e.

Ortofosfat

Praktikum Planktonologi yang dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2020

dilakukan pengukuran kadar orthofosfat di Lab Hidrobiologi FPIK UB. Pengambilan

air sampel dilakukan di kolam perpustakaan pusat Univetsitas Brawijaya, Malang.

Pengukuran orthofosfat oleh kelompok 10 diperoleh kadar orthofosfat pada stasiun 3

sebesar 0,12 ppm. Pengukuran ortofosfat oleh kelompok 5 diperoleh hasil sebesar

0,71 ppm. Air sampel yang digunakan diambil dari kolam yang sama. Pengukuran

kadar orthofosfat sangat penting karena merupakan factor utama dalam proses

perkembangan organisme akuatik, sebab orthofosfat merupakan jenis fosfat yang

dapat dimanfaatkan secara langsung oleh organisme perairan.

Menurut Boyd (2015), fosfat inorganik yang mendapat di perairan biasanya

merupakan hasil ionisasi dari asam ortofosfat. Penambahan fosfat melalui polusi

limbah ke perairan dapat menyebabkan tergagnggunya keseimbangan alam dan

dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam ekosistem perairan.

Fosfat inorganik tidak hanya berbentuk ortofosfat saja, ada juga bentuk polyfosfat.

Saat polyfosfat menyentuh badan perairan, polyfosfat akan terhidrolisis dan berubah

menjadi ortofosfat. Menurut Carasco, et al. (2019), kualitas suatu perairan dapat

ditentukan dengan menelti kadar ortofosfat suatu perairan. Rata-rata kadar ortofosfat

global adalah 0,01 mg/L dengan standar deviasi ±0,01mg/L.

Dapat disimpulkan bahwa stasiun 3 kolam perpustakaan UB memiliki kadar

ortofosfat yang berkisar antara 0,12-0,71 ppm. Nilai tersebut menunjukan bahwa

stasiun 3 kolam perpustakaan UB memuliki nilai di atas rata-rata global. Adanya

perubahan nilai ortofosfat dalam perairan dapat dipengaruhi oleh banyaknya

dekomposisi bahan organic, limbah, runoff, dan pelapukan batuan. Kadar ortofosfat
yang tinggi ini menandakan terjadinya eutrofikasi. Sehingga keberadaan plankton di

stasiun UB pada awalnya beragam, setelah terjadi eutrofikasi keberagaman itu

menurun tetapi kelimpahannya semakin naik.