Anda di halaman 1dari 16

1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RESPIRASI DAN OSMOREGULASI IKAN MAS (Cyprinus sp.)


i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Fisiologi Hewan Air ini.
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan
ini. Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang teramat besar
kepada pihak – pihak yang membantu membimbing, memberikan nasehat,
petunjuk dan saran yang senantiasa diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari kekurangan atau
kesalahan, Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Aceh Utara, 4 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
1. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................2

2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila...................................................................3
2.2 Habitat dan Penyebaran......................................................................................4
2.3 Kualitas Air Untuk Ikan Nila..............................................................................4
2.4 Osmoregulasi......................................................................................................4

3. METODEOLOGI PRAKTIKUM...........................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................5
3.2.1 Laju Konsumsi Oksigen.............................................................................5
3.2.2 Osmoregulasi..............................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja....................................................................................................6
3.3.1 Laju Konsumsi Oksigen.............................................................................6
3.3.2 Osmoregulasi...............................................................................................6
4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................7
4.1 Hasil...................................................................................................................7
4.1.1 Laju Konsumsi Oksigen Ikan Nila (Oreochromis niloticus).......................7
4.1.2 Osmoregulasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus).......................................7
4.2 Pembahasan........................................................................................................8
4.2.1 Laju Konsumsi Oksigen Ikan Nila (Oreochromis niloticus).......................8
4.2.2 Tingkah Laku Ikan Nila (Oreochromis niloticus).......................................9

5. PENUTUP...............................................................................................................10
5.1 Kesimpulan................................................................................................10
5.2 Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

ii
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Ikan merupakan anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang
hidup atau habitatnya berada di air, baik air tawar, air payau, maupun air laut dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Kelompok ikan terdiri dari tiga kelas yaitu Agnata, Chondrichthyes,
dan Osteichtyes. Tiap-tiap kelas tersebut memiliki ciri-ciri morfologi yang dapat
membedakan antara satu kelas dengan kelas lainnya (De Becker dan Hariyanti,
2007). Selain morfologi, ikan juga memiliki anatomi internal. Anatomi internal
adalah penampang tubuh bagian dalam yang meliputi organ-organ dan sistem
organ (FKUI, 2010). Dengan kata lain, anatomi internal sering disebut dengan
anatomi saja atau disebut juga fisiologi.

Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,


mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi
menerangkan faktor-faktor fisik dan kimia yang bertanggung jawab akan asal,
perkembangan, dan gerak maju kehidupan (Fajlan, 2016). Fisiologi ikan
mencakup beberapa macam sistem satu diantaranya adalah osmoregulasi.

Osmoregulasi merupakan proses yang terjadi pada organisme hewan aquatik


termasuk ikan. Lantu (2010), menyatakan bahwa osmoregulasi terjadi pada hewan
perairan, karena adanya perbedaan tekanan osmosis antara larutan di dalam tubuh
dan di luar tubuh. Larutan yang dimaksud biasanya kandungan garam – garam
atau salinitas.

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat
kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam
sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air
dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai
5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine (Abdullah, 2016). Menurut Anonim (1991)
2

salinitas menjadi faktor pembatas bagi kehidupan hewan aquatik (termasuk ikan
nila).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies dari kelas
Osteichtyes (Dwijayanti, 2011). Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum
hidup di perairan tawar, terkadang ikan nila juga ditemukan hidup di perairan
yang agak asin (payau). Ikan nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline
(dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar) (Harrysu, 2012). Nila bisa tumbuh
dan berkembangan biak di perairan dengan salinitas 0-29‰ (promil). Ikan ini
masih bisa tumbuh tetapi tidak bisa bereproduksi di perairan dengan salinitas 29-
35‰ (Khairuman dan Khairul, 2003).

Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakannya praktikum Fisiologi Hewan


Air untuk mengetahui osmoregulasi pada ikan nila dengan pengaruh pemberian
salinitas yang telah ditentukan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah

1. Mengamati laju konsumsi oksigen ikan mas


2. Mengamati tingkah laku ikan lele selama proses osmoregulasi

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati serta
menghitung laju konsumsi oksigen serta dapat mengamati tingkah laku ikan mas
selama proses osmoregulasi terjadi.
3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila.


Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai
klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1984),
mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada
badan dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal).Pada
sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang.Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) dapat hidup diperairan tawar danmereka menggunakan ekor
untuk bergerak, sirip perut, siripdada dan penutup
insang yang keras untuk mendukung badannya.
Ikan Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin),
sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), siri anal(anal fin), dan
sirip ekor (caudal fin).Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas
tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip
dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu
buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah
sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat
4

2.2 Habitat dan Penyebaran


Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki kemampuan
menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan
nila (Oreochromis niloticus) juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap
lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang
berair payau dan dataran tinggi dengan suhu rendah (Ramdhan,
2010).Penyebaran ikan nila dimulai dari daerah asalnya yaitu Afrika
bagian timur, seperti di sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad,
Nigeria, dan Kenya. Ikan ini kemudian dibawa orang ke Eropa, Amerika,
negara – negara Timur tengah, dan Asia. Konon ikan jenis ini
dibudidayakan di 110 negara. Di Indonesia ikan nila dibudidayakan di
seluruh Provinsi (Suryanto, 2010).

2.3 Kualitas Air Untuk Ikan Nila


Ikan nila (Oreochromis niloticus) mampu bertahan hidup pada sushu
yang ebrkisar antara 14-38ºC, namun suhu yang terbaik untuk ikan nila
(Orechromis niloticus) adalah berkisar antara 25-30ºC. Untuk dapat
tumbuh dan berkembang , kadar salinintas harus berkisar antara 0-29 ppt
(Ramdhan,2010). Sebagai oraginisme yang memerlukan udara, ikan nila
memerlukan kadar oksigen terlarut berkisar antara 3-5 ppm. Sedangkan
derajat keasaman atau kadar pH berkisar antara 7-8 (Santoso,1996).

2.4 Osmoregulasi
Fujaya (1999) mengemukakan bahwa osmoregulasi adalah upaya
mengontrol keseimbangan air dan ion – ion antara tubuh dan
lingkungannya atau suatu proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini
penting dilakukan, terutama oleh organisme perairan karena;
1) Harus terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan
lingkungan;
2) Membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa
substansi yang bergerak cepat;
3) Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan
lingkungan.
5

Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi


dapat mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa
mengatur proses osmose dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena
osmoregulasi sangat berfungsi dalam aspek kesehatan ikan (Fujaya,1999).
5

3. METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah fisiologi hewan air tentang laju onsumsi osigen
dan osmoregulasi ini dilakukan di laboratorium akuakultur Fakultas
Pertanian Universitas Malikussaleh, pada hari Rabu 31 Mei 2021 pukul
15.00 – 18.00 wib.

3.2 Alat dan Bahan.


3.2.1 Laju Konsumsi Oksigen.
Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum tentang Laju
Konsumsi Oksigen dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Alat dan Bahan Yang digunakan

No Nama alat dan bahan Fungsi

1 Aerator Suplai oksigen

2 Do Meter Untuk mengukur kadar oksiegn terlarut

3 Alat tulis Untuk menulis data pengamatan

4 Ikan nila Objek praktikum

5 Air tawar Media Uji

6 Toples Wadah uji

3.2.2 Osmoregulasi
Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum tentang osmoregulasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Alat dan Bahan Yang digunakan

No Nama alat dan bahan Fungsi

1 Toples Wadah pengujian


6

2 Refraktometer Untuk mengukur salinitas

3 Aerator Penyuplai oksigen

4 Air laut dan air tawar Media uji

5 Ikan nila Objek praktikum

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Laju Konsumsi Oksigen
Prosedur kerja pada praktikum laju konsumsi oksigen adalah
sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Isi toples dengan air tawar.
3. Suplai oksigen kedalam toples yang sudah diisi dengan air dan ukur
menggunakan Do meter.
4. Masukkan ikan uji kemudian tutup toples tersebut dan pastikan tidak
ada udara yang keluar ataupun masuk dari toples tersebut.
5. Amati bukaan mulut dan bukaan operculum sebanyak 3 kali
pengulangan selama 10 menit. Lakukan selama 30 menit.
6. Ukur Do akhir setelah 30 menit
7. Tulis data hasil pengamatan.

3.3.2 Osmoregulasi
Prosedur kerja pada praktikum osmoregulasi adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Lakukan pengenceran air laut dengan menambahkan air tawar sehingga
salinitasnya sesuai dengan yang dibutuhkan (salinitas yang dibutuhkan
adalah.
3. Masukkan air laut yang sudah diencerkan kedalam toples serta beri
aerasi.
4. Masukkan ikan uji kedalam toples yang sudah diisi dengan air laut.
5. Amati dan catat tingkah laku ikan setiap 15 meit selama 120 menit.
7
7

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Laju Konsumsi Oksigen Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Berikut ini adalah data hasil pengamatan laju konsumsi oksigen ikan nila
(Oreochromis niloticus) :
Do awal : 6,3 ppm
Do akhir : 6,2 ppm
TKO = Do awal – Do akhir = 6,3-6,2 = 0,1 ppm
Tabel 3. Data Pengamatan Bukaan Mulut dan Bukaan overulum
Pengamatan Bukaan Mulut Bukaan Overculum
Menit 1 34 44
Menit 11 72 45
Menit 21 45 50

4.1.2 Osmoregulasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Berikut ini adalah data hasil pengamatan osmoregulasi pada ikan
nila :
 Pengenceran air laut
Rumus : V1 x N1 = V2 x N2
Ket : V1 = jumlah air laut yang diinginkan
V2 = Volume air
N1 = Salinitas air yang diketahui
N2 = Kadar salinitas yang dikehendaki
Perhitungan : V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 20 ppt = 1000 x 17
17000
V1 = = 850 ml
20
Air laut yang dibutuhkan adalah 850 ml, sedangkan air tawar yang
dibutuhkan adalah 150 ml.
8

 Tingkah laku ikan nila


a. Menit 15 : Tingkah laku normal, bukaan mulut normal, operculum
normal
b. menit 30 : Tingkah laku masih normal, belum ada perubahan pada ikan
c. Menit 45 : tingkah laku ikan mulai mengalami perubahan, pergerakan
mulai lambat, bukaan mulut semakin cepat, overculum semakin lambat.
d. Menit 60 : pergerakan ikan sangat lambat
e. menit 75 : pergerakan mulai mengambang, bukaan mulut melambat,
bukaan overculum mulai cepat.
f. menit 90 : ikan berputar putar saat berenang, miring-miring, bukaan
mulut dan overculum membesar dan lebih cepat.
g. menit 105 : ikan miring dan mengambang dipermukaan air, bukaan
mulut dan overculum melambat
i. menit 120 : ikan mati.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Laju Konsumsi Oksigen Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Berdasarkan data hasil pengamatan, Do awal yang terkandung dalam
wadah pengujian adalah sebesar 6,3 ppm. Namun 30 menit setelah ikan
dimasukkan kedalam wadah pengujian Do yang tersisa adalah 6,2 ppm. Ini
menandakan bahwa tingkat konsumsi oksigen ikan nila sangat keci yaitu sebesar
0,1 ppm dalam 1 liter air. Bukaan mulut dan selama 3 kali pengamatan didapat
hasil yang berbeda yaitu pada pengamatan menit 1, bukaan mulut ikan sebanyak
34 kali dan bukaan overculumnya sebanyak 44 kali. Pada menit 11, bukaan
mulut dan bukaan overculum masing-masing sebanyak 72 dan 45 kali.
Sedangkan pada pengamatan terakhir yaitu pada menit 21, bukaan mulut ikan
adalah sebanyak 45 kali dan bukaan overculumnya adalah sebnayak 50 kali.
9

4.2.2 Tingkah Laku Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Berdasarkan hasil pengamatan, ikan nila mengalami perubahan tingkah
laku hingga mengalami kematian. Pada setiap kali pengamatan ikan nila yang
menjadi objek mengalami penurunan. Berikut ini adalah rincian dari setiap kali
pengamatan
 Menit 15 : Tingkah laku normal, bukaan mulut normal, overculum normal
 Menit 30 : Tingkah laku masih normal, belum ada perubahan pada ikan
 Menit 45 : Tingkah laku ikan mulai mengalami perubahan, pergerakan
mulai lambat, bukaan mulut semakin cepat, overculum semakin lambat.
 Menit 60 : pergerakan ikan sangat lambat
 Menit 75 : pergerakan mulai mengambang, bukaan mulut melambat,
bukaan overculum mulai cepat.
 Menit 90 : ikan berputar putar saat berenang, miring-miring, bukaan mulut
dan overculum membesar dan lebih cepat.
 Menit 105 : ikan miring dan mengambang dipermukaan air, bukaan mulut
dan overculum melambat
 Menit 120 : ikan mati.
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
tingkat konsumsi oksigen ikan nila sebesar 0,1 ppm dalam 1 liter air.
Dengan bukaan mulut dan bukaan Overculum bervariasi.
Kadar salinitas dapat mempengaruhi tingkah laku ikan nila hingga
dapat menyebabkan kematian pada ikan tersebut. Ikan nila hanya dapat
bertahan hidup dselama 120 menit dengan kadar salinitas 17 ppt.

5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk praktikum ini adalah agar
dilakukan pengamatan dengan kadar salinitas yang berbeda agar diketahui
perbedaan perilaku ikan.
DAFTAR PUSTAKA

De Becker, G. dan Haryanti, R. 2007. Atlas Binatang: Pisces, Reptilia, Amfibi.


Tiga Serangkai. Jakarta.

Lantu, S. 2010. Osmoregulasi Pada Hewan Akuatik. Jurnal Perikanan dan


Kelautan, 6 (1); 46-50

Muliani. 2021. Modul Praktikum Fisiologi Hewan Air. Prodi Akuakultur


Universitas Malikussaleh. Aceh Utara.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta.
Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai