Anda di halaman 1dari 45

Laporan Tetap Praktium

ACARA I
ZOOLOGI VERTEBRATA
“PISCES”

OLEH :

NAMA : WENI IRMAYANTI RIA PURBAYA

NIM : 210104012

SEMESTER/KELA : I/A

LABORATORIUM TERPADU IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN

MATARAM

2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tetap praktikum “ZOOLOGI VERTEBRATA” Acara l tentang “PISCES”,


ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum selanjutnya.

Mataram, Maret 2023

Disahkan oleh :

CO.Asisten

( Tika Ayu Safitri )


NIM : 200104041

ii
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat AllahSWT


yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya sehinggga saya selaku penulis dapat
melakukan aktifitas dengan baik dalam menyelesaikan laporan praktikum tentang
“PISCES” ini tepat pada waktu yang telah dijadwalkan meski jauh dari kata
sempurna.
Shalawat serata salam tak lupakita haturkan kepada junjungan alam Nabi
besar Muhammad SAW, yang telah membawa dari zaman jahiliyah menuju zaman
islamiyah yang masyaallah penuh kemuliaan. Adapun laporan ini, yang telah saya
usahakan semaksimal mungkin, dan tentunya bantuan dari beberapa pihak, sehingga
memperlancar pembuatan laporan ini.
Namun tak lepas dari semua hal tersebut, satya selaku penyusun menyadri
sepenuhnya bahwa aka nada kekurangan, baik dari segi penulisan, bahasa dan lain
sebaginya. Oleh karena itu saya berharap pembaca untuk menyampaikan saran atau
kritik yang membangun demi terciptanya laporan yang lebih baik lagi. Saya ucapkan
terima kasih sebanyak-banyaknya untuk Dosen, CO.Asisten, dan teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan laporan ini.

Mataram, Maret 2023

Weni Irmayanti Ria Purbaya

iii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN……………………………................................ii
KATA PENGANTAR…………………………................................................iii
DAFTAR ISI…………….………………………….........................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang…………………………….............................................1
B. Rumusan Masalah………………………………………......................1
C. Tujuan……………………………………............................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………................3
BAB III METODOLOGI…………………………...........................................5
A. Pelaksanaan………………………………….....................................5
B. Alat dan Bahan……………………………………............................5
C. Cara kerja………………………………….........................................5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan………………........................................................6
B. Analisis Prosedur…………………………………….........................6
C. Analisis Hasil……………………………………...............................7
D. Diskusi…………………………………….........................................8
BAB V PENUTUP…………………………………….....................................22
A. Kesimpulan ......................................................................................22
B. Saran…………………………………….........................................22
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pisces merupakan hewan akuatik yang berdarah dingin (poikilometer)
dan bernafas menggunakan insang yang dilindungi operculum. Tubuh ikan
ditutupi sisik yang sekaligus berfungsi sebagai rangka luar (kerangka luar)
dengan berbagai tipe sisik, yaitu palakoid, sikloid, stenoid, dan ganoid. Sisik
tersebut licin dan berlendir, sehingga dapat mempermudah ketika bergerak
dalam udara.
Tubuh ikan juga dilengkapi dengan sirip-sirip yang membantu
berenang dan menjaga keseimbangan tubuh. Sirip ikan berbeda atas sirip
punggung, sirip ayah, sirip yaya (line literalis) yang berfungsi untuk
mengetahui tekakanan udara. Tsayape aliran darahnya adalah pusaran darah
tunggal, yaitu darah mengalir dari jantung melalui insang menuju keseluruh
jaringan tubuh dan kembali lagi kejantung.
Ikan berkembangbiak dengan cara bertelur (opipar)ada yang melalui
fertilisasi intetrnal dan beberapa ada yang melalui fertilisasi eksternal. Kelas
pisces terbagi menjadi tiga sub kelas, yaitu Agnatha (cyctostoma),
Chondrichthyes, dan Osteichthyes. Adapun tujuan dilakukan praktikum ini
adalah untuk, bias mengetahui bagian- bagian organ dari pisces dan organ
tersebut berfungsi sebagai apa saja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi ikan nila, ikan lele, ikan
bawal, dan ikan patin.
2. Bagaimana cara membuat kunci dikotom ikan nila, ikan lele, ikan
bawal, dan ikan patin.

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk morfologi dan anatomi dari ikan nila, ikan
lele, ikan bawal, dan ikan patin.
2. Untuk membuat kunci dikotom ikan nila, ikan lele, ikan bawal, dan
ikan patin.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu Taksonomi selalu identik dengan deskripsi rinci mengenai kelompok-


kelompok mahluk hidup, baik deskripsi ciri morfologi, anatomi, fisiologi, hingga
prilaku. Salah satu ciri yang sangat umum dibahas dalam superkelas pisces adalah
termoregulasi dari superkelas pisces. Termoregulasi adalah kemampuan system
otonomi saraf tubuh yang vital untuk berespon terhadap dingin dan heat stress. Suhu
tubuh memiliki 2 komponen yaitu suhu inti tubuh dan suhu prifer tubuh. Suhu inti
tubuh cendrung lebih stabil dan kondisi lingkungan moderat suhu prifer lebih rendah
2-4 derajat dibandingkan suhu inti tubuh. Proses pembelajaran masih mentransper
pengetahuan mengenai termoregulasi hewan ini dengan istilah “ berdarah dingin” dan
berdarah dingin, khususnya superkelas pisces “ berdarah dingin” pada dasarnya sudah
luput dari pandangan didunia sains. ( Rhavy Ferdyan, dkk. 2020, Vol 06(04), hlm.
443-444 )
Ikan merupakan penghuni utama pada ekosistem akuatik (perairan) yang
terbesar pada perairan tawar, seperti danau, sungai dan rawa serta perairan payau dan
perairan laut. Ikan memiliki peran penting bagi ekosistem dan lingkungan, dimana
dapat dijadikan sebagai bioindikator terhadap kualitas suatu perairan, dan juga
berperan didalam siklus rantai makanaa. (Muchlisin) melaporkan spesies ikan
oreochromis mossabicum dan O. niloticus diperairan aceh merupakan spesies
omnivora yang mengakibatkan spesies ikan kecil punah. Jenis lain seperti gabus
toraja juga tergolong predator/pemangsa diekosistem perairan. Bagi manusia dapat
dimanfaatkan sebagai konsumsi, seperti ikan lele, ikan gabus, ikan kakap, ikan nila
dan masih banyak lagi. Salah satu habitat yang menjadi distribusi ikan pada perairan
tawar adalah danau yang merupakan badan perairan alami berukuran besar yang
dikelilingi oleh daratan yang tidak bercampur dengan air laut, kecuali air sungai.
( Puji Fauziah, dkk. 2017, Vol 21(1) )

3
Insang merupakan organ utama respirasi yang berperan penting dalam proses
asmoregulasi, keseimbangan ion dan sekresi nitrogen. Windarti dan Simarmata,
menambahkan bahwa insang juga merupakan organ yang terpapar langsung dengan
lingkungan sehingga berpotensi digunakan sebagai bioindikator pencemaran
lingkungan. Insang ikan terdiri dari tiga bagian utama yaitu archus branchialis ( arcus
insang), filament branchialis ( filament insang), dan branchhiospinalis ( raker insang :
tapis insang). Umumnya ikan memiliki empat pasang archus branchialis, walaupun
demikian terdapat beberapa jenis ikan dengan jumlah archus branchialis yang lebih
sedikit atau banyak., contohnya, ikan logocephalus sceleratus memiliki tiga pasam
dan ikan solea senegelansis memiliki lima pasang. Variasi bentuk anatomi ikan dapat
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya perbedaan karakteristik habitat dan
prilaku makan. Terdapat perbedaan karakteristik habitat dan prilaku makan antara
ikan keureling, ikan mas dan ikan nila. Ikan keureling dilaporkan hidup pada perairan
dengan karakteristik sedimen berupa pasir, dan kerikil. Tingkat kekeruhan rendah
disertai dengan kecepatan arus rendah hingga tinggi. Ikan mas juga memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan fluktuasi kandungan oksigen terlarut
dan adaptif terhadap perubahan lingkungan. Dan ikan nila mampu hidup pada kisaran
salinitas yang luas dan kisaran oksigen terlarut rendah. ( Ernita, dkk. 2020, Vol
21(2). Hlm 235-236 )
Ikan lele merupakan salah satu komoditas budidaya yang memiliki berbagai
kelebihan, dianyaranya adalah pertumbuhan cepat dan memiliki kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan yang tinggi. Menurut ( Soares), permintaan ikan lele
mengalami peningkatan dari tahu ke tahun. Hal ini menyebabkan produksi ikan lele
juga mengalami peningkatan. Ikan lele juga memiliki beberapa keunggulan seperti
dapat melakukan pemijhan, dapat dipelihara dalam kondisi kepadatan yang tinggi,
dan dapat/ tetap tumbuh dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan
( kandungan oksigen rendah). Peningkatan suhu secara positif mengubah laju
pernafasan, konsumsi pakan, aktivitas enzim, konsumsi oksigen, dan metabilisme
pakan sehingga mempengaruhi pertumbuhan. Jika suhu air rendah, maka oksigen

4
berkurang dan menyebabkan ikan stress. Ikan yang mengalami tertekan akan
mengurangi kegiatan pertumbuhan dan reproduksi. Selain itu, menyebabkan
terjadinya penurunan pertumbuhan , sehingga menyebabkan terjandinya resistensi
terhadap beberapa penyakit. ( Kurnia Wulansari, 2020. Vol 18(1). Hlm 32 )
Organisme perairan seperti ikan yang terdampak oleh adanya cemaran dalam
air, salah satunya adalah jenis ikan ikan lele (Clarias sp.) termasuk dalam ordo
siluriformes yang terdampak oleh adanya bahan pencemar pada suatu perairan.
Morfologi ikan lele yaitu memiliki tubuh memanjang, pipih, kulit yang licin, serta
terdapat sungut di sekitar mulutnya. Ikan lele memiliki nama ilmiahnya Clarias sp.,
yang berarti "kuat dan lincah" dalam bahasa Yunani. Ikan ini juga dikenal dengan
nama catfish, mudfish, dan walking catfish dalam bahasa Inggris. Ikan lele sangat
populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ikan lele dapat bertahan hidup
dalam berbagai jenis lingkungan perairan, termasuk yang tercemar oleh limbah cair
pewarna batik . Uji toksisitas dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai efek
yang merugikan dari bahan kimia toksik, termasuk juga efek letal dari hewan uji
karena konsentrasi bahan kimia yang ada dalam limbah pewarna batik. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan bentuk dan struktur dalam insang ikan lele
(Clarias sp.) yang dipaparan limbah cair batik. ( Nuril Uswatun Hasanah, dkk.
2023, Vol 2(1), hlm. 28-32)

5
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Kamis/ 16 Maret 2023
Waktu : 07 : 30 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Terpadu Ipa Biologi
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Ikan nila (oreochromis niloticus)
b. Ikan lele (Clarias sp.)
c. Ikan bawal (Calossoma Macropomum)
d. Ikan patin (Pangasius sp.)
C. Cara kerja
1. Menyiapakan sampel ikan yang akan diamati.
2. Menunjukkan bagian-bagian yang diamati morfologi pada masing-
masing sampel.
3. Melakukan pembedahan dan mengamati anatomi yang didapatkan.
4. Melakukan pembuatan kunci dikotom.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Gambar hasil pengamatan

No Gambar Literatur Gambar Keterangan


Laboratorium

1. Mata ( organon
1. visus), adalah
salah satu
indera yang
sangat penting
untuk mencari
makanan,
menghindari
5 1
6 predator/pemn
3
4 gsa atau
2
kepungan dari
suatu alat
tangkap.
2. Operkulum
( operculum)
putih keabu
abuan agak
pucat,
operculum
digunakan
untuk

