Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme pencernaan pada hewan amfibi

Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan,


meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil
(serangga).

Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

1 .Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang


mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
2.Esofagus; berupa saluran pendek,
3.Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4.Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus
halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-
batasnya.
5.Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6.Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi, dan urine.

Katak adalah pemakan hewan-hewan kecil seperti serangga. Untuk


mengakomodasi kebutuhan makannya, lidah katak berukuran panjang
yang dapat digulung. Hal ini merupakan bentuk adaptasi guna menangkap
makanannya.

Sederetan gigi-gigi kecil yang rapuh di sebelah dalam tepi rongga atas
mulut, disebut dengan gigi maksila. Gigi maksila sangat lemah, tidak dapat
digunakan untuk menangkap makanan. Oleh karenanya, katak mengalami
bentuk adaptasi lidah yang panjang, dapat digulung, bersifat kenyal dan
lengket.

Makanan dimasukan ke dalam mulut, akan dicampur dengan saliva yang


dihasilkan oleh kelenjar ludah di rongga mulut. Saliva membantu memecah
makanan secara kimiawi, mengubah zat tepung menjadi gula sederhana.
Sepasang gigi voramen (berbentuk kerucut) menghiasi rahang atas rongga
mulut yang membantu untuk memegang dan mengunyah makanan.
Makanan yang telah dilumatkan bercampur dengan saliva, didorong
menuju faring lalu ke esofagus.

Esofagus yang pendek menghantarkan makanan menuju lambung. Saliva


dan cairan mukus yang disekresikan faring ke dalam makanan membantu
dalam proses penelanan. Selain itu. esofagus menghasilkan cairan alkali
guna memudahkan penelanan makanan.

Di lambung makanan akan dicerna secara kimiawi dan mekanik. Lambung


merupakan organ penyimpan makanan untuk sementara. Partikel-partikel
makanan akan dicampur dengan sekret lambung yang mengandung enzim-
enzim pencernaan dan getah lambung.

Lambung katak terbagi menjadi 2 bagian, kardiak adalah bagian yang


berbatasan dengan esofagus, sedangkan piloris bagian yang berbatasan
dengan usus halus menuju kloaka.

Otot dinding-dinding lambung membantu meremas-remas makanan


membantu mencerna secara mekanik sedangkan di sisi lain enzim-enzim
pencernaan dan getah lambung bekerja mencerna makanan secara
kimiawi.

Makanan katak yang berupa serangga akan dibantu dicerna oleh enzim
kitinase. Dinding lambung menghasilkan enzim kitinase yang membantu
mencerna zat kitin penyususn rangka luar/cangkang yanng keras pada
arthropoda (serangga).

Hal ini memudahkan katak dalam menyerap nutrisi dari makanannya,


serangga. Partikel-partikel makanan dialirkan menuju usus halus melalui
gerakan peristaltik. Terdapat sfingter piloris yang membatasi lambung
dengan usus halus, berfungsi mencegah agar makanan tak dapat masuk
kembali ke dalam lambung.

Usus halus menerima makanan dari lambung, melanjutkan pencernaan


secara kimiawi. Usus katak terbagi menjadi daerah pencernaan
(duodenum) dan daerah penyerapan (ileum). Sebagian besar proses
pencernaan berlangsung di dalam usus halus.
Enzim-enzim pencernaan dari kelenjar pencernaan pankreas disekresikan
ke dalam ruang usus halus. Garam empedu hasil sekresi dari hati
dicurahkan ke dalam ruang usus halus guna mengemulsikan lemak untuk
dipecah oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol.

Sari-sari makanan akan diserap melalui pembuluh darah di sepanjang


ileum (usus penyerapan) untuk diedarkan ke seluruh sel di dalam tubuh.

Sisa-sisa makanan yang tidak tercerna akan didorong secara peristaltik


menuju usus besar. Sama halnya seperti manusia, di dalam usus besar
ampas makanan ini akan mengalami pembusukan, penyerapan air dan
nutrisi yang tak terserap ketika berada di usus halus.

Kotoran akan dibuang melalui kloaka, merupakan muara tiga saluran,


saluran pencernaan, saluran urine, dan saluran reproduksi. Hal in
memungkinkan katak untuk defekasi, berkemih, bahkan mengeluarkan sel
kelamin secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai