Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PRAKTIKUM

MAKALAH TENTANG SISTEM PENCERNAAN IKAN

DI SUSUN OLEH :
BAGUS SANJAYA

DOSEN PEMBIMBING :
TULAS APRILIA, S.Pi., M.Si.

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Pencernaan Ikan”. Tujuan penulisan
laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata
kuliah ANATOMI DAN FISIOLOGI IKAN.

Makalah ini membahas mengenai sistem pencernaan ikan meliputi saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan, serta proses pencernaan dan penyerapan sari-sari makanan.
Selain itu juga membahas mengenai kelompok-kelompok ikan berdasarkan jenis
makanannya.

Demikianlah harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga
pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
makalah selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.

Palas, 09 Desember 2020

Bagus Sanjaya

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pencernaan Ikan............................................................................................3
2.1.1 Saluran Pencernaan...............................................................................................4
2.1.2 Kelenjar Pencernaan..............................................................................................10
2.2 Mekanisme Pencernaan............................................................................................11
2.3 Mekanisme Penyerapan Sari Makanan.....................................................................12
2.4 Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanan...........................................................13
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis
(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta
tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di
dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah
angin.

Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien
yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan
juga membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sumber protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral diperoleh ikan dari luar, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi makanan maka ikan memerlukan
sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses. Layaknya hewan pada
umumnya ikan juga mepunyai sistem pencernaan sesuai dengan makanan dan
lingkungannya.

Pencernaan adalah prosess penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan


kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan
keseluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pencernaan secara fisik atau
mekanik dimulai dibagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi dalam proses
pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini dilanjutkan ke
segmen lambung dan usus yaitu dengan adanya gerakan kontraksi otot. Pencernaan
mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif karena adanya aktivasi cairan digestif.

Ikan sendiri tergolong dalam beberapa jenis yaitu : herbivora atau pemakan
tumbuhan, ada pula yang karivora yaitu pemakan daging, bahkan ikan pula ada yang
omnivora yang memakan keduanya. Tentu perbedaan tersebut menyebabkan sistem
pencernaan yang berbeda di setiap ikan yang jenis makanannya berbeda.

4
Spesialisasi sistem pencernaan :
1. Ikan Herbivora mempunyai gigi dan kemampuan tapis insang yang lembut, dapat
menyaring fitoplankton dari air. Ikan ini tak mempunyai lambung yang benar
(yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot, mengekskresikan asam, mudah
mengembang, terdapat pada bagian muka alat pencernaan makanan.
2. Ikan Karnivora mempunyai gigi untuk menyerap, menahan, merobek mangsa. Dan jari
tapis insangnya menyesuaikan untuk menahan, memegang, memarut, dan menggilas
mangsa. Memiliki lambung yang sesungguhnya, palsu dan usus pendek yang tebal dan
efatis.
3. Ikan Omnivora mempunyai sistem pencernaan antara bentuk Herbivor dan Karnivor.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam macam sistem pencernaan pada ikan
2. Mengetahui saluran pencernaan pada ikan
3. Mengetahui kelenjar pencernaan pada ikan
4. Mengetahui mekanisme pencernaan pada ikan
5. Mengetahui mekanisme penyerapan sari makanan pada ikan
6. Mengetahui kelompok pembagian ikan berdasarkan jenis makanannya

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pencernaan Ikan

Gambar 1. Sistem Pencernaan Ikan

Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien
yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan
juga memerlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organisme
heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Mencari
makanan bagi ikan merupakan kegiatan rutin keseharian, bahkan sebagian ikan
menghabiskan waktu untuk kegiatan ini. Sebagian besar ikan mengembangkan organ
agar dapat menemukan dan mendapatkan makanan.

Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan
kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan
dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta
pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.

Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan
makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua
bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah
organ-organ yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan
makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam
6
menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati dan
pancreas.

2.1.1 Saluran Pencernaan

Gambar 2. Saluran Pencernaan Ikan

Bila diurut secara berurutan dari awal makanan masuk ke mulut sampai ke proses
pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicerna dibuang dalam bentuk feses
melalui anus, maka organ yang termasuk saluran pencernaan terdiri atas mulut, rongga
mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus.

a. Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Organ ini
merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan
yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-
sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan memperlancar
proses penelanan makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut. Pada
umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminal. Pada
ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala
(tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal).

Selain letak yang berbeda- beda, bentuk mulut pun bermacam-macam. Bentuk dan
letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan
ikan. Mulut tipe superior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada
dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat di atasnya
7
Gambar 2. Tipe-Tipe Mulut Ikan : A. Terminal, B. Subterminal, C. Superior

Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama
bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan
mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator
terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya.
Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan gigi yang menjadikan mereka dapat
menggigit gumpalan besar binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja. Demikian
pula dengan ikan baraccuda ( Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus).

Ikan yang menelan sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relative
kecil tanpa modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan cara mengisap,
mereka mempunyai mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal. Bibir pengisap
ikan perenang bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau benda- benda lain pada
sungai berarus deras misalnya, Glyptosternus, Gyrinocheilus, dan beberapa anggota
family Loricariidae (Lagler et al., 1997). Pada ikan lamprey yang parasitic, mulut
pengisap tak berahang bertindak sebagai sebagai alat pencengkram agar menempel
pada inangnya dan mengambil makanan dari inangnya.

Gambar 3. Berbagai Bentuk Mulut Ikan : A. Mulut yang dapat disembulkan, B.


Mulut Gergaji, C. Mulut Tabung
8
Mulut seringkali dilengkapi dengan sungut yang bentuk dan jumlahnya sangat
bervariasi. Sungut ini berfungsi sebagai alat peraba ketika ikan tersebut mencari makan.
Sungut dilengkapi dengan saraf, untuk menemukan makanan di antara material yang ada.
Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Pada cyclostomata dan
ostracodermata tidak mempunyai gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai
gigi tanduk yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog dengan sisik
placoid, yang mungkin timbul dari sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda
(Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang. Osteichtheys mempunyai
tiga jenis gigi berdasarkan tempat tumbuhnya: rahang, rongga mulut, dan pharyngeal.

Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla, maxilla, dan dentary. Pada langit-langit
rongga mulut, gigi terdapat pada vover, palatine, pterygoid, dan parasphenoid. Gigi
pharyngeal terdapat pada elemen lengkung insang pada banyak species ikan. Gigi
pharyngeal family Cyprinidae dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu: Cardiform,
villiform, canine, incisor, comb-like teeth, dan molariform.

1 . Gigi cardiform berbentuk pendek, tajam dan runcing. Bentuk ini didapatkan pada
family Ichtaluridae dan Serranidae.

2 . Gigi villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan
gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Belone dan Pterois.

3 . Gigi canine menyerupai gigi anjing, seringkali berbentuk taring : bentuknya


panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan untuk mencengkram.

4 . Gigi incisor mempunyai pinggiran yang tajam yang disesuaikan untuk memotong.
Bentuk gigi yang mempunyai permukaan rata digunakan untuk menumbuk dan
menggerus, termasuk gigi molariform. Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja
Holocephali dan Scianidae (Lagler et al, 1977).

9
Gambar 4. Tipe-Tipe Gigi Ikan

b. Tekak
Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang. Pada sisi
kanan dan kiri tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak, biasanya
terdapat gigi tekak.

c. Insang
Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat
empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai
lima sampai tujuh pasang lengkung insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang
lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang.

Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar
dan jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping,
memanjang, dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis insang yang pendek dan besar
didapatkan pada ikan omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan
dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang.

d. Kerongkongan
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan. Bentuknya pendek dan mempunyai
kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya
seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung
organ ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative
besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan
untuk menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan predator. Karena adanya
10
kemampuan menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila
makan suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan.

Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan
sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara khusus dengan
lapisan otot yang berhubungan dengan esophagus. Kantung esophageal berfungsi
sebagai penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan makanan. Pada ikan belut,
Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan.

e. Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus. Lambung
menunjukkan beberapa adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada
ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar
(Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraena ) dan striped bass
(Horone saxatilis). Pada ikan omnivora, seringkali lambung terbentuk seperti kantung.
Pada ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung
tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan
Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga
memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar.

Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Namun, lambung tidak terdapat pada
lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae,
Scomberesocoidae, dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak ada,
dan makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh
rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan
seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini
dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).

Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan


sebagai kantong buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk memperluas
permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih
sempurna.

11
f. Pilorik
Di antara lambung dan usus terdapat pilorik yang merupakan penyempitan saluran
pencernaan. Pada bagian ini terdapat penebalan otot licin melingkar. Pilorik berfungsi
mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus. Pada beberapa jenis
ikan, seperti Mugilidae, di bagian depan usus terdapat kantung menjari yang dinamakan
pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama dengan usus. Fungsi pilorik kaeka
adalah sebagai tempat pencernaan dan penyerapan makanan terutama lemak. Pilorik
kaeka merupakan sumber lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserin.
Jumlah bentuk pilorik kaeka sangat bervariasi.

g. Usus
Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus terdiri atas beberapa lapisan yakni
mukosa, submukosa, muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel goblet
(mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian permukaannya. Fungsi usus sebagai
organ untuk mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Efektifitas
penyerapan meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan.

Usus merupakan suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di
kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang
anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung, mesentrum yang merupakan
derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium).

h. Rektum dan anus


Di belakang usus terdapat segmen rektum. Rektum ini terletak di antara katup rektum
(rektal valveI) dan anus. Katup rektum yang merupakan penyempitan saluran pencernaan
akibat penebalan otot licin melingkar, mengatur pengeluaran makanan yang tidak tercerna
dari bagian usus ke bagian rektum. Rektum mempunyai struktur histologis yang serupa
dengan usus, namun pada lapisan mukosanya banya terdapat sel mucus dan di bagian
belakang dekat anus lapisan otonya terdiri atas otot bergaris. Fungsi utama rektum adalah
menyerap air dan mineral, dan memproduksi lendir untuk mempermudah pengeluaran
makanan tak tercerna. Bagian terakhir dari saluran pencernaan adalah anus, yang
berfungsi untuk mengeluarkan tinja. Bagian ini terletak di belakang sirip ventral dan tepat
di depan sirip anal.
12
2.1.2 Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses pencernaan
terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu.

Gambar 5. Kelenjar Pencernaan pada Ikan

a. Hati
Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan, organ ini umumnya terletak di depan
lambung di bawah kerongkongan memanjang sampai di belakang usus. Hati atau hepar
besar, berwarna merah kecoklatan.Hati termasuk organ yang besar pada ikan, bahkan
pada ikan cucut dan ikan pari biasa mencapai 20 % bobot tubuhnya. Biasanya hati
berjumlah dua buah, tetapi mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga
seperti pada mackerel.

Pada hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu
ini masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus
choledochus. Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai
gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel
darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang
berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan panas.

b. Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berperan penting dalam proses pencernaan. Pankreas
mensekresikan beberapa enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan yakni
protease (tripsin) dan karbohidrase (amilase dan lipase). Sebenarnya pankreas merupakan
organ yang memiliki fungsi ganda, sebagai organ eksokrin dan organ endokrin. Sebagai
organ eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim pencernaan; dan sebagai organ endokrin,
13
pankreas memiliki kelompok sel (pulau-pulau Langerhans) yang mensekresikan hormon
insulin.

c. Kantung empedu
Kantung empedu berupa kantung tipis yang berisikan empedu. Kantung ini menempel
pada bagian bawah hati. Kantung empedu atau vesica velea bila penuh bentuknya
membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi dari kantong empedu ini untuk
menampung atau menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus, bila
diperlukan. Empedu yang berasal dari kantung empedu mengandung pigmen empedu
(bilirubin dan biliverdin) yang berasal dari perombakan sel hemoglobin. Selain itu,
empedu juga berisikan garam empedu pengemulsi lemak yang membantu dalam
pengubahan keasaman lambung menjadi netral dalam usus.

2.2 Mekanisme Pencernaan


Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan
berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui
penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya
segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan
tersebut. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air
liur.

Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim
pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi
karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan
waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di
lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa
penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan
pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran
pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan
memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah
pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai
pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung
lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
14
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu
itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran
getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam
kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran
lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.

Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan
memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung
enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan
rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.

Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi
asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar
protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk
mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.

2.3 Mekanisme Penyerapan Sari Makanan


Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh
dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya
masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari
makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas.
Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke
dalam darah.

Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa


dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut
dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol.
Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk
kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah
(30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu

15
untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh ikan yang bersangkutan.

Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh
untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana, misalnya
pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan
zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, misalnya pemecahan
karbohidrat menjadi tenaga, air, dan karbondioksida.

Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah
karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein.
Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan
karbohidrat.

2.4 Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanan


Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut jenis makanannya,
walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan
perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan
menurut jenis makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu :

a. Herbivora
Ikan herbivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup
di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak
mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut sehingga dapat menyaring
fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus yang
mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan
terdapat di bagian muka alat pencerna makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini
panjang berliku-liku dan dindingnya tipis. Contoh ikan herbivora yaotu ikan tawes
(Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan bandeng (Chanos chanos).

16
A B
Gambar 6. Ikan Herbivora: a. Tawes, b. Nila

b. Karnivora
Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani.
Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena daging
yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna.
Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan
herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar
dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam. Contoh ikan karnivora
yaitu ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates
calcarifer).

A B
Gambar 7. Ikan Karnivora: a. Lele; b. Belut

c. Omnivora
Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal
dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernaan antara
bentuk herbivora dan karnivora. Ikan omnivora memiliki lambung dengan menyerupai
bentuk kantung dan usus sedang 5 - 6 kali panjang tubuh. Contoh ikan omnivora adalah

17
ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), dan ikan gurami
(Ospronemus goramy).

A B
Gambar 7. Ikan Omnivora: a. Gurami, b. Mujair

Tabel 1. Perbedaan Organ Pencernaan Ikan Herbivora, Ikan Karnivora, dan Ikan
Omnivora

d. Pemakan plankton
Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton
atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans) dan ikan cucut (Rhinodon
typicus).

Gambar 8. Ikan Pemakan Plankton: Terbang


18
e. Pemakan detritus
Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik
yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan.
Contohnya ikan belanak (Mugil sp.).

Gambar 8. Ikan Pemakan Detritus: Belanak

19
BAB III
KESIMPULAN

Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien
yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat, serta vitamin dan
mineral. Sebagai organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari
makanan.

Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan
kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan
dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta
pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.

Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan
makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian,
yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan yaitu mulut,
rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus. Sedangkan
kelenjar pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu.

Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan
berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan,
bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat- alat pencernaanya segera
bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut.
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh
dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya
masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus.

Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut jenis makanannya,
walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan
perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan. Penggolongan berdasarkan jenis
makanannya yaitu ikan herbivora, karnivora, omnivora, pemakan plankton, dan pemakan
detritus.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, M.F., dkk. 2011. IKTIOLOGY. Bandung: Lubuk Agung.

Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002. FISIOLOGI
HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.

http://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/Ebook/Sistem%20Organ
%20Ikan/bab_5__sistem__pencernaan.pdf diakses pada 14 Oktober 2015.

Anonim.2015.SistemPencernaanIkan.http://www.informasipendidikan.com/2015/03/siste
m-pencernaan-ikan.html diakses pada 14 Oktober 2015.

Eksata. 2013. Sistem Pencernaan pada Ikan. http://www.pustakasekolah.com/sistem-


pencernaan-pada-ikan.html diakses pada 14 Oktober 2015.

21

Anda mungkin juga menyukai