PENDAHULUAN
Selain itu kami membuat laporan praktikum biologi ini untuk memenuhi
menarik. Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih jauh mengenai proses
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang kami buat adalah :
Pada telur yang ditaruh didalam air garam : air garam masuk ke telur
melelui pori-pori cangkang telur yang sudah kami amplas sehingga menjadi
tipis.
Pada telur yang ditaruh di luar : telur menjadi busuk, karena banyak
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Tempat dan Waktu Praktikum
2009
Alat :
1. Amplas
3. Cawan patri
4. Lap bersih
Bahan :
2. Usus kambing
3. Garam
4. Air
5. Gula
Telur bebek :
1. Pastikan seluruh alat yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering,
3. Lalu keringkan telur dan amplas sampai cangkang telur terlihat sedikit
6. Lalu masukkan 10 telur bebek yang telah di amplas dan pisahkan 1 telur
diatas toplesnya, lalu diamkan selama 15 hari dan amati telur tersebut.
USUS
3. Masukkan air garam kedalam usus lalu ikat ujung usus lainnya dan
gantungkan,
5. Ambil usus lainnya, lalu masukkan ke dalam gelas ukur yang telah diisi air
diisi air dan merendam usus dengan air garam, air gula, dan aquades, maka
kami dapat mengetahui proses osmosis pada usus. Air dapat keluar dari
telur yang dibiarkan pada udara terbuka, dan osmosis pada telur yang
BAB III
DATA PRAKTIKUM
BAB IV
PEMBAHASAN
(+) Faktor-faktor yang mendukung dalam eksperimen kami adalah :
SMAN 8.
pelajaran Biologi.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil eksperimen, ternyata, hipotesis yang kami
buat TERBUKTI.
Usus yang di rendam air garam : mengalami krenasi, karena air diserap
Usus yang di rendam air gula : banyak terdapat semut di permukaan usus.
Telur yang di rendam air garam : larutan garam masuk ke dalam telur
melalui pori-pori, sehingga telur menjadi asin dan kuning telur berwarna
kemerahan.
Telur yang dibiarkan pada udara terbuka : kuning telur menjadi encer dan
berbau busuk.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan kami berkesimpulan bahwa kentang yang berada pada larutan garam
mengalami difusi,tetapi kentang yang berada pada larutan gula mengalami osmosis. Sedangkan apel yang berada dalam larutan garam
mengalami osmosis tetapi apel yang berada dalam larutan gula mengalami difusi. Dan larutan garam dalam cangkang telur mengalami
osmosis dan sebaliknya dengan larutan gula dalam cangkang telur mangalami difusi
5.2 Saran
Didalam melakukan praktikum sebaiknya siwa – siswi menggunakan pakaian praktikum dan sebaiknya sekolah
menyediakan alat – alat praktikum yang lebih lengkap agar praktikum dapat dilakukan dengan lebih baik.
b. Bahan :
1. Kentang
2. Wortel
3. Air
4. Larutan garam 5%,10%,15%
5. Larutan gula 5%,10%,15%
c. Cara Kerja :
1. Mengupas dan mengiris bahan-bahan (kentang dan wortel) menjadi delapan bagian.
2. Menimbang bahan, kemudian mencatat pada tabel hasil pengamatan.
3. Mengambil larutan gula 5%,10%,15% kemudian meletakkan ke dalam masing-
masing cawan.
4. Mengisi cawan yang tersisa dengan air biasa.
5. Meletakkan bahan (wortel dan kentang) ke dalam masing-masing larutan termasuk
air.
6. Menunggu hingga 15 menit.
7. Setelah 15 menit, bahan diangkat dan diletakkan di atas kertas buram. Bila perlu,
menekan atau memeras bahan agar airnya keluar.
8. Mengganti air dengan air biasa yang baru dan larutan gula juga diganti dengan larutan
garam.
9. Mengulangi langkah 5 dan 6.
10. Setelah semua air keluar, bahan ditimbang kembali.
11. Mencatat hasil timbangan dan membandingkan dengan berat awal.
V. Hasil:
a. Tabel hasil pengamatan (gula)
Berat Akhir
Bahan Berat Awal Larutan Larutan Larutan
Air
gula 5 % gula 10 % gula 15 %
Kentang - Air : 8,9 gr
- Gula 5% : 9,5 gr
9,4 gr 8,7 gr 6,5 gr 8,7 gr
- Gula 10% : 8,8 gr
- Gula 15% : 6,6 gr
Wortel - Air : 4,0 gr
- Gula 5% : 3,6 gr
3,5 gr 3,1 gr 1,6 gr 4 gr
- Gula 10% : 3,1 gr
- Gula 15% : 1,6 gr
Berat Akhir
Bahan Berat Awal Larutan Larutan Larutan
Air
garam 5 % garam 10 % garam 15 %
Kentang - Air : 5,0 gr
- Garam 5% : 4,6 gr
- Garam 10% : 2,5 gr 4,1 gr 2,1 gr 1,8 gr 5 gr
- Garam 15% : 2,2 gr
VI. Pembahasan
Pengamatan osmosis dilakukan pada kentang pada wortel yang dimasukkan ke
dalam larutan garam, larutan gula, dan air.
a. Larutan gula
Pada hasil pengamatan di atas menunjukkan bahwa kentang dan wortel yang telah
dimasukkan ke dalam larutan gula mengalami penyusutan berat dari berat awal. Hal
ini disebabkan oleh air yang bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinggi. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin
lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
b. Larutan garam
Hasil pengamatan di atas menunjukkan bahwa kentang dan wortel yang telah
dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami penyusutan berat dari berat semula
karena air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang
konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari praktik yang telah dilakukan bahwa air
garam yang terdapat di dalam gelas ukur memiliki kerapatan tinggi, sedangkan
kentang dan wortel memiliki kerapatan yang rendah. Setelah kentang dan wortel
dimasukkan ke dalam air garam selama 15 menit, kentang dan wortel tersebut menjadi
lebih ringan serta warnanyapun lebih kusam. Semakin hipertonis larutannya, maka
semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
Ini membuktikan bahwa teori osmosis yaitu perpindahan ion atau molekul air dari
kerapatan rendah ke kerapatan tinggi dengan melewati suatu membran semi
permeabel, terjadi pada kentang dan wortel yang dimasukan ke dalam larutan garam.
c. Air
Hasil pengamatan di atas berlawanan dengan teori. Seharusnya berat kentang
dan wortel setelah dimasukkan ke dalam air akan bertambah, namun data pengamatan
di atas menunjukkan penurunan berat. Hal tersebut bisa saja disebabkan oleh kurang
telitinya pengamat atau timbangan yang digunakan.
VII. Simpulan
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah
dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit .
Tekanan osmosis ditentukan oleh 4 faktor yaitu molaritas atau konsentrasi zat
terlarut, konstanta ionisasi, konstanta gas, dan temperatur absolut larutan.
Dari data yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kentang dan wortel yang
mengalami penambahan berat terjadi karena larutan bersifat hipotonis terhadap
kentang dan wortel. Sedangkan jika terjadi pengurangan berat karena larutan bersifat
hipertonis terhadap kentang dan wortel. Keras lunaknya kentang dan wortel
bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin
lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
http://intanael.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum-biologi-osmosis.html