Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH

HEMOLISIS & MENENTUKAN TAHANAN OSMOTIK SEL SEL DARAH MERAH

Kevin Anandika Dwi Putra

2004110251

Harifa Syahputra

Selasa/13:30

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
FisiologiHewan Air dengan judul “Rupa Darah Secara Makroskopis &
MikroskopisSebelum dan Sesudah Haemolisis, Serta Menentukan Tahanan Osmotik
Sel – Sel Darah Merah” tepat pada waktunya.

Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada


praktikum yang telah dilakukan pada hari Selasa 26 Maret 2022 di
LaboratoriumBiologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Riau. Laporan ini di buat untuk melengkapi rangkaian pelaksanaan praktikum
Fisiologi Hewan Air yang telah dilaksanakan dan juga sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti praktikum selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan, materi dan cara penulisan


kata-kata masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan inisehingga
berguna bagi kita semua. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru 2 April
2022

Kevin Anandika Dwi Putra


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…………………………………………………………..ii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………………………………………….ii

DAFTAR LAMPIRAN……………………..…………………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN………..……………………………………………………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………….

1.3 Tujuan Dan Manfaat……………………………………………………………………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………….

BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………………………………………………………………………

3.1 Waktu dan Tempat……………………………………………………………………………………………………..

3.2 Alat dan Bahan……………………………………………………………………………………………………………

3.3 Metode Praktikum……………………………………………………………………………………………………….

3.4 Prosedur Praktikum……………………………………………………………………………………………………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………….

4.1 Hasil…………………………………………………………………………………………………………………………..

4.2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………

BAB V KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………………..

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………….
5.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme,


dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi mencoba
menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses
kehidupan. (Fujaya, 2004). Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau
fungsi keseluruhan organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru –
paru, insang, jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada
tumbuhan oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga.

Organ – organ tersebut menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik
yang makroskopik (berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa
bantuan alat) maupun yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan
mata manusia tanpa bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa
yang dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka
lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya
sehingga mereka dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Yuwono,
2001)

Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin
(poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang. (Raharjo,
1980). Ikan merupakan mahluk hidup tinkst tinggi dimana ikan memiliki darah di
dalam tubuhnya. Darah pada ikan sama hal nya dengan darah manusia yaitu tidak
dapat ditembus oleh cahaya, hal ini disebabkan karna sifat sifat optic eritrosit pada
darah. Di praktikum kali ini kita akan mengamati sel darah pada ikan lele untuk
mengetahui rupa darah ikan setelah terjadinya hemolisis dan menentukan tahanan
osmotic pada darah. Maka dari itu dilakukan lah praktikum ini untuk mengetahui
bentuk darah sebelum dan sesudah hemolisis dan menentukan tahanan osmotik
pada darah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk darah sebelum dan setelah terjadinya hemolisis?

2. Jenis larutan apa saja yang dapat menyebabkan hemolisis pada darah?

3. Bagaimana tahanan osmostik yang dimiliki darah?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui bentuk darah sebelum dan setelah terjadinya hemolisis

2. Untuk mengetahui jenis larutan apa yang dapat menyebabkan hemolisis


pada darah

3. Untuk mengukur tahanan osmosis pada darah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lele atau ikan keli, adalah suatu keluarga ikan yang hidup di air tawar. Lele
mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki
"kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan-ikan
keluarga Clariidae dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan
sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu
dengan sirip ekor. Lele memiliki tubuh yang lonjong seperti torpedo atau sangat
panjang seperti sidat pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan
mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan
empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air
yang gelap. Beberapa spesies lele tidak bisa melihat.

Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur
insangnya yang memungkinkan sebagin lele bertahan di darat. Terdapat sepasang
patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang
mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga beracun dan
mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima
yang berarti darah. Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di
dalam cairan yang disebut Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap
sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-
unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah biasa tidak dapat
ditembus oleh cahaya, hal ini disebabkan karena sifat sifat optic eritrosit yang
terdapat di dalam darah.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum fisiologi hewan air tentang rupa darah secara makroskopis dan
mikroskopis sebelum dan sesudah hemolisis serta menentukan tahanan osmosis sel
darah merah ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2022 pada pukul 13:30 –
16:30 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain:

Alat:

1. Spuit

2. Jarum suntik

3. Tabung reaksi

4. Cover glass

5. Objek glass

6. Mikroskop

7. Pipet tetes

Bahan:

1. Darah ikan

2. Aquades
3. EDTA 10%

4. NaCl 0,3% - 3%

3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung
terhadap objek yang akan diamati.

3.4 Prosedur Praktikum

Prosedur Percobaan Pertama

Cara mengambil darah ikan

1. Ikan dibius dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes/ liter) sampai
pingsan.

2. Jarum suntik, tabung reaksi dan spuit dibasahi dengan EDTA 10 atau heparin guna
mencegah pembekuan darah

3. Darah ikan diambil melalui vena caudalis. Darah dimasukkan ke dalam tabung
eppendorf yang sudah dibasahi EDTA 10% atau heparin. Bila disimpan dalam termos
(+ pecahan es batu), darah tahan selama ± 3 jam.

Cara menyiapkan sampel darah ikan untuk proses hemolisis

1. Ambil 3 buah tabung reaksi dan beri label A, B, dan C. kemudian, ke dalam tiap –
tiap tabung masukkan 1 cc darah ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 cc aquades.
Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl 3% dan darah pada tabung C dibiarkan seperti
semula/ tidak ditambah apa- apa. Tabung dikocok, lalu dibiarkan selama 5 menit.

2. Buatlah preparat ulas/ usap darah dari darah yang sudah diperlakukan tersebut.
Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung dari objek glass.
Kemudian, ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada tetesan darah
tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek glass untuk menggeser darah dalam
posisi sudut 450 terhadap objek glass tempat darah diteteskan).

3. Kemudian, angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang pada
cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan
menggunakan mikroskop.

4. Selanjutnya, darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3. Darah
paa tabung B ditambah dengan 1 cc aquades. Dengan demikian, perbandingan
volume darah, air dan larutan NaCl 3 pada tabung A dan B menjadi sama.

Cara membuat sampel untuk pengamatan jenis – jenis darah

1. Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl
maupun aquades)

2. Preparat dikeringkan sselama 5 menit

3. Preparat dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit

4. Preparat dicelup dalam larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit

5. Preparat dicuci dengan air bersih, dengan cara dicelup – celupkan ke dalam air
sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih

6. Preparat dikeringkan lagi dan siap diamati di bawah mikroskop

7. Gambarlah bentuk – bentuk sel darah merah dan putih. Amati bentuk inti serta
kondisi sitoplasma.

Prosedur Percobaan Kedua

1. Sediakan 9 tabung reaksi dan beri nomor 1 sampai 9


2. Buatlah larutan NaCl 0%, 0,3 %, 0,5%, 0,6%, 0,7%, 0,8%, 0,9%, 1%, 3%.

3. Isilah setiap tabung dengan konsmtrasi n=NaCl yang berurutan

4. Teteskan 10 tetes darah ke dalam setiap tabung dan campurkan lalu tunggu 30
menit. Setelah 30 menit amati kondisi lapisan merah di permukaan air.

5. Lalu tiap tabung dibuat preparatnya dan di amati di bawah mikroskop.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini didapatkan keadaan darah pada
pengamatan makroskopis yaitu sebagai berikut:

Tabung A : Darah tampak lebih terang, sel darah mengembang dan darah menjadi tembus
cahaya

Tabung B : Darah tampak menjadi lebih pekat, tidak tembus cahaya

Tabung C : Darah masih dalam keadaan normal, tidak tembus cahaya

Tabung A+ : Darah Kembali ke keadaan normal

Tabung B+ : Darah Kembali ke keadaan normal

Pengamatan secara mikroskopis

Anda mungkin juga menyukai