Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

PENDUGAAN POPULASI DAN MORTALITAS IKAN


Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus)

OLEH :

FITRI HERLIZA
2104111492
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
SENIN / SESI 1 / 08.30
KELOMPOK 2
UNENG RHAHMA SARI

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022

KATA PENGANTAR
ii

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang
berjudul “Pendugaan Populasi dan Mortalitas Ikan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada praktikum biologi perikanan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pendugaan Populasi dan Mortalitas Ikan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Kak Uneng Rhahma Sari selaku
Asisten Praktikum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, 22 Oktober 2022

Fitri Herliza

DAFTAR ISI
iii

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................. Latar
Belakang.................................................................................. 1
1.2.................................................................................................. Tujuan
.................................................................................................2
1.3.................................................................................................. Manfaat
.................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................. 6
3.2. Alat dan Bahan........................................................................ 6
3.3. Metode Praktikum................................................................... 6
3.4. Prosedur Praktikum................................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pendugaan Populasi................................................................ 7
4.2. Mortalitas Ikan........................................................................ 11
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan............................................................................. 13
5.2. Saran ...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14
LAMPIRAN........................................................................................... 15
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1. Hasil tangkapan ikan bertanda dan tidak bertanda................... 7
Tabel 2. Hasil pengamatan mortalitas ikan............................................ 11
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus)...................... 8
Gambar 2. Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus)...................... 11
vi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia memiliki perairan yang sangat luas karena 70% dari negara
Indonesia adalah perairan. Dalam perairan tersebut banyak terdapat organisme
yang hidup, salah satunya adalah ikan. Usaha pembudidayaan ikan yang selama
ini dilakukan di kolam kini sudah berkembang kearah pembudidayaan ikan di
dalam keramba dan jaring apung yang berlokasi di perairan umum. Tentu saja
spesies ikan yang dipelihara itu punya peluang yang cukup besar untuk
mengalami kematian karena pengaruh pencemaran, hama dan penyakit.
Kematian ikan di perairan umum selain mengalami kematian secara alami
kini kematian individu ikan sebagian besar disebabkan oleh adanya penangkapan
terutama pada spesies ikan yang bernilai ekonomis tinggi, pencemaran yang di
akibatkan oleh adanya limbah industry, pertambangan, pertanian, pemangsaan
oleh predator dari hewan-hewan avertebrata, serangan hama dan penyakit serta
pengaruh gejala alam seperti elnino dan gelombang tsunami.
Angka mortalitas yang terjadi pada individu suatu spesies ikan sangat sulit
untuk ditetapkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Apabila angka
mortalitas terhadap individu suatu spesies ikan setiap tahunnya terus meningkat
maka lama kelamaan dapat menyebabkan terjadinya kepunahan suatu populasi
ikan yang menghuni suatu habitat tertentu.
Memonitor perubahan kepadatan populasi dalam waktu tertentu sangat
penting sebagai dasar pengertian dari dinamika populasi, produksi, dan
pengelolaan perikanan secara rasional. Metode pendugaan populasi ikan dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu: secara langsung dan secara tidak langsung.
Pendugaan populasi sangat penting artinya dalam upaya mengelola sumber-
sumber hasil perikanan di masa yang akan datang. Pendugaan populasi dalam
suatu perairan memungkinkan kita untuk mengetahui berapa banyak jumlah ikan
vii

dan jumlah spesies dalam suatu perairan. Dengan demikian kita dapat mengetahui
berapa besar penangkapan yang memungkinkan untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum mortalitas ikan dan pendugaan populasi adalah untuk
mengetahui bagaimana tingkah laku ikan saat akan mengalami mortalitas, apa-apa
saja faktor yang menyebabkan mortalitas pada ikan, agar mahasiswa dapat
menduga populasi ikan di suatu perairan dan untuk melihat bias dari masing-
masing metode yang digunakan.
1.3. Manfaat
Manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri atau tanda yang
ditunjukkan pada ikan menjelang kematiannya, dengan memperhatikan gerakan
sirip, bukaan mulut, permukaan tubuh, operculum, denyut jantung, serta
memperhatikan warna insang, jantung, dan visceral. Dapat mengetahui cara
menghitung pendugaan populasi ikan dengan berbagai metode dan melihat bias
dari masing-masing metode tersebut.
viii

