Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH STRUKTUR HEWAN

SALURAN PENCERNAAN PADA HEWAN VETEBRATA DAN


INVETEBRATA

Dosen Pengampu : Dr. Afreni Hamidah S.Pt, M.Si

KELOMPOK 4
Anggota Kelompok :
1. Siska Afrianti
2. Selvira Sintya
3. Gusti Ayu Muthia
4. Yunita Puspita Dewi
5. Maghfirah
6. Binanggra Alpa Febrian

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…..……………………………………………….3


1.2 Rumusan Masalah….……………………………………………3
1.3 Tujuan…………………..………………………………………..3

Bab II Pembahasan

2.1 Sistem Pencernaan Vetebrata………………………………………4

2.2 Sistem Pencernaan Invetebrata…………………………………….10

Bab III Penutup

Kesimpulan……………………………………………………………..26

2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan kegiatan hidup
tetapi tidak mampu berfikir (kamus pintar biologi, Tim perkamusan ilmiah citra wahana).
Untuk melakukan kegiatan hewan juga butuh asupan makanan, dan secara tidak langsung
hewan juga mengalami proses pencernaan makanan.
            Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan makanan berbeda-
beda. Untuk makhluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan makanan terjadi di dalam
sel sebaliknya pada makhluk hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di
luar sel. Hal ini dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang tersusun oleh
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
            Fungsi utama system pencernaan makanan adalah untuk menyederhanakan atau
memproses suatu bahan-bahan makanan yang berguna, sehingga dapat di manfaatkan
bagi tubuh. Bila di tinjau dari prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang
berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat
makanan serta pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh.
            System pencernaan makanan dibangun oleh saluran-saluran yang sangat
muskuler, dimulai dari rongga mulut sampai ke anus, yang terdiri dari rongga mulut,
faring, osefagus, lambung, usus halus, usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh rudiment.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana system pencernaan pada vetebrata ?

2. Bagaimana system pencernaan pada invetebrata ?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui system pencernaan pada vetebrata.

2, untuk mengetahui system pencernaan pada invetebrata.

3
Bab II Pembahasan
2.1 Sistem Pencernaan Pada Hewan Vetebrata

Ogan pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan ( tractu sdigestivus)
dan kelenjar pencernaan(glandula digestoria).
1. sistem percernaan pada ikan (Pisces)

saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (ovum oris). Didalam terdapat
gigi-gigi yang kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut
yang tidak dapat digerakan serta menghasilkan lendir tetapi tidak menghasilkan ludah ( enzim).

Dalam rongga mulut makanan masuk ke esofagus melalui faring yang terdapatdi daerah
sekitar isang.esofagus berbentuk kerucut pendek, terdapat dibelakang insang dan bila tidak di
lalui makananlumennya menyempit.Daridari kerongan makanan di dorong masuk kelambung ,
lambung pada umumnya membesar,tidak jelas batas dengan usus pada jenis ikan,terdapat
tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan .dari lambung makanan masuk
keusus yang berupa pipa panjang berkelok-kelokdan sama besarny

a.usus bermuara pada usus.

1. saluran pencernaan (tractus digestivus)

a. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembang
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang

4
b. Rongga mulut (cavum oris)
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga
mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir
(mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga
terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan
organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang
dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan
fungsinya sebagai penampung makanan

f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini
sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen
tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.

5
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ
tersebut.
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak
jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.

2. kelenjar pencernaan (glandula digestria)

Kelenjar pencernaan pada ikan meliputihati dan pangkreas hati merupakankelenjar yang
berukuran besar , berwarna merah kecoklatan terletak di bagian depan rongga badan dan
mengelilingi ususbentuknya tidak tegas , terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri,serta bagian
yang menuju kearah punggung fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan di kantung
empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat,berwarna
kehijauan terletak di sebelah kanan hati,dan salurannya bermuara pada lambungkantung empedu
berfungsiuntuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus apabila dibutuhkan. Pangkreas
merupakan organ yang berukuran mikrokopissehingga sukar dikenali , fungsi pangkreas
menghasilkan enzim-enzim dan hormon insulin.

2.    Sistem  Pencernaan Pada Ampibi


Sistem pencernaan pada ampib , hampir sama dengan ikan meliputi saluranpencernaan
dan kelenjar pencernaan . salah satu contoh ampibi adalah katakmakanan katak berupa hewan-
hewan kecil.

6
1 .saluran pencernaan (tractus digestuvus)

a. rongga mulut : gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untukmenangkap
mangsa.
b. Esofagus : berupa saluran pendek.

c. ventrikulus (lambung ), berbentuk kantungbila terisi makanan menjadi lebar.

d. usus tebal berahir pada rektum


2.kelenjar pencernaan (glandula digestoria )

Kelenjar pencernaan pada ampibi terdiri dari,hati dan pangkreas .hati berwarna merah
kecoklatan terdiri dari lobus kanan dan kiri , hati berfungsi untuk mengeluarkan empedu yang
disimpan dalam kantung empedu). Pangkreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon.

3. Sistem Pencernaan Reptil

Sebagaiman kita tahu pada ikan dan ampibi saluran pencernaan pada reptil terdiri dari
saluran pencernaan dan kelenjar.

1. saluran pencernaan (tractus digestivus)


a. rongga mulut disokong oleh rahang atas dan rahang bawah,yang memiliki gigi berbentuk
kerucut.
b. esofagus
c. belakang rongga mulut menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.
d.lambung merupakan tempat penampungan makanan.disini makanan baru mengalami proses
pencernaan secara mekanik.
e. intestinum:terdiri dari usus halus dan tebal yang bermuara anus.

7
2 .kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan reptil meliputi hati,kantung empedu,dan pangkreas .kantung empedunya
terletak tepi sebelah kanan hati.

4. sistem pencernaan pada burung (aves)

1. saluran pencernaan

a. paruh merupakan modifikasi gigi.


b. rongga mulut terdiri dari rahang atas
c. faring berupa saluran pendek
d. lambung terdiri dari lambung kelenjar dan lambung pengunyah.
e. intestinum terdiri atas usus halus dan usus besar bermuara kloaka.

2. kelenjar pencernaan

Kelenjar pencernaan burung terdiri dari hati, kantung empedu dan pangkreas.
5. Lima sistem pencernaan pada ruminansia
Perbedaan sistem pencernaan pada ruminansia tampak pada struktur gigi,yang terdapat
geraham untuk mengunyah rumput. Terdapat 4 modifikasi lambung yaitu rumen, reticulum dan
abomasum.omasum).

Berikut penjelasan struktur khusus pada ruminansia.

8
1. Gigi seri, mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya yang berupa
rumput atau tumbuhan hijau.
2. Gigi geraham terbentuk lebar dan datar yang digunakan untuk mengunyah
3. Rahangnya yang bergerak menyamping sehingga makanan tergiling dan tegilas secara
mekanik.
4. Usus sangat panjang yang didalamnya hidup koloni bakteri yang bersimbiosis
mutualisme membantu menghancurkan dinding sel tumbuhan. Koloni bakteri
menghasilkan selulase untuk menghancurkan dinding sel tumbuhan yang mengandung
selulosa. Bakteri ini akan mati pada pH rendah, namun dapat dicerna sebagai sumber
protein (asam amino esensial).

Struktur lambungnya yang komplek dengan empat ruangan.

- Rumen (perut besar), tempat menyimpan sementara makanan. Di dalam rumen terjadi
fermentasi selulosa oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Selain
itu, rumen juga sebagai tempat pencernaan protein dan polisakarida.
- Retikulum (perut jala), tempat pembentukan bolus.
- Omasum (perut kitab), tempat menghaluskan makanan
- Abomasum (perut masam), tempat pencernaan secara kimiawi.

9
2.2 Sistem Pencernaan Pada Invertebrata

1. Annelida

Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara
ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus
(kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan
sedangkan anus berada di ujung belakang. Kelas Annelida terdiri atas :

a. Polychaeta
b. Olygochaeta
c. Hirudenia

a. Polychaeta

Mulut Polychaeta berbeda-beda tergantung jenis makanannya. Bagaimanapun, ia memiliki


sepasang rahang dan faring yang dapat bergerak dengan cepat, yang memungkinkan untuk
menangkap mangsanya. Saluran pencernaan merupakan tabung sederhana, biasanya dengan
bagian perut di setiap segmen. Cara makan sesuai dengan kebiasaan hidup, Raptorial feeder:
avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan, terdapat rahang
kitin, Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel
mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir, Filter feeder: tidak
punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus & plankton.

