sinar matahari
relatif sampai di dasar. Wilayah ini menghasilkan 90% dari total hasil
tangkap perikanan (ikan dan komoditas perikanan lainnya) di dunia.
5. Continental slope atau lereng benua
Lereng benua umumnya relatif sempit dengan kemiringan tajam,
lebarnya bervariasi antara 6 – 10 km. Beberapa referensi menyatakan
bahwa landas kontinen di laut juga menjadi bagian dari landas kontinen
di darat.
Berikut adalah parameter yang telah diukur saat praktikum topik
Hewan intersisi dan hewan pantai di pantai Desa Tabanio.
1. Parameter Hewan Intersisi
Pengulangan
Nama alat Kisaran
1 2 3
Salinometer 2 ppm 2 ppm 3 ppm 2-3 ppm
Termometer 24˚C 24˚C 24˚C 24˚C
pH meter 7,5 7,8 7,8 7.5-7.8
Sechidisk 7 cm 5.8 cm 6.7 cm 5.8--7 cm
0.04-0.14
Bola arus 0.14 m/s 0.05 m/s 0.04 m/s
m/s
(Sumber: Data Angkatan, 2020)
9
2. Parameter hewan Pantai
Pengulangan
Nama alat Pengukuran Kisaran
1 2 3
Termometer 32˚C 31˚C 31˚C 31-32˚C
Hygrometer 77% 80% 79% 77-80%
Min 1.1 m/s 0.1 m/s 2.9 m/s 0.1-2.9 m/s
Anemometer
Max 3.4 m/s 3.7 m/s 3.7 m/s 3.4-3.7 m/s
>20000 >20000 >20000
Min >20000 lux
lux lux lux
Lux meter
>20000 >20000 >20000
Max >20000 lux
lux lux lux
(Sumber: Data Angkatan, 2020)
c. Habitat Estuaria
10
terjadi percampuran antara masa air laut dengan air tawar dari daratan,
sehingga menjadi air payau. Wilayah ini meliputi muara sungai dan delta-
delta besar, hutan mangrove dekat estuaria dan hamparan lumpur dan pasir
yang luas. Wilayah ini juga dapat dikatakan sebagai wilayah yang sangat
dinamis, karena selalu terjadi proses dan perubahan baik lingkungan fisik
maupun biologis. Menurut (Bengen, 2002) berdasarkan salinitas (kadar
garamnya), estuaria dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Oligohalin yang berkadar garam rendah (0,5% – 3 %)
2. Mesohalin yang berkadar garam sedang (3% – 17 %)
3. Polihalin yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %
d. Habitat Terrestrial (Habitat Daratan)
11
3. Sirkulasi udara yang cepat diseluruh muka bumi berakibat kandungan
gas oksigen dan gas karbondioksida bercampur dan konstan.
4. Tanah merupakan pendukung yang padat. Kerangka yang kuat didalam
hewan yang memiliki alat pergerakan mengalami proses evolusi diatas
habitat tanah.
5. Daratan tidak seperti lautan tidak kontinyu. Ada faktor yang penting
dalam menentukan perpindahan yang bebas bagi makhluk hidup.
6. Sifat substratum terutama vital dilingkungan terrestrial. Tanah adalah
sumber zat hara yang sangat berbeda beda.
Iklim (misalnya suhu kelembaban dan lainnya) dan substratum
(fisiografi tanah dan lainnya) ialah dua kelompok faktor yang bersama
dengan interaksi populasi menentukan sifat komunitas terrestrial dan
ekosistem terrestrial. Tiap-tiap kawasan benua cenderung memiliki fauna
sendiri yang istimewa. Kepulauan seringkali memiliki perbedaan yang
besar dengan benua. Relevansi yang istimewa terdapat didalam ebolusi
komunitas terrestrial merupakan subyek dalam biogeografi
(Wiadnya.2012).
Berikut adalah parameter yang telah diukur saat praktikum topik
mamalia dan burung siang.
1. Parameter topik Keanekaragaman Jenis Mamalia
Pengulangan
Nama alat Kisaran
1 2 3
Termometer 36.4˚C 34.8˚C 34.6˚C 34.6-36.4˚C
Hygrometer 63,0% 68% 69% 63-69%
1214.5-1278
Luxmeter 1214.5 lux 1274 lux 1278 lux
lux
Anemometer 4.3 m/s 4 m/s 3.1 m/s 3.1-4.3 m/s
(Sumber: Data Angkatan, 2020)
2. Parameter Topik Keanekaragaman Jenis Burung (Burung siang)
Pengukura Pengulangan
Nama alat Kisaran
n 1 2 3
Termometer 27˚C 28˚C 30˚C 27-30˚C
Hygrometer 82,5% 79% 75% 75-82.5%
Soil tester pH 7 5,8 6,9 5.8-7
12
Kelembaban 80% 20% 10% 10-80%
Min 0.6 m/s 0 m/s 0 m/s 0-0.6 m/s
Anemometer
Max 4 m/s 2.7 m/s 0.6 m/s 0.6-4 m/s
>20000 1009 101.2 101.2->20000
Min
lux lux lux lux
Lux meter
>20000 1434 183->20000
Max 183 lux
lux lux lux
(Sumber: Data Angkatan, 2020)
13
(Ades, 2017)
Semua makhluk hidup menempati suatu tempat untuk hidupnya.
Setiap spesies serangga menempati tempat yang cocok untuk tempat
hidupnya. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat fisik yang disebut
habitat. Suatu speies serangga herbivor biasanya tidak menempati semua
bagian tanaman, tetapi hanya bagian-bagian tanaman tertentu saja yang
ditempatinya. Tempat yang demikian disebut mikrohabitat. Suatu spesies
serangga hama yang menempati suatu habitat akan melakukan sesuatu di
dalamnya, misalnya bagaimana serangga hama mentransformasikan energi,
bagaimana perilakunya, bagaimana serangga hama menanggapi lingkungan
fisik dan biotiknya dan bagaimana serangga hama dibatasi aktifitasnya oleh
spesies lainnya (Maspupah, 2011).
(Aburamai, 2018)
Habitat dalam batas tertentu sesuai dengan persyaratan makhluk hidup
yang menghuninya. Batas bawah persyaratan hidup itu disebut titik minimum
dan batas atas disebut titik maksimum. Antara dua kisaran itu terdapat titik
optimum. Ketiga titik itu yaitu titik minimum, titik maksimum dan titik
optimum disebut titik cardinal.
14
Apabila sifat habitat berubah sampai diluar titik minimum atau
maksimum, makhluk hidup itu akan mati atau harus pindah ke tempat lain.
Misalnya jika terjadi arus terus-menerus di pantai habitat bakau, dapat
dipastikan bakau tersebut tidak akan bertahan hidup. Apabila perubahannya
lambat, misalnya terjadi selama beberapa generasi, makhluk hidup umumnya
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru di luar batas semula. Melalui
proses adaptasi itu sebenarnya telah terbentuk makhluk hidup yang
mempunyai sifat lain yang disebut varietas baru atau ras baru bahkan dapat
terbentuk jenis baru (Darmawan, 2005).
a. Hutan bakau masih asri
(Desy, 2016)
(Mi, 2017)
15
Batas antara mikrohabitat yang satu dengan yang lainnya sering tidak
nyata/jelas. Namun demikian mikrohabitat memegang peranan penting dalam
menentukan keanekaragaman spesies yang menempati habitat itu. Tiap
spesies akan berkonsentrasi pada mikrohabitat yang paling sesuai baginya.
Sebagai contoh, dalam suatu habitat perairan tawar yang mengalir (sungai)
secara umum dapat dibedakan menjadi bagian riam dan lubuk. Riam berarus
deras dan dasarnya berbatu-batu sedang lubuk hampir tidak berarus, relatif
dalam dan dasarnya berupa lumpur dan serasah. Ada beberapa populasi
hewan air yang lebih menyukai tinggal atau bermikrohabitat di riam dan ada
beberapa populasi yang lebih menyukai tinggal atau bermikrohabitat di lubuk.
Pemilihan atas dasar mikrohabitat utama ini dapat dipilah-pilah lagi lebih
lanjut, seperti bagian permukaan batu, di sel-sela batu, di bawah lapisan
serasah dan sebagainya. Pemilihan atas dasar mikrohabitat-mikrohabitat yang
berbeda itu terkait dengan masalah perbedaan status fungsional atau relung
ekologi dari berbagai spesies hewan yang menempati habitat perairan tersebut
(Darmawan, 2005).
a. Riam
(Hutagalung, 2020)
16
b. Lubuk
(Muharrman, 2018)
17
4. Habitat yang ephemeral, yaitu habitat yang mengalami periode dengan
kondisi baik yang berlangsung relatif singkat diikuti oleh suatu periode
dengan kondisi yang kurang baik yang berlangsungnya lama sekali.
Berdasarkan variasi kondisi habitat menurut ruang, habitat dapat
diklasifikasi menjadi tiga macam (Maspupah, 2011):
1. Habitat yang bersinambung, yaitu apabila suatu habitat mengandung area
dengan kondisi baik yang luas sekali, yang melebihi luas area yang dapat
di jelajahi populasi hewan lainnya
2. Habitat yang berputus-putus, merupakan suatu habitat yang mengandung
area dengan kondisi baik letaknya berselang-seling dengan area yang
berkondisi kurang baik, hewan penghuninya dengan mudah dapat
menyebar dari area berkondisi baik yang satu ke yang lainnya.
3. Habitat yang terisolasi merupakan suatu habitat yang mengandung area
terkondisi baik yang terbatas luasnya dan letaknya terpisah jauh dari area
berkondisi baik yang lain, sehingga hewan-hewan tidak dapat menyebar
untuk mencapainya, kecuali bila didukung oleh faktor-faktor kebetulan.
Berdasarkan ukuran dan bentuknya, menggunakan skala geografi,
menurut Hugget (2003) habitat dibagi menjadi :
1. Mikrohabitat yaitu mengacu pada kondisi habitat terkecil dimana masih
terjadi interaksi antar organisme dengan lingkungannya. Luas
mikrohabitat beberapa cm persegi hingga beberapa meter suatu area.
2. Mesohabitat yaitu suatu kondisi habitat yang ukurannya lebih besar
daripada mikrohabitat dan lebih kecil dari makrohabitat. Ukuran
mesohabitat sekitar 10.000 km.
3. Makrohabitat yaitu lebih cenderung mengarah pada kondisi luasan yang
sangat besar (seperti habitat perairan dan lainnya), dimana luas areanya
sekitar 1.000.000 km.
4. Megahabitat yaitu terdiri dari benua.
Habitat makhluk hidup dapat lebih dari satu, misalnya burung pipit,
habitat untuk mencari makannya adalah di sawah dan habitat untuk bertelur
adalah pohon-pohonan di kampung. Ikan salem yang terkenal di Eropa dan
18
Amerika utara, waktu dewasa mempunyai habitat di laut. Waktu akan bertelur
ikan itu berenang ke sungai sampai ke hulu. Di daerah hulu ikan bertelur.
Anak ikan untuk beberapa tahun tinggal di sungai. Kemudian pergi ke laut
untuk menjadi dewasa sampai saatnya ikan akan bertelur. Istilah habitat dapat
dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme dari
berbagai jenis yang membentuk suatu komunitas. Misalnya, kita boleh
mengunakan istilah habitat padang rumput, habitat hutan mangrove, dan
sebagainya. Dalam hal ini habitat sekelompok organisme mencakup
lingkungan abiotik dan lingkungan biotik.
19
memiliki nama ilmiah yang berbeda karena ada ciri yang membedakan
antara keduanya.
4. Untuk Menyederhanakan Objek Studi
Makhluk hidup yang ada di bumi berjumlah jutaan. Untuk
mempelajarinya tentu dibutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk itu,
perlu dilakukan klasifikasi ilmiah agar objek studi menjadi lebih
sederhana. Klasifikasi habitat akan lebih membantu kita untuk mengenali
dan mempelajari makhluk hidup karena telah dikelompokkan berdasarkan
kesamaan ciri.