II. TINJAUAN PUSTAKA

Spesies yang bersifat selalu hidup di lapisan permukaan perairan lebih


mudah mengalami kematian dari spesies ikan yang hidup di dasar perairan.
Spesies ikan yang suka bermain ke lapisan permukaan perairan adalah ikan mas
(Cyprinus carpio), gurami (Osphronemus gouramy), dan nila (Oreochromis
niloticus). Ikan-ikan yang hidup didasar perairan jika dipelihara dalam keramba
atau jaring apung maka keberadaannya di tempat itu mendorong individu ikan
untuk selalu berada di lapisan permukaan perairan. Oleh karena itu semua
individu spesies ikan tersebut punya peluang besar untuk mengalami kematian
karena pengaruh limbah (Manda et al, 2009).
Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan ikan perairan tawar yang banyak
ditemukan di daerah Sumatera, Kalimantan dan sebagian Jawa (Rupawan et al.,
2000). Selain di Indonesia, ikan patin juga banyak ditemukan di kawasan Asia
lainnya seperti di Vietnam, Thailand, China dan sebagainya (Weber & de
Beaufort, 1962 cit. Rupawan et al., 2000).
Ikan patin yang dalam beberapa tahun terakhir berkembang di Indonesia
adalah ikan patin yang diintroduksi dari Thailand pada tahun 1972, yaitu dari jenis
P. hypophthalmus (Hardjamulia et al., 1987). Pada awal kedatangannya, ikan ini
dikenal dengan nama lele bangkok (Anonim, 1985).
Keberadaan ikan patin introduksi ini sedikit banyak menggeser beberapa
komoditas perairan tawar yang sudah lebih dahulu dibudidayakan di Indonesia
seperti ikan lele (Clarias spp.), mas (Cyprinus carpio) dan nila (Oreochromis
niloticus). Kemampuan ikan patin siam mentolerir kondisi perairan yang jelek
(Hardjamulia et al., 1987) dan kemudahan teknologi budidayanya (Hadie &
Hadie, 2001) merupakan hal yang menarik bagi petani ikan untuk
membudidayakan ikan tersebut.
ix

Penyebab kematian individu spesies ikan secara massal disuatu lingkungan


perairan dapat terjadi karena predasi, penyakit, pencemaran, pemusnahan secara
fisik oleh manusia atau mesin dan gejala alam. Kelima penyebab kematian itu
berpengaruh secara langsung kepada individu spesies ikan di dalam populasi.
Sedangkan pengaruh secara tidak langsung kepada individu spesies ikan di dalam
populasi antara lain disebabkan oleh makanan, kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan dan tekanan sosial (Pulungan et al, 2006).
Penyakit yang menyerang biasanya berkaitan dengan kualitas air, sehingga
kualitas air yang baik akan mengurangi resiko ikan terserang penyakit dan ikan
dapat bertahan hidup (Yuniarti, 2006). Kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ikan dipengaruhi oleh nutrisi makanan, selain itu peningkatan padat tebar ikan
juga berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan (Rukmana, 2003).
Individu-individu ikan sebelum mengalami kematian akibat terkena oleh
limbah biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda
ketika lingkungan hidupnya tidak tercemar. Gerakan renang selalu tidak beraturan
dan arah tidak menentu. Adakalanya pergerakan itu akan membentur ke dinding
keramba atau ke jaring yang mengakibatkan timbulnya luka pada permukaan
tubuh sehingga keadaan itu mempercepat proses kematian individu ikan di dalam
keramba atau jaring apung (Pulungan at al, 2006).
Pendugaan populasi penting artinya dalam Biologi Perikanan sebagai
upaya mengelola sumber-sumber hasil perikanan di masa yang akan datang.
Metode pendugaan populasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu secara
langsung; cara ini dapat dilakukan pada suatu kolam yang luasnya terbatas sebab
kolam tersebut dapat dikeringkan dan ikan-ikan dapat ditangkap satu persatu.
Secara tidak langsung; cara ini dapat dilakukan dengan memperhatikan
pengurangan “Catch per unit Effort”. Dalam perhitungan sering menggunakan
metode regresi dari De Lury juga Laslie dan Davis. Dapat juga menggunakan
metode penandaan (Pulungan et al, 2006). 
Kegunaan utama dalam studi penandaan antara lain dapat diketahui:
parameter populasi (kepadatan/densitas, mortalitas, recruitment, dan laju
eksploitasi), kecapatan dan arah ruaya, penentuan umur dan pertumbuhan, tingkah
laku, serta daerah penyebaran (Manda et al, 2009)
x

Penentuan umur dapat berguna untuk menentukan beberapa kelas umur


didalam populasi. Penentuan umur dengan metode penandaan ada dua yakni
marking dan tagging. Marking yaitu pemberian tanda pada tubuh ikan tanpa
menggunakan benda-benda asing, misal pemberian tanda berupa pemotongan sirip
dan pembuatan tato. Sedangkan tangging yaitu pemberian tanda pada tubuh ikan
dengan memberikan benda-benda asing. Benda yang digunakan adalah benda
yang tidak mudah berkarat seperti: perak, aluminium, plastik, nikel, ebonit dan
seluloid. Pada tag diberikan tanggal pelepasan, nomor seri dan kode-kode lainnya
(Manda et al., 2009).
Tagging ada  2 bentuk yaitu Internal Tag dan Eksternal Tag. Internal Tag
adalah membenamkan benda asing tersebut dalam tubuh ikan, sedangkan
Eksternal Tag adalah dengan cara menempelkan benda asing ketubuh ikan.
Sedangkan Pemberian tanda secara Marking adalah dengan cara tidak
menempelkan benda asing ke tubuh ikan akan tetapi dengan cara pemotongan
salah satu sirip perut atau sirip lainnya, dengan syarat setelah sirip dipotong maka
tidak mengganggu aktifitas ikan sehingga memudahkan untuk menangkapnya
kembali, pemberian tato pada operculum ikan dan pemberian lubang pada
operculum ikan (Pulungan et al., 2006).
Bagian-bagian tubuh ikan yang diberi tag adalah: 1). Bagian kepala yang
meliputi tulang rahang bawah dan tutup insang. 2). Bagian tubuh yang meliputi
bagian depan sirip punggung, bagian belakang sirip punggung, bagian tengah
tubuh, sirip lemak (adifose find) dan batang ekor. Beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan dalam percobaan pemberian tanda pada ikan adalah: tujuan
percobaan pemberian tanda, lamanya percobaan, cara-cara mengembalikan ikan
bertanda, macam dan jumlah ikan yang terlihat, dan tenaga yang tersedia (Manda
et al, 2009)
Suatu populasi ikan yang telah berhasil mengadakan pemijahan
menghasilkan sejumlah besar anak-anak ikan yang bergantung pada fekunditas,
keberhasilan pemijahan dan mortalitas dari anak-anak ikan tersebut. Sisa anak-
anak ikan yang tumbuh dan berhasil hidup mencapai ukuran yang dapat
dieksploitasi dinamakan recruitmen (Effendie, 2002).
Perubahan jumlah individu dalam populasi dari suatu spesies dapat
xi

berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terjadinya perubahan itu dipengaruhi oleh


keberhasilan atau kegagalan reproduksi selanjutnya dapat dipengaruhi oleh
rekruitmen ke dalam populasi ikan yang telah ada. Selain itu juga dipengaruhi
oleh angka mortalitas yang terjadi (Rukmana, 2003).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari senin, pukul 08.30 di Laboratorium


Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

III.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan yaitu alat tulis (buku, pena, pensil, penghapus),
penggaris 30 cm, tisu gulung, serbet, nampan, toples, gelas ukur, saringan,
gunting bedah, dan buku penuntun. Serta bahan yang di gunakan seperti air, ikan
patin, dan deterjen.

III.3. Metode Praktikum

Metode praktikum di laksanakan secara langsung di Laboratorium Biologi


Perairan. Menggunakan Jas Lab dan alat-alat laboratorium.

III.4. Prosedur Praktikum

Untuk pendugaan populasi prosedur nya yaitu : Siapkan toples yang sudah
berisi air dan diamkan hingga 5 menit, kemudian masukkan 15 individu ikan
kedalam toples tersebut. Biarkan hingga 10-15 menit untuk ikan beradaptasi
dengan lingkungannya, lalu sampling ditangkap dengan tangguk kecil(saringan)
secara acak dan dengan jumlah tertentu kemudia di beri tanda secara marking.
Individu ikan yang telah diberi tanda di masukkan kembali ke toples semua, dan
biarkan 10-15 menit ikan bertanda berbaur dengan kumpulan ikan yang tidak
bertanda. Lakukan sampling hingga 10 kali dan di catat data nya.

Sedangkan untuk mortalitas ikan prosedurnya yaitu : Siapkan 15 ekor ikan


yang akan diamati dan 3 toples dengan ukuran yang sama, kemudian masukkan
xii

masing masing ikan kedalam toples yang telah di sediakan. Lalu beri label masing
masing toples dengan label air normal, air yang diberi deterjen 5 ml, dan air yang
diberi deterjen 10 ml. Amati dan catat ciri-ciri serta gejala yang timbul atau
muncul pada permukaan tubuh ikan menjelang dan sesudah mati. Buat dalam
bentuk tabel.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendugaan Populasi

Gambar 1. Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus)

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Ordo : Ostrariophysi

Sub Ordo : Siluroidei

Famili : Sehilbeidae
xiii

Genus : Pangasius

Spesies : Pangasius hypophthalmus

Penangkapan u+r u r m m (u + r) m2 (u + r) m (u+r/r) mr Bias Zoe Bias Schu


1 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0
2 5 4 1 3 15 45 15 3 -0,0015 -0,0014
3 4 3 1 7 28 196 28 7 -0,00382 0,00389
4 5 2 3 10 50 500 16,6 30 -0,00041 -0,0003
5 5 0 5 12 60 720 12 60 -0,0044 -0,0042
6 5 1 4 12 60 720 15 48 -0,00152 -0,0014
7 8 2 6 13 104 1.352 17,3 78 0,0000057 -0,0003
8 5 2 3 15 75 1.125 25 45 0,00308 0,0031
9 7 0 7 17 119 2.023 17 119 -0,00017 -0,00005
10 7 0 7 17 119 2.023 17 119 -0,00017 -0,00005
3
Total     106 640 8.704   509    
7
Tabel 1. Hasil tangkapan ikan bertanda dan tidak bertanda

 Metode Petersen (Sensus tunggal)

m(u+r ) m(u+r )
P 1= P 6=
r r

0 .0 12. 5
= =0 = = 15
0 4

m(u+r ) m(u+r )
P 2= P 7=
r r

3 .5 13 .8
= = 15 = = 17,3
1 6

m(u+r ) m(u+r )
P 3= P 8=
r r

7.4 15 .5
= = 28 = = 25
1 3
xiv

m(u+r ) m(u+r )
P 4= P 9=
r r

10 .5 17 .7
= = 11,66 = 17
3 7

m(u+r ) m(u+r )
P 5= P 10=
r r

12. 5 17 .7
= = 12 = = 17
5 7

 Metode Sensus Ganda

¿ P=
∑ m(u+r )
∑r
640
¿ = 17, 29
37

 Metode Schumecher dan Eschmeyer

¿ P=
∑ m2 (u+r )
∑ mr
8704
¿ = 17,1
502

 Bias Zoe

P ¿
→ Pi− Pi ¿ x 100%

Pi : data ke berapa

^P : sensus ganda

P ¿ 0−17,1 P ¿
 P 1− P 1 ¿ x 100% =  P 6− P 6 ¿ x 100% =
0
x 100% 15−17,1
x 100%
15
=0%
xv

= -0,0014
P ¿ P ¿
 P 2− P 2 ¿ x 100% =  P 7− P7 ¿x100%=

15−17,1 17,3−17,1
x 100% x 100%
15 1 7,3

= -0,0014 = 0,0001
P ¿ P ¿
 P 3− P 3 ¿ x 100% =  P 8− P 8 ¿ x100% =

28−17,1 25−17,1
x 100% x 100%
28 25

= 0,00389 = 0,0031
P ¿ P ¿
 P4− P4 ¿ x 100%=  P 9− P 9 ¿ x100% =

16,6−17,1 17−17,1
x 100% x 100%
1 6,6 17

= -0,0003 = 0,00005
P ¿ P ¿
 P 5− P 5 ¿ x 100% =  P 10− P 10 ¿ x100%=

12−17,1 17−17,1
x 100% x 100%
12 17

= -0,0042 = 0,00005

 Bias Schumecher

P ¿
→ Pi− Pi ¿ x 100%

Pi : data ke berapa

^P : schumecher
P ¿ P ¿
 P 1− P 1 ¿ x 100% =  P 6− P 6 ¿x100% =

0−17 ,29 15−17 , 29


x 100% x 100%
0 15
xvi

=0% = -0,00152
P ¿ P ¿
 P 2− P 2 ¿ x100% =  P 7− P7 ¿x100%=

15−17 , 29 17,3−17 , 29
x 100% x 100%
15 17,3

= -0,00152 = 0,0000057
P ¿ P ¿
 P 3− P 3 ¿ x100% =  P 8− P 8 ¿x100% =

28−17 , 29 25−17 , 29
x 100% x 100%
28 25

= 0,00382 = 0,00308
P ¿ P ¿
 P 4 − P 4 ¿ x100%=  P 9− P 9 ¿x100% =

16,6−17 , 29 17−17 , 29
x 100% x 100%
16,6 17

= -0,00041 = -0,00017
P ¿ P ¿
 P 5− P 5 ¿x 100% =  P 10− P 10 ¿x100%=

12−17 , 29 17−1 7,29


x 100% x 100%
12 17

= -0,0044 = -0,00017

Pemberian tanda pada ikan dilakukan dengan marking, yaitu pemberian


tanda tidak menggunakan benda asing seperti memotong sirip dan pemberian tato,
serta perhitungan yang di lakukan di gunakan beberapa metode yaitu metode
sensus tunggal, metode sensus ganda, metode schumecher dan Eschmeyer, dan
mrtode zoe.
xvii

IV.2. Mortalitas Ikan

Gambar 2. Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus)

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia Sub Ordo : Siluroidei

Filum : Chordata Famili : Sehilbeidae

Sub filum : Vertebrata Genus : Pangasius

Ordo : Ostrariophysi Spesies : Pangasius hypophthalmus


Bukaan
Waktu Tubuh Insang Jantung
Mulut
Berwarna
B
Tidak berlendir Warna hitam 52 kali pucat
5 menit
Tidak berlendir Masih merah 48 kali Berwarna
C
pucat
Hitam lebih
B
Berlendir pekat 43 kali Hitam
10 menit
Agak berlendir Berwarna 39 kali Merah
C
gelap
B
Banyak lendir Sangat hitam 31 kali Hitam
15 menit
Banyak lendir Rusak & hitam 30 kali Merah pekat
C
Insang
Tidak berlendir berwarna Berwarna
A 125 kali
sama sekali merah masih merah
segar
Tabel 2. Hasil pengamatan mortalitas ikan
xviii

Keterangan :

A : Toples kontrol

B : Toples berisi yang di beri deterjen 5 ml

C : Toples berisi yang di beri deterjen 10 ml

Semakin banyak deterjen yang masukan ke dalam toples berisi air maka
disitulah pencemaran air terjadi yang menyebabkan ikan semakin hilang kendali
dan lama kelamaan akan mati.
xix

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang Mortalitas Ikan dan

Pendugaan Populasi, maka diperoleh kesimpulan bahwa mortalitas ikan dapat

menunjukkan terjadinya pencemaran suatu perairan, serta Pendugaan populasi

dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung, baik secara

tangging maupun marking dengan pemotongan sirip maupun pembuatan tato.

V.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan
memahami teori yang akan di praktikumkan atau tahap untuk melakukan
praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya
melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.
xx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1985. Lele bangkok bukan lele dumbo. Dinas Perikanan Dati II Sleman.
Yogyakarta. 4 p.
Cahyono, Bambang. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar (Ikan Gurami, Ikan Nila,
Ikan Mas). Kanisius (anggota IKAPI). Yokyakarta.
Effendi, M. I. 2002. Biologi Perikanan. EdisiRevisi. Yayasan Pustaka Nusatama.
163 Hal.
Hadie, W. dan L.E. Hadie. 2001. Karakter kelenturan fenotipik pertumbuhan ikan
patin (Pangasius hypophthalmus) pada salinitas media berbeda.
Jurnal Aquaculture Indonesia. 2(1) : 47-56.
Hardjamulia, A., T.H. Prihadi, dan Subagyo. 1987. Pengaruh salinitas terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan jambal siam (Pangasius
sutchi). Bull. Penel. Perik. Darat. 5(1): 111-117.
Manda et al. 2022. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Pulungan, et.al. 2006. Penuntun Praktikum Bilogi Perikanan. Pekanbaru: Pusat
Universitas Riau.
Rukmana. 2003. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Pascapanen.
Semarang: Aneka Ilmu.
Sadili, S. 1998. Marketing of Pangasiid catfishes in Java and Sumatra, Indonesia.
In : The biological diversity and aquaculture of Clariid and Pangasiid
in South-East Asia. Legendre and Parisele (Eds.). Proceedings of the
Mid-term Workshop of the “Catfish Asia Project”. Cantho, Vietnam,
11-15 May 1998. 21-26.
xxi

LAMPIRAN
xxii

Alat Tulis

Serbet
xxiii

Buku penuntun prsktikum

Tisu
xxiv

Gunting bedah Toples

Deterjen Ikan patin

Anda mungkin juga menyukai