Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM VII.

Topik : Pemecahan Dormansi Biji


Tujuan : Untuk mematahkan dormansi biji karena kulit biji yang keras
dengan perlakuan fisik dan kemis.
Hari, tanggal : Selasa, 8 November – 22 November 2016
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.

I. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Amplas
2. Kertas saring
3. Piring plastik
4. Gelas beaker
5. Pipet tetes
6. Kertas label
7. Baki
Bahan :
1. Biji sawo
2. Biji kemiri
3. Larutan H2SO4 1M, HCL 2M

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan 20 biji sawo dan 20 biji kemiri
2. Memberikan perlakuan pada biji, yaitu :
a. Perlakuan kontrol, yaitu langsung dikecambahkan pada piring
untuk biji kemiri dan biji sawo.
b. Menghilangkan sebagian kulit bijinya pada bagian yang tidak
ada lembaganya dengan cara diamplas, kemudian mengecambahkannya
dalam piring plastik yang dialasi kertas saring basah
c. Merendam dalam larutan asam sulfat selama 10 menit
kemudian mencuci dengan air mengalir dan mengecambahkan dalam
piring plastik yang dialasi kertas saring basah (untuk kemiri)
d. Untuk sawo, merendam dalam asam sulfat selama 10 menit,
kemudian mencucui dengan air mengalir dan mengecambahkan dalam
piring plastik yang dialasi kertas saring basah.
e. Merendam dalam larutan asam klorida selama 15 menit
kemudian mencuci dengan air mengalir dan mengecambahkan dalam
piring plastik yang dialasi tissue basah (untuk kemiri)
f. Untuk sawo, merendam dalam asam klorida selama 15 menit,
kemudian mencucui dengan air mengalir dan mengecambahkan dalam
piring plastik yang dialasi kertas saring basah.
3. Semua perlakuan dijaga kelembabannya dengan menyiram setiap hari.
4. Mengamati kapan biji mulai berkecambah, menghitung persentase
perkecambahan masing-masing kelompok, percobaan diakhiri selama 2
minggu.

III. TEORI DASAR


Dormansi adalah suatu fase tipikal yang memperlihatkan
adaptasi khusus terhadap kondisi-kondisi lingkungan yang berlawanan
(Walkins, 1989). dilihat dari strukturnya, biji tersusun atas kulit, embrio, dan
cadangan makanan. kulit biji membatasi endosperm (cadangan makanan
dalam biji).
Kulit biji selain berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan
organelperkecambahan dan sebagai alat pemencar kulit biji juga dapat
menghambat masuknya air dan oksigen ke dalam biji. terbatasnya air dan
oksigen masuk ke dalam biji mengakibatkan proses metabolisme dalam biji
menjadi minimal, kondisi ini merupakan gambaran biji yang sedang
dorman.
Strutur kulit-kulit kebanyakan biji yang terdiri dari beberapa
lapis sel, yang berasal dari jaringan intergument ovule. juga ada beberapa
kulit biji yang mempunyai tambahan, antara lain endospermanya, serta
banyak tersusun oleh selulosa yang kesemuanya menyebabkan biji jadi
keras.
Kebanyakan biji berkadar air rendah (5 – 20% dari berat total),
dengan demikian perkecambahan tidak akan terjadi sampai biji
mengimbibisi air dan udara untuk metabolisme sel embrio. Imbibisi akan
menaikkan turgiditas sel-sel biji sehingga akhirnya merobek kulit biji.
Meskipun kondisi lingkungan biji cukup baik untuk
berlangsungnya perkecambahan, namun ada biji yang tetap tidak mau
berkecambah (dormansi). Umumnya penyebab terjadinya dormansi biji
adalah karena embrio yang masak dan impermeabilitas kulit biji adalah
karena embrio belum masak disebut after ripening, dan dapat diatasi setelah
biji mengalami serangkaian proses enzimatis dan biokimiawi yang
kompleks. Dormansi karena kulit biji yang keras, disamping menghalangi
masuknya air dan oksigen, juga dapat berupa hambatan mekanis untuk
tumbuhnya embrio. Perlakuan untuk dapat melunakkan atau merusak kulit
biji yang keras, sehingga akan menyebabkan biji berkecambah disebut
scarifikasi (Noorhidayati, 2019).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Flowchart
B. Tabel Hasil Pengamatan

1. Perlakuan terhadap biji kemiri dan sawo


Biji yang berkecambah
No Perlakuan
Kemiri Sawo
1. Kontrol 0 biji 0 biji
2. Diamplas 0 biji 0 biji
3. Perendaman dalam 0 biji 0 biji
larutan asam klorida atau
HCL
4. Perendaman dengan 0 biji 0 biji
asam sulfat H2SO4

2. Persentase biji yang berkecambah

Biji yang berkecambah


No Perlakuan
Kemiri Sawo
1. Kontrol 0% 0%
2. Diamplas 0% 0%
3. Perendaman dalam 0% 0%
larutan asam klorida atau
HCL
4. Perendaman dengan 0% 0%
asam sulfat H2SO4

Rumus persentase perkecambahan pada praktikum dormansi

Jumlah berkecambah x 100%


Total biji

C. Foto Hasil Pengamatan

1. Pada kemiri

Kontrol Diamplas
Perendaman H2SO4 Perendaman HCl

(Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2019)

2. Pada Sawo

Kontrol Diamplas
Perendaman H2SO4 Perendaman HCl

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Anda mungkin juga menyukai