Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN

Struktur alat pencernaan pada hewan berbeda-beda, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan
tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana,
dilakukan secara fagositosis/intrasel dan ekstrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat
pencernaan yang sempurna, dilakukan secara ekstrasel.
Beberapa sistem pencernaan pada hewan :

1. Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah


Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai
dari mulut  kerongkongan  tembolok empedal  usus  anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim.

Gambar: sistem pencernaan pada cacing tanah

2. Sistem pencernaan makanan pada serangga


Serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari
mulut  kerongkongan  tembolok (menyimpan makanan sementara) empedal (makanan di giling)  lambung
(mengalami pencernaan kimiawi)  usus  anus..Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.
Gambar: sistem pencernaan pada belalang

3. Sistem Pencernaan Pada Ikan


Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris esofagus  lambung usus  anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas . Hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam
kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak., sedangkan pankreas berfungsi menghasilkan enzim –
enzim pencernaan dan hormon insulin.

Gambar: sistem pencernaan pada ikan

4. Sistem Pencernaan Pada Amfibi


Salah satu contoh Amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-
turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
a. rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa.
b. esofaguss : berupa saluran pendek
c. ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus.
d. intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan
ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
e. usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka
f. kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas.
Gambar: sistem pencernaan pada katak

5. Sistem pencernaan pada Reptil


Reptil umumnya karnivora (pemakan daging).
Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
a. rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi
yang berbentuk kerucut, gigi
menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua,
b. esofagus (kerongkongan)
c. ventrikulus(lambung)
d. intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada reptil
meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas.

Gambar: sistem pencernaan pada Reptil

6. Sistem pencernaan pada Aves


Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi
berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
a. paruh : merupakan modifikasi dari gigi
b. rongga mulut
c. kerongkongan / esofagus. Pada bagian esofagus tersebut terdapat pelebaran yang disebut tembolok yang berfungsi
menyimpan makanan sementara.
d. lambung, terdiri dari :
 Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis, berfungsi untuk
pencernaan kimiawi.
 Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal), berfungsi untuk pencernaan mekanik. Pada burung pemakan biji-
bijian, pada ventrikulusnya terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan yang berguna untuk membantu
pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
e. intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari
duodenum, jejunum dan ileum.

Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat
kantung empedu.

Gambar: sistem pencernaan pada aves

7. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamahbiak (Ruminansia)


Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak
(ruminansia). Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu
terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di
samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu:
1) rumen (perut besar) : tempat fermentasi anaerob
2) retikulum (perut jala) : tempat fermentasi anaerob
3) omasum (perut kitab) : tempat pencernaan mekanik
4) abomasum (perut masam) : tempat pencernaan kimiawi
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi
untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum.
Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci,
dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali.
Kuda dan mamalia herbivora menjadi inang bagi mikroorganisme-mikroorganisme mutualitik dalam sekum besar;
kantong tempat usus halus dan usus besar. Pada beberapa kelinci dan beberapa jenis rodensia, bakteri mutualistik
hidup di dalam usus besar serta didalam sekum.
Gambar: sistem pencernaan pada Ruminansia

Sistem pencernaan karnivora dan herbivora


SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN
A. Pengertian Sistem Digestion (Sistem Pencernaan)
Sistem Digestion atau sistem pencernaan adalah rangkaian organ visceral dari kelenjar-
kelenjar yang menghasilkan secret yang berfungsi untuk pencernaan, absorbsi dan metabolisme
makanan. Sistem pencernaan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu tahapan yang pertama
pengolahan makanan dan tahapan kedua adalah proses perombakan makanan meenjadi molekul-
molekul yang cukup kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.
B. Sistem Pencernaan Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh cavum
oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukran yang berbeda.
Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi dengan air liur.
Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan
kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1. Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-
langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Lidah pada
katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada serangga, katak
menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang berlendir. Katak tidak
begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris, makanan akan melalui pharinx.
2. Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan sekresi
alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang berfungsi sebagai
gudang pencernaan.
3. Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Bagian
muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir
dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan
dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan
katalisator. Iap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih
sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin,
eripsin dan protein. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan
makanan. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak
peristaliis. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan
lubang keluar menuju usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus.
4. Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan
diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi:
duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Dinding usus halus
mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Beberapa
penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di intestinum. Makanan
masuk ke dalam instestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
5. Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan
6. Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi,
dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pancreas yang
memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati
berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna
kehijauan. Hepar/ hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang
dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan
saluran gabungan dengan saluran pancreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan zat lemak.
Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum).
Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
C. Sistem Pencernaan Reptil
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan. Pada umumnya
reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar
ludah, pancreas dan hati.
1. Rongga Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang berfungsi untuk
keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya. Barisan gigi itu dapat
dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang,
dan gigi pleurodont, bengkok kea rah cavum oris. Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan
gigi halus yang disebut dentes palatine. Rongga mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang
bawah. Dan khusus pada ular berbisaakan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat
pada ronggamulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak
mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut
terdapat lidah yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua atau
bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada reptile yang masih hidup di air
misalnya buaya bagian belakang dari lingua terdapat satu lipatan transversal. Bagian ini bila
ditekan akan menutup sehingga cavum oris terpisah dengan pharynx, oleh karena itu walaupun
hewan itu membuka mulut pada waktu berada di air, paru-parunya tidak akan dimasuki air. Pada
reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapatdijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-
kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang
terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang
sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah
menelanmangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison
yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi
tersebut.
2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari
rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak kecil yatu
piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran
pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan.
Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi
proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran
usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan,
ekskresi dan reproduksi.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati
ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dualobus yaitu sinister dan dexter yang
berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas
pada reptile terletak diantaralambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna
kekuning-kuningan.

