Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN

Disusun oleh :
Prieyayi Nuryusuf (1930411011)

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah
dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air
sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak
dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung
pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga
menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh
organ tubuh melalui sistem peredaran darah.

Pengetahuan mengenai proses pencernaan pada ikan sangat diperlukan dalam mempelajari
nutrisi. Hal ini dapat dimengerti karena nutrisi yang terkandung dalam makanan akan melalui
proses pencemaan sebelum diserap untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pertumbuhan.
Makanan dalam istilah akuakultur disebut pakan merupakan salah satu komponen dalam
budidaya ikan sangat besar perannya baik dilihat sebagai faktor penentu pertumbuhan maupun
dilihat dari aspek biaya produksi. Dari keterkaitan hubungan antara fisiologis, pencernaan, nutrisi
dan pertumbuhan maka jelaslah bahwa pemahaman tentang pencernaan sangat dibutuhkan dalam
mempelajari nutrisi ikan.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana sistem pencernaan pada ikan?
2. Apa jenis-jenis makanan pada ikan?
3. Bagaimana pendeteksi makanan pada ikan?
4. Bagaimana Kebiasaan cara makan ikan?
5. Bagaimana Nutrisi pada ikan?
1.3. Tujuan dan manfaat
Tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:
a. Sebagai tugas mata kuliah ikhtiologi.
b. Sebagai bahan bacaan agar dapat mengetahui dan memahami lebih jelas tentang iktiologi
ikan khususnya pada sistem pencernaan pada ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem pencernaan pada ikan

Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan
makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari
dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula
digestoria).

Saluran pencernaan ikan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung,
pilorus, usus, rektum dan anus.

a. Mulut

Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada
ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan.

b. Rongga Mulut

Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan
terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan.
Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa)
yang berfungsi menyeleksi makanan.

c. Faring

Pada ikan, faring inilah yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan makanan. Jika
material yang masuk bukan makanan maka akan dibuang melalui celah insang.

d. Esofagus

Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam
melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus
belakang dan rectum (proses osmoregulasi).
e. Lambung

Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak berlambung, fungsi
penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang termodifikasi menjadi kantung
yang membesar (lambung palsu). Pada ikan tidak bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada
ikan-ikan herbivora biasanya terdapat gizard (lambung khusus) yang berfungsi untuk
menggerus makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang
mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dari kerja asam klorida. Selain berfungsi sebagai penampung makanan juga untuk
mencerna makanan, khususnya pencernaan secara kimiawi.

f. Pilorus

Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat
mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit. Dengan menyempitnya saluran
pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pilorus berfungsi sebagai pengatur
pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke segmen usus.

g. Usus (intestinum)

Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan usus
terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang berasal dari kantung
empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pankreas. Pada ikan yang pankreasnya
menyebar pada organ hati maka hanya terdapat satu saluran yaitu ductus choledochus. Usus
berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan
zat makanan.

h. Rektum

Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Segmen rektum berfungsi
dalam penyerapan air dan ion. Pada larva ikan, selain fungsi tersebut rektum juga berfungsi
untuk penyerapan protein. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum.
Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya
katup rektum.
i. Kloaka

Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan
bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ
tersebut. Pada kloaka, saluaran pencernaan masuk dari bagian bawah, sedangkan saluran
urogenital masuk melalui bagian atas. Klep kloaka terdapat pada lubang pengeluaran.

j. Anus

Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di
sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak
jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya
membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.

Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan
bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan
buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim
pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat.
Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya
(lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.

2.2. Jenis makanan pada ikan

Secara alami makanan ikan dapat dibedakan menjadi 5 macam golongan, yaitu:

1. Makanan nabati

Makanan nabati adalah makanan yang berupa tumbuhan berukuran besar yang kasat
mata, contohnya ganggang benang atau alga flamen, daun papaya, eceng gondok, dan lain
sebagainya.

2. Makanan hewani
Makanan hewani adalah makanan berasal dari bagian hewan yang berdaging. Ikan jenis
ini disebut ikan karnivora.
3. Makanan campuran
Makanan campuran adalah makanan yang berasal dari nabati dan hewani. Ikan jenis ini
diesebut ikan ornivora (pemakan segala).
4. Plankton
Plankton adalah jenis organisme yang melayang-layang di air, gerakannya pasif dan
hanya mengikuti arah arus. Ikan yang makanan utamanya plankton disebut plangkton feeder.
5. Detritus
Detritus adalah kumpulan makanan organic yang telah hancur, hancuran bahan organic
berasal dari tumbuhan atau hewan.

2.3. Proses pendeteksi makan pada ikan

Sebelum makanan diperoleh dan ditelan, terlebih dahulu terjadi rangsangan berupa nafsu
untuk makan. Nafsu untuk makan dapat dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan. Sesaat
setelah timbulnya nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap untuk
menerima makanan dan kemudian mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya
diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim
ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian
dilanjutkan menjadi glukosa.

Namun, karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat


membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan
sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa
penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar
proses pencernaan dapat berjalan normal.

2.4. Kebiasaan cara makan ikan

Kebiasaan cara makan adalah kapan waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan makanannya.
Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan persentuhan
digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang
kekurangan cahaya atau dalam peraira keruh. Ikan yang menggunakan mata dalam mencari
makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi
ikan yang menggunakan pembauan dan persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan
kalau makanan sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak.

Berdasarkan kepada kebisaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang
berbeda-beda untuk mengambil makanannya. Letak mulut ada yang inferior (di bawah kepala)
seperti dalam golongan Elasmobranchia, Acipencer, Polyodon, dan lain-lain. Mulut yang
letaknya terminal (di ujung dapan kepala) terdapat kebanyakan ikan. Mulut ikan yang letaknya
superior (di bagian atas ) terdapat sperti ikan Hyporhamphus. Selain letaknya, mulut ikan
bervariasi baik dalam bentuk,besar dan perlengkapan lainnya seperti gigi, alat peraba dan
lainnya. Variasi pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian
fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang
tidak mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu yang
hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil kecil sekali terjadi
persaingan interspesifik. Dengan kata lain bahwa spesies tertentu itu mengadakan penyesuaian
ysng menguntungkan dalam cara pengambilan makanan terhadpa lingkungannya.

Untuk larva ikan, mata merupakan indera yang penting untuk mencari dan menangkap
makanannya. Bila larva menemukan mangsa didepan tubuhnya ia akan beraksi dengan
menggerakkan mata sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. Kemudian ia menggerakkan
tubuh berupa loncatan-loncatan kecil. Bila mangsa sudah dekat yaitu kira-kira 1 – 2 mm di depan
mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya dari posisi badan berbentuk huruf s kemudian
menangkap mangsa tadi. Biasanya mangsa seperti Copepoda tidak akan tingal diam, tetapi
mengadakan reaksi. Pergerakan larva merupakan perangsang mangsa mengadakan pergerakan
bila mana larva suda mendekat kira-kiar 2 – 3 mm mangsa akan meloncat sebelum ditangkap.
Mangsa Diaptomus dapat mengadakan satu kali loncatan sejauh 5 mm. Mangsa yang sudah
meloncat biasanya masih dalam jarak penglihatan larva. Persentase sukses pengambilan mangsa
oleh larva bergantung pada kepadatan mangsa yaitu berkisar 20%.

Ikan pemakan mempnyai mulut relative kecil dan umumnya tidak ditonjolkan ke luar.
Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas
untuk menyaring plankton yang di makan. Plankton yang masuk ke dalam mulut bersama-sama
air. Plankton akan tinggal dalam mulut sedangkan airnya akan melalui celah insang. Umumnya
mulut ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat pencernaan tidak mempunyai
lambung seperti pada ikan buas dan usus pemakan plankton relative panjang tetapi tidak
dilengkapi dengan perlengkapan sempurna untuk mencerna. Ikan pemakan plankton kalu makan
ada yang suka membentuk suatu kelompok dan mencari kelompok plankton yang padat. Bila
mereka menemukan yang dapat mereka makan dengan intensif dan lebih cepat dari pada makan
ikan yang makannya terisolir. Sebaliknya ikan pemakan benthos dan ikan buas makanannya
kurang intensif kalua mereka berkelompok tetapi makan lebih intensif kalau terisolir.

Ikan pemakan dasar pada waktu mencari makanan mengunakan sungut untuk meraba dasar
perairan. Persentuhan sungut dengan mangsa atau makanannya akan menggerakkan mulut untuk
mengambil mangsa. Kebanyakan makanan yang diambil terdiri dari invertebrata. Mulut pemakan
dasar ada yang dilengkapi dengan gigi halus yang memenuhi ruang atas dan bawah, tetapi ada
pula yang tidak dilengkapi dengan gigi seperti yang terdapat pada ikan. Ikan mas yang sudah tua
dan besar akan merubah kebiasaan makanannya dari pemakan dasar menjadi pemakan rumput.

Umumnya ikan buas mencari mangsa mengunakan mata. Ikan buas aktif mencari makanan
dengan berenang kian kemari, tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu mangsa di suatu
tempat yang terlindung. Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas yang suka berkelompok
jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil mangsa tersebut secara intensif dan
cepat jika dibandingka dengan ikan yang terisolir. Tetapi hal ini bergantung pada distribusi dan
konsentrasi makanantadi. Kadang-kadang ikan buas mengalami kesukaran menghadapi mangsa
yang bergerombol karena mangsa tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada
satupun yang terlepas. Kalau kelompok ikan tadi dalam keadaan terpencar maka ikan predator
akan makan secara intensif.

Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa yang
dinamakan Feeding Periodicity masa aktif ikan untuk mencari makanan selama 24 jam.
Bergantung kepada ikannya feeding periodicity ada yang satu ada yang dua kali. Lamanya ada
yang satu jam atau dua jam bahkan ada yng terus menerus. Pada ikan buas yang memakan
mangsa yang ukuran besar interval pengambilan makanannya mungkin lebih dari satu hari.
Feeding periodicity ikan nocturnal aktif pada malam hari dimulai dari matahari terbenam sampai
pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari. Feeding periodicity ini berhubungan dengan suplay
makanan juga dengan musim. Kalau kondisi lingkungan menjadi buruk feeding periodicity dapat
berubah, bahkan dapat menyebabkan terhentinya pengambilan makanan.

2.5. Nutrisi pada ikan

Penyerapan lemak pada ikan lebih lambat dibandingkan pada mamalia, namun mekanisme
proses penyerapannya tidak jauh berbeda. Hasil pencernaan lemak yang melibatkan cairan
empedu dan enzim lipase pankreatik, dihasilkan suatu campuran asam lemak, mono dan gliserida
dan sedikit gliserol. Agregat hasil pencemaan lemak yang disebut micelles masuk ke dalam
mikrovilli, kemudian asam lemak dan gliserida terpisahkan dan merembes melalui membran sel
dan masuk melalui pinositosis. Asam lemak berantai pendek (10-12 atom C) langsung diangkut
ke kapiler darah(vena portal), sedangkan asam lemak berantai panj ang dan gliserida mengalami
esterifikasi dalam sel penyerap tersebut (enterosit).

Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh
kelenjar pankreas. Pada vertebrata, kabohidrat atau pati dihidrolisis menjadi sakarida dan
maltosa oleh amylase pankreatik. Maltosa bersama sukrosa dan laktosa bergerak ke dalam
mikrovilli dari enterosit, sebagain kecil dari sakarida berdifusi langsung ke dalam sel mukosa
dan kemudian dihidrolisa di dalam enterosit oleh enzim dalam sel (intra seluler digestion).
Sebagian besar disakarida dihidrolisis di dalam enterosit oleh enzim disakarida dan diserap
dalam bentuk fruktosa, glukosa dan galaktosa. Fruktosa masuk kedalam sel melalui difusi
sederhana kemudian di dalam sel dikonversi menjadi glukosa. Kebalikamiya, glukosa diangkut
ke dalam sel melawan suatu perbedaan konsentrasi sehingga memerlukan sistem pengangkutan
khusus. Untuk transpor glukosa ini diperlukan carrier dan biasanya berpasangan dengan ion Na+.

Selain asam amino, asam lemak dan glukosa yang mengalami peyerapan, terdapat juga
vitamin dan mineral. Untuk vitamin yang larut dalam air, proses penyerapannya bersamaan
dengan masuknya air kedalam membran sel baik secara difusi sederhana maupun osmosis.
Vitamin yang larut dalam lemak akan diserap oleh didnding usus (enterosit) bersamaan dengan
diserapnya asam lemak. Dengan demikian semakin banyak asam lemak yang diserap oleh tubuh
makajumlah vitamin A, D, E dan K dalam tubuh akan lebih banyak pula. Selanjutnya vitamin-
vitamin yang diserap tersebut akan‘ digunakan sebagai coenzim yang memiliki peranan penting
sebagai biokatalisator pada berbagai proses metabolisme.

Mineral yang terkandung dalam pakan setelah melalui proses pencernaan sebagian akan
melarut dalam air (berada dalam bentuk larutan) bersamaan dengan terserapnya air, mineral
tesebut akan masuk ke dalam sel melalui membran sel epitel (enterosit). Masuknya beberapa
jenis mineral (misalnya Na, K, Ca dan lain-lain) ke dalam sel epitel dapat berlangsung secara
aktif (transpor aktif) sehingga prosesnya membutuhkan energi. Mineral-mineral tersebut selain
akan digunakan sebagai material pada proses biosintesis (menjadi komponen tulang, sel darah
merah dan lain sebagainya) juga akan digunakan untuk mempertahankan tekanan osmotik cairan
tubuh.
BAB III

PENUTUP

3.1. kesimpulan

 Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan
makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan.
 Saluran pencernaan ikan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung,
pilorus, usus, rektum dan anus.
 Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan
bertugas membantu proses penghancuran makanan.
 Secara alami makanan ikan dapat dibedakan menjadi 5 macam golongan yaitu nabati,
hewani, campuran, planton, dan detritus.
 Berdasarkan kepada kebisaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang
berbeda-beda untuk mengambil makanannya.
 Mineral yang terkandung dalam pakan setelah melalui proses pencernaan sebagian akan
melarut dalam air (berada dalam bentuk larutan) bersamaan dengan terserapnya air,
mineral tesebut akan masuk ke dalam sel melalui membran sel epitel (enterosit).
DAFTAR PUSTAKA

https://sitiaminah2006.blogspot.com/2016/03/makalah-sistem-pencernaan-ikan.html

http://materikuliahundana.blogspot.com/2017/12/sistem-pencernaan-ikan.html

http://perikanan-roydocklas.blogspot.com/2009/04/kebiasaan-makanan-dan-cara-makan-
ikan.html

https://akuariumhiasku.blogspot.com/2014/05/mengenal-jenis-jenis-makanan-ikan.html

Anda mungkin juga menyukai