Anda di halaman 1dari 24

INBREEDING

Dibuat untuk memenuhi tugas Genetika Ikan


Tahun Ajaran 2018/2019

Disusun oleh :
Perikanan C/ Kelompok 12

Febri Ayunika Sari 230110170170


Firas Andhika Putra 230110170171
Dendy Alfian 230110170173
Rida Oktapiani 230110170174

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan tugas mata kuliah
Genetika Ikan. Shalawat serta salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada para sahabatnya, keluarganya dan kita semua sebagai umatnya.
Makalah ini berjudul “Inbreeding” yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Genetika Ikan.
Makalah ini menjelaskan mengenai inbreeding pada ikan, pengertian,
kegunaan inbreeding, perhitungan inbreeding, dan efek inbreeding. Makalah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
membangun kami dalam penyusunan makalah kedepannya. Penulis harap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kita semua
selaku mahasiswa di bidang perikanan.

Jatinangor, Februari 2019

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman
KATA PENGANTAR............................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................. ii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................ 1
1.3 Manfaat.............................................................................. 1
II PEMBAHASAN
2.1 Inbreeding.......................................................................... 2
2.2 Kegunaan Inbreeding......................................................... 3
2.3 Perhitungan Inbreeding...................................................... 5
2.4 Pengaruh Jumlah Populasi pada Inbreeding dan genetik drift 11
III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan........................................................................ 21
3.2 Saran................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam akuakultur inbreeding di dikenal dengan istilah perkawinan
individu yang memiliki kekerabatan dekat. Dalam genetika, Inbreeding bertujuan
untuk mendapatkan hewan yang homozygot (yang unggul dalam salah satu sifat,
misalnya mempunyai kemampuan yang tinggi dalam kenaikan berat badan dan
sifat ini menurun). Dalam Inbreeding frekuensi gen, seleksi, genetif drift tidak
mengalami perubahan. Sehingga untuk menghasilkan benih yang baik dan unggul
dilakukan seleksi atau perkawinan silang.
Inbreeding memiliki dampak positif dan negative dalam akuakultur.
Dampak positif dari inbreeding adalah diperoleh benih yang unggul, ketahanan
terhadap penyakit, dan efisiensi pakan yang baik. sedangkan dampak negatif dari
inbreeding yaitu jika terjadi secara tidak terkendali dan tanpa dilandasi
pengetahuan yang baik adalah munculnya sifat – sifat merugikan yang
sebelumnya tertutup sifat dominan (resesif).permasalahan dari inbreeding yang
langsung dirasakan adalah menurunnya kualitas benih. Dalam makalah ini akan
diuraikan lebih jauh lagi mengenai inbreeding dan segala aspek yang terkait
didalamnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah inbreeding ini antara lain :
1. Mengetahui apa itu inbreeding.
2. Mengetahui kegunaan Inbreeding.
3. Mengetahui perhitungan inbreeding.
4. Mengetahui pengaruh jumlah populasi pada inbreeding dan hanyutan genetik.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini yaitu untuk mengetahui inbreeding
atau perkawinan sedarah pada ikan dan kegunaannya, kemudian mengetahui cara
perhitungan dalam inbreeding serta pengaruhjumlah populasi pada inbreeding dan
habutan genetik.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Inbreeding
Perkawinan sekerabat (inbreeding) adalah program pemulian utama ketiga
yang dapat berdampak pada produktivitas. Inbreeding merupakan salah satu
konsep yang diketahui oleh setiap orang tapi hanya beberapa orang saja yang
benar-benar memahaminya, istilah ini biasanya memunculkan kesan individu
yang cacat dan buruk, dan istilah ini digunakan sebagai gurauan untuk
menjelaskan hakikat sebenarnya dari semua perilaku yang cacat, meskipun
perkawinan sedarah biasanya tidak ada hubungannya dengan masalah ini.
Kebanyakan orang sadar tentang perkawinan sedarah karena hukum dan moral
hukum yang menentang perkawinan antar kerabat. 200 tahun yang lalu, ada
hukum yang melarang perkawinan antar kerabat bahkan pada ternak karena
dianggap tidak bermoral dan melawan hukum tuhan dan alam. Tetapi peternak
dengan cepat menemukan bahwa inbreeding adalah salah satu teknik pemuliaan
yang paling penting, tanpa penggunaannya produktivitas pertanian akan menurun
drastis.
Perkawinan sekerabat merupakan perkawinan antara individu yang masih
memiliki keterkaitan (kurang lebih), Inbreeding tidak terlihat secara jelas, dan
tidak dapat dijelaskan. Apapun mengenai kelayakan, pertumbuhan, atau
produktivitas. Inbreeding bukan mengenai baik dan buruk, itu bisa, namun seperti
program pemuliaan lainnya, dapat juga digunakan secara bijaksana atau serakah.
Secara genetika, semua pemuliaan menciptakan homozigositas. Alel yang terkait
dalam individu tersebut melalui satu atau lebih nenek moyang yang sama. Ketika
individu yang bersangkutan melakukan perkawinan, alel yang dihasilkan dari
nenek moyang mereka umumnya dapat dipasangkan. Ini menghasilkan keturunan
yang homozigot pada satu lokus lagi, dan keturunan tersebut merupakan bawaan.
Perkawinan pada individu yang tidak ada keterkaitan juga bisa menghasilkan
keturunan yang homozigot pada satu atau lebih lokus.
3

2.2 Kegunaan Inbreeding


Perkawinan sekerabat yang dipelajari di ikan secara umum menunjukkan
bahwa perkawinan sekerabat mengurangi produktivitas, jadi bagaimana bisa ini
pernah digunakan untuk meningkatkan populasi? Salah satu penggunaan utama
perkawinan sekerabat adalah dalam sebuah program perkembangbiakan yang
disebut linebreeding. Linebreeding terjadi ketika individu yang menonjol bagus
(biasanya jantan) dibawa kembali ke garis untuk kawin dengan keturunan. Ini
dilakukan karena hewan yang luar biasa ini ingin Anda tingkatkan kontribusinya
untuk masing-masing keturunan dan meningkatkan kontribusinya terhadap gen
yang jelek. Berikut merupakan jenis inbreeding, antara lain:
Mild Line Breeding
A X B

C X B

E X G

H X I

A X J

K
Intense line breeding

A X B

A X C

A X D

A X E
4

G
Diagram skema dari dua tipe linebreeding. Tujuan dari keduanya adalah
untuk meningkatkan kontribusi dari individu A untuk genotif keturunan. Sebagai
contoh Mild breeding individu A berkontribusi 53,12% kepada gen K. Dan contoh
intens linebreeding, individu A berkontribusi 93,75% kepada gen G.
Penggunaan utama yang kedua dari perkawinan sekerabat adalah untuk
menciptakan inbreadlines yang akan meng-hibridisasi untuk menghasilkan hibrida
F1 untuk tumbuh. Di sini, dipilih dua atau lebih garis inbread untuk memperbaiki
alel tertentu. Ketika jalur inbread kawin, hibrida akan sama dan akan seragam,
dimana itu merupakan salah satu tujuan dalam cross breeding program.
Perkawinan sekerabat dalam dua atau lebih baris yang diikuti oleh hibridisasi
adalah cara klasik dalam menghasilkan keturunan yang sama untuk tumbuh.
Perkawinan sekerabat juga digunakan oleh banyak peneliti untuk
menghasilkan hewan yang akan digunakan dalam berbagai eksperimen. Dalam
beberapa kasus, para ilmuwan tidak menyadari bahwa mereka menimbulkan
perkawinan sekerabat, tidak mempertimbangkan efek perkawinan sekerabat
terhadap ternaknya, dan tidak menyadari bahwa perkawinan sekerabat mungkin
mengacaukan variabel yang mereka periksa dalam percobaan mereka.
Konsekuensi alami dari perkawinan sekerabat kadang-kadang memberi kejutan
kepada peneliti, lalu mereka menarik kesimpulan yang salah. Salah satu
contohnya adalah sebuah studi yang dilakukan oleh Piron (1978). Ia menghasilkan
perkawinan sekerabat tingkat tinggi kepada zebra danio yang digunakan dalam
toksisitas tes. Perkawinan sekerabat menghasilkan beberapa ikan dengan kelainan
bentuk kerangka, dan hal ini menyebabkan Piron (1978) menyimpulkan bahwa
spesies ini tidak cocok untuk digunakan dalam toksisitas tes. Dihasilkannya
kelainan sebagai hasil dari perkawinan sekerabat adalah bukan alasan yang sah
untuk mencapai kesimpulan akhir ini.
Sampai semua alel resesif yang merugikan diambil, hampir setiap populasi
akan menghasilkan beberapa kelainan sebagai hasil dari perkawinan sekerabat.
Sebagai soal fakta, banyak spesies yang digunakan untuk penelitian biomedis
melakukan perkawinan sekerabat tingkat tinggi untuk menghasilkan populasi
5

homozigot sehingga semua binatang akan bereaksi dengan cara yang sama untuk
variabel eksperimental. Produksi populasi perkawinan sekerabat untuk penelitian
tersebut meminimalkan variasi individu, dimana merupakan bagian penting dari
total varians dalam percobaan.
Bahkan ketika digunakan secara tidak benar dan ketika perkawinan
sekerabat mengalami depresi, perkawinan sekerabat masih dapat menghasilkan
keturunan yang bagus. Depresi yang terlihat untuk berbagai fenotipe berarti
populasi. Individu yang unggul dapat diproduksi meskipun populasi rata-rata
mungkin menurun. Hewan inbrida yang beredar dapat dinilai sebagai induk
karena mereka berkembang biak untuk banyak fenotipe dan tidak akan menunjang
fenotipe tidak diinginkan. Genetika inbeeding hampir sama dengan crooss
breeding. keduanya bergantung pada interaksi alel. Perkawinan sekerabat
menekan produksi oleh pasangan determental alel resesif. Dengan demikian,
perkawinan sekerabat adalah pada dasarnya fungsi VD.
2.3 Penghitungan Inbreeding
Nilai-nilai individu Inbreeding dapat dihitung dengan menggunakan teknik
yang disebut analisis jalur. Dalam analisis jalur, anda mengubah sebuah silsilah ke
sebuah diagram alur dan menentukan Inbreeding dari seorang individu dengan
menambahkan perbedaan alur yang memungkinanuntuk satu atau lebih nenek
moyang.
Contoh :

