Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan di definisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di air dan

secara sistematik ditempatkan pada filum chordata dengan karakteristik memiliki

insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan sirip digunakan

untuk berenang. Ikan dapat ditemukan hampir disetiap perairan di dunia dengan

bentuk dan karakter yang berbeda-beda (Rasyid, 2012).

Ikan telah lama mencarna makanannya, maka keadaan lambung pada saat itu

dalam keadaan yang kosong kembali, sehingga ikan yang sudah menerima asupan

pakan kembali. Jika pakan ikan yang dicerna berasal dari pakan yang nabati, maka

laju pengosongan ikan akan tergantung pada seberapa besar ikan tersebut memakan

pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pakan yang mengandung bahan ekstrak

dari tumbuh-tumbuhan mengandung selulosa sehingga ikan susah mencerna,

sedangkan pakan yang berasal dari pakan hewani, proses pencernaannya akan lebih

mudah (Murtidjo,2001 dalam Rohmah, 2005).

Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari

pencernaan saluran dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan

menyerap makanan. Organ-organ dalam system pencernaan di luar saluran

pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati,

pancreas dan kandung empedu. Bagian dari system saraf (yang disebut system saraf

1
eneterik) dan perdaran darah juga berperan penting dalam system

pencernaan (Rasyid, 2012).

Setruktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,

tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis

makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih

sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan

vertebrata alat pencernaanya sudah sempurna yang dilakukan secara ekstrasel

(Gunarso, 2009).

Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris).  Pada rongga

mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah

pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan

lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk

ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian

makanan di dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya membesar dan

tidak memiliki batas yang jelas dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke usus

yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada

anus (Rasyid,2012).

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui system pencernaan.

2
2. Untuk mengetahui organ – organ pencernaan dan fungsinya.

3. Untuk mengetahui kelenjar pencernaan.

4. Untuk mengetahui proses pencernaan.

5. Untuk mengetahui enzim – enzim pencernaan.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mengetahui system pencernaan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui organ – organ pencernaan dan fungsinya.

3. Mahasiswa dapat mengetahui kelenjar pencernaan.

4. Mahasiswa dapat mengetahui proses pencernaan.

5. Mahasiswa dapat mengetahui enzim – enzim pencernaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pencernaan

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik

dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserao dan diedarkan ke

seluruh tubuh melalui system peredaran darah. Secara anatomis, struktur alat

pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan

dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu

saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula

digestoria) (Fujaya, 2004).

2.2. Organ – organ Pencernaan dan Fungsinya

Mulai dari muka sampai belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari

mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.

a. Mulut

Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut.

Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak

berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang

(ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan,

bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.

Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir

4
pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi

makanan. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.

b. Rongga Mulut

Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga

mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Permukaan rongga mulut

diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan

permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah

masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ

pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.

Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi berperan

dalam mengambil, mencengkeram, merobek, memotong, atau menghancurkan

makanan atau yang merupakan alat pencernaan makanan secara mekanik. Lidah

merupakan suatu penebalan dari bagian bagian depan tulang archyoiden yang

terdapat di dasar mulut. Lidah ini diselaputi oleh sel-sel ephitelium yang kaya akan

mukus dan organ pengecap. Pada langit-langit bagian belakang terdapatborgan

palatin, yang merupakan penebalan dari lapisan mukosa. Organ ini terdiri atas lapisan

otot dan serat kalogen yang berfungsi dalam proses penelanan makanan dan

membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga berperan

dalam penting dalam proses pemompaan air dari organ mulut ke bagian rongga

insang.

5
c. Faring

Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih

ditemukan organ pengecap. Pada ikan filter feeding faring inilah yang berfungsi

sebagai tempat proses penyaringan makanan. Jika material yang masuk bukan

makanan maka akan dibuang melalui celah insang (Fujaya, 2004).

d. Esofagus

Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk kerucut, pendek seperti

pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut,

esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan

konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan

usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses

osmoregulasi) (Fujaya, 2004).

e. Lambung

Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak

berlambung, fungsi penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang

termodifikasi menjadi kantung yang membesar (lambung palsu). Pada ikan tidak

bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada ikan-ikan herbivora biasanya terdapat gizard

(lambung khusus) yang berfungsi untuk menggerus makanan. Seluruh permukaan

lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak

asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Di

bagian luar sel epitelium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel mukus

6
tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastrik terletak di bagian bawah dari lapisan

epitelium mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCl).

Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar

bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Selain berfungsi sebagai

penampung makanan juga untuk mencerna makanan, khususnya pencernaan secara

kimiawi. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan di

bagian rongga mulut, karena  ikan tidak memiliki kelenjar air liur.

f. Pilorus

Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.

Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit. Pada

beberapa ikan terdapat usus-usus kecil dan pendek yang disebut pyloric

caeca. Dengan menyempitnya saluran pencernaan pada segmen ini berarti bahwa

segmen pilorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari

lambung ke segmen usus.

g. Usus (intestinum)

Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada

bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang

berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pankreas.

Pada ikan yang pankreasnya menyebar pada organ hati maka hanya terdapat satu

saluran yaitu ductus choledochus. Usus berakhir dan bermuara keluar sebagai anus.

Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.