7
mengalirkan
air pada
permukaan
insang dalam
pengambilan
oksigen
terlarut.
Peningkatan
gerakan
operculum
menunjukkan
adanya tekanan
fungsi pada
ikan tersebut.
3. Sirip punggung
( pinna
dorsalis), agak
sedikit lembek
dan garis-garis
berwarna
hitam pucat
agak keabu-
abuan dan
putih. Sirip
punggung
berfungsidala
m kestabilan
ikan, ketika

8
berenang.
4. Perut
( Abdomen),
jika ditekan
agak lembek.
Perut atau
lambung
merupakan
organ penting
dalam system
pencernaan
ikan.
5. Sisik
(squama),
garis-garis
kehitaman
agak pucat
atau keabuan
dan putih agak
kehijauan.
Sisik berfungsi
sebagai barrier
yang
mencegah
masuknya
senyawa asing
kedalam tubuh
ikan.

9
6. Ekor pada ikan
berfungsi
sebagai alat
gerak untuk
hewan yang
hidup di air.
1. Insang
2. berfungsi
sebagai alat
pernafasan,
alat ekskresi

Ernita,dkk. 2020, Vol garam, dan

21(2), hlm. 234-246 penyaring


1
makanan.
Insang juga
ternyata
berfungsi
untuk
mengontrol
kadar garam
dalam tubuh
ikan.

3. 1. Antena,
Berfungsi dalam
menentukan
makanan atau
mangsanya yang
terdapat

10
ditempat
4
6 5 1 berlumpur.
2 2. Sirip dada,
3
Berfungsi
sebagai senjata
dan alat bantu
untuk bergerak.
Nuril Uswatun
3. Sirip punggung,
Khasanah,dkk. 2023,
berfungsi
Vol 2(1), hlm. 28-32
sebagai alat
reanang pada
ikan lele.
4. Sirip perut,
berfungsi untuk
menyeimbangka
n posisi ikan
serta mengatur
ketinggian ikan
didalam air.
5. Sirip dubur,
berfungsi
sebagai alat
bantu untuk
mempercepat
dan
memperlambat
gerakan.
6. Sirip ekor.
Berfungsi
sebagai
pendorong

11
pertama pada
saat ikan
bergerak maju
dan saat ikan
bermanuver.

4. 1. Insang pada
ikan lele ini
berfungsi untuk
mengambil
oksigen
langsung dari
udara, sehingga
dapat hidup
Salma Aulia
dalam air yang
Yoviska,dkk. 2021, Vol
kandungan
6(1), hlm. 125-128
oksigennya
1
sedikit.

12
5. 1. Mata, berfungsi
untuk mencari
makanan,
menghindari
predator atau
Ibnu Bangkit Bioshina pemangsa atau
Suryadi, dkk. 2020,
dari kepungan
Vol 5(2), hlm. 101 5
2 suatu alat
7
1 tangkap.
4 2. Operculum,
6
3 berfungsi untuk,
mengalirkan air
pada permukaan
insang dalam
pengambilan
oksigen terlarut.
3. Sirip dada,
berfungsi untuk
mendukung
pergerakan
kesamping,
maju, dan diam
atau saat
mengerem.
4. Sirip perut,
berfungsi
sebagai alat
penyeimbang
agar posisi ikan
stabil.
5. Sirip punggung,
berfungsi

13
6. 1. Mata, berfungsi
untuk mencari
makanan,
menghindari
Buwono,I.D.,dkk 2017,
predator atau
hlm. 161-176
pemangsa atau
dari kepungan

4 suatu alat
tangkap.
1
5 2. Sirip punggung,
2
berfungsi
3
berfungsi
sebagai
kestabilan ikan,
ketika berenang.
3. Sirip perut,
berfungsi
sebagai alat
penyeimbang
agar posisi ikan
stabil.
4. Batang ekor,
berfungsi untuk
mendorong
kedepan.
5. Sirip ekor,
berfungsi

