Sandra Sriwayuni
Muhammad Azrif
Rafdi Farhan
Puji syukur atas kehadirat allah SWT karena dengan rahmatnya sajalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Family Pomacentridae (Clown fish)”
guna untuk memenuhi kewajiban saya dalam mata kuliah Sumber Daya Perikanan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan dapat bermanfaat terhadap orang
lain sebagai bahan masukan dan menambah wawasan mengenai ekologi dan biologi hewan di
lamun.
Jika ada kesalahan dalam penulisan ini, penulis meminta maaf sebesar-besarnya karena
penulis juga sebagai manusia biasa yang tak lupuk dari kesalahan. Akhir kata wabillahi taufik
KATA PENGANTAR.................................................................................
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
B. Habitat .......................................................................................
C. Makanan .....................................................................................
D. Pertumbuhan .................................................................................
E. Reproduksi ...................................................................................
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
potensi alami yang sangat baik untuk mengembangkan usaha perikanan terutama ekspor ikan
hias laut. Iklim tropis Indonesia cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias dan
memungkinkan dapat berproduksi sepanjang tahun. Sumber daya alamnya juga mendukung yaitu
lahan masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami juga masih banyak ketersediaannya di
alam. Pembudidayaannya tidak terlalu sulit karena didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai
Ikan hias merupakan salah satu jenis hasil perikanan di Indonesia yang belum
memperoleh perhatian yang besar dibandingakan dengan komoditas pertanian lain pada
umumnya, dimana komoditas tersebut dapat memberikan andil tidak sedikit bagi pemasukan
devisa negara. Sampai saat ini Indonesia terkenal sebagai penghasil ikan hias terbesar di dunia
(Saksono, 2000).
Ikan nemo atau Clown fish berasal dari famili Pomacentridae. Salah satu famili terbesar
dalam komunitas ikan karang Hingga saat ini diketahui ada sekitar 32 spesies. 2 spesies
diantaranya termasuk dalam marga Amphiprion dan dua lainnya marga Premnas. Sedangkan
hybrid sendiri adalah perkawinan silang antara 2 jenis spesies yang berbeda untuk mendapatkan
keturunan yang berbeda pula. Mengingat jumlah spesies clownfish yang cukup banyak tersebut
dapat memberikan peluang untuk melakukan perkawinan silang. Sampai saat ini Balai Perikanan
Budidaya Laut Ambon telah mengembangkan 8 spesies clownfish dan berhasil menghibrid
beberapa spesies dari jenis tersebut. Ukuran maksimal clown fish bisa mencapai 10 – 18 cm
(Wood, 2001).
Ikan badut atau dikenal juga sebagai ikan giru dan ikan nemo adalah ikan kecil dari
diantaranya dikelompokkan dalam genus Amphiprion dan sisanya 1 spesies dalam sebagai
anggota genus Premnas. Dalam bahasa Inggris ikan badut dikenal sebagai clown fish atau
Adapun rumusan masalah dalam makala ini hanya menyangkut beberapa aspek yang tlah di
1. Mengetahuai potensi sumber daya perikanan ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
2. Mengetahui aspek ekoblogi dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
3. Mengetahui teknik pemasaran dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
Manfaat dari makalah ini yaitu sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan
Potensi, ikan badut adalah salah satu jenis ikan hias yang ada di Indonesia yang memilki
potensi sangat tinggi jika kita melihat dari potensi keberadaanya di Indonesia yang merupakan
daera tropis dimana menjadikan karang yang menjadi habitat utama hewan ini tumbuh dengan
baik. Menurut Mc. Grouther, (2004) Ikan badut dapat ditemukan di kedalamn 1-12m ikan ini
terdapat pada perairan tropis. Makah hal ini seakan menjelaskan bahwa ikan badut atau clown
fish sangatlah berpotensi di perairan Indonesia. Potensi akan keberadaannya haruslah kita
manfaatkan dengan baik, karna hla ini bisa mnejadi penunjang ekonomi. Dewasa ini, ikan badut
mulai banyak dicari orang untuk dijadikan binatang peliharaan. Beberapa penelitian dan
Ikan nemo (Clown fish) memiliki potensi yang cukup tinggi. Ikan ini memiliki 30 spesies
genus Amphiprion dan sisanya 1 spesies dalam sebagai anggota genus Premnas. Berikut adalah
Amphiprion akallopisos; atau Whitebacked clownfish, di Indonesia dikenal juga sebagai ikan
geger putih.
Amphiprion clarkii; atau Clark’s anemonefish, di indonesia dikenal sebagai ikan giru atau ikan
badut.
2.2 Ekobiologi
Klasifikasi ikan badut (Amphiprion percula) menurut Fautin dan Allen (1992), adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actynopterygii
Ordo : Perciformes
b ordo : Labroidei
: Famili : Pomacentridae
Genus : Amphiprion
Ikan badut (Amphiprion percula) berwarna oranye cerah, dengan tiga garis putih pada
tubuhnya. Tiga garis putih pada ikan badut terdapat pada bagian pada bagian kepala, tengah-
tengah badan, dan pangkal ekor. Ikan ini, memiliki sebaran warna hitam pekat dan pola garis
putih di bagian perut lebih tajam. Selain itu, ikan badut memiliki jari-jari keras sebanyak 10 buah
dan jari-jari lunak pada sirip punggungnya sebanyak 17 buah, dengan panjang jari-jari sirip yang
B. Habitat
Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah
terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan daerah penyebaran di
Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand,
Ikan badut (Amphiprion percula) berasal dari Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
Ikan badut hidup di laut dengan kedalaman 1-12 meter pada derah terumbu karang di pesisir dan
di teluk. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi dan arah distribusi dari ikan badut
adalah jumlah larva, ketersediaan anemon laut, faktor-faktor hidrografi dan adanya daratan
Hubungan antara ikan badut dan anemon adalah simbiosis mutualisme, sehingga ikan ini juga
dikenal sebagai ikan anemon. Simbiosis ini berupa, ikan badut mendapat proteksi dan memakan
material non-metabolik yang dikeluarkan oleh anemon. Disisi lain, anemon dibersihkan dan
dilindungi dari predator oleh ikan simbionnya. anemon yang biasa bersimbiosis dengan ikan
badut antara lain, Heteractis magnifica, dan Stichodactyla gigantean. Ikan badut (Amphiprion
percula) biasanya tinggal menetap di salah jenis anemon saja dan tidak suka berpindah-pindah
Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan badut menurut
Anonim (2009), yaitu suhu (28 -32 0C), salinitas (30-32 ppt), kesadahan (80-120 mg/l), pH (7-
8), DO (>5 mg/l), amoniak (<0,5 mg/l), phospat (<0,1 mg/l), NO2 (<0,1 mg/l), dan NO3 (<0,5
mg/l).
C. Makanan
Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi selain
invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh anemon), alga juga diketahui
Ikan badut (Amphiprion percula) di alam mendapatkan makanan dari sekitar anemon.
Ikan badut merupakan ikan omnivora yang mengkonsumsi zooplankton, invertebrata kecil
(crustacean) dan parasit yang melekat pada tubuh anemon serta alga bentik. Ikan badut biasanya
menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencari makan, bermain, dan berpasangan dalam
D. Pertumbuhan
Pada dasarnya clown fish terlahir dalam keadaan jantan dan yang akan berubah kelamin
menjadi betina adalah yang terbesar dari kelompoknya atau pasangannya. Untuk mencapai
ukuran induk membutuhkan waktu sekitar 8 bulan sampai 1 tahun (Fautin dan Allen, 1992).
Ikan badut hidup dalam kelompok kecil dalam satu anemon yang terdiri dari pasangan
induk, beberapa ikan jantan muda, dan beberapa anakan ikan yang juga berkelamin jantan.
Ketika betinanya mati, ikan jantan dominan akan berubah kelamin menjadi betina dan akan
mencari pasangan jantan, strategi ini dikenal sebagai sequential hermaphroditism (perubahan
kelamin secara berurutan). Saat musim pemijahan (sekitar bulan purnama), telur diletakkan pada
permukaan relatif datar dekat anemon mereka. Kedua induk menjaga telur dan mengipas telur
mereka dengan air segar selama 6 sampai 10 hari. Biasanya penetasan terjadi saat malam hari,
kurang lebih 2 jam setelah matahari terbenam. Setelah menetas, bayi ikan badut akan naik ke
permukaan dan hidup dengan memakan plankton. Setelah cukup besar, anakan ikan badut akan
turun dari permukaan dan mencari anemon inang yang sesuai. Di anemon inang, mereka akan
mengikuti tahapan hirarki yang ada. Setelah tumbuh dari anakan menjadi remaja yang belum
matang secara seksual, ikan badut akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu mengembangkan alat
reproduksi jantan (gonad) yang matang sebagai pasangan betina dominan (Fricke, 1977).
E. Reproduksi
Semua ikan badut berjenis kelamin jantan ketika mereka lahir. Setelah mereka dewasa , individu
dominan akan berubah menjadi betina. Betina biasanya berukuran lebih besar daripada jantan
dan akan menjadi pemimpin utama dari wilayah mereka. Ikan badut hidup dalam kelompok kecil
dalam satu anemon yang terdiri dari pasangan induk, beberapa ikan jantan muda, dan beberapa
anakan ikan yang juga berkelamin jantan. Ketika betinanya mati, ikan jantan dominan akan
berubah kelamin menjadi betina dan akan mencari pasangan jantan, strategi ini dikenal
pemijahan (sekitar bulan purnama), telur diletakkan pada permukaan relatif datar dekat anemon
mereka. Kedua induk menjaga telur dan mengipas telur mereka dengan air segar selama 6
sampai 10 hari. Biasanya penetasan terjadi saat malam hari, kurang lebih 2 jam setelah matahari
terbenam. Setelah menetas, bayi ikan badut akan naik ke permukaan dan hidup dengan memakan
plankton. Setelah cukup besar, anakan ikan badut akan turun dari permukaan dan mencari
anemon inang yang sesuai. Di anemon inang, mereka akan mengikuti tahapan hirarki yang ada.
Setelah tumbuh dari anakan menjadi remaja yang belum matang secara seksual, ikan badut akan
masuk ke tahap berikutnya, yaitu mengembangkan alat reproduksi jantan (gonad) yang matang
sebagai pasangan betina dominan. Ikan badut merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang
Clown fish merupakan salah satu ikan hias laut yang mempunyai harga yang bervariasi
yaitu mulai dari kisaran harga Rp 5000 sampai jutaan rupiah. Jika dilihat dari segi ukuran dan
usia pemeliharaan, dibandingkan dengan harganya yang cukup tinggi maka dapat memberikan
asumsi bahwa budidaya clownfish dapat memberikan keuntungan yang luar biasa. Tingginya
harga clownfish sangat ditentukan oleh keunikan warna dan coraknya. Untuk Amphiprion
percula, salah satu faktor penentu harga adalah ketebalan warna hitamnya. Induk Amphiprion
percula onyx yang hampir semua tubuhnya berwarna hitam hanya mampu mewariskan warna
yang sama dengan induknya sekitar 5 – 7 % dan sisahnya hanya memiliki warna hitam separuh
badan dan bahkan ada yang tidak memiliki warna hitam. Oleh karena itu perlu adanya penelitian
dan pengkajian dalam menciptakan corak dan warna yang diinginkan oleh pasar sehingga dapat
meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi hal
Kesimpulan dalam pembuetan makalah ini mengenai ikan nemo atau biasa disebut ikan
badut yaitu :
1.Ikan nemo (Clown fish) memiliki potensi yang cukup tinggi. Ikan ini memiliki 30 spesies yang
2.Clownfish merupakan salah satu ikan hias laut yang mempunyai harga yang bervariasi yaitu
3.2. Saran
Adapun saran kami yaitu setelah melakukan pembuatan makalah ini, kami berharap di
kemudian hari dilakukan praktikum mengenai ikan badut (Clown fish) agar kami dapat
2014Anonim.2010.http://adearisandi.wordpress.com/2012/01/25/ikan-badut-clownfish. Diakses