2004110251
Harifa Syahputra
Selasa/13:30
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
FisiologiHewan Air dengan judul “Rupa Darah Secara Makroskopis &
MikroskopisSebelum dan Sesudah Haemolisis, Serta Menentukan Tahanan Osmotik
Sel – Sel Darah Merah” tepat pada waktunya.
Pekanbaru 2 April
2022
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…………………………………………………………..ii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………………………………………….ii
DAFTAR LAMPIRAN……………………..…………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………..……………………………………………………………………………………………………….1
4.1 Hasil…………………………………………………………………………………………………………………………..
4.2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………
BAB V KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………………..
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………….
5.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Organ – organ tersebut menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik
yang makroskopik (berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa
bantuan alat) maupun yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan
mata manusia tanpa bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa
yang dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka
lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya
sehingga mereka dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Yuwono,
2001)
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin
(poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. (Raharjo,
1980). Ikan merupakan mahluk hidup tinkst tinggi dimana ikan memiliki darah di
dalam tubuhnya. Darah pada ikan sama hal nya dengan darah manusia yaitu tidak
dapat ditembus oleh cahaya, hal ini disebabkan karna sifat sifat optic eritrosit pada
darah. Di praktikum kali ini kita akan mengamati sel darah pada ikan lele untuk
mengetahui rupa darah ikan setelah terjadinya hemolisis dan menentukan tahanan
osmotic pada darah. Maka dari itu dilakukan lah praktikum ini untuk mengetahui
bentuk darah sebelum dan sesudah hemolisis dan menentukan tahanan osmotik
pada darah.
2. Jenis larutan apa saja yang dapat menyebabkan hemolisis pada darah?
TINJAUAN PUSTAKA
Lele atau ikan keli, adalah suatu keluarga ikan yang hidup di air tawar. Lele
mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki
"kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan-ikan
keluarga Clariidae dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan
sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu
dengan sirip ekor. Lele memiliki tubuh yang lonjong seperti torpedo atau sangat
panjang seperti sidat pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan
mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan
empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air
yang gelap. Beberapa spesies lele tidak bisa melihat.
Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur
insangnya yang memungkinkan sebagin lele bertahan di darat. Terdapat sepasang
patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang
mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga beracun dan
mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima
yang berarti darah. Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di
dalam cairan yang disebut Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap
sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-
unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah biasa tidak dapat
ditembus oleh cahaya, hal ini disebabkan karena sifat sifat optic eritrosit yang
terdapat di dalam darah.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum fisiologi hewan air tentang rupa darah secara makroskopis dan
mikroskopis sebelum dan sesudah hemolisis serta menentukan tahanan osmosis sel
darah merah ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2022 pada pukul 13:30 –
16:30 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Alat:
1. Spuit
2. Jarum suntik
3. Tabung reaksi
4. Cover glass
5. Objek glass
6. Mikroskop
7. Pipet tetes
Bahan:
1. Darah ikan
2. Aquades
3. EDTA 10%
4. NaCl 0,3% - 3%
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung
terhadap objek yang akan diamati.
1. Ikan dibius dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes/ liter) sampai
pingsan.
2. Jarum suntik, tabung reaksi dan spuit dibasahi dengan EDTA 10 atau heparin guna
mencegah pembekuan darah
3. Darah ikan diambil melalui vena caudalis. Darah dimasukkan ke dalam tabung
eppendorf yang sudah dibasahi EDTA 10% atau heparin. Bila disimpan dalam termos
(+ pecahan es batu), darah tahan selama ± 3 jam.
1. Ambil 3 buah tabung reaksi dan beri label A, B, dan C. kemudian, ke dalam tiap –
tiap tabung masukkan 1 cc darah ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 cc aquades.
Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl 3% dan darah pada tabung C dibiarkan seperti
semula/ tidak ditambah apa- apa. Tabung dikocok, lalu dibiarkan selama 5 menit.
2. Buatlah preparat ulas/ usap darah dari darah yang sudah diperlakukan tersebut.
Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung dari objek glass.
Kemudian, ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada tetesan darah
tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek glass untuk menggeser darah dalam
posisi sudut 450 terhadap objek glass tempat darah diteteskan).
3. Kemudian, angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang pada
cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan
menggunakan mikroskop.
4. Selanjutnya, darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3. Darah
paa tabung B ditambah dengan 1 cc aquades. Dengan demikian, perbandingan
volume darah, air dan larutan NaCl 3 pada tabung A dan B menjadi sama.
1. Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl
maupun aquades)
5. Preparat dicuci dengan air bersih, dengan cara dicelup – celupkan ke dalam air
sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih
7. Gambarlah bentuk – bentuk sel darah merah dan putih. Amati bentuk inti serta
kondisi sitoplasma.
4. Teteskan 10 tetes darah ke dalam setiap tabung dan campurkan lalu tunggu 30
menit. Setelah 30 menit amati kondisi lapisan merah di permukaan air.
4.1 HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini didapatkan keadaan darah pada
pengamatan makroskopis yaitu sebagai berikut:
Tabung A : Darah tampak lebih terang, sel darah mengembang dan darah menjadi tembus
cahaya