Setiap panah dalam diagram alur mewakili gamet dan 50% dari seorang
individu genom. Perhatikan bahwa F tidak digunakan untuk menunjuk seorang
individu; F tidak pernah digunakan karena simbol untuk Inbreeding.
Nilai-nilai individu Inbreeding ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
N
Fx = ∑ [(0.5) (1+FA)]
6

Dimana Fx adalah inbreeding individu, ∑ merupakan simbol untuk “jumlah" atau


"menambahkan," N adalah jumlah individu yang mengikuti jalur, dan F a adalah
inbreeding dari nenek moyang bersama. Jika F = 0, menjadi
N
Fx = ∑ [(0.5) ]
Individu G di silsilah sebelumnya bawaan karena salah satu nenek
moyangnya muncul di kedua sisi ibu dan ayah dari silsilah (definisi dari nenek
moyang yang sama). Individu A adalah nenek moyang dari G. Inbreeding dari G
ditentukan dengan menelusuri jalur dari G ke A. Ketika Anda menelusuri jalur,
apa yang akan Anda lakukan adalah menentukan bagaimana gen A berakhir di G.
Untuk melakukannya, Anda mulai dengan salah satu orang tua G, menelusuri
jalur ke A, dan kemudian menelusuri dari A ke orangtua G lain. Untuk

menghitung FG, jalur dari D ke E , melalui indukan umum:


Indukan umum dari G: A
Jalur dari G ke A: D-A-E

Gambar 1. Jalur dari G ke A : D-A-E

Disana terdapat 3 individu pada jalur ini, jadi N= 3. Individu A tidak


inbred, jadi Eq. (4.9) dapat dipakai untuk mengkalkulasikan Fg
Fg = (0,5)3 = 0.125
Jika terdapat lebih dari satu indukan umum yang muncul kamu dapat
menambahkan hasilnya pada masing-masing bagian.
7

Gambar 2. Silsilah dan Path Diagram

Individu G adalah inbred karenaa keduanya memiliki induk umum. Untuk


mengkalkulasikan FG jejak dari keturunan C ke D, seluruh nenek moyang G.
Indukan umum dari G: A dan B
Jalur diagram G ke A: C-A-D

Gambar 3. Jalur dari diagram G ke A: C-A-D

Jalur dari G ke B: C-B-D

Gambar 4. Jalur dari G ke B: C-B-D

Disana terdapat 2 bgian dan semuanya individu , pada bagian ini N= 3 di


keduanya. Individu A dan B tidak inbred, jadi Eq dapat di gunakan untuk
menghitung FG untuk menghitung FG tambahkan dari bagian yang terpisah:
Fg = (0,5)3 + (0,5)3
Fg= 0,25
Untuk menghitung F1, melacak jalur dari G ke H, melalui induk I Secara umum
induk I : C,A, dan B
Jalur dari I ke C: C-G-H
8

Jalur dari I ke A: G-D-A-C-H

Jalur dari I ke B: G-D-B-C-H

Ada tiga jalur. Ada tiga individu di jalurnya dari I ke C dan lima individu
di jalurnya dari I ke A dan I ke B. Akibatnya, N adalah 3, 5, dan 5, untuk jalur
masing-masing. Seperti sebelumnya, tidak ada induk yang sama yang , sehingga
persamaan. (4.9) dapat digunakan untuk menghitung F1. Untuk menghitung F1,
produk-produk dari tiga jalur terpisah ditambahkan:
3+ 5+ 5
F1 = (0,5) (0,5) (0,5)
F1 = 0,1875
Bahkan mungkin ada lebih dari satu jalur antara individu dan induk yang sama.
Jika ada jalur kedua, Anda hanya menghitung dan menambahkannya ke total.
Ada satu aturan penting tentang menentukan jalur antara individu dan
induk : Anda tidak dapat menelusuri jalur, yaitu, Anda tidak bisa pergi melalui
individu dua kali dalam jalur yang diberikan. Dengan demikian, Anda tidak dapat
9

membuat jalur C-D-A-C-G untuk jalur dari I ke A dalam contoh sebelumnya,


karena Anda akan pergi melalui individu G dua kali.
Diagram jalur kedua menggambarkan konsep penting. Perkawinan
sekerabat dapat dikurangi menjadi nol jika dua individu terkait kawin. Individu K
tidak melakukan kawin sekerabat karena K tidak memiliki induk yang sama. Dua
induk K adalah bawaan, tapi karena orang tua K terkait, Fk = 0. Akibatnya, jika
Anda dapat mengidentifikasi individu ikan dan silsilahnya, Anda dapat mencegah
perkawinan sekerabat hanya dengan mengawinkan individu yang tidak
berhubungan. Cara klasik untuk menghilangkan perkawinan sedarah pada hewan
yang akan digunakan untuk pertumbuhan adalah untuk menghasilkan hibrida. Jika
strain atau garis keturunan disimpan murni, hibrida F1 akan selalu memiliki F = 0.
Apakah F itu memiliki nilai rata-rata? F adalah ukuran dari pertambahan
di homozigosit seperti hasil dari perkawinan sekerabat. Dengan demikian, seekor
ikan dengan F=25% dimana 25% lebih banyak homozigot dari pada rata-rata ikan
didalam populasi. F tidak menyatakan tentang tingkat yang tetap dari homozigosit
atau rata-rata populasi. F adalah nilai relatif untuk rata-rata populasi. Perhitungan
individu nilai F memiliki 1 kekurangan yang sangat besar di budidaya perikanan.
Untuk itu, anda harus mengetahui silsilah individu. Informasi ini memiliki
kekurangan, karena lebih banyak tempat penetasan tidak melengkapi atau tidak
dapat untuk memberikan nilai-nilai identifikasi pada setiap individu ikan. Oleh
karena itu, ini tidak mungkin untuk memperhitungkan tingkat individu dari
perkawinan sekerabat untuk ikan yang lebih banyak.
Apakah rata-rata perkawinan sekerabat itu tidak dapat diukur dan dapat
diabaikan? Jawabanya pasti tidak. Anda tidak boleh menentukan silsilah individu
dan perhitungan nilai perkawinan sekerabat untuk individu ikan, tetapi karena
terjadi di beberapa populasi, sangat penting sekali untuk perhitungan rata-rata
perkawinan sekerabat untuk individu di dalam populasi jika kamu dapat
mengaturnya dengan pantas.

2.4 Pengaruh Jumlah Populasi pada Inbreeding dan Hanyutan Genetik


Suatu populasi hatchery selalu terjadi ketidak sengajaan inbreeding dan
penyimpangan genetik dikarenakan populasi tersebut kecil dan lingkungannya
10

tertutup. Inbreeding yang tidak disengaja dan penyimpangan genetik selalu terjadi
dalam populasi hatchery karena populasi tersebut kecil dan lingkungannya
tertutup. Kedua hal ini akan merusak variasi populasi genetik dan menurunkan
produktivitas. Pengaruh yang tidak menguntungkan ini dapat diatasi dengan
jumlah persilangan yang efektif (efective breeding = Ne). Jumlah Ne tergantung
dari jumlah induk yang disilangkan, rasio seks, cara persilangan dan variasi
ukuran famili.
Apabila tidak dilakukan seleksi induk ikan, maka persilangan yang dapat
dilakukan ada dua cara yaitu persilangan secara acak (random) dan persilangan
antar keturunan. Jumlah breeding efektif yang harus digunakan pada populasi
dengan persilangan secara acak dapat dihitung dengan rumus:
4 ( ♀ ) (♂)
Ne = ( ♀ ) +(♂)

dimana :Ne= jumlah breeding efektif


♀ = jumlah induk betina
♂ = jumlah induk jantan
Angka efektif pembiakan adalah salah satu konsep penting dalam
pengelolaan populasi, yang memberikan indikasi tentang stabilitas genetik
populasi karena Ne berbanding terbalik dengan perkawinan sedarah dan hanyutan
genetik. Ketika Ne menurun, perkawinan sedarah dan varians dari perubahan
dalam frekuensi gen akibat hanyutan genetik meningkat. Perkawinan sekerabat
yang dihasilkan oleh satu generasi kawin dalam populasi tertutup adalah:
1
F= 2 Ne
Sementara itu, hanyutan genetik (Genetic Drift) merupakan sebuah proses
bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi.
Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan
ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Genetic drift dapat terjadi
melalui dua mekanisme yaitu The founder effect dan The bottleneck founder. Hal
ini terjadi saat sejumlah populasi kecil terisolasi dari populasi awal yang jauh
lebih besar (Priyambodo 2016).
11

Gambar 5. The founder effect dan The bottleneck founder.


Jumlah breeding efektif merupakan suatu konsep yang sangat penting
dalam manajemen populasi, karena memberikan petunjuk tentang stabilitas
genetik populasi. Apabila Ne menurun, inbreeding dan variasi perubahan
frekuensi gen akan meningkat. Jumlah breeding efektif ini berbanding terbalik
dengan inbreeding.
Bilamana Ne dalam suatu populasi menurun dan berakibat pada penurunan
produktivitas, maka upaya yang harus ditempuh adalah menambah Ne sebesar
mungkin dan memijahkan induk dengan rasio seks lebih tinggi. Pengaruh rasio
seks terhadap inbreeding ditunjukkan dengan rumus :
1 1
F =8♀ + 8♂
Cara ketiga untuk memaksimalkan Ne adalah mengubah persilangan
random (acak) menjadi persilangan kekerabatan (antar keturunan). Persilangan
antar keturunan berbeda dengan persilangan acak. Pada persilangan keturunan
setiap betina meninggalkan satu anak betina dan setiap jantan meninggalkan satu
anak jantan yang akan dipergunakan sebagai broodstock (calon induk). Sistem
breeding ini dapat menggandakan Ne tanpa menambah ukuran populasi. Cara
perhitungan Ne dengan persilangan keturunan menggunakan rumus :

