MODUL VI
KESADAHAN TOTAL, KALSIUM, DAN MAGNESIUM
(METODE TITRIMETRI)
Kelompok 3
Disusun oleh:
Adrian Wasistoadi (1606885980)
Amelia Majid (1606831792)
Nurul Shafira Daradjat (1606884400)
I. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk menentukan kesadahan
total kalsium dan magnesium yang terdapat dalam sampel air danau UI dengan
metode titrimetri EDTA dengan batas terendah 5 mg/L.
Sumber: Sawyer
Secara umum, air tanah memiliki kadar kesadahan yang lebih tinggi
dibanding air permukaan karena sumber air berada di dalam lapisan tanah
yang tebal dan terjadi pembentukan batu kapur. Sedangkan pada air
permukaan, lapisan tanah di sekelilingnya tipis dan pembentukan batu
kapur terjadi sedikit atau tidak ada sama sekali.
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan/atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Baku mutu air adalah ukuran batas
atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan/atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
Kadar Kesadahan Maksimum yang Diperbolehkandalam Kepmenkes RI No. 907 Tahun 2002
Sumber: Lampiran Persyaratan Kualitas Air Minum pada Kepmenkes RI No. 907 Tahun
2002
Kadar Kesadahan Maksimum yang Diperbolehkan dalam Permenkes RI No. 492 Tahun 2010
Sumber: Lampiran Persyaratan Kualitas Air Minum pada Kepmenkes RI No. 492 Tahun
2010
Sumber: https://www.saskatoon.ca/services-residents/power-water/water-
wastewater/drinking-water/water-quality-characteristics
Kadar Total Dissolved Solids (TDS)Maksimum yang Diperbolehkan dalam National Secondary
Drinhing Water Regulation
Sumber: National Primary Drinking Water Regulations, U.S EPA, May 2009
g. Tipe-Tipe Kesadahan
Kesadahan dibagi berdasarkan dua tipe, yaitu berdasarkan ion logamnya
dan berdasarkan hubungan ikatan anion dengan ion logam terkait.
1. Kesadahan kalsium dan magnesium
Kalsium dan magnesium merupakan kation penyebab kesadahan
yang memiliki porsi terbesar di dalam perairan. Perhitungan
mengenai keduanya menjadi penting untuk penyediaan air dengan
kualitas baik bagi masyarakat. Adapun nilai kesadahan kalsium
dapat ditentukan melalui percobaan, sedangkan nilai kesadahan
magnesium didapatkan dari hasil pengurangan antara kesadahan
total dengan kesadahan kalsiumnya. Dalam menentukan nilai
kesadahan kalsium, langkah yang dilakukan juga dapat ditentukan
untuk mengetahui nilai kesadahan yang diakibatkan oleh kation
strontium.
Gambar
1. Formula EDTA
beserta garam natriumnya
Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3c/EDTA.svg/1200px-
EDTA.svg.png
i. Dampak Kesadahan
Kesadahan tidak membawa pengaruh apapun dalam bidang kesehatan,
berbeda dengan parameter lainnya. Oleh sebab itulah, kesadahan masuk
dalam secondary standards oleh U.S EPA. Kesadahan menyebabkan
ketidaknyamanan seperti air yang berwarna dan memiliki rasa serta bau
yang buruk, serta dapat membawa pengaruh dalam kecantikan (seperti
perubahan kulit dan gigi). Terdapat masalah lebih penting yang
diakibatkan oleh kesadahan. Air sadah dapat menghambat penggunaan
sabun efektif sehingga menimbulkan proses pembersihan yang tidak
sempurna. Selain itu, kesadahan juga dapat menyebabkan endapan dalam
pipa yang menghambat sistem distribusi air dan pengolahan air lainnya.
b. Bahan
Air sampel outlet Danau Agatis UI
Indikator Eriochrome Black T (EBT)
Larutan penyangga pH 10 ± 0,1
Indikator murexid
Larutan NaOH 1 N
Larutan baku Na2EDTA.2H2O 0,01 M
Air suling
V. DATA PENGAMATAN
a. Kesadahan Total
KESADAHAN TOTAL
b. Kesadahan Kalsium
KESADAHAN KALSIUM
b. KesadahanKalsium
c. Kesadahan Magnesium
VII. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Percobaan modul Kesadahan Total ini bertujuan untuk menentukan
kesadahan total yang terdapat dalam contoh air danau dengan metode
titrimetri EDTA dengan batas terendah 5 mg/L. Peralatan yang dibutuhkan Commented [a2]: lengkapi statif dan klem, dan jelaskan apa
fungsinya
untuk percobaan ini adalah buret 50 mL untuk menampung larutan
Na2EDTA 0,01 M yang akan digunakan sebagai larutan titrasi, statif dan
klem yang berfungsi untuk menjepitkan buret ketika melakukan titrasi,
labu Erlenmeyer 250 mL untuk menampung larutan sampel, gelas ukur
100 mL untuk mengukur volume larutan sampel dan air suling secara
presisi, pipet volume 10 mL dan 50 mL dan pipet ukur 10 mL untuk
memipet dan memindahkan larutan, spatula untuk mengambil indicator
EBT dan Murexid, kertas pH untuk mengetahui pH larutan setelah
ditambah larutan penyangga dan NaOH, botol semprot untuk menampung
dan mengeluarkan air suling, dan pipet tetes untuk memipet larutan dalam
jumlah atau volume yang kecil. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk Commented [a3]: lengkapi, sampel
percobaan ini adalah larutan sampel yang berasal dari outlet danau Agatis,
indicator Eriochrome Black T (EBT) dan indicator Murexid yang Commented [a4]: apa fungsinya
Commented [a5]: jelasin fungsinya
berfungsi sebagai indicator adanya ion-ion kalsium dan magnesium di
dalam larutan sampel, larutan penyangga pH 10+0,1 dan larutan NaOH 1
N untuk meningkatkan pH larutan sampel sampai pada kondisi basa, serta
larutan baku dinatrium etilen diamin tetra asetat dihidrat 0,01 M yang
berfungsi sebagai larutan penitrasi.
