15 PERKEMBANGAN GONAD IKAN KERAPU Perubahan bulanan gonad (%) (Tan dan Tan,
1974)
30Kelas V10Kelas IVKelas IIIKelas II60Kelas IJ F M A M J J A S O N D
Tingkat kematangan gonad merupakan bentuk analisis proses kematangan gonad ikan yang
semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi, sebagian hasil metabolisme
tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimum
ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya menurun setelah pemijahan. Kondisi gonad ini
dapat dinyatakan sebagai berat gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100%.
Proses reproduksi sebagian besar merupakan hasil metabolisme yang tertuju pada perkembangan
gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimal ketika ikan itu akan berpijah,
kemudian berat ikannya akan menurun setelah pemijahan (Hartono, 2009).
Salah satu indikator ketersediaan stok reproduktif yang sering digunakan dalam pengolahan
perikanan adalah ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad. Oleh karena itu informasi
tentang ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad diperlukan dalam penerapan perikanan
bertanggung jawab (Musbir et al, 2006).
Tahap Perkembangan Gonad
Menurut Rustidja (2005), seluruh proses perkembangan telur dapat dibedakan dalam
beberapa fase :
1. Studia I : Sel telur primitif (Ovogonium Orhovogonium) masih sangat kecil. Ukuran lebih besar
dari sel-sel lain (8-12 mikron) pembelahan secara mitosis.
2. Studia II : Sel telur berkembang menjadi ukuran 12-20 mikron, mulai membentuk folikel
disekitar sel telur, folikel berfungsi untuk memelihara dan melindungi perkembangan telur,
kadang berfungsi sebagai lapisan rangkap dari sel.
3. Studia III : Selama studia tersebut, sel telur rumbuh dan bertambah besar secara nyata mencapai
ukuran 40-200 mikron dan tertutup oleh filokel.
Tiga studia awal ini merupakan perioda yang belum menggunakan nutrien untuk perkembangan
telur
4. Studia IV : Selama studia ini terjadi produksi ikan pengumpulan nutrien dan kuning telur. Telur
terus berkembang menjadi ukuran 200-300 mikron dengan okumulasi bintik-bintik material
lipoid dan cytoplasmanya.
5. Studia V : Studia ini merupakan fase kedua vitelogenesis. Cytoplasma dipenuhi oleh bintik-
bintik lipoid dan mulai menghasilkan kuning telur ukuran 350-500 mikron.
6. Studia VI : Merupakan fase ketiga dari Vitelogenesis pada fase ini kuning telur merupakan
bintik-bintik lipoid ke bagian sel.
7. Studia VII : Proses vitelogenesis telah lengkap. Pada studi ini, telur berukuran 900-1000 mikron.
Ketika okumulasi telur telah berakhir, hudeoli tertarik ke bagian tengah nukleous.
Sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk
perkembangan gonad. Pada saat ini gonad semakin bertambah berat diikuti dengan semakin
bertambah besar ukuran termasuk diameter telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum
pada saat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama
peminjahan berlangsung sampai selesai. Peningkatan gonad atau perkembangan studia oosit,
pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang mencirikan tahap studianya (Rustidja, 2001).
Tingkat Kematangan Gonad
Tingkat kematangan gonad menurut Takata dalam Asep (2009) yaitu :
1. Tidak masak gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang gonad pada ikan
jantan pipih dengan warna kelabu, pada ikan betina dengan warna kemerah-merahan.
2. Permulaan masak gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan kelabu atau putih,
bentuknya pipih. Sedangkan pada ikan betina warnanya kemerah-merahanatau bening dan
bentuknya bulat, telur tidak tampak.
3. Hampir masak, gonad mengisi menjadi ½ rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih
gonad betina berwarna kuning. Bentuk telur tampak melalui dinding ovarium.
4. Masak.
Menurut Tastas dan Takata (1953) dalam Frans 2011, tingkat kematangan gonad ikan
sebagai berikut :
1. Tingkat masak, proporsi rongga belum kelihatan.
2. Permukaan masak.
3. Masak rongga yang menempati sebanyak 75%.
4. Salin.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemtangan Gonad
Secara umum abalon di daerah subtropis matang gonad dan memijah pada musim panas,
sedangkan tropis abalon dapat matang gonad dan memijah sepanjang tahun. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kematangan gonad dibedakan atas faktor yang berkaitan dengan sistem
endrokinologi atau sistem hormonal yang bekerja didalam (endogenous) tubuh abalon dan faktor
lingkungan yang ada dilur (exogenous) tubuh abalon. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
kematangan gonad meliputi temperatur, air, kualitas air, periode panjang (phoperiod), pasang
surut, gelombang, temperatur udara, salinitas dan makanan (kualitas dan kuantitas) (Setyono,
2011).
Menurut Sutisma dan Sutarmanto (1955), pematangan gonad di dorong oleh faktor-faktor
lingkungan seperti suhu, lama penyinaran matahari, organism makanan yang tersedia diperairan
bebas dan lain-lain.