Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI IKAN


ADAPTASI IKAN TERHADAP PERUBAHAN SALINITAS
“Sistem Pencernaan pada Ikan”

Nama : Lia Maharani H


NPM : 20742017
Kelas : 1 A

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis
(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta
tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di
dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah
angin. 
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan
mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan
dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya
untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan
tepat untuk diet di masa yang akan datang.
Sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang ada pada daging ikan diperoleh
dari luar, yaitu dengan mengkonsumsi makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi makanan
maka ikan memerlukan sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses.
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. 

1.2 Tujuan
Mengetahui proses system pencernaan yang terjadi pada ikan herbivora, ikan karnivora
dan ikan omnivore.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain. Namun, ikan
memiliki beberapa variasi terutama dalam hubungannya dengan cara memakan. Alat pencernaan
ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumya, saluran pencernaan
ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung,
pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung,
hati, dan pankeas (Fujaya, 2004).

Makanan ikan bertulang keras (Osteichthyes) berupa kepala serangga, molluska, dan
ikan-ikan kecil. Gigi pada ikan bertulang keras tidak digunakan untuk memakan mangsa, tapi
hanya menangkap mangsa (Boolootian, 1979).

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris).  Pada rongga
mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar
mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke esophagus melalui faring
yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian makanan di dorong masuk ke lambung.
Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki batas yang jelas dengan usus. Dari
lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya.
Usus bermuara pada anus.

Beikut ini adalah saluran pencernaan pada ikan beserta fungsinya :

a. Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Bagian
terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan
hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae,
tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal,
bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan
makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba
atau pendeteksi makanan. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga Mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan
sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil
lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut
juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi berperan dalam
mengambil, mencengkeram, merobek, memotong, atau menghancurkan makanan atau yang
merupakan alat pencernaan makanan secara mekanik. Lidah merupakan suatu penebalan dari
bagian bagian depan tulang archyoiden yang terdapat di dasar mulut. Lidah ini diselaputi oleh
sel-sel ephitelium yang kaya akan mukus dan organ pengecap. Pada langit-langit bagian
belakang terdapatborgan palatin, yang merupakan penebalan dari lapisan mukosa. Organ ini
terdiri atas lapisan otot dan serat kalogen yang berfungsi dalam proses penelanan makanan dan
membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga berperan dalam penting
dalam proses pemompaan air dari organ mulut ke bagian rongga insang.

c. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap. Pada ikan filter feeding faring inilah yang berfungsi sebagai tempat proses
penyaringan makanan. Jika material yang masuk bukan makanan maka akan dibuang melalui
celah insang.

d. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang
dan rectum (proses osmoregulasi).

e. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak berlambung,
fungsi penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang termodifikasi menjadi kantung
yang membesar (lambung palsu). Pada ikan tidak bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada ikan-
ikan herbivora biasanya terdapat gizard (lambung khusus) yang berfungsi untuk menggerus
makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung
mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam
klorida. Di bagian luar sel epitelium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel mukus
tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastrik terletak di bagian bawah dari lapisan epitelium
mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCl).
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Selain berfungsi sebagai penampung makanan
juga untuk mencerna makanan, khususnya pencernaan secara kimiawi. Pada ikan, pencernaan
secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan di bagian rongga mulut, karena  ikan tidak
memiliki kelenjar air liur.

f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini
sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit. Pada beberapa ikan terdapat
usus-usus kecil dan pendek yang disebut pyloric caeca. Dengan menyempitnya saluran
pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pilorus berfungsi sebagai pengatur
pengeluaran makanan (chyme)  dari lambung ke segmen usus.

g. Usus (intestinum)
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan
usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang berasal dari kantung
empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pankreas. Pada ikan yang pankreasnya
menyebar pada organ hati maka hanya terdapat satu saluran yaitu ductus choledochus. Usus
berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat
makanan.
Bentuk sel yang umum ditemukan pada epitelium usus adalah enterosit dan mukosit.
Enterosit merupakan sel yang paling dominan dan di antara enterosit terdapat mukosit. Jumlah 
mukosit meningkat ke arah bagian belakang usus. Enterosit merupakan sel yang permukaan
atasnya mengarah ke rongga mulut memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan
makanan. Mukosit atau sel penghasit lendir merupakan sel yang berbentuk seperti piala (sel
goblet).  Pada permukaan mukosit terdapat mikrovili, yang bagian bawahnya mengandung
butiran-butiran yang disebutmucigen sebagai hasil sintesis sel.