Pada percobaan ini terdapat dua prosedur yang akan dilakukan, yaitu
prosedur kesadahan total dan prosedur kesadahan kalsium. Prosedur yang
Praktikan lakukan pertama adalah prosedur kesadahan total. Pertama-
tama, Praktikan memasukkan 25 mL larutan sampel ke dalam gelas ukur
dan menuangnya ke dalam labu Erlenmeyer. Kemudian, Praktikan
memasukkan 25 mL air suling ke dalam gelas ukur dan memasukkannya
ke dalam labu Erlenmeyer yang sama. Pemasukan ke dalam gelas ukur
terlebih dahulu dilakukan agar penentuan volume larutan sampeldan air
suling yang dibutuhkan lebih presisi. Penambahan air suling dilakukan
agar dapat mengencerkan larutan sampel dari 25 mL menjadi 50
mL.Selanjutnya, Praktikan menambahkan larutan penyangga pH 10+0,1 Commented [a6]: jelaskan mengapa sampel harus diencerkan
bahwa larutan mengandung ion kalsium. Setelah itu, Praktikan menitrasi Commented [a11]: Apa fungsi indicator murexid? jelaskan
mengapa bisa terjadi perubahan warna, murexid bereaksi dengan….
larutan dengan Na2EDTA 0,01 M hingga warna larutan berubah menjadi
ungu. Warna ungu mengindikasikan larutan mengalami kesadahan akibat
ion-ion kalsium. Kemudian, Praktikan mencatat volume Na2EDTA yang Commented [a12]: Mengapa dititrasi dengan Na2EDTA 0,01M?
reaksi apa yang terjadi?
dipakai dalam titrasi.
2. Analisis Hasil
Data pengamatan yang diperoleh Praktikan dalam percobaan ini adalah
volume sampel, factor pengenceran, perubahan warna dan volume
Na2EDTA yang dipakai selama titrasi untuk masing-masing prosedur. Ada
tiga nilai yang ingin dicari Praktikan dalam percobaan ini, yaitu kadar
kesadahan total, kadar kesadahan kalsium, dan kadar kesadahan
magnesium. Berikut adalah data pengamatan yang diperoleh.
KESADAHAN TOTAL
KESADAHAN KALSIUM
Dimana Vcu adalah volume sampel, VEDTA adalah volume Na2EDTA yang
dibutuhkan untuk titrasi, MEDTA adalah konsentrasi dari Na2EDTA , dan
FP adalah factor pengenceran. Diperoleh kadar kesadahan total percobaan
ini sebesar 148 mg/L. Untuk mendapatkan kadar kesadahan kalsium,
Praktikan memakai persamaan berikut:
3. Analisis Kesalahan
Dalam melaksanakan percobaan ini, Praktikan membuat beberapa
kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
Praktikan memasukkan indicator EBT atau Murexid ke dalam
larutan berlebihan. Hal ini menyebabkan warna pada larutan
terlalu pekat.
Ketidaktepatan Praktikan dalam memastikan pH dengan
menggunakan kertas pH. Hal ini menyebabkan larutan akan
memberikan warna yang tidak sesuai ketika diberikan indicator.
Ketika melakukan titrasi untuk mencari kadar kesadahan total,
Praktikan tidak sengaja membiarkan satu tetes larutan titrasi
tumpah. Hal ini menyebabkan pencatatan volume Na2EDTA yang
dibutuhkan untuk titrasi dikurangi sebesar 0,05 mL
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat Praktikan tarik dari percobaan ini adalah sebagai
berikut :
Nilai kesadahan total pada percobaan ini adalah sebesar 148 mg/L.
Menurut Permenkes no. 492 tahun 2010, standar kadar kesadahan
yang diperbolehkan adalah 500 mg/L. Maka dari itu, larutan
sampel yang diuji pada percobaan ini memenuhi standar tersebut.
IX. REFERENSI
Modul Buku Praktikum Kimia Lingkungan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan dan
Kualitas Air Minum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sawyer,C., McCarty, P., danParkin, G.2003. Chemistry for Environmental
Engineering and Science. McGraw Hill.
City of Saskatoon, Canada. Water Quality Characteristics. Diambil dari
https://www.saskatoon.ca/services-residents/power-water/water-
wastewater/drinking-water/water-quality-characteristics (diakses pada 23
Maret 2018).
Marsidi, Ruliasih. Penghilangan Kesadahan dengan Penukaran Ion. Diambil
dari
http://ejurnal.bppt.go.id/ejurnal2011/index.php/JTL/article/viewFile/198/156
(diakses pada 23 Maret 2018)
Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Buku Air Minum: Bab 9, Sadah.
Diambil dari
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB9SADAH.pdf
(diakses pada 22 Maret 2018)
United States Environmental Protection Agency (U.S EPA). May 2009.
National Primary Drinking Water Regulations.
X. LAMPIRAN
1. Bagan Salah
2. Laporan Mini
3. Mind Map