2. Data hasil pengamatan

14
Ciri morfologi Oreochromis Clarias sp. Colossoma Pangasius
Niloticus Macropom sp.
um

Bentuk sirip persegi membulat homocercal Cagal dan


ekor simetri

Tipe mulut Subterminal dan inferior Terminal Melebar


meruncing dan
menghadap
kebawah

Bentuk Tubuh Memanjang dan memanjan Badan oval Memanjang


ramping g, gigi tajam dan
membulat, berwarna
dan tidak putih perak.
bersisik

Jumlah sirip 3 jari- jari keras 68-69 lima Tidak ada


keras

Jumlah sirip Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
lemak

Sirip lemak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

3. Kunci dikotom
Berdasarkan ciri morfologi keempat jenis ikan yang telah
diamati, maka selanjutnya dibuatlah kunci dikotomnya: sebagai
berikut
Spesies A : Ikan nila ( oreochromis niloticus)

15
Spesies B : Ikan lele ( clarias sp. )
Spesies C : Ikan bawal ( colossoma macropomum )
Spesies D : Ikan patin ( pangasius sp. )
1. a. Tipe mulut terminal...........................................2
b. Tipe mulut bukan terminal................................3
2. a. Bentuk tubuh memanjang, ramping dan ekor sirip persegi…A
b. Bentuk tubuh pipih, tegak, bentuk ekor sirip segitiga………C
3.a. Bentuk tubuh memanjang, bulat, bentuk sirip ekor
Memanjang..................................................................B
b.Bentuk tubuh pipih memanjang, bentuk sirip ekor segitiga
memanjang..................................................................D

B. Analisis Prosedur
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan pada pisces atau
ikan, antara lain terdapat ikan nila, ikan lele, ikan bawal, dan ikan
patin. Praktikum ini dilakukan dilaboratorium terpadu, yang dimana
langkah awal yang kita lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan,
kemudian menyiapkan sampel atau ikan ayang akan diamati. Lalu
menunjukkan bagian-bagian morfologi pada masing-masing sampel.
Lalu dilakukannya pembedahan pada ikan tersebut. Kemudian
mengamati anatomi
dari masing-masing ikan atau sampel. Setelah itu, membuat kunci
dikotom berdasarkan ciri morfologi dan anatomi yang didapatkan.
C. Pembahasan
Pada praktikum zoologi vertebrata ini, dilakukan pengamatan di
laboratorium terpadu, disini digunakan 4 jenis ikan ikan atau pisces
sebagai bahan pengamatan kami. Ikan yang digunakan yaitu ikan nila,
ikan lele, ikan bawal, dan ikan patin. Yang dimana pastinya keempat

16
ikan ini memiliki ciri morfologi maupun anatomi yang berbeda-beda.
Contohnya pada ikan nila, yang memiliki sisik yang relative besar,
matanya menonjol dan besar dengan tepi berwarna putih. Ikan nila juga
mempunyai lima buah sirip yang berbeda dipunggung, dada, perut,
anus, dan ekor. Dan pada sirip duburnya ( anal fin) memiliki tiga jari-
jari keras dan 9-11 jari-jari sirip lemah.

Pengamatan atau pembedahan pertama pada ikan nila, yang


dimana tubuh ikan masih utuh dari kepala sampai keekor. Setelah itu
dilakukannya pembedahan pada ikan, pembedahan atau penyayatan
ikan dilakukan pada bagian caudal sampai kecepal. Penyayatan
dilakukan menggunakan silet dan alat lab yang lainnya, setelah disayat
barulah kita dapat melihat bagian anatomi pada ikan tersebut. Pada
ikan nila terdapat bagian-bagian dalamnya seperti ventrikulus, yang
dimana berfungsi unntuk menyerap zat yang baik untuk tubuh,
kemudian ada kantong empedu berfungsi untuk menyimpan empedu
dan memekatnya dengan mereabsorpsi airnya, Hepar ( Sebagai
penetralisir zat-zat beracun didalam tubuh (detoksifikasi), membantu
kegiatan metabolisme didalam tubuh, baik lemak, karbohidrat, bahkan
protein sekalipun, dan yang terakhir yaitu testis (Menghasilkan
spermatozoid).Ikan nila memiliki sirip dorsal sebanyak 28, sirip anal
11, sirip lemak tidak ada, dan memiliki panjang usus 125 cm. Ikan nila
memiliki ciri morfologi yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih, sisik
besar dan kasar, kepala relative kecil, mata tapak menonjol dan besar,
tepi mata berwarna putih, dan garis linea lateralis terputus dan ternagi
dua. Ikan nila juga memiliki keunikan tersendiri yaitu memiliki duri
pada tubuh bagian sirip serta ekor, dimana kegunaan duri ini untuk
bertahan hidup daris erangan para predator pada lingkungan habitat
ikan nila. Adapun klasifikasi pada ikan nila :

17
Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichtyes

Ordo : Perciformes

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis Niloticus

Pengamatan atau pembedahan kedua pada ikan lele, yang


dimana tubuh ikan masih utuh dari kepala sampai keekor. Setelah itu
dilakukannya pembedahan pada ikan, pembedahan atau penyayatan
ikan dilakukan pada bagian bawal kepala sapai dengan bagian atas
pada perut berdekatan dengan alat kelaminnya. Penyayatan dilakukan
menggunakan silet dan alat lab yang lainnya, setelah disayat barulah
kita dapat melihat bagian anatomi pada ikan tersebut. Ikan lele
merupakan ikan yang tidak memiliki sisik, tubuh ikan lele dilindungi
oleh kulit yang licin dan berlendir. Dengan bentuk tubuh yang
memanjang, ikan lele juga memiliki sirip punggung dan sirip anus yang
juga ikut memanjang. Ikan lele memiliki sirip anal sebanyak 70, sirip
lemak tidak ada, dan memiliki panjang usus 26 cm. Adapun labirin
pada ikan lele berfungsi sebagai alat respirasi tambahan dan menyaring
kotoran yang ada pada air yang keruh. Adapun Klasifikasi pada ikan
lele :

Kerajaan : Animalia

18
Filum : Chordata

Kelas : Actinopteri

Ordo : Siluriformes

Famili : Clariidae

Pengamatan ketiga pada ikan bawal, yang dimana tubuh ikan


masih utuh dari kepala sampai keekor. Setelah itu dilakukannya
pengamatan pada ikan, Pengamatan dilakukan dengan cara melihat
struktur anatomi pada ikan . Ikan bawal merupakan jenis ikan yang
mulai banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh banyak masyarakat
indonesia. Secara umum ikan bawal memiliki ciri-ciri seperti memiliki
badan yang berbentuk oval, sirip berwarna merah, tubuh berwarna
gelap, sirip ekor bergaris hitam, kepala kecil, gigi tajam, dan
mempunyai rahang yang pendek. Adapun ciri morfologi ikan bawal
yaitu, memiliki bentuk sirip ekor segitiga, tipe mulut terminal, bentuk
tubuh pipih tegak, jumlah sirip keras kosong, jumlah sirip lemak 40,
dan dia juga memiliki sirip lemak.

Kerajaan : Animalia

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Peciformes

Subordo : Percoidei

Superfamili : Percoidea

Famili : Bramidae

19
Pengamatan ketiga pada ikan bawal, yang dimana tubuh ikan
masih utuh dari kepala sampai keekor. Setelah itu dilakukannya
pengamatan pada ikan, Pengamatan dilakukan dengan cara melihat
struktur anatomi pada patin. Ikan patin meruakan jenis ikan yang hidup
di air tawar, yang sangat dikenal luas oleh masyarakat , karena
memiliki rasa yang enak. Ikanpatin memiliki ciri tubuh yang berbentuk
memanjang, berwarna putih perak atau biasanya menyerupai silver
yang keabu-abuan dengan warna bagian punggung kebiruan. Ikan patin
tidak memiliki sisik, dan secara mayoritas warna kepala dati ikan patin
sendiri kecil dengan ulut diujung depan kepala bagian agak bawah.
Ikan patin juga memiliki bentuk mulut yang sub interminal, memiliki
jumlah sirip keras sebanyak 1, jumlah sirip lunak 27, dan tidak
memiliki sirip lemak. Adapun klasifikasi pada ikan patin :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopteri

Ordo : Siluriformes

Famili : Pangasiidae

D. Diskusi
1. Perbedaannya yaitu dari bentuk tubuh, lengkap tidaknya sirip ( sirip
dorsal, sirip pectoral, sirip abdomenalis, sirip anal, dan sirip ekor ),
bentuk sirip ekor, warna tubuh dan ada tidaknya sidik psds tubuh.
2. Terdapat beberapa factor, factor genetic, adaptasi bentuk tubuh,
warna dan sirip pada kondisi ikan hidup, dan bentuk kepala dalam
proses makanan.

20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan cara melihat bagian dalam pada ikan ( anatomi)
dan bagian luar (morfologi). Pada ikan nila memiliki anatomi
yang seluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik, kelenjar racun,
kelenjar render, dan sumber pewarnaan, adapun morfologi dari
ikan ini, memilki bentuk tubuh yang pipih pada badan dan ekor
(caudal fin) ditemukan garis lurus memanjang. Dan pada ikan
lele, memilki warna kehitaman atau keabuan dengan bentuk
tubuh yang panjang dan pipih kebawah. Adapun anatomi dari
ikan lele yaitu memiliki kepala (caput), badan (truncus), dan
ekor (cauda). Dan pada ikan bawal memiliki bentuk badan
yang agak nulat pipih, dan ukuran sisiknya kecil-kecil. Dan
pada ikan patin, memiliki bentuk tubuh memanjang, berwarna
putih perak, dengan punggung berwarna hijau. Ikan patinn
tidak memiliki sisik, kepala ikan patin relatif kecil dengan
mulut terletak diujung kepala agak kebawah. Adapun

21
kesimpulan dari 4 jenis ikan diatas bahwasanya semua jenis
ikan pastinya berbeda-beda baik itu dari segi anatomi maupun
morfologi.
B. Saran
Sebaiknya praktikum kedepannya lebih baik lagi, untuk
buku petunjuknya kedepannya agar bisa gambar beserta
keterangannya bisa lebih jelas lagi , agar kita dapat lebih melihat
dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Buwono, l. D.,dkk. 2017 “ Keragaman Dan Kekerabatan Genetik Pada Ikan Patin”,
hlm. 161-176

Ernita, dkk. 2020 “ Perbandingan secara anatomi insang ikan keureling ( tom
tambroides), ikan mas ( cyprinus carpio), dan ikan nila ( oreochromis
niloticus)”, Vol 21(2), hlm. 235-236

Fuji Fauziah, dkk. 2017 “ Keanekaragaman pices ( ikan didanau Sipogus


Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Riau”, Vol 21(1), hlm. 17

Ibnu Bangkit Bioshima Suryadi, dkk. 2020 “ Efek Pemberian Kalium Dipormat
Terhadap Performa Kesehatan Benih Ikan Bawal Air Tawar”, Vol 5(2), hlm.
94

Kurnia Wulansari, dkk 2020 “ Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele
Sangkuriang ( Clarias gariepienus, dan ikan lele dumbo ( Clarias gariepienus
x Clarias piscus)”, Vol 18(1), hlm. 32

22
Nuril Uswatun Hasanah, dkk. 2023 “ Uji Toksisitas Limbah Industri Batik
Terhadap Perubahan Morfologi Ikan Lele ( Clarias sp.)”, Vol 2(1), hlm.28-32

Rhavy Ferdyan, dkk. 2020 “ Analisis Relevansi Materi Superkelas Pisces Dalam
Aspek Penerapan Ilmu Taksonomi Hewan Disekolah”, Vol 06(04), hlm. 443-
444

Salma Aulia Yoviska,dkk. 2021, “ Perbandingan Secara Morfologi Insang Ikan


Mas (Cyprinus carpio), Ikan lele ( Clarias bathracus), Dan Ikan Selar
( Selaroides Leptolepis)”, Vol 6(1), hlm. 125-128

LAMPIRAN

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

39
DAFTAR PUSTAKA

40
41

Anda mungkin juga menyukai