Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN NITRIT

Disusun Oleh :

Nama : DEDE SATRIA WIJAYA

NIM : 1911050041

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKUTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
12 November 2020

PEMERIKSAAN NITRIT

Hari, tanggal : Kamis, 12 November 2020

Probadus : Tn. Dede Satria Wijaya

Usia : 24 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

I. TUJUAN
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Nitrit (NO2)
2. Mengetahui cara pemeriksaan Nitrit (NO2) dalam urine
3. Mengetahui hasil pemeriksaan Nitrit (NO2) dalam urine

II. TINJAUAN PUSTAKA


Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis. Ekskresi urine diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urine sangat
penting karena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi urine
(Wahyundari, 2016).
Komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk menahan dan
menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan mempertahankan
homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam urineselama 24 jam adalah
35 gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2014).
Organ yang berperan dalam pembentukan urineyaitu ginjal. Didalam ginjal, zat sisa
metabolisme akan dipilah-pilah kembali. Hasil pemilahan tersebut berupa zat yang sudah tidak
berguna dan zat yang masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna tersebut akan
dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat-zat yang masih dapat dipergunakan lagiakan
dikembalikan ke sirkulasi. Nefron terdiri atas seperangkat glomerulus dan tubulus. Glomerulus
mempunyai fungsi filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai fungsi sekresi dan reabsorbsi.
Setidaknya salah satu dari tiga proses berikut akan dialami suatu zat ketika diangkut melalui
darah ke sistem filtrasi kompleks ginjal, yaitu filtrasi glomerular, sekresi tubular dan reabsorbsi
tubular (Riswanto, dan Rizki, 2015).
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) oleh
bakteri Nitrosomonas dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit
bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami
mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat
toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses
biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Selain
itu nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga
darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-
NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker (Maladi, Irham, dkk. 2013).
Dasar tes kimia nitrit adalah kemampuan bakteri tertentu untuk mereduksi nitrat
(NO3) menjadi nitrit (NO2). Nitrit terdeteksi oleh reaksi Greiss, dimana nitrit pada pH asam
bereaksi dengan amina aromatik (asam p-arsanilat atau sulfanilamide) membentuk senyawa
diazonium yang kemudian bereaksi dengan tetra hidrobenzoquinolin menghasilkan warna azo
yang merah muda. Spesimen yang baik untuk pemeriksaan nitrit adalah urine pagi pertama.
Nitrit (NO2) yang terdapat dalam air minum, kemudian terminum oleh hewan atau
manusia maka NO2 akan masuk ke dalam pembuluh darah dalam tubuh yang menyebabkan
methemoglobinemia. Methemoglobinemia ini menghalangi Hb untuk mengikat O2 dan
menimbulkan blue baby syndrome (tubuh menjadi berwarna kebiru-biruan karena kekurangan
oksigen). NO2 dapat digunakan sebagai inhibitor korosi, NO2 dapat membentuk senyawa
nitrosamine yang dapat menimbulkan kanker (Alaerts dan Santika, 2014).
Berdasarkan PERMENKES No 492/MENKES/PER/IV/2010 kadar maksimum nitrit
dalam air minum dan air bersih adalah 3mg/L. Salah satu bahan yang dapat menurunkan kadar
NO2 dalam air yaitu karbon aktif . Karbon aktif merupakan suatu padatan berpori yang
dihasilkan dari bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi.

III. MATERI DAN METODE


3.1 Alat dan Bahan

3.2 Cara Kerja


1. Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi
2. Celupkan strip test ke dalam tabung selama 3 detik
3. Kemudian baca hasil yang didapatkan atau yang tertera.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pemeriksaan

4.2 Pembahasan

V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Daftar Pustaka

Alaerts G., & S.S Santika. 2014. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional: Surabaya
Indonesia.
Maladi, Irham, dkk. (2013). Analisis Uji Fisik Ammonia (NH3), Nitrit (NO2), Penentuan
kadar besi (FE), Mangan (Mn) dan klorin (Cl) dalam sampel air minum Nestle dan Cleo. UIN
Syarif Hidayatullah: Jakarta
Ma’arufah. 2014. Perbedaan Antara Hasil Carik Celup Dengan Metode Mikroskopis
Sebagai Indikator Adanya Sel Darah Merah Dalam Urin. Jurnal Akademi Analis Malang 2 (2) : 1-
12.Malang: Akademis Analis Kesehatan Malang.
Riswanto dan Mohammad R. 2015. Menerjemahkan Pesan Klinis Urine. Yogyakarta:
Pustaka Rasmedia.
Wahyundari, A. 2016. Pengaruh Lama Waktu Penyimpanan Sampel Urine Pada Suhu 2-
8oC Terhadap Hasil Pemeriksaan Kimia Urine. Skripsi. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai