Konsenstrasi garam pada tubuh ikan air tawar lebih tinggi dibandingkan lingkungannya,
sehingga kandungan garam kebih sering dikeluakan ke perairan. Dalam keadaan normal
proses ini berlangsung seimbang, ikan air tawar harus selalu menjaga diri agar garam tidak
melarut dan lolos ke dalam air. Hal ini juga ikan mempunyai beberapa cara, diantaranya
mereka akan mengkonsumsi jumlah air yang banyak dan konsekuensinya yaitu akan
memproduksi jumlah urine yang besar. Ginjal dari golongan ikan ini akan menyerap
sejumlah garam yang akan dilepaskan garam tersebut ke aliran darah. Cara lain yaitu
golongan dari ikan ini mempunyai pompa ion dibagian ginjal yang menangkap garam dari air
Ikan air laut memiliki masalah yang sama tapi kebalikannya. Untuk ikan air laut, air laut
mengandung konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan garam
yang ada di tubuh ikan. Sebagai hasilnya, garam cenderung masuk ke tubuh ikan sehingga
ikan harus menggunakan ginjalnya serta pompa ionnya untuk mengeluarkan kelebihan
garam.
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya,
sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam.
Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’ air laut sebanyak-banyaknya. Dengan
demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal
dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut
dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit
dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air.
Jumlah glomerulus ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan
air tawar. Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang,
Reference:
• Lantu, S. 2010. Osmoregulasi pada hewan akuatik. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
6(1):46-50.
• Susilo, U., Meilina, W., & Simanjuntak, S. B. I. (2012). Regulasi Osmotik dan Nilai
Hematokrit Ikan Nila (Oreochromis sp.) pada medium dengan salinitas dan temperatur air
berbeda. Penelitian Hayati, 18, 51-55.