Anda di halaman 1dari 5

1.

Unit eksperimen (n)

Proses Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang akan dilakukan pada

penelitian ini yaitu menentukan unit percobaan (perlakuan = 4, ulangan = 5).

Selanjutnya memberikan penomoran pada sampel seperti pada tabel dibawah ini

2. Persiapan unit eksperimen (memberikan penomoran)

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

3. Perlakuan ke setiap unit eksperimen menggunakan bilangan acak


(Random number)

(Hasil random number dari random.org)

A B C D
18 14 13 6
1 12 10 11
17 20 19 8
2 4 9 3
5 16 7 15

4. Data hasil uji

Ulanga Perlakuan
n A B C D
1 16,10 16,10 16,10 16,10
2 16,22 17,98 17,87 17,20
3 16,41 18,97 18,26 17,55
4 16,60 19,84 18,75 18,00
5 17,00 20,37 19,27 18,50

5. Hipotesis yang diuji

H0: τ1=... τp = 0 Perubahan suhu tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit


Ikan Betutu

H1: paling sedikit ada 1 i dimana τi ≠0 Perubahan suhu berpengaruh terhadap


pertumbuhan bibit Ikan Betutu

6. Diketahui

α = 5% = 0,05

p=4

r=5

n = 4 x 5 = 20

7. Distribusi Sampling

Mencari nilai F dengan melihat tabel F

8. Titik kritis

Ftabel = F α;(p – 1; n – p)

Ftabel = F 0,05;( 3 ; 16)

Ftabel = 3,239

9. Perhitungan Statistik Uji

Ulanga Perlakuan Yj
n A B C D
1 16,10 16,10 16,10 16,10 64,40
2 16,22 17,98 17,87 17,20 69,27
3 16,41 18,97 18,26 17,55 71,19
4 16,60 19,84 18,75 18,00 73,19
5 17,00 20,37 19,27 18,50 75,14
Yi 82,33 93,26 90,25 87,35 353,19

( 353,19 )2
FK =
20

FK =6237,16

( 82,33 )2 + ( 93,26 )2+ ( 90,25 )2+ ( 87,35 )2


JKP= ( 5 ) −FK

JKP=12,99

JKT=34,07

JKG=JKT −JKP

JKG=21,08

10. Tabel Anova RAL

Sumber
db JK KT F hit F tabel
Keragaman
Perlakuan 3 12,99 4,33 3,29 3,239
(Pakan)
Galat 16 21,08 1,32
Total 19 34,07

Kesimpulan
Hasil yang didapatkan F hit sebesar 3,29 > F tabel yaitu 3,24. Maka dapat
disimpulkan bahwa suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan betutu.

11. Uji BNT

BNT = t (0,05 ;1 6)
√ KTG ( 15 + 51 )
2
BNT = 2,12 × 1,32 ×( )
√ 5
BNT = 2,12 × √ 0.528
BNT = 2,12 × 0.726
BNT = 1.54

B C D A
Selisih Rata-rata Notasi
18.652 18.05 17.47 16.466
B 18.652 0 a
C 18.05 0.602 0 ab
D 17.47 1.182 0.58 0 abc
A 16.466 2.186 1.584 1.004 0 c

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan suhu terbaik


terdapat pada kondisi B (290C ± 10C). Walaupun demikian kondisi B (290C ± 10C)
tidak berbeda nyata dengan perlakuan C (320C ± 10C) dan D (kontrol).
Sedangkan perlakuan A (260C ± 10C) memberikan hasil terendah dan berbeda
nyata dengan perlakuan B, C, dan D.

Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)


(Yulaipi dan Aunurohim, 2013)

SGR=¿

Dimana :
Wt : berat akhir penelitian (gram)
W1 : berat pada awal penelitian
t : waktu (hari)
Didapatkan Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) untuk setiap
perlakuan sebagai berikut :
Laju Pertumbuhan
Perlakuan
Spesifik
A 0,194
B 0,84
C 0,642
D 0,496

Berdasarkan tabel diatas laju pertumbuhan spesifik ikan betutu tertinggi


terjadi pada perlakuan B (290C ± 10C) dengan laju pertumbuhan sebesar 0,84
Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A, nilai laju perumbuhan spesifik
perlakuan A dan B memiliki renrtang yang berbeda jauh. Laju pertumbuhan
spesifik perlakuan A (260C ± 10C) memiliki nilai terendah yaitu 0,194.
Survival Rate
(Effendy,1979)

Nt
SR= × 100 %
N0

Dimana :
Nt : Jumlah hewan uji pada akhir penelitian (ekor)
N0 : Jumlah hewan uji pada awal penelitian (ekor)
SR : Survival Rate (%)
Didapatkan hasil Survival Rate untuk setiap perlakuan sebagai berikut :
Perlakuan Survival Rate
A 40%
B 100%
C 80%
D 60%
Berdasarkan tabel diatas survival rate ikan betutu tertinggi terjadi pada
perlakuan B (290C ± 10C) dengan tingkat kelulushidupan sebesar 100%.
Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A, nilai survival rate perlakuan A
dan B memiliki renrtang yang berbeda jauh. Survival rate perlakuan A (260C ±
10C) memiliki nilai terendah yaitu 40%.

Anda mungkin juga menyukai