7
Bentuk sel yang umum ditemukan pada epitelium usus adalah enterosit dan

mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling dominan dan di antara enterosit

terdapat mukosit. Jumlah  mukosit meningkat ke arah bagian belakang usus. Enterosit

merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah ke rongga mulut memiliki

mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan. Mukosit atau sel penghasit

lendir merupakan sel yang berbentuk seperti piala (sel goblet).  Pada permukaan

mukosit terdapat mikrovili, yang bagian bawahnya mengandung butiran-butiran yang

disebutmucigen sebagai hasil sintesis sel (Yuwono, 2001).

h. Rektum

Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Segmen

rektum berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Pada larva ikan, selain fungsi

tersebut rektum juga berfungsi untuk penyerapan protein. Secara anatomis sulit

dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara

kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.

i. Kloaka

Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran

urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang

rawan memiliki organ tersebut. Pada kloaka, saluarn pencernaan masuk dari bagian

bawah, sedangkan saluran urogenital masuk melalui bagian atas. Klep kloaka terdapat

pada lubang pengeluaran.

8
j. Anus

Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati

anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya

memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.

Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan

pangkal ekor mendekati sirip dada.

2.3. Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang

nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan

yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada

umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris

menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari

hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga

berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.

1. Lambung

            Selain sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung mempunyai sel

gastrik. Sel-sel penghasil cairan gastri terdapat di bawah lapisan epitelium, berfungsi

mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCl). HCl berperan untuk melepuhkan

makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, menurunkan pH isi lambung

sehingga aktivitas enzim proteolitik terutama pepsin meningkat, mengubah

osmolaritas, mencegah perumbuhan bakteri,menstimuli hasilnya sekretin dan

9
pankreozim pada usus sehingga dapat memicu sekresi bikarbonat dan enzim oleh

pankreas. Pada lambung terdapat sel enteroendokrin yang menghasilkan hormon-

hormon gastrointestinal antara lain gastrin berperan dalam menstimulasi sekresi asam

klorida, mukus, enzim pepsin dan pergerakan lambung.

2. Hati

Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses

pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna

merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang

jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong

kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan

kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan

oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.

3. Pankreas

Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan

dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus

(menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab

saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran

kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang

keluar dari pankreas menuju usus depan. Hasil utama pankreas adalah enzim

pencernaan yaitu enzim protease, amilase, khitinase dan lipase.

10
2.4. Proses Pencernaan

Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan

rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang

melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat

pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan kemudian

mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan

pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin

yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian

dilanjutkan menjadi glukosa.

Namun, karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan

karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif

setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga

mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk

memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.

Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding

saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon

ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCl) dan pepsinogen. HCl akan

mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan aktif, yaitu

sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak

mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.

Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon

kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati.

11
Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di

dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang

kemudian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah

memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air

dan diserap oleh usus.

Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin

akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini

mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin

menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.

Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase

memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah

protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan

apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya

berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan

waktu untuk menyseuaikan diri.

2.5 Enzim – enzim Pencernaan

1. Enzim ptialin (Amilase) berfungsi memecah pati menjadi Maltosa.

2. Enzim renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein.

3. Enzim pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan

polipeptida.

12
4. Enzim karbohidrase pankreas berfungsi untuk mencerna amilum menjadi maltose

atau disakarida lainnya.

5. Enzim lipase pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak

dan gliserol.

6. Enzim tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida.

7. Enzim enterokinase ( enzim khusus) berfungsi untuk mengubah tripsinogen

menjadi tripsin yang digunakan dalam saluran pangkreas.

8. Enzim maltase berfungsi untuk mengubah maltosa menjadi glukosa.

9. Enzim laktase berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

10. Enzim sukrase berfungsi untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

11. Enzim paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino.

12. Enzim lipase berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan

kimiawi, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus,

kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.

Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran

pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula

digestoria). Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus,

lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari

lambung, hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan

(katalisator) yang nantinya akan bertugas membantu proses perombakan makanan.

Makanan yang dimakan oleh ikan akan masuk ke lambung. Sambil dicernakan

makanan tersebut secara perlahan-lahan akan bergerak ke segmen bagian belakang.

Di usus mulai terjadi penyerapan zat-zat makanan hasil pencernaan, dan sisa

makanan yang tidak dapat dicerna akan dikeluarkan melalui anus.

3.2 Saran

Penyusun makalah ini, sangat mengharapkan atas segala saran – saran dan

kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun pada masa

yang akan datang untuk menjadi lebih baik dalam membenarkan alur – alur yang

semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Effendie, 2002. Biologi Dasar. Media Press. Jakarta.

Eliyta. 2011. Sistem Digesti. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Cetakan


pertama. Rineka Putra. Jakarta.

Gunarso,w. 2009. Dasar-dasar Histologi. Erlangga. Jakarta.

Kimball. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Nugrahani, Wina Pratiwi. 2012. Anatomi Ikan Nilem dan Ikan


Lele. http://id.scribd.com/   doc/109908648/Laporan-Anatomi-Ikan-Dan-
Kadal, diakses pada tanggal 31 Mei 2015

Ngalemi Ginting. 2014. Anatomi dan Sistem Pencernaan.Universitas


Jambi.           Jambi

Rasyid. 2012. Pencernaan Ikan. Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan.

Yuwono, Edi. 2001. Handbook Fisiologi Hewan. Fakultas Biologi. UNSOED.


Purwakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai