Anda di halaman 1dari 31

Laporan Tetap Praktikum

ZOOLOGI VERTEBRATA
ACARA I
“PISCES”

OLEH :
NAMA : HULIA SYAZWANI
NIM : 210104013
SEMESTER/KELAS : IV/A

LABORATORIUM TERPADU UIN MATARAM


FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Zoologi Vertebrata” Acara 1 Pisces Ini Disusun Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, Maret 2023

Disahkan Oleh

Co. Assisten

(Tika Ayu Safitri)


NIM: 200204041

ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukut kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat
melakukan aktivitas dengan baik dalam menyelesaikan laporan praktikum Zoologi
Vertebrata tentang “Pisces” ini tepat pada waktu yang telah dijadwalkan meski jauh
dari kata sempurna.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi
besar Muhammad SAW, yang telah membawa ummat-Nya dari zaman jahiliyyah
menuju zaman Islamiyyah Yang mashaAllah penuh kemuliaan. Adapun laporan ini,
yang telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tetntunya bantuan dari beberapa
pihak, sehingga memperlancar pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada Dosen, Co.
Assisten dan teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dan memabantu
dalam penysunan laporan ini. Namun, tak lepas dari semua hal tersebut, saya selaku
penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan, Bahasa dan lain sebagainya. Oleh karena itu saya berharap pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi terciptanya laporan yang
lebh baik lagi.

Mataram, 21 Maret 2023

Hulia Syazwani

iii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
BAB III METODOLOGI .............................................................................. 6
A. Pelaksaan ............................................................................................. 6
B. Alat dan Bahan .................................................................................... 6
C. Cara Kerja ............................................................................................ 6
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 7
A. Hasil Pengmatnn .................................................................................. 7
1. Gambar Hasil Pengamatan ............................................................ 7
2. Data Hasil Pengmatan .................................................................... 19
3. Kunci Dikotom .............................................................................. 20
B. Analisis Prosedur ................................................................................. 20
C. Pembahsan ........................................................................................... 21
D. Diskusi ................................................................................................. 24
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 26
A. Kesimpulan .......................................................................................... 26
B. Saran .................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelas pisces merupakan hewan berdarah dingin, bernafas dengan
insang, tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak menggunakan sirip. Hidup di air
tawar dan di air asin (laut). Berdasarkan tulang penyusun ikan ini di bedakan
atas ikan tulang sejati (osteeichyes) dan ikan tulang rawan (chondrichetyes).
Kalau dilihat dari jumlah jumlah spesiesnya yang dikatakan terbanyak dari
vertebrata. Penyebaran ikan boleh dikatakan hampir di seluruh permukaan
bumi ditemukan di air tawar maupun di air asin.
Struktur internal dan eksternal ikan memberi gambaran bentuk tubuh
dan bagian tubuh ikan yang akan menunjukkan pola makan, membedakan
jenis kelamin dan diagnosis penyakit. Bentuk tubuh dan bagian tubuh ikan
juga memberikan acuan dalam pengelompokkan tipe ikan yang berguna dalam
klasifikasi. Bentuk dan letak setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat
saja berbeda dengan spesies ikan lainnya.
Hal ini dapat dibedakan pada bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan
tersebut terhadap lingkungan tempat mereka hidup atau stadia dalam hidup
spesies tersebut. Maka dari itu, tujuan dari praktikum ini ialah untuk
mengetahui bentuk morfologi dan anatomi ikan nila, ikan lele, ikan bawal dan
ikan patin, dan untuk membuat kunci dikotom ikan nila, ikan lele, ikan bawal
dan ikan patin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk morfologi dan anatomi ikan nila, ikan lele, ikan
bawal dan ikan patin?
2. Bagaimanakah cara membuat kunci dikotom ikan nila, ikan lele, ikan
bawal, dan ikan patin?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk morfologi dan anatomi ikan nila, ikan lele, ikan
bawal, dan ikan patin.
2. Untuk megetahui cara membuat kunci dikotom ikan nila, ikan lele, ikan
bawal dan ikan patin.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pisces atau lebih dikenal dengan ikan adalah ikan bertulang belakang yang
hidup di air atau menggunakan insang sebagai alat respirasinya. Secara umum tubuh
ikan adalah simetris bilateral, yang berarti jika tubuh ikan di belah pada bagian
tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal) maka terbagi menjadi dua bagian yang
sama antara sisi kanan dan sisi kiri, bagian tubuh ikan meliputi kepala, badan, dan
ekor. Adapun bagian tubuh ikan dimulai dari anterior hingga posterior secara
berturut-turut ialah bagiam kepala dimulai dari ujung mulut hingga belakang
operculum, bagian ekor dimulai dari anus hingga ujung sirip ekor. Tubuhnya
dilindungi oleh sisik berlendir berenang menggunakan kerangka tubuh berupa
endoskeleton (Safrida, 2022, Hal:55).
Nila merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki bentuk tubuh “deep
bodied” dengan sisik sikloid dan memiliki mulut yang berdifat protrusible, yang
biasanya dibatasi dengan moncong yang lebar dab sring kali menebal. Rahangnya
mempunyai gigi konikal. Secara khas, nila memilki sirip dorsal Panjang, dan garis
lateral yang sering putus pada akhir sirip dorsal, dan muncul lagi dua atau tiga baris
sisik dibawahnya (Muhammad Dailama, 2021, Hal: 22).
Ciri-ciri eksternal yang dapat diamati meliputi abnormalitas pada
kenampakan morfologi ikan, sedangkan ciri internal yang diamati beberapa
diantaranya adalah parameter hematologi dan histopatologi organ ikan. Darah ikan
merupakan variabel yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan,
sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai alat diasnotik pemantauan kesehatan
ikan. Informasi tentang hematologi dan histopatologi ikan telah banyak dilakukan
oleh peneliti sebelumnya. Sampel ikan yang digunakan adalah ikan lele hidup yang
diambil secara acak sebanyak 80 ekor dari kolam pembesaran milik pembudidaya
lokal di Noekele, Kalurahan Tuatuka, Kabupaten Kupang Timur, Nusa Tenggara
Timur. Sampel yang telah diambil selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan pengukuran panjang dan berat, pengamatan abnormalitas morfologi ikan,

3
pembuatan apusan darah ikan dan pengambilan sampel organ insang yang selanjutnya
dilakukan preparasi histologi. Morfologi ikan yang diamati meliputi bentuk tubuh,
sirip, sisik dan kelainan lainnya. Hasil pengukuran panjang ikan lele menunjukkan
nilai panjang terendah 14,4 cm dan tertinggi 17,5 cm. Sedangkan pengukuran berat
ikan menunjukkan berat terendah 17gram dan tertinggi 28 gram. Morfologi ikan lele
yang diamati mengalami beberapa abnormalitas, diantaranya terdapat luka di tubuh
(90%), sirip perut hanya sebelah (31,3%), patil (sirip dada) hanya satu (28,8%),
warna tubuh kusam dan pucat (100%), warna insang pucat (91,3%), (Shobikhuliatul
Jannah Juanda, 2022, Vol.7, No.3, hal 129).
Jenis ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan ikan
budidaya yang terhitung baru diperkenalkan di industri perikanan Indonesia, dengan
jumlah konsumsi semakin hari semakin meningkat. Berdasarkan hasil riset yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penambahan KDF 0,3% pada pakan selama 35
hari memberikan hasil yang terbaik untuk ketahanan tubuh bawal air tawar dengan
meningkatkan jumlah sel darah putih dari 6,8 x 104 sel/mm3 menjadi 7,56 x 104
sel/mm3 Pasca uji tantang oleh A. hydrophila, perlakuan penambahan KDF 0,3%
memiliki nilai kelangsungan hidup tertinggi yaitu sebesar 55%, jumlah total leukosit
12,6x104 sel/mm3, jumlah total eritrosit 1,89x106 sel/mm3 , tidak menimbulkan
gejala sirip geripis, serta memiliki respon pakan dan respon terhadap kejutan yang
lebih baik daripada perlakuan lainnya (Ibnu Bangkit Bioshina Suryadi, 2020, Vol.5,
No. 2, hal. 102).
Ikan patin adalah salah satu Ikan asli perairan Indonesia yang berhasil di
budidayakan. Jenis - jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak antara lain,
Pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius lithostoma,
Pangasius nasutus, Pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhisii. Sedangkan
pangasius sutchi dan Pangasius hypophtalmus yang sedang di kenal sebagai jambal
siam atau lele bangkok merupakan ikan introduksi dari Thailand. Ikan patin
mempunyai bentuk tubuh memanjang dan berwarna putih perak dengan punggung
bewarna kebiruan. Ikan patin tidak memiliki sisik, kepala ikan relatif kecil dengan

4
mulut terletak di ujung kepala agak ke bawah dan termasuk dalam ciri khas catfish.
Ikan Patin memiliki warna tubuh putih keperak-perakan dan punggung kebiru-biruan,
bentuk tubuh memanjang, kepala relatif kecil. Ujung kepala terdapat mulut yang
dilengkapi dua pasang sungut pendek. Menambahkan, pada sirip punggung memiliki
sebuah jarijari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah
belakangnya. Sirip ekor membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak
mempunyai sisik, sirip dubur relatif panjang yang terletak di atas lubang dubur terdiri
dari 30-33 jari-jari lunak sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak.
Sirip dada mempunyaii 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jarijari keras yang berubah
menjadi senjata yang dikenal dengan patil. Di bagian permukaan punggung ikan patin
terdapat sirip lemak yang berukuran kecil (Ade Suhara, 2019, Vol.1, No.2, Hal: 2)

5
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksaan
Hari / Tanggal : Kamis / 06 Maret 2023
Waktu : 07.30 WITA – SELESAI
Tempat : Laboratorium Terpadu UIN Mataram
B. Alat dan ahan
1. Alat-alat
a. Satu set alat bedah
b. Tisu
c. Bak paraffin
d. Penggaris
e. Alat tulis
f. Kamera
2. Bahan-bahan
a. Ikan nila (Oreocrhomis Niloticus)
b. Ikan lele (Clarias Sp.)
c. Ikan awal (Colossoma Macropomum)
d. Ikan patin (Pangasius Sp.)
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan sampel ikan yang akan diamati
2. Menunjukkan bagian-bagian morfologi pada masing-masing sampel
3. Melakukan pembedahan dan mengamati anatomi masing-masing sampel
4. Membuat kunci dikotom berdasarkan ciri morfologi dan anatomi yang di
dapatkan.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengmatan
Tabel 4.1 morfologi ikan nila, ikan lele, ikan bawal dan ikan patin
No Gambar Lab Gambar Keterangan
Literatur

7
1. 1 6 Morfologi ikan nila
(Oreochromis
Niloticus)
1. Organon Visus
(mata) dengan
2 34 5 7 8
retina mata hitam
Sumber:
gelap dan bulat
Mujalifah,
menonjol, tepi
2018, vol.3,
mata bewarna abu-
no.3
abu,
2. Rima oris (celah
mulut)
3. Operculum
kepingan tulang
yang berada di
belakang tulang
yang berfungsi
untuk melindngi
insang.
4. Pennae Pectorales
(sirip dada)
berfungsi
mendukung
gerakan ke
samping, ke depan,
dan diam atau saat
pengereman.
5. Linea lateralis
berfungsi untuk

8
2. 1 3 4 6 Morfologi ikan lele
(clarias sp)
1. Misai berfungsi
menentukan
2 5 7
kondidi tempat dan
Sumber: menemukan
Salma Auliya makanan atau
Yoviska, 2021, mangsanya yang
vol.6, no.3 terdapat di tempat
berlumpur
2. Pinnae pectorales
(sirip dada)
berfungsi untuk
mendukung
pergerakan ke
samping, ke depan,
dan diam atau saat
pengereman.
3. Pinnae abdominals
(sirip perut)
berfungsi untuk
membantu
menentukan posisi
ikan pada
kedalaman
tertentu.
4. Linea lateralis
berfungsi untuk
mengetahui

9
3. 7 8 Morfologi ikan Bawal
(Colossoma
Macrofomum)
1. Organon visus
Sumber: (mata) dengan
1 2 3 4 5 Ibnu bangkit retina mata hitam
6 bioshia. 2020, gelap dan bulat
vol.5 no.2 menonjol, tepi
mata bewarna
putih.
2. Operculum
kepingan tulang
yang berada di
belakang tulang
yang berfungsi
untuk melindngi
insang
3. Pinnae pectorales
(sirip dada)
berfungsi untuk
mendukung
pergerakan ke
samping, ke
depan, dan diam
atau saat
pengereman.
4. Pinnae
abdominals (sirip
perut) berfungsi

10
4. 2 4 7 Morfologi ikan Patin
(Pangasius sp.)
1. Organon Visus
Sumber: (mata) dengan
Ibnu Dwi retina mata hitam
1 3 5 6 8 Buwono, 2017 gelap dan bulat
menonjol, tepi
mata bewarna
putih.
2. Operculum
kepingan tulang
yang berada di
belakang tulang
yang berfungsi
untuk melindngi
insang
3. Pinna pektorales
(sirip dada)
berfungsi untuk
mendukung
pergerakan ke
samping, ke
depan, dan diam
atau saat
pengereman.
4. Pinna dorsalis
(sirip punggung)
berfungsi untuk
keseimbangan dan

11
Tabel 4.2 anatomi ikan nila dan ikan lele
No Gambar lab Gambar literatur Keterangan
1. Anatomi Ikan nila
Insang ikan nila berfungsi
sebagai alat pernafasan , alat
ekresi dan penyaring
makanan
3 1
Ernita, 2020, 1. Arcus brnchialis
2
vol.21, no.2 (lengkung insang)
tampak memutih terdiri
dari jaringan tulang atau
tulang rawan terdapat
rigi-rigi berjumlah
sepasang yang berfungsi
untuk menyaring air
pernafasan.
2. Hemibranchia (lembaran
insang) tampak bewarna
merah berupa bangunan
seperti sisir. Terdiri dari
jaringan lunak dan
melekat pada arcus
branchialis.

12
Mengandung banyak
pembuluh darah dan
merupakan tempat
pertukaran gas
pernafasan.
3. Holobranchiae pada
tiap-tiap arcus
branchialis melekar dua
buah hemibranchia.
Kedua hemibranchia ini
disebut holobranchiae.
2. 1. Kantong empedu
berfungsi untuk
menyimpan empedu
dan memikatnya
dengan mereabsorpsi
1 2 3 4 Sumber:
airnya.
Rahardjo, 2018,
2. Hepar/hati berfungsi
vol.18, no.2
sebagai penetralisir zat-
zat beracun dalam
tubuh, membantu
kegiatan metabolism
didalam tubuh baik
lemak, karbohidrat
bahkan protein seklipun
3. Intestine merupakan
organ pencernaan yang
berfungsi sebagai zat

13
penyerapan zat nutrisi
yang di perlukan oleh
tubuh ikan. Adapun
Panjang intestine ikan
nila yaitu 127,5 cm
4. Ventriculus Ventriculus
merupakan lanjutan dari
esophagus. Lambung
pada ikan mempunyai
dua fungsi sebagai
penampung makan dan
sebagai pencerna
makanan.

14
7. 3 4 Anatomi ikan lele (clarias
sp)
1. Intestine organ
pencernaan yang
( berfungsi sebagai zat
a (
Sumber:
) b penyerapan zat nutrisi
Nuril Uswatun
)
yang di perlukan oleh
Khasanah. 2023,
tubuh ikan.
1 2 vol.2, No.1, hal:31
2. Ventrikulus / Lambung
pada ikan mempunyai
dua fungsi sebagai
penampung makan dan
sebagai pencerna
makanan.
3. Cor / jantung berfungsi
untuk mengkorvensi
energi kimiawi menjadi
energi meknik dalam
bentuk tekanan dan
aliran darah.
4. Hepar / hati berfungsi
sebagai penetralisir zat-
zat beracun dalam tubuh,
membantu kegiatan
metabolism didalam
tubuh baik lemak,
karbohidrat bahkan
protein seklipun.

15
8. Insang merupakan organ
respirasi utama yang bekerja
dengan mekanisme difusi
permukaan dari gas-gas
repirasi (oksigen dan
Sumber:
karbondioksida) antara darah
Salma Auliya
dan air. Akan tetapi insang
Yoviska, 2021,
ikan lele memilik labirin (alat
vol.6, no.3
respirasi tambahan)
2. Data Hasil Pengamatan
No Ciri Oreochromis Clarias sp Colossoma Pangasius
Morfologi NIloticus macrofomu sp
m
1. Bentuk Persegi Membulat Persegi Bercagak
sirip ekor
2. Tipe Meruncing Melebar Meruncing Melebar
mulut
3. Bentuk Memanjang Memanjan Oval Memanjang
tubuh g
4. Jumlah 29 102 - -
sirip keras
5. Jumlah 12 - - -
sirip lunak
6. Sirip - - - -
lemak
3. Kunci Dikotom
Ciri Orechromi Clarias sp Colossoma Pangasiu
Morfologi s niloticus macrofomum s sp
Bentuk Persegi Membulat Persegi Bercagak

16
sirip ekor
Tipe mulut Meruncing Melebar Meruncing Melebar
Bentuk Memanjang Memanjang Oval Memanjang
tubuh
Jumlah 29 102 - -
sirip
punggung
Jumlah 12 - - -
sirip anal
Sirip - - -
lemak
1) a. Bentuk sirip ekor persegi ........................................ 2a
b. Bentuk sirip ekor bercagak ..................................... Pangasius sp
2) a. Tipe mulut meruncing ............................................. 3a
b. Tipe mulut melebar ................................................. Clarias sp
3) a. Bentuk tubuh memanjang ....................................... Oreochromis
Niloticus
b. Bentuk tubuh oval ................................................... Colossoma
Macrofomum
B. Analisis Prosedur
Pertama tama menyiapkan alat dan bahan yang dimana alatnya berupa
satu set alat bedah yang berfungsi untuk membedah sampel, bak paraffin,
panggaris untuk mengukur intestine sampel, alat tulis, tissue. Adapun
bahannya berupa ikan nila (oreocrhomis niloticus), ikan lele (clarias sp), ikan
bawal (colossoma macrofomum), dan ikan patin (pangasius sp), masing-
masing 1 ekor. Stelah menyiapkan alat dan bahan yang akan diamati
kemudian menunjukkan bagian-bagian morfologi pada masing-masing
sampel. Lalu melakukan pembedahan dan mengamati anatomi masing-masing
sampel. Setelah itu, membuat kunci dikotom berdsarkan ciri morfologi dan
anatomi yang di dapatkan.
C. Pembahasan
Dari praktikum yang sudah dilaksanakn praktikan menemukan hasil
yang diteliti yang dimana merupakan morfologi dan anatomi dari masing-
masing sampel. Adapun morfologi yang ditemukan dari ikan nila
(Oreochromis niloticus) yaitu caput, yang dimana dibagian caput berupa rima

17
oris yaitu celah mulut, hdung berpa cekung hidung (fovea nasalis), (organon
visusu) mata yang berukuran relative besar tanpa kelopak mata dan operculum
yang berungsi untuk melidungi insang. Pernafasan ikan dilakukan
menggunkana insang (branchia) yang di tutup oleh operculum. Kemudian
tubuh ikan (truncus) memiliki 5 sirip yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis)
berfungsi untuk keseimbangan dan membantu saat berbelok tajam, (pinnae
pinnae pektoralis) sepasang sirip dada berfungsi untuk mendukung pergerakan
ke samping, ke depan, dan diam atau saat pengereman, (pinnae abdominals)
sepasang sirip perut berfungsi untuk membantu menentukan posisi ikan pada
kedalaman tertentu, (pinnae analis) sirip anal terletak tepat di belakang anus
fungsi sirip ini adalah untuk membantu ikan berenang dengan stabil. Dan
(pinnae caudalis) sirip ekor berfungsi sebagai pendorong utama saat ikan
bergerak maju dan saat ikan bermanuver. Adapun pinnae dorsalis pada ikan
nila berjumlah 29 biji dan pinnae analis berjumlah 12 biji. Pada bagian tubuh
terdapat linnea lateralis yang berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan
air dan untuk mengetahui apakah ikan bersangkutan mendekati atau menjahui
benda-benda keras. Kemudian pada ikan banyak mengandung gladula mucosa
atau kelenjar lendir dan tertutup oleh sisik/squama. Tipe sisik ikan ini adalah
cycloid. Bentuk sisik circulat atau ovoid, memiliki garis-garis konsetris dan
radier. Pada sisik ikan terdapat guanophora yang mengandung kristal guanin
dan sel pigmen yang berbentuk bintang yang mengandung zat warna hitang
disebut melanophore. Kemudia bagian ekor yang dimulai dari anus hingga
sirip ekor yang dimana anus dan dan porus urogenitalis merupakan dua buah
lubang keluar yang muaranya saling berdekatan. Anus merupakan muara
saluran makanan sebagai lubang sisa-sisa makanan. Sedangkan porus
urogenitalis merupakan muara Bersama dari saluran kelamin dan saluran
kencing. Adapun pada anatomi ikan nila praktikan menemukan saluran
pecernaan (tractus digestivus) dan glandula digestoria (kelenjar pencernaan)
yang dimana tractus digestives terdiri dari cavum oris /rongga mulut yang ad

