Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FISIKA LINGKUNGAN

“PEMANFAATAN GAS-GAS MULIA DALAM INDUSTRI”

Dosen Mata Kuliah : H. Hasbullahair Ashar,S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 :

1. FISKIA RUZAINA (20600118008)


2. SITI RIKHA HANUM .M (20600118018)
3. DIAN FURQANI RAMADHANI (206001180010)
4. ANDI ULUL ASMI (20600118015)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2021
Kata Pengantar

Bismillahirrahmani rahim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kepada penyusun sehingga makalah ini dengan judul “Pemanfaatan Gas Mulia
dalam Induksi” dapat selesai sesuai rencana.

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami juga untuk
mengetahui dengan jelas mengenai pemanfaatan gas-gas mulia dalam induksi. Makalah ini
mendapat bantuan dari berbagai pihak dan mengambil beberapa resume sebuah buku atau
karangan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Segala kerja keras telah penulis lakukan untuk menyusun makalah ini. Namun, penulis
sadar hanyalah hambah Allah selaku manusia biasa yang tentu masih ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu, kami sangat berharap kritik dan saran dari pihak lainnya demi
penyempurnaan makalah yang selanjutnya.

Samata, April 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar. ...............................................................................................................i

Daftar Isi. ........................................................................................................................ii

Bab 1. Pendahuluan. .......................................................................................................1

A. Latar Belakang. ...................................................................................................1


B. Rumusan Masalah. ..............................................................................................1
C. Tujuan. ................................................................................................................1

Bab 2. Pembahasan. ........................................................................................................3

A. Pengertian Gas Mulia ..........................................................................................3


B. Sifat-sifat Gas Mulia. ..........................................................................................4
C. Jenis-jenis Gas Mulia. .........................................................................................5
D. Pemanfaatan Gas Mulia. .....................................................................................7

Bab 3. Penutup. ...............................................................................................................10

A. Kesimpulan. ........................................................................................................10
B. Saran. ..................................................................................................................11

Daftar Pustaka. ................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik karena sifat stabilnya. Awalnya, unsur-unsur ini dikenal dengan istilah gas
inert karena tidak ada satupun unsur yang bereaksi dengan unsur lain untuk membentuk
senyawa alias unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah
stabil. Di tahun 1962, Neil Bartlett, ahli kimia dari Kanada, berhasil mensintesis
senyawa xenon, setelah itu berbagai senyawa gas mulia mulai berhasil untuk disintesis.
Gas industri adalah bahan gas yang difabrikasi untuk digunakan pada industri.
Gas utama yang tersedia adalah nitrogen, oksigen, karbon dioksida, argon, hidrogen,
helium dan asetilena; meskipun beragam jenis gas dan campuran gas tersedia dalam
kemasan tabung. Industri yang memproduksi gas-gas ini dikenal sebagai perusahaan
gas industri, yang juga mencakup pasokan peralatan dan teknologi untuk menggunakan
dan membuat gas-gas ini.
Gas industri digunakan dalam berbagai industri, meliputi minyak dan gas,
petrokimia, kimia, pembangkit listrik, pertambangan, pengolahan baja, logam,
perlindungan lingkungan, kedokteran, farmasi, bioteknologi, pangan, air, pupuk, daya
nuklir, elektronika dan dirgantara. Gas industri dijual ke perusahaan industri lain;
biasanya mencakup pesanan besar ke pelanggan industri korporasi, dengan cakupan
yang luas mulai dari pembangunan fasilitas pemrosesan atau pemipaan ke pasokan
tabung gas.
B. Rumusan Masalah
Adapu rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan gas mulia ?
2. Bagaimana sifat-sifat gas mulia ?
3. Apa saja jenis-jenis gas mulia ?
4. Bagaimana pemanfaatan gas mulia dalam industri ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gas mulia.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari gas mulia.

1
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari gas mulia.
4. Untuk mengetahui pemanfaatan gas mulia dalam industri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gas Mulia


Gas mulia atau noble gases adalah unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA
sistem periodik dimana atom dalam gas mulia ini bersifat sangat stabil dan sangat tidak
reaktif dengan senyawa kimia lain. Dapat dikatakan bahwa unsur gas mulia ini sangat
sulit untuk bereaksi dengan zat lain.
Gas mulia ini paling sering ditemukan di alam dalam bentuk gas monoatomik
dimana kulit elektron terluar telah terisi penuh sehingga kecenderungan untuk beraksi
sangat rendah karena kondisi tersebut sangatlah stabil untuk gas tersebut. Oleh karena
itu jarang ditemukan unsur gas mulia dalam bentuk senyawa yang berikatan dengan
atom lain.
Meskipun demikian, bukan tidak mungkin bahwa gas mulia ini dapat bereaksi.
Dengan menyediakan sumber energi yang besar sehingga melampaui energi
aktivasinya, elektron terluar dari gas mulia dapat terionisasi dan ketika atom gas
tersebut telah terionisasi, maka ia dapat menerima elektron dari unsur lain dalam artian
bahwa gas tersebut akan bereaksi dengan zat lain.
Namun tidak seperti unsur lain yang dapat membentuk sangat banyak variasi
senyawa, gas mulia hanya dapat membentuk beberapa ratus jenis senyawa yang
diketahui seperti xenon hexaflouride (XeF6) atau argon flourohydride (HarF).
Kelimpahan gas mulia di alam berbanding terbalik dengan nomor atomnya,
artinya yaitu semakin tinggi nomor atom maka jumlah gas mulia tersebut semakin
rendah di alam. Helium adalah unsur gas mulia yang paling melimpah di alam. Semua
unsur gas mulia terdapat dalam atmosfer bumi kecuali helium dan radon. Pada
umumnya helium didapatkan dari bawah tanah atau sumur gas alam tertentu sedangkan
radon biasanya diisolasi sebagai produk hasil dekomposisi radioaktif dari senyawa
radium. Inti atom radium akan meluruh secara spontan dengan memancarkan energi
dan partikel yaitu inti helium sebagai partikel alfa dan atom radon.

B. Sifat-Sifat Gas Mulia


1. Sifat Atomik
Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang
oktet, yaitu 𝑛𝑠 2 𝑛𝑝6 kecuali pada He dengan konfigurasi duplet 1𝑠 2 . Jari-jari

3
atom dari He ke Rn bertambah sebagaimana bertambahnya jumlah kulit
elektron. Konfigurasi elektron dengan kulit valensi terisi penuh demikian
menyebabkan gas mulia cenderung sangat stabil (sangat sukar bereaksi).

Selain itu, unsur-unsur gas mulia memiliki energi ionisasi yang sangat
besar dan afinitas elektron yang sangat rendah. Energi ionisasi dari He ke Rn
semakin berkurang, sebagaimana bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron valensi semakin melemah dan energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron semakin berkurang.
2. Sifat Fisis
Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya.
Titik leleh dan titik didih dari He ke Rn bertambah sebagaimana kekuatan gaya
London (gaya dispersi) bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom
dan jari-jari atom.
Densitas (kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari He ke
Rn. Densitas gas dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya London.
Densitas gas akan bertambah dengan bertambahnya massa atom dan kekuatan
gaya London, namun akan berkurang dengan bertambahnya jari-jari atom.
Namun demikian, pengaruh massa atom dan gaya London lebih signifikan
dibanding pengaruh jari-jari atom dalam hal ini, sehingga densitas bertambah
dari He ke Rn.
3. Sifat Kimia
Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia
cenderung tidak reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta
bahwa di alam gas mulia selalu ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom
tunggal). Namun demikian, para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas
mulia Ar, Kr, Xe, dan Rn. Kereaktifan unsur meningkat dari Ar ke Rn, di mana

4
dalam reaksi dengan fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan
pemanasan atau penyinaran dengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr
hanya bereaksi jika diberi muatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat
rendah.
Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan
membentuk senyawa. Unsur Ar diketahui bereaksi dengan HF membentuk
senyawa HArF pada suhu 18 K. Unsur Kr dapat bereaksi dengan 𝐹2 membentuk
senyawa KrF2 dalam kondisi didinginkan pada −196°C dan diberi loncatan
muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur Xe dapat bereaksi dengan F2
membentuk tiga senyawa fluorida biner yang berbeda—XeF2, XeF4, dan
XeF6—bergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktan. Unsur Rn bereaksi
secara spontan dengan F2 membentuk senyawa RnF2.

C. Macam-macam Gas Mulia


Gas mulia adalah unsur-unsur yang berada di golongan VIIIA. Awalnya, unsur-unsur
ini dikenal dengan istilah gas inert karena tidak ada satupun unsur yang bereaksi dengan
unsur lain untuk membentuk senyawa. Di Alam, gas mulia sering dijumpai dalam
bentuk monoatomik atau atom tunggal. Berikut adalah beberapa macam unsur-unsur
gas mulia yang ada :
1. Helium (He)
Helium adalah unsur yang memiliki nomor atom 2. Gas helium sering
digunakan untuk mengisi balon udara. Karena memiliki sifat yang sangat ringan
dan tidak mudah terbakar menjadi alasan utama penggunaan helium untuk balon
udara. Helium cair juga digunakan sebagai pendingin dan campurannya dengan
oksigen banyak dimanfaatkan untuk pengisi tabung udara penyelaman dasar
laut. Helium berperan mencegah oksigen terlarut berlebih dalam darah yang
bisa menyebabkan keracunan oksigen.
2. Neon (Ne)
Neon ditemukan oleh ahli kimia bernama Sir William Ramsay dan Morris M.
Travers pada tahun 1898 di London, Inggris. Ketika Ramsay mendinginkan
beberapa sampel udara hingga menjadi cairan dan memanaskan cairan tersebut,
ia mengambil gas yang keluar saat cairan itu mendidih. Ramsay lalu
memisahkan sisa-sisa gas yang belum teridentifikasi dan menemukan zat-zat
baru, yaitu kripton dan neon. Meskipun gas ini tidak berwarna, neon akan
5
memancarkan warna oranye kemerahan jika berada pada medan listrik
bertegangan tinggi. Neon memiliki nomor atom 10.
3. Argon (Ar)
Argon merupakan gas terbanyak ketiga yang terdapat dalam atmosfer bumi
setelah nitrogen dan oksigen. Argon terbentuk dari peluruhan zat radioaktif
berupa kalium yang terdapat di kerak bumi. Unsur ini memiliki tingkat
kelarutan dalam air yang sama dengan oksigen dan bahkan 2,5 kali lebih mudah
larut dibandingkan dengan nitrogen. Argon bersifat tidak reaktif (inert), tidak
mudah terbakar, dan tidak beracun. Ketika berada dalam medan listrik, argon
akan memunculkan warna lilak atau ungu. Unsur gas mulia ini banyak
digunakan di bidang industri, baik dalam wujud gas maupun cair. Argon
memiliki nomor atom 18.
4. Kripton (Kr)
Kripton merupakan gas yang paling langka di atmosfer dari unsur-unsur gas
mulia lainnya. Sama halnya dengan neon, kripton ditemukan oleh ahli kimia
bernama Sir William Ramsay dan Morris M. Travers dari sisa-sisa gas pada
sampel udara cair yang dipanaskan kembali hingga mendidih. Pada kondisi
normal, kripton bersifat tidak berwarna dan tidak berbau. Namun, apabila
diletakkan pada medan listrik bertegangan tinggi, kripton akan memancarkan
cahaya berwarna putih. Unsur Gas Mulia ini memiliki nomor atom 36.
5. Xenon (Xe)
Setelah Sir William Ramsay dan Morris M. Travers menemukan kripton dan
neon, di tahun yang sama, mereka kembali menemukan unsur gas mulia yang
lain, yaitu xenon. Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa dari hasil
pemanasan sampel udara cair. Xenon adalah gas berat yang langka dan tidak
berbau. Gas ini bersifat tidak reaktif pada sebagian besar bahan kimia. Xenon
akan memancarkan cahaya berwarna biru saat berada pada medan listrik
bertegangan tinggi. Saat ini, senyawa xenon telah banyak dibuat, contohnya
seperti xenon trioksida (XeO3) dan xenon tetraoksida (XeO4) yang sangat
eksplosif (mudah meledak). Xenon juga dianggap tidak beracun, meskipun
banyak senyawanya yang beracun karena sifat oksidasinya yang kuat. Unsur
Gas Mulia ini memiliki nomor atom 54.

6
6. Radon (Rd)
Radon si unsur gas mulia yang punya nomor atom 86. Radon merupakan unsur
gas mulia yang bersifat radioaktif. Radon terbentuk dari penguraian radium, zat
kimia radioaktif dari unsur logam. Radon tidak mudah bereaksi secara kimia,
namun sangat berbahaya bagi kesehatan karena sifatnya yang radioaktif. Radon
tidak berwarna, tapi apabila didinginkan hingga membeku (padat), radon akan
berwarna kuning, sedangkan radon berwujud cair akan berwarna oranye
kemerahan.

D. Pemanfaatan Gas Mulia dalam Industri


Kegunaan yang menjadi manfaat dalam aplikasi gas mulia dalam kehidupan baik dalam
perindustrian, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Helium (He)
Gas helium banyak digunakan sebagai komponen gas untuk pernapasan
karena sifat kelarutannya yang rendah dalam cairan ataupun dalam lemak. Hal
ini sangat penting dalam penggunaannya sebagai gas pernapasan karena gas-
gas lain diserap oleh darah dan jaringan tubuh ketika berada di bawah tekanan
(selama diving).
Dikarenakan kelarutannya yang rendah, helium yang diserap oleh
membran sel sangat kecil sehingga helium dapat menggantikan gas yang
terpakai dalam tabung.
Selain penggunaannya sebagai gas pernapasan, helium juga digunakan
sebagai gas pendingin karena gas helium memiliki suhu yang sangat rendah
sehingga banyak digunakan dalam pendingin untuk instrumen kimia seperti
NMR yang membutuhkan suhu sangat rendah. Helium juga merupakan gas
pembawa yang banyak digunakan dalam metode kromatografi kolom gas.
2. Neon (Ne)
Neon adalah gas mulia yang memiliki aplikasi paling umum dan akrab
dalam kehidupan kita. Kita sering mendengar istilah lampu neon. Lampu
tersebut merupakan lampu yang terbuat dari bahan neon sebagai sumber
cahayanya.
Selain itu neon juga digunakan dalam lampu kabut, cine-scope TV,
laser, detektor tegangan listrik, dan lain lain. Aplikasi neon yang paling populer
adalah tabung neon yang digunakan dalam dekorasi papan iklan. Warna cahaya
7
akan dipancarkan oleh atom gas mulia yang diberi listrik dimana neon dalam
tabung akan menyerap cahaya merah dan memantulkan cahaya biru.
Cahaya yang dipantulkan ini dikenal sebagai cahaya flouresensi, hal ini
didukung dengan contoh sifat kimia dari neon dimana dalam tekanan rendah
suatu gas mulia dapat mengalami flouresensi untuk menghasilkan cahaya
dengan warna tertentu.
3. Argon (Ar)
Argon memiliki banyak aplikasi dalam bidang fabrikasi elektronik,
pencahayaan, kaca, dan logam. Argon digunakan dalam elektronik sebagai
media transfer panas dan pelindung untuk material semikonduktor serta
germanium. Dalam pencahayaan, argon juga digunakan dalam pengisi bola
lampu sebagai campuran neon yang menghasilkan cahaya biru.
Selain itu, dengan memanfaatkan konduktivitas termal argon yang
rendah membuat argon banyak digunakan dalam industri kaca sebagai isolasi
antara dua panel kaca yang digunakan sebagai jendela. Sedangkan dalam bidang
logam, argon juga digunakan sebagai gas pelindung selama pengelasan
sehingga mencegah adanya oksigen dan nitrogen.
Hal ini juga berkaitan dengan bidang kimia dimana argon sebagai gas
yang bersifat inert atau tidak mudah bereaksi banyak digunakan dalam berbagai
reaksi untuk mengisolasi reaktan dengan keberadaan oksigen sehingga reaktan
tidak mengalami kontak fisik dengan oksigen.
4. Kripton
Sama seperti argon, kripton juga sering digunakan dalam jendela hemat
energi dimana kripton lebih dipilih dari argon sebagai insulasi karena memiliki
efisiensi termal yang lebih tinggi. Kripton juga banyak digunakan dalam laser
dimana kripton berfungsi sebagai kontrol panjang gelombang optik yang
diinginkan.
Selain itu, kripton pun digunakan dalam bola lampu dengan kinerja
tinggi dimana lampu jenis ini memiliki suhu, warna, dan efisiensi yang lebih
tinggi. Hal tersebut bisa didapatkan karena kripton memiliki sifat untuk
mengurangi tingkat penguapan pada filamen lampu.
5. Xenon (Xe)
Xenon memiliki berbagai aplikasi dalam bidang pencahayaan pijar,
sinar X, panel display plasma (PDP) dan lain sebagainya. Penerangan pijar
8
menggunakan xenon banyak dipilih karena membutuhkan hanya sedikit energi
untuk menghasilkan lampu dengan cahaya yang sama seperti lampu pijar pada
umumnya.
Xenon juga memungkinkan untuk menghasilkan sinar X yang lebih baik
melalui perannya dalam menurunkan jumlah radiasi. Selain itu, penggunaan
xenon dalam PDP diperkirakan dapat menggantikan tabung layar televisi dan
komputer.
6. Radon (Rd)
Meskipun memiliki efek negatif yakni menjadi penyebab kanker paru-
paru. Namun, radon juga memiliki banyak aplikasi yang bermanfaat dalam
radioterapi yaitu radon telah digunakan dalam pengobatan penyakit autoium
seperti radang sendi melalui paparan radon.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Awalnya, unsur-unsur ini dikenal
dengan istilah gas inert karena tidak ada satupun unsur yang bereaksi dengan
unsur lain untuk membentuk senyawa alias unsur yang tidak reaktif karena
memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil.
2. Sifat-sifat Gas Mulia
a. Sifat Atomik
Pada sifat atomik, molekul-molekul gas mulia terdiri atas satu atom
(monoatom).
b. Sifat Fisis
Berdasarkan sifat fisisnya, gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih
yang sangat rendah.
c. Sifat Kimia
Gas mulia cenderung sulit bereaksi dengan unsur lainnya.
3. Berikut adalah beberapa macam unsur-unsur gas mulia yang ada :
a. Helium (He)
b. Neon (Ne)
c. Argon (Ar)
d. Kripton (Kr)
e. Xenon (Xe)
f. Radon (Rd)
4. Pemanfaatan gas mulia dalam industri diantaranya sebagai berikut :
a. Helium, sebagai komponen gas untuk pernapasan karena sifat
kelarutannya yang rendah dalam cairan ataupun dalam lemak dan juga
digunakan sebagai gas pendingin karena gas helium memiliki suhu yang
sangat rendah.
b. Neon, digunakan dalam lampu kabut, cine-scope TV, laser, detektor
tegangan listrik, dan lain lain.

10
c. Argon, digunakan dalam elektronik sebagai media transfer panas dan
pelindung untuk material semikonduktor serta germanium, argon
banyak digunakan dalam industri kaca dan sebagai pelindung dalam
pengelasan.
d. Kripton, digunakan dalam laser dimana kripton berfungsi sebagai
kontrol panjang gelombang optik yang diinginkan.
e. Xenon, memiliki berbagai aplikasi dalam bidang pencahayaan pijar,
sinar X, panel display plasma (PDP) dan lain sebagainya.
f. Radon, bermanfaat dalam radioterapi yaitu radon telah digunakan dalam
pengobatan penyakit autoium seperti radang sendi melalui paparan
radon.
B. Saran
Kami meminta kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat lebih
disempurnakan lagi oleh penulis.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://bimbelprivatbandung.com/berbagai-macam-gas-mulia-untuk-kamu-ketahui/ (diakses :
10 April 2021)

https://www.ruangguru.com/kimia-kelas-12-mengenal-macam-macam-gas-mulia (diakses : 11
April 2021)

https://www.pakarkimia.com/gas-mulia/ (diakses : 13 April 2021)

Sa’adah, Ummi. 2015. Reduksi Korosi Besi alam Logam PbBi Cair dengan Inhibitor Gas
Mulia Menggunakan Simulasi Dinamika Molekul. Skripsi S1Jurusan Fisika. Universitas
Jember

12

Anda mungkin juga menyukai