D. Sistem Pencernaan Aves


Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Fungsi Organ Pencernaan Pada Aves:
 Paruh : Mengambil makanan.
 Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok
 Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
 Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
 Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
 Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
 Pankreas : Menghasilkan enzim.
 Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler darah pada dinding
usus halus.
 Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
 Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
 Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
 Kloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
- Pencernaan usus.
- Saluran uretra dari ginjal
- Saluran kelamin
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan.
Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju
kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut
tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya
mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan
secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan
makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna
makanan secara mekanis.
Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh
pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari-
sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-
punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar
kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
E. Sistem Pencernaan Pisces
1. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae,
diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan
menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara
mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai
alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
2. Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga
mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir
(mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga
terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
3. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
4. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang
dan rectum (proses osmoregulasi)
5. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan
fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus
yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara
kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus
makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan
usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
6. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
7. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen
tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
8. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ
tersebut.
9. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar,
posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan
bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan
buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim
pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat.
Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya
(lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan.
Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan.
Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus
depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan
berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi
sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan
empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam
proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di
antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara
ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan
pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
Proses Pencernaan
Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan
berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau
dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap
untuk menerima makanan dan selanjutnat mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk
menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga
mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang
kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal
pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja
aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga
mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah
terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran
pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu
pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi
pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton
(polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga
hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu
sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah
empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong
empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi
emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan
memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim
amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk
mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam
amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam
makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak
keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.

F. Sistem Pencernaan Mamalia


1. Sistem Pencernaan Pada Manusia
a) Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.
Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:

 Gigi (dens)
 Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:
1. sebagai indera pengecap/perasa
2. mengaduk makanan di dalam rongga mulut
3. membantu proses penelanan
4. membantu membersihkan mulut
5. membantu bersuara/berbicara

 Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah

Gambar 5 : Mulut
b) Esofagus atau kerongkongan
Esofagus adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari
bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses
peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada
ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior
(sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian
inferior (terutama terdiri dari otot halus).

c) Lambung
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan.
Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari
makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan
pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus adalah
bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan
usus 12 jari duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis,
dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim,
asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar perbandingan
antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat
dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk
menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea,
dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam
pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak
menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan
terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis
cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet[goblet
cell], sel parietalparietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel goblet berfungsi untuk
memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin
dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang
berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm -
3
asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi
untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzin pepsindalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi
dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang
dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah
lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi
getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam
lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi
pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih
kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin2+ dari susu sehingga dapat
dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam
lambuing dan usus tanpa sempat dicerna. merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia,
berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca. Kerja enzim dan pelumatan
oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur
makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum.
Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang
bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika
tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka,
sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup.
Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang
pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk
ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi
segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong
kembali.

1. Esofagus
2. Kardia
3. Fundus
4. Selaput lender
5. Otot lapisan
6. Lambung mukosa
7. Tubuh perut
8. Pilorik antrum
9. Pilorus
10. 10. Usus dua belas jari (duodenum)
d) Usus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
 Usus dua belas jari (bahasa Inggris: duodenum) adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale
dan berakhir di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,
yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan.
Di bagian ini terdapat beberapa enzim yang sangat di butuhkan dalam proses pencernaan, antara
lain :
1. Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;
2. Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino;
3. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;
4. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
5. Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
6. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
7. Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
8. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
 Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam
usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan,
yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan
usus penyerapan secara makroskopis.
e) Usus penyerapan (bahasa Inggris: ileum) adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, )duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
garam empedu. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m.
f) Anus
Proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus.
Glandula digestoria (kelenjar pencernaaan) :
a. Glandula salivarae kelenjar ludah
b. Glandula mucosae : terdapat pada dinding sebelah dalam dari ventriculus dan intestinum (terutama
intestinum tenue)
c. Hepar (hati) : suatu kelenjar yang besar berwarna kecoklat-coklatan terletak di sebaelah kanan dibawah
diafragma, terbagi atas beberapa lobi. Dari tiap lobi terdapat ductus hepaticus yang mengeluarkan
sekresi ke vesica vellea (kantong empedu). Dari sini akan keluar ductus cysticus yang selanjutnya akan
bertemu dengan ductus pancreaticus bersama membentuk ductus cholidocus yang bermuara di bagian
cranial duodenum.
d. Pancreas : kelenjar ini terletak antara pars ascendens dan pars descendens dari duodenum berwarna
merah muda, bersaluran yang disebut ductus pancreaticus yang akhirnya bersatu dengan ductus cysticus
membentuk ductus cholidocus. Saluran yang terakhir itu akan menuangkan sekresinya ke duodenum.
Kecuali itu pada pancreas terdapat sel yang disebut insulae langerhensi (island of langerheng)
menghasilkan sekresi (hormone) berupa insulin yang berlangsung masuk pembuluh darah.
2. Pencernaan pada Hewan Ruminansia
Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan
yang mencerna makanannya dalam dua langkah:

1. Dengan menelan bahan mentah


2. Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi.

 Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang ( monogastrik) tetapi lebih
dari satu ruang ( poligastrik ), atau secara umum bisa dikatakan berperut banyak
Perbedaan antara hewan ruminansia dengan mamalia lainnya Terlihat pada susunan dan
fungsi gigi serta lambung.
Hal ini berkaitan dengan jenis makanannya.
1) Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti papan pencuci.
Serta berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding seltumbuhan yg dimakan.
2) Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong makanan.
3) Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema
Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan peragian
selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding mamalia lainnya, karena
makanan yang melalui usus dicerna perlahan-lahan.
Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu :
1) Rumen atauperut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)
2) Retikulum (perut jala)
3) Omasum (perut masam)
4) Abomasum atau perut kitab (merupakan lambungyang sesungguhnya). contoh hewan ruminansia
adalah sapi, dll.
Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :

1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli
rumput.
2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen (fermentor), Retikulum,
Omasum dan Abomasum ( Lambung yang sebenarnya sehingga terjadi pencernaan
enzimatis).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas
mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang
kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Berdasarkan susunan giginya, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak
dibandingkan dengan manusia

 Banyaknya gigi geraham ini sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan
berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
 Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek.
 Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu
berdilatasi (mernbesar).
 Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
 Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut.
 Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan
dimamah kembali (kedua kali).
 Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu

1. rumen
2. retikulum
3. omasum
4. abomasum
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.

 Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
 Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.
 Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang tertelan.
 Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim
selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
 Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan
dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).
 Bolus akan Dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
 Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum.
 Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan
bolus.
 Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di
tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim

 Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa
menjadi asam lemak.
 Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah,
akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein
bagi hewan pemamah biak.
 Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada
manusia.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada
sapi untuk fermentasi seluIosa.

 Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum
yang banyak mengandung bakteri.
 Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung.
 Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan
selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
 Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum
yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
 Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali.
 Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan
dicernakan lagi oleh kelinci.
 Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum
karnivora.
 Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya
berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung
dengan cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).

 Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna
selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4
yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
 Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme
bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik
akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).

 Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan


ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama
sekali tidak mengandung ptyalin).
 Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.
 Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung.
 Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan sehingga
dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.
 Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak
terbang.
 Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan
protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B.
 Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial.
 Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yang
kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa.
 Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula
karbohidrat.
Enzim-enzim tersebut adalah
1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Pada hewan memamah biak, lambungnya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Rumen: bagian lambung tempat penghancuran makanan secara mekanis


2. Retikulum: bagian lambung tempat pencernaan selulosa oleh bakteri
3. Omasum: bagian lambung tempat pencernaan secara mekanik
4. Abomasum: bagian lambung tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dengan
bantuan enzim dan HCl yang dihasilkan oleh dinding abomasum.
Jadi makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk
menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).
Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut
makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar
yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan
ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan
bolus secara kimiawi oleh enzim

Anda mungkin juga menyukai