18
didalamnya terdapat lidah yang melekat didasar mulut dan tidak dapat
digerakkan, phrynx/faring berfungsi untuk mengantarkan makanan dari
rongga mulut ke kerongkongan/esophagus berfungsi membawa makanandari
tenggorokan ke lambung. Ventriculus/Lambung pada ikan mempunyai dua
fungsi sebagai penampung makan dan sebagai pencerna makanan. Dan
intestine/usus sebagai bangunan yang berkelok-elok dan diikat oleh
penggantung usus yang disebut mesentesium. Intestine akan menuju ke anus.
Kemudian kelenjar pencernaan yang dimana terdiri dari hepar/hati yang besar
bewarna merah kecoklatan, letaknya dibagian depan rongga badan dan meluas
mengelilingi usus fungsi dari organ ini adalah untuk menghasilkan empedu.
Kantung empedu yang berbentuk membulat bewarna kehijau-hijauan terletak
disebelah ventral hepar yang berfungsi untuk menyimpan empedu dan
memikatnya dengan mereabsorpsi airnya. Cor/jantung berfungsi untuk
mengkorvensi energi kimiawi menjadi energi meknik dalam bentuk tekanan
dan aliran darah. Adapun pada organo genitalia terdiri dari gonde (kelenjar
kelamin) sepasang terdapat pada abdomen bagian lateral diantara usus dan
gelembung renang yang dimanapada ikan jantan disebut dengan testis dan
ikan betina disebut dengan ovarium tampak bewarna seperti agar-agar jernih
atau terlihat seperti bitnik-bintik berisi telur.
Morfologi ikan lele (clarias sp) yaitu bagian kepala mulai dari ujung
mulut hingga belakang operculum. Yang dimana terdapat celah mulut (rima
oris), mata (organon visus), misai yang berfungsi berfungsi menentukan
kondidi tempat dan menemukan makanan atau mangsanya yang terdapat di
tempat berlumpur. Patil dan operculum. Kemudian pada bagian badan
(truncus) memiliki 5 sirip yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis) berfungsi
untuk keseimbangan dan membantu saat berbelok tajam, (pinnae pinnae
pektoralis) sepasang sirip dada berfungsi untuk mendukung pergerakan ke
samping, ke depan, dan diam atau saat pengereman, (pinnae abdominals)
sepasang sirip perut berfungsi untuk membantu menentukan posisi ikan pada

19
kedalaman tertentu, (pinnae analis) sirip anal terletak tepat di belakang anus
fungsi sirip ini adalah untuk membantu ikan berenang dengan stabil. Dan
(pinnae caudalis) sirip ekor berfungsi sebagai pendorong utama saat ikan
bergerak maju dan saat ikan bermanuver dan pada bagian ekor dimuai dari
anus hingga ujung sirip ekor terdapat anus dan sirip ekor. Kemudian anatomi
pada ikan lele teerdapat insang yang merupakan organ respirasi utama yang
bekerja dengan mekanisme difusi permukaan dari gas-gas repirasi (oksigen
dan karbondioksida) antara darah dan air. Akan tetapi insang ikan lele
memilik labirin (alat respirasi tambahan). Kanong empedu,
ventriculus/Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi sebagai penampung
makan dan sebagai pencerna makanan, hepar berfungsi berfungsi sebagai
penetralisir zat-zat beracun dalam tubuh, membantu kegiatan metabolism
didalam tubuh baik lemak, karbohidrat bahkan protein sekalipun. Cor/jantung
berfungsi untuk mengkorvensi energi kimiawi menjadi energi meknik dalam
bentuk tekanan dan aliran darah. Saluran keluar gonad yaitu testis dan
ovarium. Adapun Panjang intestine pada ikan lele yaitu 24 cm.
Morfologi ikan patin memiliki tubuh licin, tidak bersisik serta memiliki bentuk
tubuh agak memanjang dan pipih. Warna tubuh patin pada bagian punggung ke
abu-abuan. Tubuh ikan patin terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, badam dam
ekor. Bagian kepala mulai dari ujung mulut sampai belakang operculum. Bagian
badan mulai dari akhir operculum sampai pangkal sirip anal. Sementara bagian
ekor dimulai dari sirip anal sampai ujung ekor. Ikan patin memiliki 5 sirip yaitu
sirip punggung (pinnae dorsalis) berfungsi untuk keseimbangan dan membantu
saat berbelok tajam, (pinnae pinnae pektoralis) sepasang sirip dada berfungsi
untuk mendukung pergerakan ke samping, ke depan, dan diam atau saat
pengereman, (pinnae abdominals) sepasang sirip perut berfungsi untuk
membantu menentukan posisi ikan pada kedalaman tertentu, (pinnae analis) sirip
anal terletak tepat di belakang anus fungsi sirip ini adalah untuk membantu ikan
berenang dengan stabil. Dan (pinnae caudalis) sirip ekor berfungsi sebagai

20
pendorong utama saat ikan bergerak maju dan saat ikan bermanuver. Sirip ekor
patin berbentuk seperti gunting (bercagak) dan simetris. Selain sirip tersebut
patin juga memiliki sirip yang tidak dimiliki oleh ikan lain yaitu sirip tambahan
yang terletak di antara sirip punggung dan sirip ekor.
Morfologi ikan bawal (colossoma macrofomum). Bila dilihat dari arah
samping tubuh ikan bawal tampak membulat (oval) dengan perbandingan antara
Panjang an tinggi 2:1. Bila dipotong vertical baawal memiliki bentuk tubuh pipih
dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4:1. Sisiknya kecil berbentuk
ctenoid. Dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan.
Warna tubuh bagian atas bewarna abu-abu gelap, sedngkan bagian bawah sirip
ekor bewarna merah matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin.
Rahangnya pendek dan kuat serta memiliki gigi seri yang tajam. Bawal memiliki
lima buah sirip yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis) berfungsi untuk
keseimbangan dan membantu saat berbelok tajam, (pinnae pinnae pektoralis)
sepasang sirip dada berfungsi untuk mendukung pergerakan ke samping, ke
depan, dan diam atau saat pengereman, (pinnae abdominals) sepasang sirip perut
berfungsi untuk membantu menentukan posisi ikan pada kedalaman tertentu,
(pinnae analis) sirip anal terletak tepat di belakang anus fungsi sirip ini adalah
untuk membantu ikan berenang dengan stabil. Dan (pinnae caudalis) sirip ekor
berfungsi sebagai pendorong utama saat ikan bergerak maju dan saat ikan
bermanuver.
D. Diskusi
1. Apa saja perbedaan morfologi dan anatomi yang didapatkan pada masing-
masing sampel?
Jawaban:
- Perbedaan morfologi
a. Pada ikan nila memiliki sirip dorsal yang kersa sedangkan pada
ikan lele sirip dorsalnya lunak

21
b. Pada ikan patin memiliki sirip tambahan yang terdapat di antara
sirip dosrsal dan sirip caudal
c. Bentuk tubuh specimen berbeda yang dimana ada yang
memnajang seperti ikan nila, lele, patin dan oval seperti ikan bawal
d. Sirip caudal specimen berbeda yang dimana ada yang persegi
seperti ikan nila dan ikan bawal, ada yang membulat pada ikan lele
dan ada yang bercagak (gunting) pada ikan patin
- Perbedaan anatomi
a. Usus / intestine
Usus ikan nila lebih Panjang dibandingkan dengan usus ikan lele
b. Insang
Insang ikan lele memiliki labirin (alat respirasi tambahan)
sedangkan pada ikan nila tidak ada
2. Mengapa terjadi ranasi morfologi dan anatomi pada keempat sampel?
Jawaban:
Karena pada setiap perbedaan keempat sampel memiliki fungsi yang jelas
berbeda demi kelangsungan hidup masing-masing. Contohnya pada misai
ikan lele yang dimana fungsinya sebagai alat peraba untuk menentukan
kondidi tempat dan menemukan makanan atau mangsanya yang terdapat
di tempat berlumpur.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

22
Bentuk morfologi dan anatomi dari keempat sampel berbeda beda
mulai dari bentuk morfologi yang dimana bentuk tubuh pada sampel berbeda
ada yang memanjang dang ada yang oval Adapun yang memanjang seperti
ikan nila, ikan lele dan ikan patin dan bentuk tubuh yang oval yaitu seperti
ikan patin. Keempat ikan tersebut sama sama memiliki 5 lima buah sirip
yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis) berfungsi untuk keseimbangan dan
membantu saat berbelok tajam, (pinnae pinnae pektoralis) sepasang sirip
dada berfungsi untuk mendukung pergerakan ke samping, ke depan, dan
diam atau saat pengereman, (pinnae abdominals) sepasang sirip perut
berfungsi untuk membantu menentukan posisi ikan pada kedalaman tertentu,
(pinnae analis) sirip anal terletak tepat di belakang anus fungsi sirip ini
adalah untuk membantu ikan berenang dengan stabil. Dan (pinnae caudalis)
sirip ekor berfungsi sebagai pendorong utama saat ikan bergerak maju dan
saat ikan bermanuver. Kecuali pada ikan patin memiliki sirip tambahan yang
tidak dimiliki oleh ikan lain yang dimana terletak diantara sirip dorsal dan
sirip caudal. Anatomi ikan nila dan ikan lele berbeda yang dimana insang
pada ikan lele memiliki labirin (alat respirasi tambahan) sedangkan pada
ikan nila tidak ada.
B. Saran
Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan serius dan teliti
sehingga bisa mengatur waktu untuk melakukan pengamatan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Darianto, Amrinsyah, Hiras T.S. Sitohang. (2019). ANALISA PENGARUH
WAKTU DAN TURBULENSI ASAP PADA MESIN. JMEMME (Journal of

23
Mechanical Engineering,Manufactures, Materials and Energy), 130-142.
Ibnu Bangkit Bioshina Suryadi, dkk. (2020). EFEK PEMBERIAN KALIUM
DIFORMAT TERHADAP PERFORMA KESEHATAN BENIH IKAN
BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum). Jurnal Akuatika
Indonesia, 94-105.
Ibnu Dwi Buwono, dkk. (2017). Keragaman dan kekerabatan genetik pada ikan patin.
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8, 161-176.
Jusmaldi dan Nova Hariani. (2018). Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan
wader bintik dua Barbodes binotatus (Valenciennes, 1842) di Sungai
Barambai Samarinda Kalimantan Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia , 88-190.
Muh. Annas dan Warda Murti. (2021). Zoologi Vertebrata (TAKSONOMI DAN
KEANEKARAGAMAN VERTEBRATA) . Bandung : Widina Bhakti Persada
Bandung .
Muhammad Dailami. dkk. (2021). Ikan NIla. Malang: Brainy Bee.
Mujalifah, dkk. (2018). Kajian Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dalam
Habitat Air Tawar dan Air Payau. e-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS
(BIOSCIENCE-TROPIC), 10-17.
Nuril Uswatun Khasanah, dkk. (2023). UJI TOKSISITAS LIMBAH INDUSTRI
BATIK TERHADAP PERUBAHAN MORFOLOGI INSANG IKAN LELE
(Clarias sp.). Biology Natural Resource Journal (BINAR), 28-32.
Shobikhuliatul Jannah Juanda, Ion Tarsardo Sianturi, Yusuf Kamlasi, Muhammad
Fajar Panuntun. (2022). HEMATOLOGI DAN HISTOPATOLOGI INSANG
IKAN LELE HASIL BUDIDAYA PEMBUDIDAYA LOKAL DI
NOEKELE, KABUPATEN KUPANG TIMUR. BIO-EDU: JURNAL
PENDIDIKAN BIOLOGI, 190-198.
Suhara, A. (2019). TEKNIK BUDIDAYA PEMBESARAN DAN PEMILIHAN
BIBIT IKAN PATIN (STUDI KASUS DI LAHAN LUAS DESA MEKAR
MULYA, KEC. TELUK JAMBE. Jurnal Buana Pengabdian, 1-8.

24
Utari Yuwasita Panduheriana dan Annur Ahadi Abdillah. (2019). Studi Kejadian
Ektoparasit Pada Pembesaran Ikan Bawal Bintang (Trachinotus Blochii) Di
Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang,
Jawa Barat. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 46-54.

LAMPIRAN

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai