Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ICTIOLOGI

Disusun oleh :

Kelompok IV A

1. Fhidelentin Carenina Sitepu CDB 116 043


2. Anke M Ambarita CDC 116 019
3. Tutur Zudistira Simamora CDB 116 045
4. Desi Natalia CDB 116 047
5. Agung Mardianto CDB 116 035
6. Jhontama Tondang CDB 116 051
7. Seman Abdullah CDC 116 001
LEMBAR PENGESAHAN

laporan ini telah diterima sebagai salah satu syarat pelulusan praktikum iktiologi di
laboratorium analisa Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.

Palangka Raya, 11 Desember 2017

Mengetahui,
Asisten wali kelompok IV-A

Irfan Kurniawan Sidik


NIM. CDB 114 005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulisan laporan hasil praktikum “ICTIOLOGI ” dapat selesai pada waktu yang
telah ditentukan.

laporan ini dibuat sebagai syarat mengikuti mata kuliah ICTIOLOGI. Penulisan
laporan ini bertujuan untuk mengetahui morfologi ikan, seksualitas dan pencernaan pada
ikan.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan paktikum ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami perlukan untuk penyempurnaan penulisan laporan ini.

Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan akhir kata
kami mengucapkan terima kasih.

Palangkaraya, 10 Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3.Tuijuan Praktikum ...................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PTAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat ..................................................................................... 4
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................... 4
3.3. Prosedur Praktikum ................................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Morfologi ikan Nila dan ikan Lele Dumbo................................................ 6
4.2. Seksualitas ikan .......................................................................................... 8
4.3. Pencernaan ikan ......................................................................................... 9
4.4. Anatomi Insang dan Organ dalam ............................................................. 12
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 15
5.2. Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan adalah anggota vertebrata berdarah dingin yang hidup di air dan bernapas
menggunakan insang. Ikan merupak kelompok yang beraneka ragam dengan jumlah
spesies lebih dari 27.000 diseluruh dunia. Secara taksonomi ikan tergolong pada
kelompo baraphytetic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan. Ciri-ciri
umum ikan adalah hidup di air ,mempunyai sisik,bernafas dengan insang dan
berkembang biak dengan cara bertelur. (Hikmat,2013)
Tubuh mengetahui perubahan lingkungan karena dilengkapi alat penerima
rangsang(indra),baik fisik maupun kimia.misalnya mata bertugas merekam perubahan
arus dan gelombang,telinga maupun merekam perubahan arah gravitasi ,indra
pembahu dan pengecap .perubahan lingan yang direkam alat indra tersebut dilaporkan
ke otak untuk selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan cara perubahan tingkah laku
atau metabolisme untumk mengatasi gangguan keseimbangan(fujaya,2004)
Sebagian besar spesies ikan mempunyai sisik pada kulitnya dan sebagian lagi
tidak mempunyai sisik pada kulitnya. Ikan lele (clarias gariepinus) merupakan salah
satu spesies ikan yang tidak mempunyai sisik.sama seperti vertebrata lainnya,kulit
pada ikan selain sebagai pembalut tubuh juga berfungsi sebagai: alat pertahanan
pertama terhadap penyakit perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan iakn sebagai alat eksresi dan osmoregulai
dan sebagai alat pernapasan tambahan untuk beberapa jenis ikan.
Pada prinsipnya,seksualitas ikan terdiri dari dua jenis yaitu jenis betina dan
jantan. Begitu pula seksualitas pada ikan ada yang mempunyai organ penghasil telur
dan ada ikan yang menghasilkan spermatozoa. Suatu populasi terdiri dari ikn-ikan
yang berbeda seksualitasnya,maka disebut populasi heteroseksual,nbila populasi
hanya terdiri sebagai populasi monoseksual. (Hikmat,2013)
Selain itu, alat-alat pencernaan makanan pada ikan secra berturut-turut dari
awal dapat dikemukakan sebagai berikut:
mulut,rongga mulut,pharynx,esopagus,lambung,pylorus,usus,rectum dan anus.pada
umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminl.
Pada ikan lain ,mulut terletak di bagian atas di bagian bawah kepala dan ada yang
terletak di dekat ujung depan kepala(subterimanal)
Sebagiaan besar ikan mempunyai lambung,lambung tidak terdapat pada
beberapa ikan bertulang sejati .pada jenis ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak
ada dan makanan dari esopagus langsung menuju ke usus.adanyaa lambung dapat
dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsin diantara getah pencernaan . pada
beberapa ikan sering kali bagian depan ususnya membesar meyerupai
lambung,sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu seperti yang terdapat pada
ikan Mas (Cyprinu carpio)
Usus pada berbagai jenis ikan mempunyai banyak variasi. Pada ikan carnivora
ususnya pendek,diduga karena makanan dagimg lebih mudah dicerna dari pada
makanan berupa tanaman, sebaliknya ikan herbivora memiliki usus yang panjang dan
membentuk lipatan atau kumparan,misalnya ikan Bandeng

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi pada ikan Nila dan ikan Lele?
2. Bagaimana seksualitas pada ikan Nila dan Ikan Lele?
3. Bagaimana proses pencernan yang terjadi pada ikan nila dan ikan lele?
4. Bagaimana anatomi insang dan organ pada ikan Nila dan ikan Lele?

1.3.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. agar mahasiswa mengetahui bagian-bagian organ ikan serta fungsinya dalam
pengamatan morfologi ikan.
2. untuk mengetahui gambaran secara morfologi dan anatomi organ reproduksi pada
ikan jantan dan betina dalam seksualitas ikan.
3. untuk mengetahui anatomi saluran pencernaan makanan pada beberapa jenis ikan
dalam pencernaan ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Definisi ikan yaitu makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang
dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk
tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam
beberapa bagian. Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan
mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”. Rahardjo (2009),
Integumen merupakan sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit dan derivat-
derivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat
pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor-
faktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada
bebeapa jenis ikan. Rahardjo (2009),
Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang
disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau corium.Lapisan
dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif.Lapisan dermis berisi saluran
darah, urat saraf, organ peraba dan jaringan penghubung.Lapisan dermis berperan dalam
pembentukan sisik dan erat kaitannya dalam pembentukan struktur integumen. Rahardjo
(2009),
Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan umumya ada lima macam
yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik placoid dan sisik cosmoid. Diantara
kelima jenis sisik tersebut mempunyai bentuk dan tipe beranekaragam.Sisik yang sangat
fleksibel ditemukan pada ikan-ikan moderen. Ikan-ikanyang tidak mempunyai sisik antara
lainAmeiurus nebulosus darifamili Ictaluridae, Lampetra tridentata dari family
Petromyzontidae, dan ikan belut Monopterus albus dari family Synbranchidae. Beberapa ikan
hanya mempunyai sisik hanya pada bagian-bagiantubuh tertentu saja, misalnya Polyodon
spathula dan ikancakalang Katsuwonus pelamis. Rahardjo (2009),
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ichtiologi yaitu, pada :

Hari/Tanggal : Senin, 04 Desember 2017


Waktu : 09.30 –selesai
Tempat : Laboratorium Budidaya Perairan

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

No Alat
1. Akuarium
2. Tanggok/Serok
3. Baskom/ember kecil
4. Alat bedah(cutter,gunting pinset & telanan).
5. Kamera (Handphone)
6. Kain Basah (Serbet)

3.2.2. Bahan

No Bahan
1. Ikan Lele Dumbo
2. Ikan Nila
3. Air (sebagai media budidaya)

3.3 Prosedur Praktikum morfologi ikan

Praktikum morfologi ikan nila dan ikan lele dumbo dilaksanakan sebagai berikut :

1. Mengamati bagian-bagian organ ikan nila dan ikan lele yang nampak dari luar
seperti : mata, operculum, sirip dorsal, linear lateralis, sirip caudal, sirip anal, sirip
vectoral, mulu dan sisik bila ada.
2. Gambar (difoto) dan tunjukan bagian-bagian disebut diatas.
3. Bandingkan dengan literature tentang letak dan fungsinya.
3.4 Prosedur Praktikum seksualitas ikan

Mengamati ciri-ciri seksual sekunder ikan nila dan ikan lele dumbo

Prosedur praktikum ichtiologi tentang seksualitas sekunder ikan nila dan lele dumbo
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Mengamati perbedaan ikan jantan dan ikan betina berdasarkan perbedaan
bentuk(dimorfisme)
2. Mengamati perbedaan ikan jantan dan betina berdasarkan warna(dikdromatisme)
3. Gambar (difoto) dan tunjukan perbedaan-perbedaan yang ditemukan.
4. Bandingkan dengan literature tentang perbedaan-perbedaan yang ada.

3.5 Prosedur Praktikum pencernaan ikan

Prosedur praktikum ichtiologi tentang pencernaan ikan nila dan lele dumbo
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan bentuk dan letak mulut ikan nila dan lele dumbo.
2. Menusuk ikan tepat pada bagian oblongata sehingga ikan mati.
3. Lakukan pembedahan agar dapat dilihat saluran pencernaannya mulai dari mulut
sampai anus.
4. Gambar(difoto) dan sebutkan bagian-bagian dari sakuran pencernaan yang
diperoleh dari praktikum.
5. Bandingkan bagian-bagian dari saluran pencernaan yang didapat dari praktikum
dengan literature.

3.6 Prosedur Praktikum insang dan organ dalam

Prosedur praktikum ichtiologi tentang pencernaan ikan nila dan lele dumbo
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Melakukan pengamatan bentuk dan letak insang ikan nila dan lele dumbo (apakah
ada alat pernafasan tambahan atau labirin)
2. Menusuk ikan pada bagian oblongata sehingga ikan mati
3. Lakukan perbedaan agar dapat dilihat bagian-bagian : hati, empedu, jantung,
gelembung renang, ginjal
4. Gambar(difoto) dan sebutkan bagian-bagian yang disebu diatas
5. Bandingkan bagian-bagian organ dalam yang didapatkan dari praktikum dengan
literature.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Morfologi Ikan Nila dan ikan Lele Dumbo

 Memiliki bentuk tubuh bulat pipih, punggung agak tinggi


 Sirip punggung memiliki 16-17 jari-jari tajam dan 11-15 jari-jari lunak
 Sirip dubur memiliki 3 jari-jari keras dan 8-11 jari-jari lunak
 Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang
(belang) yang semakin mengabur pada ikan dewasa
 Ikan nila memiliki sisik
 Sirip ekor bergaris tegak, 7-12 buah
 Pada sirip ekor ditemukan garis lurus atau vertikal
 Pada sirip punggung, ditemukan garis lurus melintang
 Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip
ekor
 Sirip ekor berbentuk bulat
 Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus
yang hanya satu buah berbentuk agak panjang
 Lele memiliki kepala yang panjang, hampir mencapai seperempat dari panjang
tubuhnya kepala pipih ke bawah (depressed)
 Bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat, tulang ini membentuk
ruangan rongga diatas insang
 Mulut lele dilengkapi gigi, gigi nyata, atau hanya berupa permukaan yang kasar di
mulut bagian depan
 Lele juga memiliki 4 pasang sungut yang terletak di sekitar mulut, sepasang sungut
hidung, sepasang sungut mandibular luar, sepasang sungut mandibular dalam, dan
sepasang sungut maxilar
 Ikan ini mempunyai alat olfaktori didekat sungut yang berfungsi untuk perabaan dan
penciuman serta penglihatan lele yang kurang berfungsi baik
 Mata lele berbentuk kecil dan tepi orbital yang bebas
 Ikanlele mempunyai bentuk tubuh memanjang, agak bulat, tidak bersisik, dan
berlendir
 Badan lele pada bagian tengahnya mempunyai bentuk yang membulat, sementara
bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed)
 Sirip ekor ikan lele membulat dan tidak bergabung dengan sirip punggung maupun
sirip anal
 Sirip perut membulat dan panjangnya mencapai sirip dubur
 Sirip dada lele dilengkapi sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil
 Umumnya lele berwarna cokelat
4.2. Seksualitas Ikan

Seksualitas ikan adalah ciri khas untuk membedakan antara ikan jantan dan betina.
Tingkat kematangan gonad ikan dapat dideteksi dengan melihat tanda-tanda morfologi dan
fisiologi dari sel telur dan sperma. Tanda-tanda morfologi pada ikan betina yang sudah
matang gonad adalah perut gembung, gerak lambat, perut bila diraba terasa lunak, kulit
terkadang terlihat memerah. Sedangkan pada ikan jantan yang telah matang gonad, tanda-
tandanya adalah: ikan lebih langsing, gerakan lincah, bila diurut kearah lubang genital ikan
akan keluar cairan berwarna putih susu.

Ciri seksual sekunder untuk ikan Lele Betina: memiliki alat kelamin didekat lubang
anus berupa tojolan bulat tumbuh normal, alat kelaminnya lebih berwarna merah, warna
tubuh lebih cerah, memiliki kepala besar, kulit tubuh kasar, perut lembek, gerakannya lebih
lambat. Ciri sekseual untuk ikan Lele Jantan: memiliki alat kelamin berupa tonjolan
meruncing, alat kelaminnya lebih berwarna pucat, tubuh lebih gelap, kepala kecil, kulit halus,
perut kenyal dan ramping, gerakannya lebih lincah.

Ciri seksual untuk ikan Nila Betina : ukuran tubuh lebih kecil dari ikan jantan, bagian
alat kelamin berbentuk oval, memiliki 3 buah lubang urgential ( lubang dubur,pengeluaran
telur, dan urine), bentuk badan bulat dan pipih dan memanjang, bagian perut berwarna putih,
memiliki gerakan cenderung agak lambat, warna tubuh cenderung lebih terang. Ciri seksual
untuk Ikan Nila Jantan : ukuran tubuh lebih besar dari betina, bagian alat kelamin menonjol
dan runcing, memiliki akat urgential dua buah lubang ( lubang anus dan sperma), bentuk
badan pipih dari samping, bagian perut berwarna lebih kehitaman, sifat agresif, gerakannya
lebih lincah dan gesit.

Tiap-tiap spesies ikan waktu pertama kali matang gonad tidak sama ukurannya.
Demikian pula untuk ikan yang spesies sama, faktor utama yang mempengaruhi pertama kali
matang gonad adalah suhu dan makanan selain faktor keberadaan hormonnya. Sifat seksual
primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan
proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis pada ikan
jantan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda yang dapat dipakai untuk memebedakan ikan
jantan dan betina.
Apabila spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan betina maka speises ikan itu mempunyai seksual dimorphisme.
Dan bila untuk menjadi tanda adalah warna maka ikan itu memiliki sifat dikromotisme.
Biasanya warna ikan Jantan lebih cerah dari warna ikan betina.

(a) Alat reproduksi ikan betina ; (b) Alat reproduksi ikan Jantan

4.3. Pencernaan Ikan

Pencernaan adalah proses penyerhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan


kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan keseluruh
tubuh melalui sistem peredaran darah. Berikut ini gambar sistem pencernaan ikan Nila.

Gambar : Sistem pencernaan ikan Nila.


Pencernaan pada ikan berlangsung secara secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara
fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi dalam proses
pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan mekanik juga berlangsung di segmen
lambung dan usus yaitu melaluli gerakan kontraksi otot pada segmen tersebut. Pencernaan
mekanik di dalam lambung dan usus terjadi lebih efektif karena adanya peran cairan
‘digestif’. Adapun sistem organ pencernaan pada ikan terdiri atas :

1. Mulut dan Rongga Mulut


Rongga mulut di selputi oleh sel – sel penghasil lendir yang berperan mempermudah
jalannya makanan ke segmen berikutnya dan juga terdapat organ pengecap yang makanan.
Pada sebagian ikan ada memiliki semacam lidah yaitu suatu penebalan pada bagian depan
tulang archyoiden yang terdapat di dasar putih. Lidah di selaputi oleh sel epitelium yang kaya
akan sel mucus dan organ pengecap.
Pada beberapa jenis ikan, kadang kalah lidahnya di tutupi oleh gigi. Pada langit – langit
bagian belakang terdapat pada organ palatin, yang merupakan menebalan dari lapisan mucus.
Organ tersebut terdiri atas lapisan otot dan serat kolagen dan berfungsi sebagai proses
penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan.
2. Faring
Pada kelompok ikan fillter Feeder, proses penyaringan makanan terjadi pada segmen
faring karena tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan faring hampir
sama dengan rongga mulut dan kadang masih ditemukan organ pengecap. Jika material yang
masuk bukan makanan, maka material itu akan dibuang melalui celah insang.

3. Esophagus
Esophagus mempunyai bentuk kerucut, pendek seperti pipa, dan terdapat dibelakang
insang. Pada organ Esophagus mengandung lendir yang berfungsi untuk membantu
penelanan makanan.

4. Lambung
Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai penampung makanan dan
sebagai pencerna makanan.

5. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Pada segmen
pilorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke segmen usus.
6. Usus

Usus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan usus ada
yang terdapat dua saluran dan ada yang satu saluran. Dua saluran tersebut yaitu saluran yang
berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan saluran yang berasal dari pankreas.
Perbedaan usus pada ikan tiap jenis ikan terletak pada bentuknya. Ikan jenis herbivora
memiliki usus yang menggulung dan panjang. Sedangkan untuk ikan omnivora memiliki
usus yang hampir sama dengan hervora tetapi lebih pendek. Sedangkan untuk ikan karnivora
memiliki usus pendek dan tidak menggulung.

7. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang paling terujung. Segmen ini
berfungsi sebagai penyerap air dan ion. Sedangkan pada larva ikan selain sebagai penyerap
air dan ion, rectum juga sebagai penyerap protein.

8. Anus
Anus merupakan ujung saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di
sebalah depan saluran genital.

Kelenjar lain yang berada dalam tubuh yang berperan dalam proses pencernaaan ada
dua yaitu :

1. Kelenjar Empedu
Kantung empedu atau disebut juga Vesica vellea, organ tersebut terletak di sekitar hati dan
berwarna hijau kebiruan. Kantung empedu berfungsi menampung cairan empedu. Jika
kekurangan cairan empedu dapat menurunkan kecernaan lemak dan kekurangan vitamin –
vitamin yang hanya larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, K.

2. Kelenjar Pankreas
Pankreas terletak berdekatan dengan usus depan lambung. Saluran pankreas bermuara pada
usus depan dengan warna kekuning – kuningan. Pankreas mempunyai dua tipe sel, yang pertama
adalah sel eksokrin yang berfungsi untuk mensintesis enzim. Hasil utama pankreas eksokrin
adalah enzim – enzim pencernaan, seperti protease, amilase, kitinase, dan lipase. Sel yang kedua
adalahsel endokrin yang berfungsi untuk mensintesis hormon.
Sistem pencernaan ikan lele :
Pakan yang dimakan ikan lele akan melewati suatu sistem pencernaan. Pakan tersebut
disederhanakan melalui mekanisme fisik dan kimiawi menjadi bahan yang mudah diserap,
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pakan lele akan
dicerna dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaanya terdiri dari mulut, rongga mulut,
esofagus, lambung, usus, dan dubur. Usus yang dimiliki ikan lele lebih pendek dari panjang
badannya. Hal ini merupakan ciri khas jenis ikan karnivora. Sementara itu, lambungnya
relatif besar dan panjang.
Pencernaan bahan makanan secara fisik/mekanik dimulai dari bagian rongga mulut,
yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan.
Selanjutnya, bahan makanan dicerna di lambung dan usus dengan adanya gerakan/kontraksi
otot. Pencernaan secara fisik/mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif karena adanya
aktifitas cairan digestif.
Proses pencernaan makanan dipercepat oleh sekresi kelenjar pencernaan. Adapun
kelenjar pencernaan ikan lele terdiri dari hati dan kantong empedu. Lambung dan usus juga
dapat berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan enzim
pencernaan yang berguna dalam membantu proses penghancuran makanan. Kelenjar
pencernaan pada ikan karnivora (ikan lele) menghasilkan enzim-enzim pemecah protein.

4.4. Anatomi insang dan Organ dalam

Organ-organ pernafasan :

Insang merupakan alat pernafasan ikan yang mengambil O2 dari perairan. Letak
insang ada di bagian kepal ikan. organ tambahan : Labirin

bagian-bagian insang :

- tulang lengkung insang

- tulang tapis insang

- daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :

1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang,
mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf

2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya
organisme makanan melalui celah insang

3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat
terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.

Mekanisme pernafasan :

Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk
melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak dikandung di dalam air akan
diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan
dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan
kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.

Hal-hal yang berkaitan dg sistem pernafasan :

1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak

2. Bila perairan kurang O2, ikan akan :

a. menuju permukaan

b. menuju tempat pemasukkan air

c. menuju tempat air yg berarus

3. Daun insang harus dalam keadaan lembab Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
ikan akan O2:

 ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2


 aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2
 Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2
 Stadia reproduksi
Organ dalam ikan :

1. Hati

Hati pada ikan berfungsi :

 menghasilkan empedu
 Membantu daya absorbsi lemak di usus dan mengubah zat yang tidak dapat larut
dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air.
 Tempat metabolisme karbohidrat yang mencakup sintesis, penguraian dan perubahan
antar bentuk pada karbohidrat di dalam ikan
 Menghancurkan sel darah pada ikan. Seperti halnya pada hati manusia juga mengganti
sel darah merah yang telah rusak dengan sel darah yang baru.

2. Empedu

Empedu adalah salah satu enzim yang akan membantu dalam proses pencernaan
makanan, terutama dalam memecah lemak. Empedu disimpan dalam satu kantung, biasa
disebut kantung empedu. Kantung empedu terletan di bagian depan hati. Warna kantung
kehijau-hijauan dan mempuyai saluran yang menghubungkan kantung empedu dengan usus.

3. Jantung

Berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh ikan. Terletak di dekat insang dan dibungkus
oleh selaput yang disebut perikardium.

4. Gelembung renang

Untuk mengatur tubuh ikan saat mengapung dalam air.

5. Ginjal

Berfungsi untuk menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat yang di
perlukan oleh tubuh diedarkan kembali melalui darah, dan mengatur kekentalan urin yang
dibuang.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada praktikum yang dilakukan dan dengan hasil laporan yang telah dibuat, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. diketahui morfologi dari ikan diantaranya bentuk tubuh, bentuk mulut, posisi mulut,
bentuk sirip, posisi dan jumlah sirip, bentuk ekor.
2. Seksualitas pada ikan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina, dan melihat
kematangan gonad pada ikan
3. Pencernaan pada ikan dimulai dari mulut hingga anus dengan adanya bantuan kelenjar
lain yaitu kelenjar empedu dan kelenjar pankreas
4. Insang pada ikan merupakan alat pernafasan, ada yang memiliki labirin sebagai alat
pernafasan tambahan.

5.2. Saran
Pada saat praktikum berlanjut, sebaiknya mahasiswa lebih tertib dan lebih
disiplin dalam hal melakukan praktikum. Agar dapat memahami dan mengerti tujuan
praktikum dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi ikan dasar pengembangan teknik perikanan. Cetakan pertama.
Rineka Putra. Jakarta.

Gusrina, 2014. Genetika dan Reproduksi ikan. Edisi 1. Yogyakarta, Indonesia:


Deepublish.Grup CV. Budi Utama.

Murtidjo B.A (2001), Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.

Affandi R,Sjafei D.S, Rahardjo, M.F, Sulistiono. 2009. Fisiologi Ikan. Pencernaan dan
Penyerapan Makanan. IPB Press. Bogor

http://www.mycatfish.com/2012/04/sistem-pencernaan-ikan-lele.html#ixzz50q8suvnd

https://www.bagi-in.com/morfologi-ikan/

https://www.sebelumtidur.com/inilah-fungsi-hati-pada-ikan-html

Anda mungkin juga menyukai