h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Segmen rektum berfungsi
dalam penyerapan air dan ion. Pada larva ikan, selain fungsi tersebut rektum juga berfungsi
untuk penyerapan protein. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum.
Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya
katup rektum.

i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ
tersebut. Pada kloaka, saluarn pencernaan masuk dari bagian bawah, sedangkan saluran
urogenital masuk melalui bagian atas. Klep kloaka terdapat pada lubang pengeluaran.

j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar,
posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum system pencernaan
pada ikan adalah sebagai berikut.
Alat :
 Penggaris
 Gunting bedah
 Alat tulis untuk mencatat
Bahan :
 Bahan yang di gunakan dalam praktikum adalah beberapa jenis spesies
ikan yang mewakili kelompok herbivora, omnivore, dan karnivora.
3.2 Cara Kerja
 Ukur panjang tubuh ikan.
 Kemudian masukkan salah satu jari tangan kita kedalam mulut ikan untuk
mengetahui apakah ada gigi – gigi kecil atau gigi – gigi tajam.
 Amati tapis insang pada ikan
 Kemudian lakukan pembedahan menggunakan gunting bedah di mulai dari
pangkal perut ( lubang urogenital ) kea rah punggung kemudian kearah mulut.
 Amati system organ pencernaannya
 Lalu ambil organ pencernaan secara perlahan.
 Lihat apakah ada lambung pada tubuh ikan tersebut.
 Dan panjangkan usus sampai semuanya terurai lalu ukur panjang usus nya
 Lalu catat semua hasil pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan
kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh
tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem pencernaan atau sistem gastrointestin,
adalah sistem organ multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu  dengan
yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Menurut hasil praktikum yang telah kita lakukan, perbandingan antara ikan
herbivora, karnivora dan omnivora yaitu dilihat dari panjang usus masing – masing
kelompok ikan tersebut. Seperti pada ikan herbivora, panjang usus lebih panjang dari
panjang tubuh pada ikan tersebut. Sedangkan ikan karnivora, panjang usus lebih pendek
dari panjang tubuh ikan tersebut. Dan pada ikan omnivora,panjang usus berada di antara
panjang usus ikan karnivora dengan ikan herbivora (Nugrahani, 2012).
4.2. 1 Ikan Lele (Clarias batrachus)
Pakan yang dimakan ikan lele akan melewati system pencernaan. Pakan tersebut
disederhanakan melalui mekanisme fisik dan kimiawi menjadi bahan yang mudah
diserap, diedarkan keseluruh tubuh melalui system peredaran darah. Saluran
pencernaanya terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur.Usus
yang dimiliki ikan lele lebih pendek dari panjang badannya.Ciri khas jenis ikan
karnivora dan memiliki lambungnya relatif besar dan panjang.
Pencernaan bahan makanan secara fisik/mekanik dimulai dari bagian rongga
mulut, yaitu berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan
makanan. Bahan makanan dicerna di lambung dan usus dengan adanya gerakan/kontraksi
otot. Pencernaan secara fisik/mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif karena
adanya aktifitas cairan digestif.
Proses pencernaan makanan dipercepat oleh sekresi kelenjar pencernaan. Kelenjar
pencernaan ikan lele terdiri dari hati dan kantong empedu. Lambung dan usus juga dapat
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan enzim
pencernaan yang  berguna dalam membantu proses penghancuran makanan. Kelenjar
pencernaan pada ikan karnivora (ikan lele) menghasilkan enzim-enzim pemecah protein
( wahyudi, 2011)
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan bahwa hasil praktikum
telah sesuai dengan pendapat (Mahyuddin 2008). Saluran pencernaan lele terdiri dari
mulut, rongga mulut, esophagus, lambung usus dan anus. Usus yang dimiliki ikan lele
lebih pendek dari panjang tubuhnya hal ini merupakan ciri khas ikan karnivora sementara
itu lambungnya relatif besar dan panjang.     
4.2. 2 IkanNilem (Osteochillus hasselti)
