Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS & MIKROSKOPIS


SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS

OLEH :

FITRI HERLIZA
2104111492
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
KELOMPOK 5
TENGKU MUHAMMAD GHAZALI

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
ii

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “Rupa Darah Secara Makroskopis & Mikroskopis Sebelum dan
Sesudah Haemolisis” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada praktikum fisiologi hewan air. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan tentang Rupa Darah Secara Makroskopis & Mikroskopis
Sebelum dan Sesudah Haemolisis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, 25 April 2023

Fitri Herliza

DAFTAR ISI
iii

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................. Latar
Belakang.................................................................................. 1
1.2.................................................................................................. Tujuan
.................................................................................................2
1.3.................................................................................................. Manfaat
.................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................. 4
3.2. Alat dan Bahan ....................................................................... 4
3.3. Metode Praktikum................................................................... 4
3.4. Prosedur Praktikum................................................................. 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil........................................................................................ 6
4.2. Pembahasan............................................................................ 9
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan............................................................................. 10
5.2. Saran ...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11
LAMPIRAN........................................................................................... 12
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).............................. 6
Gambar 2. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung A.......................... 6
Gambar 3. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung B.......................... 7
Gambar 4. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung C.......................... 7
Gambar 5. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung D.......................... 8
Gambar 6. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung E........................... 8
v

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Darah adalah cairan jaringan. Darah terdiri dari sel-sel (puing-puing sel)
yang ada secara bebas dalam media berair. Sel dan puing-puing sel adalah
komponen darah. Sel-sel ini cukup besar untuk dilihat dengan mikroskop biasa.
Sel darah pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga komponen: sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit. Dari jenis ini, sel darah merah adalah yang paling
banyak.
Sel darah merah ikan (eritrosit) memiliki inti dan berwarna kuning-merah.
Eritrosit dewasa berbentuk oval dan lebih kecil, berdiameter 7-36 mikron,
tergantung pada spesies ikan. Jumlah sel darah merah per milimeter kubik darah
adalah antara 20.000-3.000.000. Pengiriman oksigen dalam darah tergantung pada
jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang ada dalam sel darah merah.
Fisiologi adalah studi tentang fungsi organ tubuh atau fungsi seluruh
organisme. Organ merujuk pada bagian tubuh hewan seperti hati, paru-paru,
insang, jantung, ginjal, sedangkan pada tumbuhan, organ meliputi akar, batang,
daun, bunga. Organ-organ tersebut membentuk organisme, organisme hidup, baik
makroskopik (cukup besar untuk dilihat oleh mata manusia tanpa alat) maupun
mikroskopis (cukup kecil untuk tidak terlihat oleh mata manusia tanpa alat).
Fisiologi mencakup Pembahasan tentang apa dan bagaimana makhluk hidup
melakukannya agar dapat bertahan hidup dan mengatasi berbagai tantangan dari
lingkungannya sehingga dapat beradaptasi dan mempertahankan keberadaannya.
Fisiologi ikan meliputi proses osmoregulasi, sistem peredaran darah, sistem
pernapasan, bioenergi dan metabolisme, pencernaan, organ sensorik, sistem saraf,
sistem endokrin, dan reproduksi. Darah adalah salah satu komponen dari sistem
transportasi dan sangat penting untuk keberadaannya.
Fungsi penting darah dalam tubuh antara lain mengangkut bahan kimia
seperti hormon, mengangkut produk sisa metabolisme tubuh, serta mengangkut
vi

oksigen dan karbon dioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan
plasma berperan penting sebagai garis pertahanan pertama melawan penyakit
yang masuk ke dalam tubuh.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan pengetahuan
tentang rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah
haemolisis dengan bantuan mikroskop supaya lebih terlihat, serta mengajarkan
kepada praktikan cara mengambil darah pada ikan menggunakan jarum suntik
yang benar.
1.3. Manfaat
Manfaat dari pratikum ini adalah supaya praktikan bisa belajar, memahami
dan menambah pengalaman apa itu rupa darah baik secara mikroskopis maupun
makroskopis sesudah juga sebelum haemolisis dan praktikan dapat belajar
menggunakan jarum suntik, cara membasahi jarum dan spuit untuk mencegah
pembekuan darah, tahu dimana letak darah ikan dan mengambil darah ikan.
vii

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ruang lingkup fisiologi sangat luas sehingga terbagi menjadi bidang-bidang


tertentu, misalnya fisiologi virus, fisiologi bakteri, fisiologi manusia, fisiologi
ikan, fisiologi krustasea, dll. Fisiologi ikan hanya mempelajari masalah fisiologis
ikan, tetapi secara komparatif memfasilitasi pemahaman proses fisiologis yang
terjadi pada makhluk lain seperti manusia dan vertebrata lainnya (Windarti et al,
2016). 
Ikan berdarah dingin, vertebrata air yang berenang dengan sirip dan
bernapas dengan insang. Bentuk darah pada ikan bervariasi dari gelendong ke
gelendong. Jumlah sel darah merah pada ikan bervariasi antara 2-3 juta sel/ml
(Ridwan Manda et al, 2016).
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) termasuk dalam filum Chordata, kelas
Pisces, sub ordo Teleoistei, ordo Ostariophysi, subordo Siluroidae, famili Clarias,
genus Clarias, spesies Clarias gariepinus (Suyanto, 2014). Awalnya, nama ilmiah
lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian diubah menjadi Clarias
gariepinus. Pengubah nama ini didasarkan pada sifat induk jantan dominan yang
diturunkan kepada anaknya.
Menurut Windarti (2017) darah normal adalah buram karena darah memiliki
sifat optik eritrosit, ketika sel-sel ini dilarutkan dalam cairan dengan salinitas
berbeda atau ketika sel-sel ini membengkak melalui proses difusi/osmosis,
hemoglobin dilepaskan. dan darah menjadi bening, darah yang tidak bening
memiliki sifat seperti pelapis, sedangkan darah bening memiliki sifat seperti
pernis (varnish). 
Bekuan darah merah adalah bola datar (seperti cakram) berisi cairan
intraseluler. Ketika sel-sel ini ditempatkan di cairan lain yang hipertonik atau
hipotonik terhadap cairan intraseluler, terjadi proses osmotik dan difusi. Ketika
cairan di dalam sel relatif hipotonik terhadap cairan di luar sel, sel pecah. Jika
viii

tekanan osmotik cairan di luar sel sama dengan tekanan osmotik cairan di dalam
sel, sel darah tidak akan berubah. Ketika cairan di dalam sel bersifat hipertonik
relatif terhadap cairan di luar sel, sel menyusut (Windarti et al, 2017).

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari selasa, pukul 13.00 di Laboratorium
Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tabung
tube(tabung reaksi), Mikroskop, Objek glass, Pipet tetes, Jarum suntik dan Spuit,
Nampan, Serbet dan Tisu. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Darah ikan,
Aquades, EDTA 10% atau heparin, NaCl 3%, Pewarna Giemsa, dan Ethanol.
3.3. Metode Praktikum
Metode praktikum di laksanakan secara langsung di Laboratorium Biologi
Perairan. Menggunakan Jas Lab dan alat-alat laboratorium, juga dengan buku
penuntun praktikum.
3.4. Prosedur Praktikum
Untuk cara mengambil darah ikan yaitu bisikan dengan hangat cengkeh
supaya ikan pingsan, syamil menunggu ikannya pingsan bahasa is twitter jarum
suntik dengan EDTA 10% untuk mencegah pembekuan darah ikan. Basahi serbet
dengan air dan biarkan lembab, kemudian ambil ikan yang sudah pingsan lalu
letakkan dalam nampan dan ditutupi ikan tersebut dengan serbet yang sudah
dibasahi. Selanjutnya tusukan jarum suntik ke vena caudalis, tunggu sebentar
sampai darah mengalir ke dalam spuit lalu tarik spuit secara perlahan sambil di
gerakkan ujung jarum suntik ke kiri dan ke kanan sampai mendapatkan darah
sebanyak 3 ml.
Cara menyiapkan sampel darah ikan untuk proses haemolisis yaitu ya kan
tiga buah tabung reaksi yang diberi label A, B, C dan tiap-tiap tabung dimasukkan
1 ml darah ikan. Pada tabung A ditambahkan 1 ml aquades, pada tabung be
ix

ditambahkan 1 ml NaCl 3% dan tabung C tidak di tambahkan apa-apa. Tabung


reaksi digoyang-goyang kan agar tercampur lalu diamkan sebentar kemudian
amati diatas cahaya dan difoto. Buatlah preparat ulas dari darah dalam tabung,
ambil satu tetes daerah dari setiap tabung dan teteskan pada bagian ujung objek
glass. Kemudian ambil objek glass lain, sentuh kan salah satu ujungnya pada
tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek kelas dalam posisi sudut 45°
terhadap objek glass tempat darah di teteskan. Setelah itu keringkan selama
beberapa menit. Selanjutnya darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1 ml
larutan NaCl 3% dan ganti label dengan huruf D. Pada tabung B di tambah
dengan aquades 1 ml dan ganti label dengan huruf E. Kemudian buat lagi preparat
ulas dari darah yang ada pada tabung D dan E tersebut. Caranya sama seperti
membuat preparat ulas pada tabung A,B,C sebelumnya dan dikeringkan.
Terakhir cara pembuatan sampel untuk pengamatan jenis-jenis darah yaitu
setelah preparat ulas tadi kering, celup kan dalam ethanol kemudian keringkan.
Setelah kering dari ethanol lanjut di celup kan lagi dalam larutan giemsa dan di
keringkan lagi. Kering dari larutan giemsa lanjut lagi di cuci dengan air bersih
mengalir dan dikeringkan lagi. Sesudah dikeringkan di lanjutkan dengan diamati
di bawah mikroskop, bagaimana bentuk dan jenis darah yang terlihat kemudian di
foto.
x

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Rupa Darah Secara Makroskopis Rupa Darah Secara Mikroskopis


xi

Gambar 2. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung A


Rupa Darah Secara Makroskopis Rupa Darah Secara Mikroskopis

Gambar 3. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung B

Rupa Darah Secara Makroskopis Rupa Darah Secara Mikroskopis


xii

Gambar 4. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung C

Rupa Darah Secara Makroskopis Rupa Darah Secara Mikroskopis

Gambar 5. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung D


xiii

Rupa Darah Secara Makroskopis Rupa Darah Secara Mikroskopis

Gambar 6. Jenis Darah Pada Preparat Ulas Tabung E

4.2. Pembahasan
Pada tabung A, 1 ml darah ikan dihemolisis dengan 1 ml aquades karena
aquades merupakan cairan hipotonik dengan konsentrasi yang berbeda ketika
konsentrasi darah lebih tinggi dari aquades, sehingga sebagian cairan aquades
masuk ke dalam sel darah merah menembus hingga konsentrasinya sama, tetapi
membran atau lapisan darah tidak cukup kuat untuk menyerap semuanya,
menyebabkan hemolisis (pemecahan sel darah merah). Darah yang diberikan
dengan aquades tidak tampak terlalu kental, darahnya bening dan mengembang
atau membengkak. 
Pada tabung B, 1 ml darah ikan ditambah 1 ml NaCl 3% menyusut karena
NaCl 3% merupakan cairan hipertonik dengan konsentrasi yang berbeda ketika
konsentrasi darah kurang dari NaCl 3%. Saat darah bercampur dengan cairan,
terjadi proses penyusutan, yaitu. proses dimana cairan dalam sel darah merah
terlepas dari membran plasma yang selalu mengelilinginya. Darahnya lebih gelap,
xiv

buram, dan sel-sel darahnya mengerut atau menyusut. 


Pada tabung C, 1 ml darah ikan tanpa perlakuan apapun kental, berwarna
gelap, buram, dan tidak ada pembengkakan atau penyusutan.
Pada tabung D 1 ml darah ikan + 1 ml aquades + 1 ml NaCl 3 - darah kental,
darah tercampur sempurna dan darah kembali normal.
Ada darah gelap di tabung E 1 ml darah ikan + 1ml 3% NaCl + 1 ml
aquades, darah tercampur rata, dan darah kembali ke keadaan normal. 

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang, maka diperoleh
kesimpulan bahwa dalam tabung A, 1 ml darah ikan mengalami hemolisis
(penghancuran sel darah merah) dengan 1 ml aquades. Darah yang diberikan
dengan air suling tidak tampak terlalu kental, darahnya bening dan mengembang
atau membengkak. Pada tabung B, 1 ml darah ikan yang ditambahkan 1 ml NaCl
3% akan menyusut, konsentrasi darah lebih rendah dari konsentrasi NaCl 3%.
Darahnya lebih gelap, buram, dan sel-sel darahnya mengerut atau menyusut.
Dalam tabung C, 1 ml darah ikan tanpa perlakuan apapun kental, berwarna gelap,
buram, dan tidak ada pembengkakan atau penyusutan. Dalam tabung D 1 ml darah
ikan + 1 ml aquades + 1 ml NaCl 3 - darah kental, darah tercampur sempurna dan
xv

darah kembali normal. Ada darah gelap di tabung E 1 ml darah ikan + 1 ml NaCl
3% + 1 ml aquades, darah tercampur rata, dan darah kembali ke keadaan normal. 
5.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah mempelajari
materi praktikum yang akan di praktikumkan dengan membaca buku penuntun
praktikum. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya menaati
peraturan yang sudah dibuat, agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar
tanpa keributan yang dapat mengganggu praktikan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ridwan Manda et al. 2016. Bahan Ajar Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
Pekanbaru.
Ridwan Manda et al. 2016. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Laboratorium Biologi
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
Pekanbaru.
Suyanto, Heru. 2014. Budidaya Ikan di Perkarangan. Penebar Swadaya, Jakarta.
150 hal.
Windarti et al. 2013. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Badan Penerbit Universitas
Riau UR PRESS Pekanbaru.
Windarti et al. 2017. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air.
xvi

Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu


Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.
xvii

LAMPIRAN
xviii
xix

Lampiran 1. Prosedur Praktikum

Rupa Darah Secara Makroskopis Rupa Darah Secara Mikroskopis

Tabung A

Tabung B
xx

Tabung C

Tabung A yang ditambahkan 1ml


NaCl

Tabung B yang ditambhakan 1 ml


Aquades

Lampiran 2. Hasil Praktikum

Anda mungkin juga menyukai