NIM : 0402516017
Salah satu cara untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan Nila yaitu melalui
penyisipan gen asing (transgen) atau biasa disebut dengan ikan Nila transgenik. Awal
kemunculan ikan transgenik sempat menuai polemik mengenai aman tidaknya
mengkonsumsi ikan transgenik. Namun setelah dilakukan beberapa penelitian disimpulkan
bahwa ikan transgenik aman untuk dikonsumsi, hal ini karena GH yang disisipkan pada ikan
Nila tidak terdeteksi atau tidak aktif pada tubuh manusia (Dunham, 2004), (Dewi, 2010).
Gen yang disisipkan yaitu gen penyandi hormon pertumbuhan (GH) menggunakan
promoter -aktin medaka (Yaskowiak et al., 2006 dalam Kusrini., dkk, 2016). Promoter
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan transgenesis, hal ini karena promoter
berperan dalan tingkat ekspresi gen. Pada awal perkembangan transgenesis ikan, peneliti
menggunakan konstruksi gen dengan promoter yang berasal dari mamalia dan virus
untuk mengatur ekspresi transgen. Namun selanjutnya menggunakan promoter yang berasal
dari spesies yang sama karena dianggap lebih efisien (Biswal et al. 2012 dalam Hidayani.,
dkk, 2013), (Maclean dan Laight, 2000 dalam Alimuddin., dkk, 2008).
-aktin merupakan promoter yang bersifat house keeping; selalu aktif sepanjang
hidup organisme. Selain itu, promoter -aktin juga mempunyai sifat ubiquitous, yaitu
promoter ini akan aktif di mana-mana, dan constitutive (Volckaert et al. 1994, Hackett
1993 dalam Hidayani., dkk, 2013) yang berarti bahwa promoter ini dapat aktif tanpa
diberikan rangsangan dari luar seperti suhu dan hormon.
Hormon GH merupakan hormon yang disirkulasikan untuk menstimulasi
pertumbuhan tubuh. Penyisipan gen penyandi hormon pertumbuhan (GH)
bertujuan untuk memproduksi ikan dengan peningkatan pertumbuhan lebih dari 100%
dibandingkan kontrol (Hackett, 1993 dalam Hidayani., dkk, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin., A. Octavera., O. Z. Arifin & K. Sumantadinata. 2008. Karakterisasi Promoter
-actin Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Akuakultur Indonesia, 7 (2): 115-
127.
Dewi, Raden Roro Sri Pudji Sinarni. 2012. Amankah Mengkonsumsi Ikan Trangenik?.
Media Akuakultur Volume 7 Nomor 1.
Hidayani, Andi Aliah., Odang Carman., & Alimuddin. 2013. Kloning Promoter -actin Ikan
Mas, Cypprinus carpio Lin. 1758 dan Analisis Fungsionalnya Menggunakan Gen
Target Protein Pendaran Hijau (GFP). Jurnal Aktiologi Indonesia 13(2): 145-152.
Kusrini, Eni., Alimuddin. , Muhammad Zairin & DinarTri Sulistyowati. 2016. Identifikasi
Ikan Cupang (Betta imbellis) Trnagenik Founder Membawa Gen Penyandi Hormon
Pertumbuhan. Jurnal Riset Akuakultur, 11 (3): 197-205.
Marnis, Huria., Bambang Iswanto., Setny Febrida., Imron & Raden Roro Sri Pudji Sinarni
Dewi. 2016. Transmisi GEN PhGH dan Performa Pertumbuhan Ikan Lele Afrika
(Clarias gariepinus) Transgenik Generasi Ketiga. Jurnal Riset Akuakultur 11 (3):
225-234.
Sugiarto. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Jakarta: CV. Simpleks
Sumantadinata, K. 1981. Aplikasi Bioteknologi dalam Pembenihan Ikan. Buletin Perikanan.
Vol. IV (1) : 28-41.