10
b. Olygochaeta

Class Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring,
kerongkogan dan usus. Makanannya adalah sisa dedaunan. yang dikeluarkan oleh getah
pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi
molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan
dikeluarkan melalui anus.

c. Hirudinea

Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak
pada bagian dorsal. Proses pencernaan  penghisap anterior mulut, faring, tembolok, usus , usus
buntu, anus, penghisap posterior.faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot. Di
kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji
yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak
15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun
mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur
hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.

11
2. Arthropoda

sistem Pencernaan Arthropoda merupakan sistem pencernaan sempurna yang terdiri dari mulut,
esofagus, lambung, usus dan anus. Mulutnya dilengkapi dengan berbagai alat tambahan yang
dapat mempermudah pencernaan makanan. Contonya adalah rahang yang dimiliki belalang. 
Arthropoda dibagi menjadi empat kelas yaitu :

a. Arachnida

Arachnida umumnya adalah karnivora. Mereka menggunakan racun untuk melumpuhkan


mangsa menggunakan kelisera (pada laba-laba), atau menggunakan ekor sengat (pada
kalajengking). Hewan ini makan dari tubuh yang serangga dan hewan kecil yang telah dicerna
sebagian (di luar) dengan menggunakan cairan pencernaan yang dihasilkan oleh lambung, lalu
menuangkan cairan tersebut pada tubuh mangsa dengan kelisera atau pedipalpus. Cairan
pencernaan itu akan “melelehkan” mangsa menjadi cairan nutrisi yang siap disedot melalui
mulut, menuju kerongkongan, lalu lambung.

Walaupun demikian, ada juga laba-laba yang vegetarian, dan banyak yang memakan madu dan
serbuk sari sebagai makanan tambahan. Tungau dan caplak sebagian besar adalah parasit
pengisap darah. Opiliones adalah sebagian kecil dari golongan laba-laba yang dapat memakan
benda padat dan memiliki cara makan yang berbeda. Cakar pada ujung kaki digunakan untuk
mengambil invertebrata kecil dan membawa mangsa itu ke lekukan di antara mulut dan ujung
depan pangkal kaki. Di sini, mangsa dihancurkan dan didorong ke mulut. Konon, ini adalah cara
makan nenek moyang Arthropoda.

12
Bentuk lambung hewan golongan laba-laba bulat panjang dengan diverticula (kantong-kantong)
di sekujur tubuhnya. Baik lambung maupun kantong-kantong tersebut menghasilkan enzim-
enzim pencernaan dan menyerap zat gisi dari makanan. Sampah makanan dikeluarkan melalui
anus pada bagian belakang abdomen.

b. Crustacea
Makanannya berupa bangkai atau tumbuhan dan hewan lain. Namun ada juga yang bersifat
parasit pada organisme lain. Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu :

a. Tembolok
b. Lambung otot
c. Lambung kelenjar

Di dalam perut Crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal.
Selain gigi kalsium ini terdapat pula batu-batu kalsium gastrolik yang berfungsi mengeraskan
eksoskeleton (rangka luar) setelah terjadi eksdisis (penegelupasan kulit). Urutan pencernaan
makanannya dimulai dari mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus dan
anus. Hati (hepar) terletak di dekat lambung. Sisa-sisa metabolisme tubuh diekskresikan lewat
kelenjar hijau.

13
c. Myripoda

Saluran pencernaannya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor
dengan gigi beracun pada segmen pertama, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan
sampah dan daun-daunan.

d. Insecta

Saluran pencernaan dibagi tiga bagian:

- Foregut (stomodeum) – perut bagian depan : terdapat katup cardiac valve (stomadeal)
- Midgut (mesenteron) – perut bagian tengah : terdapat katup pyloric valvae (proctodeal).
- Hind gut (proctodeum) – perut bagian belakang

Di daerah stomodeum: esofagus, tembolok (crop), di dalam proventrikulus terdapat benda seperti
kait (gastric mill) berfungsi untuk mengerat makanan yang padat.

Pada daerah mesenteron : tempat makanan yang akan dicerna yaitu pada ventrikulus (stomach).
Pada daerah mesenteron terdapat gastric caeca yang bentuknya seperti jari dan terletak terletak di
anterior anterior dari ventrikulus ventrikulus dan menghasilkan enzim-enzim pencernaan.

14
Proctodeum terdiri dari dua bagian yaitu usus depan (intesine anterior) dan pada bagian posterior
terdapat rektum dan lubang anus

serangga dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:

1. Fitophagus, yaitu serangga pemakan tumbuhan, segala sesuatu yang berasal atau
dihasilkan oleh tumbuhan.
2. Zoophagus, yaitu serangga pemakan hewan lain baik vertebrata vertebrata maupun
invertebrata invertebrata. Serangga Serangga yang bersifat predator dan parasit
termasuk ke dalam kelompok ini.
3. Saprophagus, yaitu serangga pemakan materi organik atau organisme lain yang telah
mati.
4. Omnivorus, yaitu serangga pemakan hewan maupun tumbuhan.

3. Coelentrata

System pencernaan Pada coelenterata mangsa dicerna di dalam rongga gastrovaskular yang
berfungsi sebagai usus dan dapat dibagi menjadi dua yaitu pencernaan ekstraseluler dan
pencernaan intraseluler. Pencernaan secara ekstraseluler yaitu dengan bantuan enzim yang
terdapat pada gastrosol atau coelenteron yaitu semacam kantung yang berbatasan dengan
gastrodermis. Sedangkan pencernaan secara intraseluler dengan cara dicerna oleh vakuola
makanan yang terdapat di dalam rongga gastrovaskular, rongga ini dipisahkan oleh penyekat.
Dalam rongga gastrovaskular makanan akan dicerna dengan sehingga menghasilkan sari
makanan yang akan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi. Filum coelentrata dibagi menjadi
empat kelas yaitu :

a. Hydrozoa

Hidrozoa berasal dari bahasa yunani hydra yang berarti ular air, dan zoa yang berarti hewan.
Anggota kelas hidrozoa hidup di perairan laut ataupun di perairan air tawar yang agak dangkal,
dengan cara hidup ada yang berkoloni (berkelompok) dan ada pula yang hidup secara soliter
(terpisah). Anggota yang hidup soliter berbentuk polip, dan yang berkoloni berbentuk polip dan
medusa. Pada bentuk medusa kelas hydrozoa umumnya berukuran kecil dengan diameter 0,5 – 6
cm. Pada Hydrozoa sebagian besar mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dimana

15
mengalami bentuk polip dan medusa di siklus hidupnya. Contoh hewan yang termasuk kelas
hydrozoa adalah hydra dan Obelia.

b. Scypozoa

Scyphozoa berasal dari bahasa yunani yaitu scypo yang berarti mangkuk dan zoa yang berarti
hewan, nama ini sesuai dengan hewan-hewan yang tergolong pada kelas scyphozoa yang
memiliki bentuk tubuh seperti mangkuk, transparan, dan melayang-layang di laut sehingga
sering juga disebut sebagai ubur-ubur mangkuk. Bentuk medusa pada scyphozoa berukuran
antara 2 – 40 cm dan disebut juga scyphomedusa. pada scyphozoa tiap-tiap tentekelnya ditutupi
dengan sel penyengat (knidosit) yang mampu membunuh hewan lain, selain itu ada beberapa
jenis scyphozoa yang tidak memiliki tentekel. Scyphozoa memiliki lapisan mesoglea yang tebal
yang merupakan sumber nutrisi.

Pada sistem pencernaan terdapat rongga gastrovaskular. Pada bentuk medusa terdapat mulut,
manubrium, perut pusat yang bercabang menjadi empat kantung perut dan masing-masing
dibatasi sekat yang disebut septum. Pencernaan pada scyphozoa berlangsung secara
ekstraseluler. Sebagian scyphozoa telah memiliki indera sederhana, misalnya tentekel sebagai
alat keseimbangan, oselus yang dapat membedakan gelap dan terang, dan celah olfaktoris yang
merupakan indera pembau, meski begitu scyphozoa belum memiliki alat respirasi dan ekskresi
yang khusus. Contoh hewan yang tergolong pada kelas scyphozoa adalah aurelia aurita.

16
c. Anthozoa

Antozoa berasal dari bahasa yunani yaitu anthos yang berarti bunga dan zoa yang berarti hewan.
Hewan-hewan yang termasuk pada kelas anthozoa merupakan hewan laut yang indah, dan
terdapat kurang lebih 6000 spesies. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa dan hidup di laut
dangkal sebagai polip soliter ataupun berkoloni. Tubuh polip anthozoa berbentuk silinder
pendek, dimana terdapat mulut, kerongkongan (stomodeum), pada sisi stomodeum terdapat
siphonoglyph dan dibawah stomodeum terdapat rongga gastovaskular, rongga gastrovaskular
dipisahkan menjadi beberapa kamar oleh sekat- sekat yang mengandung nematokis, sementara
cakram basal merupakan tempat melekatkan diri pada substrat. Anthozoa memiliki tentekel yang
memiliki nematokis dan berwarna-warni.

Ukuran polip pada kelas anthozoa biasanya lebih besar dibandingkan ukuran polip dari jenis
kelas lain pada filum coelenterata dan tubuhnya tersusun atas kalsium karbonat (CaCO 3)
sehingga bila hewan dari kelas anthozoa mati kerangka akan membentuk pulau kerang (reef).
Reproduksi pada anthozoa yaitu secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi
seksual dengan menghasilkan gamet. Pada anthozoa mangsa (makanan) terlebih dahulu
dilumpuhkan dengan nematosit, lalu ditarik kedalam oleh tentekel menuju stomodeum sampai ke
rongga gastrovaskular, dalam rongga gastrovaskular makanan dicerna oleh enzim sehingga
menghasilkan sari-sari makanan yang akan diserap dinding gastrodermis. Makanan yang tidak
dapat dicerna dimuntahkan kembali oleh mulut. Cakram basal merupakan tempat melekatkan diri
pada substrat. Kelas anthozoa meliputi hewan-hewan yang sering disebut dengan koral (karang)
dan anemon (mawar laut).

17
4. Echinodermata

Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut
yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke
kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di
permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini
lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-
masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu. Terbagi atas lima kelas
yaitu :

a. Asteroidea

merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600
spesies.Asteroidea juga sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp.,
Linckia sp., dan Pentaceros sp.Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri tersebut
ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.Fungsi pediselaria
adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran.Pada bagian
tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut
aboral.Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap
sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar.

Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :

- Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh.

- Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat

- Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan

- Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.

Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar.Setiap bagian lengannya
dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.Asteroidea merupakan
hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar
tubuh

18
b. Echinoidea

Tubuh hewan ini dipenuhi oleh duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang
pendek dan ada pula yang panjang seperti landak.Itulah sebabnya jenis hewan inisering disebut
landak laut. Jenishewan ini biasanya hidup disela-sela pasir atau sela-selabebatuan sekitar
pantai atau didasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng. Ciri lainnya adalah
mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk
mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacammacam makanan laut, misalnya hewan
lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh
otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin
terdapat di permukaan atas.

c. Ophiuroidea

Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa
digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut
bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum). Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan
oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan
dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam.
Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir.
Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain
(sampah).

19
d. Crinoidea

Jenis Echinodermata ini yang hampir menyerupai tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip
tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan
yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga
lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut (Metacrinus sp). Ciri lainnya mulut dan
anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai madreporit. Hewan ini sering
ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa
berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel
pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan tubuhnya kecil-kecil, bentuk
piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai.

e. Holotuoridea

Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata.
Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini
sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai
lengan. Rangkanya direduksi berupa butirbutir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung
anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang
bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian
oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk
bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain itu
pernafasan juga menggunakan paru-paru air. Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar

20
laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Jika
makhluk ini diganggu/diberi rangsangan dari luar maka ia akan mengkerut.

5. Platyhelminthes

Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik karena memiliki 3 lapisan


embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. Namun, mesoderma cacing
ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel
khusus. Platyhelminthes termasuk aselomata karena tidak memiliki rongga tubuh.

Tubuh Platyhelminthes simetris bilateral dengan bentuk pipih. Diantara hewan simetris bilateral,
Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana.

Sistem pencernaan

Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak
melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan
dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang
ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan
ke seluruh tubuh.

21
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak
memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan
melalui sistem gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2 dan CO2dikeluarkan dari tubuhnya melalui
proses difusi.

Gambar :

6. Nemathelmintes

Tubuhnya simetri bilateral dan mempunyai tiga lapisan sel embrionik (triploblastik). Tubuh
berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.

Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari pengaruh luar.
Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas.
Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.

 Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati sehingga
dapat disebut juga sebagai rongga semu (pseudoselomata).

22
Sistem pencernaan

Sistem pencernaan cacing ini telah lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut
terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa jenis ada
yang memiliki kait pada mulutnya.

Memiliki cairan pseudoselom yang membantu sirkulasi makanan ke seluruh tubuh. Saluran
pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari kerongkongan (esofagus) dilanjutkan ke usus
(intestinum) dan berakhir di anus.

Gambar :

7. Mollusca

Mollusca (Latin, molluscus = lunak) adalah hewan bertubuh lunak, bersimetri bilateral, tidak
beruas-ruas, tidak bersegmen, triploblastik, dan selomata (berongga sejati).

Sistem pencernaan

Sistem pencernaan Mollusca lengkap, terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus dan anus.
Kecuali pada Pelecypoda, di dalam rongga mulut Mollusca terdapat radula (lidah parut). Radula
terdiri atas tulang muda (odontophore) yang di atasnya terdapat beberapa baris gigi kitin yang

23
ujungnya mengarah ke dalam. Radula berfungsi untuk mengerok lumut, merumput, mengebor,
dan menangkap mangsa. Anus terletak di tepi dorsal rongga mantel, di bagian posterior. Sisa
pencernaan berupa pelet yang padat, sehingga tidak mencemari rongga mantel. Di samping itu
juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik.
Gambar :

8. Porifera

Porifera (Latin, Phorus = pori-pori, ferre = pembawa) adalah hewan invertebrata yang


mempunyai tubuh berpori-pori. Bentuk tubuh hewan ini tidak hanya kotak, tapi bermacam
macam. Ada yang seperti piala, terompet, dan ada yang bercabang menyerupai tumbuhan maka
dari itu simetri tubuhnya yaitu asimetris. Porifera tidak memiliki rongga tubuh (aselomata).

Tubuh porifera terdiri atas dua lapisan (diploblastik) yang terdiri atas ektoderm dan endoderm.
Ektoderm terdiri dari sel – sel pinosit yang memiliki peran sebagai pelindung terluar berbentuk
pipih.

 Pada lapisan kedua (endoderm) terdiri atas sel koanosit (atau sering disebut sebagai sel
leher ) yang memiliki peran sebagai penyaring / penangkap makanan berupa plakton dan
bakteri, sel amoebosit sebagai pengedar makanan, spikula sebagai rangka tubuh dari
porifera itu sendiri. Lapisan kedua pada porifera (endodermis) tersusun atas mesoglea /
mesenkim yang bersifat koloid. Dalam beberapa mekanisme pencernaan, mesenkim /
mesoglea ini berperan sebagai medium pada sel amoebosid yang akan mengedarkan
makanan ke seluruh tubuh porifera. Mesoglea pada Porifera mengandung dua macam sel
yaitu:

24
 Sel Ameboid
Sel ameboid berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan zat-zat sisa metablisme
dari sel satu ke sel lain
 Sel Sklerobas
Sel Sklerobas berfungsi sebagai pembentuk spikula
Sistem pencernaan
Pencernaan makananan pada porifera adalah intraseluler, intraseluler merupakan pencernaan
makanan yang terjadi di tingkat sel / didalam sel. Proses tersebut diawali dari masuknya air
melalui pori – pori tubuh porifera (ostium), selanjutnya air akan masuk kedalam tubuh
bersamaan dengan plankton dan bakteri yang menjadi sumber makanannya. Melalui mikrofili
yang terdapat pada sel koanosit lapisan endodermis porifera, plankton dan bakteri akan tersaring.
Sel amoeboid memiliki tugas untuk mengedarkan hasil ‘tangkapan’ tersebut keseluruh tubuh
porifera. Air – air yang masuk bersamaan dengan makanan akan kembali dibuang melalui lubang
yang berada di pusta tubuhnya yaitu oskulum.

Gambar :

25
Bab III Penutup

Kesimpulan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan
dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya
merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-
bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada
hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan
secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah
memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. 

Saluran pencernaan makanan terdiri atas organ-organ dan alat untuk makan
dan menelan, termasuk di dalamnya adalah: bagian Mulut (oris), Tekak (faring),
Kerongkongan (esofagus), Lambung (ventrikulus), Usus halus, Usus besar
(colon), Poros Anus (rektum), Anus dan struktur-struktur yang berhubungan
seperti paruh, gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
Mekanisme atau proses yang terjadi pada sistem pencernaan hewan yaitu :
proses pengambilan nutrisi dari lingkungan menggunakan mulut (oris) terjadi
proses pencernaan mekanik (gigi mengubah bentuk makanan besar menjadi
kecil) dan kimiawi (enzim mengubah molekul kompleks-sederhana. Pada
kerongkongan hanya terjadi gerak peristaltik (gerakan meremas-remas sehingga
mendorong makanan dari rongga mulut masuk ke lambung. Proses pencernaan
kimiawi terjadi pada mulut, lambung dan usus. Makanan yang masuk ke
lambung dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga menjadi lebih lembut
seperti bubur (khim).

26

Anda mungkin juga menyukai