Ikan nilem merupakan ikan peliharaan dan termasuk Teleostei yaitu ikan-ikan
yang banyak dilihat dan banyak dimakan. Ikan nilem hidup diperairan tawar Ikan Nilem
termasuk dalam kelas Pisces dan family Crypnidae. Seluruh tubuh dari ikan nilem
diselimuti sisik dan memiliki banyak sirip sebagai alat bantu berenang. Bagian tubuh ikan
nilem terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (caput) yang membentang dari ujung
moncong sampai operculum, badan (truncus) yang membentang mulai dari akhir
operculum sampai porus urogenitalis dan ekor (cauda) yang membentang dari porus
urogenitalis sampai ujung tubuh. Ikan nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm.
Ikan nilem dapat dipelihara pada daerah dengan ketinggian sekitar 150-800 mdpl.
Ikan nilem adalah ikan organik yang artinya tidak membutuhkan pakan tambahan atau
pellet. Ikan nilem termasuk ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora). Larva yang
baru menetas biasanya memakan jenis zooplankton (hewan yang berukuran kecil atau
mikro yang hidup diperairan dan bergerak akibat arus perairan) yaitu rotifer. Benih dan
ikan dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air seperti chlorophyceae, characeae,
ceratophyllaceae, dan polygonaceae (Susanto, 2006).
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan herbivore, yaitu memakan
makanan yang berupa makanan nabati, antara lain yaitu alga filamen dan plankton
lainnya. Ikan herbivora panjang total ususnya melebihi panjang total badannya.
Panjangnya dapat mencapai lima kali panjang total badannya ( Unpad, 2007 ).
4.2. 3 Ikan Nila (oreochromis niloticus)
Badan pipih; kedalaman batang ekor sama dengan panjang Sisik
lingkaran. Sebuah tombol-seperti tonjolan hadir pada permukaan dorsal
moncong.Panjang rahang tidak menunjukkan dimorfisme seksual. Lengkung insang
dengan 27-33 gillrakers. Gurat sisi terputus. Rahang keras dan lunak dari sirip punggung
kontinyu. Sirip punggung dengan16 – 17 duri dan 11 sampai 15 jari lunak. Sirip dubur
dengan 3duri dan 10-11sinar. Sirip ekor terpotong. Warna musim
pemijahan, dada, punggung dan sirip ekor menjadi kemerahan; sirip ekor dengan
berbagai barhitam.
Terjadi pada kisaran suhu 8-420 C, dalam berbagai habitat air tawar. Terutama
diurnal. Feeds terutama pada fitoplankton atau ganggang bentik. Telur dan larva dirawat
dimulut perempuan. Omnivora, tapi lebih banyak mengandalkan pada tanaman. Menurut
(Effendie, 2012), menambahkan kualitas air yang sesuai dengan habitat ikan nila sebagai
berikut ; Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6- 8,5.
Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.Suhu air yangoptimal
berkisar antara 25-30 derajat C.Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.
Ikan nila tergolong ikan herbivora cenderung karnivor yang dapat diketahuiIkan
herbivora panjang total ususnya melebihi panjang total badannya. Hasil analisis makanan
dalam lambung ikan yang terdiri dari fitoplankton, zooplankton dan serasah.Fitoplankton
didominasi oleh kelompok Cholorophyceace, Myxophyceace, dan Desmid.Sedangkan
zooplankton didominasi oleh Rotifera, Crustacea dan Protozoa.
BAB V

KESIMPULAN

Organ-organ yang meliputi saluran pencernaan pada ikan lele ( Clarias bathracus ), ikan 
nilem ( Osteochillushasselti) dan ikan nila (oreochromis niloticus) berturut-turut yaitu
mulut/rongga mulut   hati, empedu, pankreas (pylorus  dan pilorik, lambung, esophagus, usus,
saeka), organ – organ tambahannya berupa kelenjar hati, kelenjar empedu dan kelenjar pancreas.

 Adapun ikan yang termasuk jenis herbivora adalah ikan nilem, karena ikan nilem
memiliki usus yang panjang sampai 11 kali lebih panjang dari tubuhnya. Sedangkan yang
termasuk karnivora adalah ikan lele, karena ikan lele memiliki usus yang pendek dari panjang
tubuhnya. Ikan yang omnivora adalah ikan nila, karena ususnya lebih panjang 5 kali dari
tubuhnya, tapi dibandingkan dengan herbivora, panjang ususnya lebih panjang herbivora. 

Anda mungkin juga menyukai