5. Memberi Nama Makhluk Hidup yang Belum Diketahui Namanya
Seiring perkembangan waktu, berbagai penemuan spesies baru
terus terjadi. Spesies-spesies baru tersebut belum memiliki nama, karena
itu perlu dilakukan klasifikasi makhluk hidup. Dengan melihat ciri-ciri
spesies yang ditemukan, spesies tersebut akan memiliki nama ilmiah
sesuai ciri-ciri yang ditunjukkan (Syarifulloh, 2019).
20
2.6. Hasil Data Di Lapangan Keanekaragaman dan Kemelimpahan Fauna Sisipan (Intersisi) di Daerah Pantai Psamolitoral Pesisir
Topik : Keanekaragaman dan Kemelimpahan Fauna Sisipan (Intersisi) di Daerah Pantai Psamolitoral Pesisir Pantai
Tujuan : Untuk Mengetahui Keanekaragaman dan Kemelimpahan Fauna Sisipan di Daerah Psamolitoral
Data Kelas
Jumlah individu per titik K F
∑ ∑
(Indivi (Cupli FR
No Nama Spesies 10 11 12 13 14 15 16 17 Indivi Cupli KR % NP Pi (-) Pi ln Pi
du/m^ kan/tit %
du kan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3) ik)
Megalacron
1 12 19 2 43,98 10,83 0,13 3,64 14,46 0,11 0,24
admiralitatis 7
Turritella
2 15 18 2 41,67 10,26 0,13 3,64 13,89 0,10 0,23
bacillum 3
Amaea
3 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
magnifica
Nassarius
4 1 1 2 2 4,63 1,14 0,13 3,64 4,78 0,01 0,05
distortus
Teralatirus
5 2 2 1 4,63 1,14 0,06 1,82 2,96 0,01 0,05
funebris
Otopleura
6 1 2 3 2 6,94 1,71 0,13 3,64 5,35 0,02 0,07
auriscati
Teretriphora
7 2 2 1 4,63 1,14 0,06 1,82 2,96 0,01 0,05
finlay
Megalacron
8 9 7 16 2 37,04 9,12 0,13 3,64 12,75 0,09 0,22
admiralitatis
Scylla
9 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
paramosain 1
Phenacolepas
10 8 2 18,52 4,56 0,13 3,64 8,19 0,04 0,14
cremulatus 6 2
Lacuna
11 2 1 4,63 1,14 0,06 1,82 2,96 0,01 0,05
vincta 2
Terebra
12 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
maculata 1
Echinolittorin
13 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
a malaccana 1
Nautica
14 1 2 2 4,63 1,14 0,13 3,64 4,78 0,01 0,05
fasciata 1
Turritella
15 1 3 2 6,94 1,71 0,13 3,64 5,35 0,02 0,07
terebra 2
16 Rhinoclavis 1 1 2 2 4,63 1,14 0,13 3,64 4,78 0,01 0,05
21
vertagus
Oxymeris
17 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
crenulata 1
Mactra
18 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
chinensis 1
Melampus
19 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
flavus 1
Amaea
20 2 1 4,63 1,14 0,06 1,82 2,96 0,01 0,05
magnifica 2
Admete
21 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
viridula 1
Cancellaria
22 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
terebra
Scalptia
23 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
textilis
Admete
24 11 2 25,46 6,27 0,13 3,64 9,90 0,06 0,17
crispa 6 5
Marinula
25 12 2 27,78 6,84 0,13 3,64 10,47 0,07 0,18
pepita King. 7 5
Terebra
26 6 1 13,89 3,42 0,06 1,82 5,24 0,03 0,11
undulate 6
Demoulia
27 4 1 9,26 2,28 0,06 1,82 4,10 0,02 0,08
retusa 4
Glycymeris
28 5 1 11,57 2,85 0,06 1,82 4,67 0,03 0,10
sp 5
29 Cyllne owenii 7 7 14 2 32,41 7,98 0,13 3,64 11,61 0,08 0,20
30 Epitonium sp 9 8 17 2 39,35 9,69 0,13 3,64 13,32 0,09 0,22
31 Ocypode sp 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
Lophiotoma
32 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
brevicaudata
33 Canarium sp 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
Turritella
34 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
communis
35 Polinices sp 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
36 Gibbula sp 1 1 1 2,31 0,57 0,06 1,82 2,39 0,01 0,03
37 Turitella sp 2 1 3 2 6,94 1,71 0,13 3,64 5,35 0,02 0,07
38 Pomaceae sp 1 2 3 2 6,94 1,71 0,13 3,64 5,35 0,02 0,07
39 Physella 2 2 1 4,63 1,14 0,06 1,82 2,96 0,01 0,05
22
ghyrina
Turiculla
40 5 5 1 3,47 0,85 0,06 1,82 2,67 0,03 0,10
javana
1 1 1 2 4
∑ 29 7 5 7 5 4 1 4 2 10 3 179 55 406,25 100 3,44 100 200 1 3,14
0 0 3 9 0
23
Titik ∑ ∑ K
No Nama Spesies KR% F (cup/volume FR% NP% Pi (-)pi Ln pi
1 2 Ind cup (ind/titik)
1 Pomacea canaliculata 4 6 10 2 5 55,56 1 67 122 0,6 0,33
2 Pila ampullacea 8 8 1 4 44,44 0,5 33 78 0,4 0,36
∑ 4 14 18 3 9 100,00 1,5 100 200 1,0 0,69
Indeks Keanekaragaman
Kesimpulan : Jadi indeks Keanekaragaman dan kelimpahan
Indeks Keanekaragaman
makrozobentoz rendah, Karena 1 > H' < 3 yakni 0,69
H' < 1 Rendah
1 ≤ H' ≤ 3 Sedang
24
Analisis Data:
Data tabel pengamatan kami di Pantai Tabonio tentang Keanekaragaman dan
Kemelimpahan Fauna Sisipan (Intersisi) di Daerah Pantai Psamolitoral Pesisir didapatkan 40
spesies hewan yang berbeda. Sedangkan tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan
Makrozoobentos didapatkan 2 spesies yang berbeda, yaitu Pomacea canaliculata dan Pila
ampullacea.
1. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Fauna Sisipan (Intersisi) di Daerah Pantai
Psamolitoral Pesisir
Jadi pada saat pengamatan tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan Fauna
Sisipan (Intersisi) di Daerah Pantai Psamolitoral Pesisir dilakukan dengan pengambilan
sampel pada 3 zona pengamatan yaitu plot 1, plot 2 dan plot 3. Plot-plot tersebut dibuat
dengan cara menggali pasir di daerah intersisi pantai sedalam 30 cm. Keanekaragaman
hewan intersisi di Pantai Tabanio termasuk dalam keanekaragaman tinggi menurut
indeks Shanon-Wiener yaitu pada mikrofauna intersisiz H' > 3 yaitu 3,14. Seperti yang
dijelaskan oleh Soegianto (1994), bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai
keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak jenis dengan
kelimpahan jenis yang sama atau hampir sama.
Berdasarkan hasil pengamatan kecerahan air laut pada pantai Tabanio berkisar 5,8
– 7 cm. Suhu pada daerah pantai kisarannya 24oC. Menurut Hutabarat dan Evans (1995)
yang menyatakan bahwa suhu di perairan merupakan salah satu faktor penting bagi
kehidupan organisme di dalamnya, karena suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme
maupun perkembangbiakkan. Hasil pengukuran pH air pada lokasi penelitian dapat di
lihat pada tabel dengan kisaran pH 7,5 – 7,8, pH tersebut sangat sesuai untuk
pertumbuhan organisme pantai, Sedangkan untuk kisaran pH pada kelas Bivalvia
menurut Odum (1993), menjelaskan bahwa Bivalvia membutuhkan pH air 6 – 8,5 untuk
kelangsungan hidup dan reproduksi. Sedangkan pada hewan kelas Gastropoda kisaran
pH air laut menurut Nyakkaben (1992) adalah 7 – 8.
26
3. Foto Hasil Pengamatan
a) Hewan Intersisi
Sp 1 Turritella terebra Sp 2 Rhinoclavis vertagus
27
b) Makrozobentoz
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian habitat dalam istilah ekologi umumnya diartikan sebagai tempat hidup
sesuatu makhluk atau suatu perangkat kondisi fisik dan kimiawi yang mengelilingi
suatu spesies tunggal, suatu kelompok spesies, suatu komunitas besar.
2. Macam-macam habitat terdiri dari habitat lautan, habitat perairan tawar, habitat
perairan payau dan habitat darat.
3. Mikrohabitat merupakan kumpulan populasi hewan yang mendiami suatu habitat
yang akan terkonsentrasi di tempat-tempat dengan kondisi yang paling cocok bagi
pemenuhan persyaratan hidupnya masing-masing.
4. Klasifikasi habitat merupakan pengelompokkan tempat atau lingkungan suatu
makhluk hidup berdasarkan hal-hal tertentu seperti berdasarkan ruang dan bentuk
serta ukuran.
5. Tujuan klasifikasi habitat diantaranya adalah untuk mempermudah proses
mempelajari makhluk hidup, mengetahui hubungan kekerabatan, membedakan
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya, untuk menyederhanakan objek studi,
dan memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
memperluas wawasan pembaca. Adapun apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, kritik dan saran yang membangun akan selalu diterima dengan terbuka
untuk kebaikan di masa yang akan datang.
29
DAFTAR PUSTAKA
Aburamai. 2018. 4 Cara Mengatasi Hama Ulat pada Tanaman Paling Ampuh. Diakses
melalui https://ilmubudidaya.com/ pada 4 Maret 2020
Ades. 2017. Locusta Migratoria has a sharp eyes and there is a tracking antenna on its head.
Diakses melalui https://steemit.com/ pada 4 Maret 2020
Bengen, D. G. 2002. Ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut serta pengelolaan terpadu
dan berkelanjutan. Makalah Prosiding Pelatihan Pengelolaan WilayahPesisir
Terpadu.PKSSPL-IPB. Bogor.
Block, W.M., & Brennan L.A. 1993. Current Ecology vol. 11: The Habitat Concept in
Ornithology, Theory and Application. Plenum Press. New York.
Clements, Frederic E., and Victor E. Shelford. 1939. Bio-ecology. New York: John Wiley &
Sons
Hutagalung. 2020. Tabrak Batu di Riam Panjang, Speedboat Ambo Dalle Karam. Diakses
melalui http://kabarkubar.com/ pada 4 Maret 2020
30
Indarmawan, Taufik dan Manan, Abdul. 2011. Pemantauan Lingkungan Estuaria Perancak
Berdasarkan Sebaran Makrobenthos. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. (Online).
3(2): 215-220. Diakses melalui http://fpk.unair.ac.id/ pada tanggal 8 Maret 2020
K Fakhri. 2012. Studi Awal Populasi dan Distribusi Macaca fascicularis Raffles di Cagar
Alam Ulolanang. FMIPA. Universitas Negeri Semarang.
Maspupah, S Siti. 2011. Studi Mikrohabitat dan Relung Ekologi Kutu Anjing (Phyllotreta
vittata F.) pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L) di Areal Persawahan Desa
Sukarame. Diakses melalui http://digilib.uinsgd.ac.id/ pada tanggal 10 Maret 2020.
Mi, 2017. 50% Hutan Mangrove Sudah Rusak. Diakses melalui https://mediaindonesia.com/
pada 4 Maret 2020
Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia : Jakarta.
Rositasari, Ricky dan Rahayu, Sri Kusdi. 1994. Sifat-Sifat Estuari Dan Pengelolaannya.
Jurnal Oseana (Online). 19 (3): 21-31. Diakses melalui http://www.eafm-
indonesia.net/ pada 14 Maret 2020
Syarifulloh, Rahmat. 2019. Tujuan, Manfaat, Tahap Dan System Klasifikasi Makhluk Hidup.
Diakses melalui http://tutorial.danalestari.com/ pada 10 Maret 2020
31
SESI DISKUSI:
Jawaban : Izin menjawab pertanyaan dari salma tadi, “Bagaimana memastikan habitat
hewan tidak jelas atau tidak nyata?” Jadi tadi sudah dijelaskan melalui contoh pada
slide gambar riam dan lubuk. Nah jadi, ada beberapa populasi hewan air yang lebih
menyukai tinggal atau bermikrohabitat di riam dan ada beberapa populasi yang lebih
menyukai tinggal atau bermikrohabitat di lubuk.
Maksud dari memastikan mikrohabitat hewan itu tidak jelas/ tidak nyata itu yaitu
pemilihan atas dasar mikrohabitat utama ini dapat dipilah-pilah. Pemilihan atas dasar
mikrohabitat-mikrohabitat yang berbeda itu terkait dengan masalah perbedaan status
fungsional atau relung ekologi dari berbagai spesies hewan yang menempati habitat
tersebut. Misalnya, adanya hewan yang tinggal ditempat seperti bagian permukaan
batu, di sela-sela batu, di bawah lapisan serasah dan sebagainya. Pemilihan atas dasar
mikrohabitat-mikrohabitat yang berbeda itu terkait dengan masalah perbedaan status
fungsional atau relung ekologi dari berbagai spesies hewan yang menempati habitat
perairan tersebut. Begitu kiranya penjelasan dari saya...
32
Tambahan bapak/ ibu dosen
1. Ibu Nurul
Bertanya : Mengenai gambar belalang agak rancu..
Jawaban : Izin menjawab pertanyaan ibu nurul mengenai gambar belalang tadi. Tadi
kan ibu agak bingung mengapa ulun meletakkan gambar belalang itu, begitu kiranya
bu? Jadi bu, ulun mengambil contoh gambar belalang itu dikarenakan belalangnya itu
tinggal dibagian atas daunnya saja, belalang itu mendapatkan makanan dan tempat
tinggal disana. Sedangkan ada sel-sel daun bawah pada lembar daun yang sama juga
hidup spesies organisme penghancur lainnya hingga mereka hidup bebas tidak saling
mengganggu. Lingkungan sel-sel dalam selembar daun di atas/ tempat belalang hidup
tadi itu disebut mikrohabitat sedangkan keseluruhan daun dalam lingkungan makro
disebut makrohabitat. Begitu kiranya ibu..
2. Bapa Mahrudin
Di tabel, mana yg dalam kondisi mikrohabitat, megahabitat, bagaimana analisisnya?
Jawaban : Pada tabel data keanekaragaman dan kemelimpahan fauna sisipan(intersisi)
di daerah pantai psamolitoral pesisir merupakn contoh dari mesohabitat, dimana
definisi mesohabitat yaitu suatu kondisi habitat yang ukurannya lebih besar dari pada
mikrohabitat, dan lebih kecil dari makrohabitat, ukuran mesohabitat sekitar 10.000
km. Jadi dari definisi tersebut kami menyimpulkan, bahwa fauna sisipan (intersisi) di
daerah panta tabanio merupakan mesohabitat, dimana hewan intersisi tersebut, hanya
di peroleh atau di ambil dari pantai tabanio saja. Sedangkan untuk tabel data
keanekaragaman dan kemelimpahan makrozobentoz menurut kelompok kami
merupakan mikrohabitat, dimana definisi dari mikrohabitat yaitu mengacu pada
kondisi habitat terkecil dimana masih terjadi interaksi antar organisme dengan
lingkungannya. Luas mikrohabitat beberapa cm persegi hingga beberapa meter suatu
area. Mengingat makrozobentoz yang di ambil terdapat pada kawasan sawah, yang
luasnya beberapa meter. Sedangkan untuk makrohabitatnya, yaitu laut yang ada di
tabanio.
3. Bapa Maulana
Penyaji mungkin bisa menjelaskan lagi definisi pengklasifikasian habitat, karena
tujuan klasifikasi habitatnya seperti itu jadi agak rancu.
33
Jawaban :
Klasifikasi adalah proses pengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan
perbedaan. Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak.
Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di
sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Jadi klasifikasi habitat yaitu pengelompokkan tempat atau lingkungan suatu makhluk
hidup berdasarkan hal-hal tertentu seperti berdasarkan ruang dan bentuk serta ukuran.
Yang Bertanya:
1. Rabiatul
Saya rabiatul dari kelompok 8 ingin bertanya.. pada praktikum amphibi kita
menemukannya pada kubangan-kubangan,, namun ada juga yang berada dijalanan…
sedangkan dihutan pantai tabanio sendirikan terdiri dari banyak habitat… jadi yang
manakah sebenarnya microhabitat dari amphibi tersebut,, lalu apakah rana dan bufo
memiliki microhabitat yang sama ataukah berbeda… terimakasih
Jawaban :
Bapak Dharmono : Konsep utama mikrohabitat itu adalah tempat dimana organisme
hidup, mencari makan, tinggal, dan bereproduksi. Pada amphibia khususnya Rana
ditemukan di genangan-genangan, hewan ini hidup, mencari makan, bertelur, berudu,
dan dewasanya ada di kubangan tersebut. Jadi itulah mikrohabitat Rana, meskipun
Rana ditemukan dijalanan, dijalanan Rana hanya mencari makan tetapi tidak untuk
berlindung dan bereproduksi. Spesies lain yaitu Bufo ditemukan di bawah bawah
pohon, di sela sela batu, atau di dalam semak. Dari gambaran bufo, sulit dibedakan
batas mikrohabitat tersebut.
Kelompok Penyaji:
Izin menambahkan jawaban atas pertanyaan rabiatul, sebelumnya terimakasih kepada
bapak sudah membantu menjawab pertanyaannya. Jadi, tadi sudah dijelaskan bahwa
batas antara mikrohabitat yang satu dengan yang lainnya sering tidak nyata/jelas.
Namun demikian mikrohabitat memegang peranan penting dalam menentukan
keanekaragaman spesies yang menempati habitat itu. Tiap spesies akan berkonsentrasi
pada mikrohabitat yang paling sesuai baginya. Jadi, pada praktikum amphibi
menemukannya kubangan-kubangan, namun ada juga yang berada dijalanan,
sedangkan dihutan pantai tabanio sendirikan terdiri dari banyak habitat kan. Nah, jadi
microhabitat dari amphibi tersebut tidak dapat diketahui kejelasannya dimana, yang
35
jelas amphibi tersebut akan berkonsentrasi pada mikrohabitat yang paling sesuai
baginya.
2. Maulida
Assalamu'alaikum wr wb. Terima kasih kepada kawan kawan penyaji atas
kesempatannya. Perkenalkan nama saya Maulida dari kelompok 12
Telah dijelaskan oleh saudari Isra bahwa Mikrohabitat merupakan bagian dari habitat
yang merupakan lingkungan yang kondisinya paling cocok dan paling akrab
berhubungan dengan hewan, karena kondisinya yang memenuhi persyaratan hidup
masing-masing. Nah jadi yang ingin saya tanyakan adalah persyaratan yang seperti
apa yang dimaksud pada mikrohabitat ini?
Demikian dari saya, semoga dapat dipahami😊
Terima kasih
Jawaban :
Kelompok Penyaji: Izin menjawab, persyaratan yang dimaksud adalah batas bawah
persyaratan hidup suatu mahkluk, yaitu ada titik minimum, maksimum, dan optimum.
jika sifat habitat berubah maka makhluk hidup tersebut akan mati atau pindah ke
tempat lain.
Tambahan jawaban:
Bapak maulana: untuk persyaratan mikrohabitat sangat luas itu, krn hal ini
tergantung dari jenis hewan tersebut, krn kajian mikrohabitat terkait dengan
sumberdaya, ruang dan waktu,,,untuk penyaji mungkin djelaskan dengan contoh saja
agar memperjelas pernyataannya..seperti yang disampaikan pa Dharmono,,,
Bapak Hardi: Kalo makhluk hidup bisa hidup pada suatu habitat, berarti kondiisi
habitat itu, baik makanan, sifat fisika, kimia, dll nya cocok atau sesuai untuk hewan
itu. kalo sesuai berarti persyaratan itu bisa untuk kehidupan hewan tersebut, seperti
yang dicontohkan Pa Dharmono di atas.
36