Anda di halaman 1dari 9

Nama : Alifah Laras Muthiah

Jurusan : Budidaya Perairan (BDP)

PEMBAHASAN

1. Saluran pencernaan

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik


dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan
ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem pencernaan atau sistem
gastrointestin, adalah sistem organ multisel yang menerima makanan,
mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Sistem pencernaan antara satu dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.

Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh dibagi menjadi 3


bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus
(Puspa, 2011).

1. Mulut
Struktur anatomi mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan
makanan,ada mulut yang dapat disembulkan ke depan seperti ikan belanak.
Adapula yang tidak dapat disembulkan. Di sekitar bibir pada beberapa ikan
tertentu terdapat sungut yang mencari makanan di dasar perairan. Sungut ini
berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan. Posisi mulut juga berkaitan
dengan kebiasaan makan ikan, misalnya ikan mas memiliki mulut yang terletak di
ujung hidung, sedangkan ikan julung-julung terletak di atas hidung (Fujaya,2004).
Posisi mulut pada ikan sangatlah bervariasi di setiap jenis ikan. Hal ini sangat
tergantung dari kebiasaan memakan ikan, jenis pakan yang dimakan serta ukuran
pakan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Jadi fungsi dari mulut adalah
sebagai alat untuk memasukkan makanan. Makanan oleh ikan tidak dikunyah atau
dicerna seperti vertebrata kecuali beberapa jenis ikan herbivor. Mulut dan tepi
mulut dilengkapi dengan ujung saraf dan gigi yang berbeda-beda letak, jumlah
dan morfologinya. Lapisan rongga mulut terdiri dari sel epitel lendir berlapis
menempel pada membran dasar yang tebal dan dilekatkan pada tulang atau urat
daging dengan dermis yang tebal. Pada sebagian ikan ada yang memiliki semacam
lidah yaitu suatu penebalan dari bagian depan tulang archoyden yang kaya akan
sel mucus dan organ pengecap.
Pada langit-langit bagian belakang terdapat organ palatin, yang merupakan
penebalan dari lapisan mucosa. Organ ini terdiri atas lapisan otot dan serat
kolagen yang berfungsi dalam proses penelanan makanan dan membantu
membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga sangat penting dalam
proses pemompaan air dari organ mulut ke bagian rongga insang (Fujaya, 2004).
2. Faring
Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan terjadi pada segmen
inikarena tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan faring
hampir sama dengan rongga mulut, kadangkala masih ditemukan organ pengecap.
Jika material yang ditelan bukan makanan maka akan dibuang melalui insang
(Radiopoetro, 1984).
3. Esophagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung
lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut esophagus berperan
dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air
laut yang diminum menurun sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus
belakang dan rectum (Fujaya, 2004).

4. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak
berlambung fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang
dimodifikasi menjadi kantong yeng membesar. Pada ikan tak bergigi (biasanya
herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi untuk menggerus makanan. Seluruh
permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung mukopolisakarida
yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dri kerja asam
klorida. Di bagian luar sel epitellium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi
sel mucus tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian bawah dari
lapisan epitellium mensekresikan pepsin dan asam klorida. Berbeda dengan
mamalia pada ikan pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan
di bagian rongga mulut, karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur (Fujaya,
2004).

5. Pylorus
Pylorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.
Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil. Pada beberapa
ikan terdapat usus-usus kecil dan pendek yang disebut pyloric caeca. Saat
menyempitnya saluran pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pylorus
berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke
segmen usus (Fujaya, 2004).

6. Usus
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran penceraan. Pada bagian
depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal
dari kantung empedu dan yang berasal dari pancreas. Lapisan mukosa usus
tersusun oleh selapis sel epitellium dengan bentuk prismatic. Pada lapisan ini
terdapat tonjolan membentuk sarang tawon pada usus bagian depan dan lebih
beraturan pada usus bagian belakang, terutama pada ikan lele. Bentuk sel yang
umum ditemukan pada epithelium usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit
merupakan sel yang paling dominan dan diantara enterosit terdapat mukosit.
Jumlah mukosit semakin meningkat ke arah bagian belakang usus. Enterosit
merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah memiliki mikrovili yang
berperan dalam penyerapan makanan. Secara histologis enterosit pada ikan yang
telah menyerap zat makanan akan berwarna keputih-putihan dan berbeda sekali
dengan sel yang tidak menyerap zat makanan. Mukosit merupakan sel penghasil
lendir yang berbentuk piala. Bagian bawah mukosit mengandung mucigen yang
akan berubah menjadi lendir jika telah dilepaskan oleh sel dan bereaksi dengan air
(Fujaya, 2004).
7. Rectum
Rectum merupakan segmen saluran pencernaan terujung. Segmen rectum
berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Adanya penyerapan air ini dapat dilihat
dari kondisi feces yang umumnya berbentuk kompak, berbeda dengan keadaannya
ketika masih terdapat dalam usus bagian belakang. Pada larva ikan selain fungsi
tersebut rectum juga berfungsi untuk penyerapan protein (Fujaya, 2004).
8. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati
anus terletak di sebelah depan saluran genital.

2. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses
pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu.

Gambar 2. Kelenjar Pencernaan pada Ikan

a) Hati
Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan. Organ ini umumnya terletak di
depan lambung di bawah kerongkongan memanjang sampai di belakang usus.
Hati atau hepar besar, berwarna merah kecoklatan.
Hati termasuk organ yang besar pada ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan
pari biasa mencapai 20 % bobot tubuhnya. Biasanya hati berjumlah dua buah,
tetapi mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada
mackerel. Pada hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu.
Cairan empedu ini masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah
pylorus melalui ductus choledochus.
Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai
gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam
perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan
senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun
serta menghasilkan panas.
b) Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berperan penting dalam proses pencernaan.
Pankreas mensekresikan beberapa enzim yang berfungsi dalam proses
pencernaan makanan yakni protease (tripsin) dan karbohidrase (amilase dan
lipase). Sebenarnya pankreas merupakan organ yang memiliki fungsi ganda,
sebagai organ eksokrin dan organ endokrin. Sebagai organ eksokrin, pankreas
mengeluarkan enzim pencernaan; dan sebagai organ endokrin, pankreas memiliki
kelompok sel (pulau-pulau Langerhans) yang mensekresikan hormon insulin.
c) Kantung empedu
Kantung empedu berupa kantung tipis yang berisikan empedu. Kantung ini
menempel pada bagian bawah hati. Kantung empedu atau vesica velea bila penuh
bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi dari kantong empedu
ini untuk menampung atau menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke
dalam usus, bila diperlukan. Empedu yang berasal dari kantung empedu
mengandung pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin) yang berasal dari
perombakan sel hemoglobin. Selain itu, empedu juga berisikan garam empedu
pengemulsi lemak yang membantu dalam pengubahan keasaman lambung
menjadi netral dalam usus.
3. Mekanisme Pencernaan
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul
rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-
alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya
mencerna makanan tersebut. Setelah makanan digigit, untuk menelannya
diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga
mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi
maltosa yang kemudian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak
mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang
lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di
lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa
penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya
penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding
saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin.
Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen.
HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim
pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida).
Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga
hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon
kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari
hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah
rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh
hepatikus yang kemudian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah
empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi
sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin
akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah pankreas ini
mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin
menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase
memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah
protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak
keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar
proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim
tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
4. Mekanisme Penyerapan Sari Makanan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap
oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan,
tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam
usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-
jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot
usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa,
fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin.
Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk
asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan
gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe
(70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam
bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi,
akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang
bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang
lebih sederhana, misalnya pembentukan protein dan asam- asam amino.
Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar
untuk menghasilkan tenaga, misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga,
air, dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-
tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua
dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat,
yaitu protein, lemak dan karbohidrat.
5. Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanan
a. Herbivora
Ikan herbivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan
yang hidup di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan
golongan ini tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut
sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang
benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi
asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat pencerna
makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya
tipis. Contoh ikan herbivora yaotu ikan tawes (Puntius javanucus).

b. Karnivora
Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan
hewani. Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan
herbivora karena daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput
sehingga lebih mudah dicerna. Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya
sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan herbivora dapat mencapai tiga kali
panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar dan berdinding tebal yang
kuat mirip dengan ampel pada ayam. Contoh ikan karnivora yaitu ikan belut
(Monopterus albus).

c. Omnivora
Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan yang
berasal dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem
pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora. Ikan omnivora memiliki
lambung dengan menyerupai bentuk kantung dan usus sedang 56 kali panjang
tubuh. Contoh ikan omnivora adalah ikan gurami (Ospronemus goramy).

Adapun Perbedaan Organ Pencernaan Ikan Herbivora, Ikan Karnivora, dan


Ikan Omnivora dapat dilihat pada tabel berikut :

Anda mungkin juga menyukai