Ne = 16 ( ♀ ) ¿ ¿
Jika rasio seks dalam persilangan tersebut lebih banyak induk betina maka
digunakan faktor pembaginya adalah 3( ♀ ) + ( ♂ ) , sebaliknya apabila dalam
persilangan terdapat lebih banyak induk jantan, digunakan faktor pembagi
( ♀ ) +3 ( ♂ ). Ne bertambah bila menggunakan persilangan keturunan karena
12

menambah variasi genetik dengan jaminan bahwa telur-telur yang dihasilkan


selalu tersedia pada generasi mendatang.
Jika populasi breeding tidak menambah ukuran populasi, satu-satunya cara
untuk menambah produktivitas adalah mengubah rasio seks atau mengubah
persilangan keturunan. Cara tersebut dikenal sebagai efektif breeding efisien (Nb).
Ne
Nb=
N
Nb adalah efektif breeding efisien dan N adalah ukuran populasi. Efektif
breeding efisien dapat memberikan petunjuk bagaimana caranya mengelola dan
mengatur hatchery dengan baik terutama dalam hal penyediaan stok calon induk
bermutu yang diusahakan agar tingkat inbreeding dapat diminimalisasi.
Persilangan keturunan dapat diperbaiki dengan menggunakan Nb apabila rasio
seks induk jantan dan betina adalah 50 : 50.
Inbreeding menghasilkan peningkatan homozigositas (hanya ada satu tipe
alel untuk satu atau lebih lokus), maka dari itu kehomozigositan ini akan
melemahkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan. Selain itu
inbreeding pada ikan akan mengakibatkan penurunan kelangsungan hidup telur
dan larva, peningkatan frekuensi ketidaknormalan bentuk dan penurunan laju
pertumbuha n ikan. Menurut Leary et al (1985) dalam Gusrina (2008) individu
yang homozigot kurang mampu mengimbangi keragaman lingkungan dan
memproduksi energi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu
fluktuasi asimetri merupakan indikator untuk mengetahui adanya inbreeding.
Menurut Van Valen (1962) dalam Gusrina (2008) fluktuasi asimetri ialah
perubahan organ atau bagian tubuh sebelah kiri dan kanan yang menyebar normal
dengan rataan mendekati nol. Fluktuasi asimetri pada populasi ikan nila merah
dan ikan mas yang ada di Jawa Barat menurut Sundara (1993) dalam (Gusrina
2008) sangat tinggi yang diduga akibat adanya inbreeding. Ciri meristik bilateral
yang diukur meliputi jumlah jari-jari lemah sirip perut, sirip dada dan sisik pada
linea lateralis serta tapis insang pertama bagian dalam. Asimetri tersebut terjadi
karena adanya ketidakmampuan suatu organisme untuk berkembang secara
normal.
13

Cara mencegah batasan Ne dari menjalankan potensi genetik dalam


populasi pembenihan yaitu dengan menjaga Ne sebesar mungkin setiap generasi.
Ketika memperoleh induk, harus menentukan dahulu silsilah ikan yang didapat
karena hal tersebut menentukan kesuburannya. Untuk mencegah perkawinan
sedarah dan pengendalian genetika Kincaid merekomendasikan bahwa Ne
minimal 200 (1967) dan 500 (1979). Ryman dan Stahl (1989) merekomendasikan
bahwa Ne minimal 60; Organisasi Makanan dan Pertanian dari U.N. (FAO)
merekomendasikan bahwa Ne minimal 50 untuk jangka pendek dan jangka
panjang masa kerja (FAO/UNEP 1981); U.S. Ikan dan Layanan satwa liar 1984
merekomendasikan bahwa Ne minimal 100; dan Tave (1986C) merekomendasikan
Nes antara 263 dan 344 untuk makanan ikan dan populasi ikan yang dijadikan
umpan dan Nes antara 424 dan 685 untuk populasi yang akan ditebar di badan air
alamiah. Namun tidak ada satupun yang dijadikan acuan untuk mencegah
pergeseran genetika atau perkawinan sedarah. Dibutuhan dua informasi untuk
mengitung Ne yang diperlukan untuk mencegah perkawinan sedarah untuk
mencapai tingkat yang menekan produktivitas, diantaranya level perkawinan
sedarah dimana perkawinan sedarah terjadi depresi. Namun informasi ini tidak
ada untuk ikan, nilai tunggal yang universal mungkin tidak akan pernah ada,
karena itu akan berbeda untuk perbedaan fenotip dan perbedaan populasi.
Informasi kedua adalah jumlah generasi yang ingin anda masukkan ke dalam
program perkawinan sedarah sebelum F mencapai nilai kritis. Kemudian
menghitung nilai konstan minimum Ne yang akan menghasilkan tingkat kritis
perkawinan sedarah dalam jumlah yang ditentukan dari generasi. Sebagai contoh
jika F=5% sebagai tingkat kritis dari perkawinan sedarah dan tidak ingin
mencapai tingkat tersebut sampai generasi 15, Ne dihitung sebagai berikut :
Langkah pertama, hitung F/generasi yang dibutuhkan untuk memproduksi
F=0.05 dari generasi 15.
0,05
F/generasi =
15 generasi
F/generasi = 0.0033333/generasi
14

Langkah kedua, hitung Ne yang di butuhkan untuk memproduksi F =


0.0033333/generasi menggunakan rumus :
1
F=
2 Ne
1
0.0033333 =
2 Ne
1
(0.0033333)(2) =
Ne
1
Ne =
(0.0033333)(2)
Ne = 150
Minimum konstan Nes yang memperoduksi F=5% dan F=10% setelah
jumlah generasi di tetapkan yang tercantum dalam tabel. Menentukan besar Ne
untuk mencegah pergeseran genetik jauh lebih sulit untuk mencegah pergeseran
genetik daripada perkawinan sedarah yang mencapai tingkatan yang menekan
produktivitas, karena setiap perubahan frekuensi gen sebagai akibat dari kesalahan
sampling adalah pergeseran genetik. Jika frekuensi akibat dari perubahan alel
0,500-0,499 sebagai kesalahan hasil sampling, pergeseran genetik telah terjadi.
tapi itu tidak penting, sebagai hilangnya alel sehingga pertanyaan penting menjadi
seberapa besar yang N harus mencegah hilangnya alel langka (alel dengan
frekuensi rendah) akan hilang dibandingkan dengan frequecies tinggi (Tave
1986).
Jika ingin menyimpan salah satu alel paling langka (f = 0,000001) dan
ingin jaminan 100%, akan diperlukan sebuah N. N yang dibutuhkan dapat
ditentukan dengan menghitung jumlah ikan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa alel q, pada frekuensi tertentu, hadir pada probabilitas yang diberikan. yang
probabillity (p) dari tidak menjaga sebuah alel dalam sampel acak adalah
p = (1,0-q)2Ne
Di mana p adalah probabilitas kehilangan q alel dalam satu sampel (dari
generaion atau pada salah satu transfer induk dari satu stasiun ke yang lain) dan q
adalah frekuensi alel. eksponen adalah 2N, karena ikan yang diploid dan memiliki
2 alel per lokus. Tabel di bawah menunjukkan probalilites kehilangan alel untuk
15

berbagai Ns pada berbagai frekuensi gen. misalnya, bahwa informasi dalam tabel
menunjukkan bahwa Anda memerlukan N, 150 untuk menghasilkan ap = 0,04904
untuk alel yang f = 0,01 (probabilitas 4,9% dari kehilangan alel). probabilitas
yang tercantum dalam tabel adalah probabilitas kehilangan alel melalui pergeseran
genetik hanya satu generasi atau generasi tunggal atau transfer ke penetasan lain
produk dari probabilitas untuk setiap generasi atau transfer.
Tabel 1. Probabilities of Losing an Allele via Genetic Drift for Eight Allelic Frequencies
at Various Effective Breeding Numbers (Ns) (Tave: 202-203)
Frekuensi Alel
Ns 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.05 0.01 0.00
1
2 0.062 0.129 0.240 0.409 0.656 0.814 0.9606 0.99
50 60 10 60 10 51 0 601
3 0.015 0.046 0.117 0.262 0.531 0.735 0.9414 0.99
62 66 65 14 44 09 8 402
4 0.003 0.016 0.057 0.167 0.430 0.663 0.9227 0.99
91 80 65 78 47 42 4 203
5 0.000 0.006 0.028 0.107 0.348 0.598 0.9043 0.99
98 05 25 37 68 74 8 004
6 0.000 0.002 0.013 0.068 0.282 0.540 0.886 0.98
24 18 84 72 43 36 38 807
7 0.000 0.000 0.006 0.043 0.228 0.487 0.8687 0.98
06 78 78 98 77 68 5 609
16

Jika memiliki populasi berfluktuasi, probabilitas keseluruhan alel, sekali


lagi adalah produk dari probabilitas untuk setiap generasi. Sebagai contoh,
probabilitas alel yang f = 0,01 setelah 10 generasi dengan Ns / generasi berikut ?
N,s : 230, 100, 200, 50, 30, 200,10, 20,25,230
Langkah 1. menghitung probabilitas kehilangan alel (P) dan probabilitas
menjaga alel yang f = 0,01 untuk setiap generasi:
Langkah 2. Menghitung kemungkinan mempertahankan alel setelah
generasi ke 10. Hasil dari kemungkinan mempertahankan alel untuk setiap
generasi :
Kemungkinan mempertahankan alel = (0,99018)(0,86602)(0,98205)(0,63379)
(0,45284)(0,98205)(0,18209)(0,33103) (0,39499)(0,99018)
Kemungkinan mempertahankan alel = 0,00560
Langkah 3. Menghitung kemungkinan kehilangan alel setelah generasi ke
10. Untuk menghitung kemungkinan kehilangan alel ( ), yaitu dengan cara 1,0
dikurangi hasil kemungkinan mempertahankan alel :
 = 1,0 – 0,00560
 = 0,99440
Contoh ini dengan jelas menunjukkan dampak yang merugikan bahwa
penurunan Ne dapat menyebabkan genetic drift (pergeseran genetik). Bahkan jika
Ne dikurangi hanya untuk satu generasi, maka bottleneck yang dapat bertahan
lama populasi genetika tersebut.
Kemungkinan keseluruhan kehilangan alel memberikan kemungkinan
kehilangan alel melalui pergeseran genetik setelah beberapa generasi. Jika alel
yang benarbenar kehilangan, maka Ne bisa menjadi salah satu dari alel tersebut
dan frekuensi alel masih akan menjadi nol. Sekali kehilangan, sebuah alel hanya
dapat diperkenalkan kembali oleh mutasi atau dengan impor induk baru. Hal ini
menjelaskan mengapa kemacetan, secara permanen dapat melumpuhkan
perbedaan genetik suatu populasi.
Apakah manajer pembudidaya harus menggunakan beberapa pedoman
NeS untuk mencegah pergeseran genetik dengan menghilangkan alel langka?
Untuk menghitung ini, Anda harus menentukan tiga hal. Yang pertama adalah
17

frekuensi alel langka yang ingin Anda simpan. Tave (1986) merekomendasikan
bahwa tujuannya harus menjaga alel yang ƒ = 0,01 karena biologi populasi dan
genetika populasi umumnya menganggap bahwa alel yang ƒ ≥ 0,01 berkontribusi
kepada polimorfisme, dan tujuannya adalah untuk menjaga alel lokus polimorfik
di negara polimorfik. Meffe (1986) merekomendasikan bahwa tujuannya harus
untuk menjaga alel yang ƒ = 0,05 karena alel yang langka kemudian akan
berkontribusi sedikit untuk perbedaan genetik secara keseluruhan.
Rekomendasi Meffe (1986) diterima untuk makanan ikan dan ikan umpan
peternakan karena alel langka mungkin tidak mengatur produktivitas
peternakanikan. di samping itu, alel yang paling langka mungkin hilang selama
Proses domestikasi, dalam hal frekuensi akan meningkat secara dramatis. Tapi
rekomendasi Tave (1986) mungkin lebih tepat untuk program permainan ikan dan
laut peternakan, serta bagi mereka yang mempertahankan garis acuan standar,
karena tujuan utama dari program ini adalah genetika konservasi, untuk
berkomunikasi dengan perbedaan genetik Anda harus menyimpan banyak alel
secara praktis. Dalam program tersebut lebih baik untuk berbuat salah pada sisi
konservatif dan aman.
Bagian kedua dari informasi yang diperlukan adalah kemungkinan ()
yang ingin Anda gunakan (kemungkinan kehilangan alel). Dalam biologi, dua
kemungkinan umumnya digunakan dan diterima:  = 0,05 dan 0,01;  = 0,05
dan 0,01 berarti bahwa ada kemungkinan 5 dan 1% dari kehilangan alel dan
kemungkinan 95 dan 99% dari mempertahankan alel masing-masing. Bagian
ketiga dari informasi yang diperlukan adalah jumlah generasi yang akan
dimasukkan ke dalam program pemuliaan sebelum  mencapai tingkat yang
diinginkan. Setelah Anda menentukan ini, Anda cukup menghitung kembali Ne /
generasi yang diperlukan untuk menghasilkan  yang diinginkan serta
memberikan alel dalam jumlah yang telah ditetapkan generasi.
Seperti halnya perkawinan sedarah , tidak ada universal N e yang dapat
direkomendasikan untuk setiap ikan program pengembangbiakan. Nes yang
tercantum dalam tabel harus digunakan hanya sebagai pedoman. Mereka bukan
nilai mutlak. Kebanyakan makanan ikan pembudidaya harus menjaga konstan N
18

es diantara 68 dan 90. Sebuah konstanta N e= 68 sudah cukup untuk pekerjaan


jangka pendek (10 generasi), karena Ne akan menghasilkan P = 0.01 untuk
sebuah alel yang ƒ = 0.05 setelah 10 generasi. Konstan Ne = 90 harus cukup untuk
long-term bekerja ( 10 generasi , karena itu Ne akan menghasilkan P = 0.01
untuk sebuah alel yang ƒ = 0.05 setelah 100 generasi.
Efektif berkembang biak nomor seharusnya minimal 424/generasi sebagai
ikan budaya program di mana penduduk akan digunakan untuk program
pengelolaan perikanan laut atau untuk peternakan. Seperti yang disarankan Ne
lebih besar bagi keberhasilan program karena dua alasan: pertama, salah satu
tujuan utama, jika tidak tujuan utama, seharusnya mempertahankan seperti banyak
genetik yang berbeda mungkin. Ikan ini akan dibakar di alam liar, dan tidak ada
yang mengetahui yang alel preadapt ikan untuk berubah lingkungan. Hilangnya
genetik yang berbeda melalui genetik melayang mungkin seorang perdana alasan
mengapa sulit untuk memulihkan sebuah sumber daya alam dengan populasi
produksi penetasan. Kedua, ketika bekerja dengan adanya program program
tersebut, seorang manajer harus memasukkan pembudidayaan suhu tinggi
perencanaan induk ke manajemen, dan 50 generasi yang baik minimum karena itu
akan mencangkup di mana saja dari 50 untuk 200 + tahun. Sebuah konstanta N e
dari 424/generasi akan menghasilkan P = 0.01 dan 0.05 untuk alel yang ƒ = 0.01
setelah 50 dan 257 generasi, masing masing.
Dalam kendala tetap ukuran populasi n, nb memungkinkan anda untuk
menentukan effeciency bahwa sesungguhnya sex rasio atau program
pengembangbiakan memiliki memaksimalkan ne relatif terhadap kelamin lain
rasio program atau berkembang biak.Tokoh 4.20 menunjukkan nb untuk semua
kemungkinan seks rasio untuk kedua acak dan keturunan perkawinan.Misalnya,
jika trout petani menumbuhkan 90 perempuan dan 10 laki laki ikan trout pelangi
oleh perkawinan acak, dia memiliki sebuah nb = 36 %.Dengan menyesuaikan seks
nya rasio 70 untuk perempuan dan 30 laki laki, dia akan menambahkan nb 84
untuk %.Yang 70: 30 sex rasio 2.3 kali lebih efisien dalam memaksimalkan ne,
dan perkawinan sedarah akan hanya % sebagai besar 42.Indeks ini menunjukkan
19

petani yang ia masih dapat menggunakan sebuah miring sex rasio fot
mengoptimalkan fingerling produksi, tetapi jika ia moderat rasio dia bisa
meningkatkan nya ne, dan itu quantifies peningkatan.
Efisiensi pemuliaan yang efektif juga dapat menginformasikan manajer
pembenihan bahwa ia melakukan pekerjaan yang baik dalam keterbatasan
pembenihan nya. Sebagai contoh, jika kawin acak digunakan, rasio jenis kelamin
55:45 memiliki Nb dari 99%, sehingga beralih ke rasio 50:50 seks untuk
mencapai Nb dari 100% mungkin tidak berharga.
Ingatlah, semua yang penyesuaian rasio jenis kelamin dan program
pemuliaan melakukan i mencegah perkawinan sedarah dan pergeseran genetik
dari semakin buruk. Mereka tidak merekonstruksi gen yang rusak. Jika Anda
memastikan bahwa youre Ne tidak melalui constinctions atau kemacetan,
penyesuaian ini dalam manajemen induk akan membantu menjaga masalah
genetik di cek. Satu-satunya obat untuk masalah yang disebabkan oleh
penyempitan atau hambatan adalah untuk memperoleh induk baru dan baik
menggantikan populasi atau menyeberang dengan indukan baru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inbreeding digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang
terkait dengan persilangan antar kerabat dekat yang dapat meningkatkan
homozigositas genotipe. Sehingga seringkali hasil dari Inbreeding adalah
memperlihakan berkurangnya keragaman genetik sehingga dapat menyebabkan
penurunan pertumbuhan dan peningkatan kepunahan suatu organisme. Namun,
meski demikian, Inbreeding juga ternyata digunakan untuk meningkatkan
populasi. Salah satu penggunaan utama perkawinan sekerabat adalah dalam
sebuah program perkembangbiakan yang disebut linebreeding. Linebreeding
terjadi ketika individu yang menonjol bagus (biasanya jantan) dibawa kembali ke
garis untuk kawin dengan keturunan. . Ini dilakukan karena hewan yang luar biasa
ini ingin Anda tingkatkan kontribusinya untuk masing-masing keturunan dan
meningkatkan kontribusinya terhadap gen yang jelek. Adapun untuk mengetahui
hasilnya, nilai-nilai individu Inbreeding dapat dihitung dengan menggunakan
teknik yang disebut analisis jalur.
3.2 Saran
Inbreeding tidak selamanya membawa dampak buruk, Inbreeding
dilakukan untuk mendapatkan kemurnian dari strain yang sudah stabil atau
mendapatkan fenotip dari gen resesif yang tidak muncul pada indukannya.
Inbreeding yang dimaksud adalah pemijahan sesame anakan dalam satu lubuk
atau antara anak dan indukannya. Dalam proses pengembangan dengan teknik
Inbreeding ini sebaiknya disiapkan selalu 2 lini, jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan kita masih tetap memiliki strain tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Gusrina. 2008. Genetika dan Reproduksi Ikan. Deepublish. Yogyakarta

Tave, Douglas. 1986. Genetics For Fish Hatchery Managers. AVI Pub. Co. The
University of Michigan. Amerika Serikat.

Priyambodo. 2016. The Population of Evolutions. Jurusan Biologi. Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung. Lampung.

Anda mungkin juga menyukai