Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

KESADAHAN

KELOMPOK II

Annisa Septi Dwiyanti 1706986132

Caleb Patrick Sidabutar 1706042503

Kayla Ashilla Putri M. 1706042636

Asisten Praktikum : Rendy

Tanggal Praktikum : 6 Mei 2019

Nilai :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2019
I. TUJUAN
Untuk menentukan kesadahan total yang terdapat dalam air outlet
Danau Kenanga dengan metode titrimetri dengan batas terendah 5 mL.
II. DASAR TEORI
II.1. Definisi Kesadahan

Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion


(kation) logam valensi dua. Kation-kation penyebab utama dari
kesadahan Ca2+¿ ,¿ Mg 2+¿¿, Sr 2+¿¿ , Fe2+ ¿¿, dan Mn2 +¿¿. Sedangkan anion-

anion yang biasa terdapat dalam air adalah HCO3−¿¿ , SO 42−¿¿, Cl−¿¿, dan
NO 3−¿¿. Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di
dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat.

Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan


bikarbonat menjadi kalsium bikarbonat Ca( HCO3 )2), sulfat menjadi
kalsium sulfat (CaSO 4), klorida menjadi kalsium klorida (CaCl), dan

nitrat menjadi kalsium nitrat (Ca ( NO3 )2 ). Magnesium dalam air


kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat menjadi magnesium
bikarbonat ¿ ¿),, sulfat menjadi magnesium sukfat ( MgSO4 ), dan klorida
menjadi magnesium klorida ( MgCl 2).

Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air yang memiliki kadar mineral
yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan
juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan
sulfat.

Tingkat kesadahan di berbagai tempat perairan berbeda-beda,


pada umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi
karena air tanah mengalami kontak langusng dengan batuan kapur yang
ada pada lapisan tanah yang dilalui air. Air permukaan mempunyai
tingkat kesadahan yang rendah (air lunak), kesadahan non karbonat dalam
air permukaan bersumber dari kalsium sulfat yang terdapat dalam tanah
liat dan endapan lainnya. Kesahan air dinyatakan dengan mg/L CaCO3.
Tingkat kesadahan air biasanya digolongkan seperti ditunjukkan pada
tabel berikut ini.

Tabel 2.3.1. Klasifikasi Tingkat Kesadahan Mg l/ CaCO3


Mg l/CaCO3 Tingkat
Kesadahan
0-75 Lunak (soft)
75-150 Sedang
(moderately
hard)
150-300 Tinggi (hard)
>300 Tinggi sekali
(very hard)
Sumber: Marsidi, Ruliasih. Zeolit untuk mengurangi kesadahan air. BPPT.
2001

II.2. Faktor-Faktor Penyebab Kesadahan dan Faktor Mempengaruhi


Kesadahan air ditentukan oleh konsentrasi dari kation multivalen
dalam air. Kation multivalen adalah kompleks logam bermuatan positif
dengan muatan yang lebih besar dari 1+. Biasanya, kation memiliki
muatan 2+. Kation yang biasa ditemukan dalam air sadah adalah Ca2+¿ ¿
dan Mg 2+¿¿. Umumnya kalsium mineral mengandung kalsit dan gipsum.
Sedangkan mineral magnesium yang biasa ditemukan adalah dolomit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadahan air adalah:
a. Kandungan ion kalsium
b. Kandungan ion magnesium
c. Kandungan garam bikarbonat
d. Kandungan garam karbonat
e. Kandungan garam klorida
f. Kandungan garam sulfat
g. Ion logam lainnya

II.3. Tipe-Tipe Kesadahan

Kesadahan air dapat dibagi menjadi dua jenis kesadahan, yaitu


kesadahan sementara dan kesadahan tetap.

a. Kesadahan Sementara
Kesadahan sementara adalah air yang mengandung kesadahan
kalsium karbonat dan magnesium karbonat. Kesadahan sementara juga
dapat disebut sebagai kesadahan karbonat. Kesadahan karbonat dapat
dihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan cara pembubuhan
kapur, sehingga terbentuk endapan CaCO3 atau MgCO 3. Terjadi reaksi
yang membentuk endapan tersebut, yaitu:
Ca( HCO3 )2 → dipanaskan → CO 2(gas) + H 2 O (cair) + CaCO3
(endapan)
Mg ( HCO3)2→ dipanaskan → CO 2 (gas) + H 2 O (cair) +
MgCO 3 (endapan)

b. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah adalah air yang menganding kesadahan
kalsium sulfat, kalsium klorida, magnesium sulfat, dan magnesium
klorida. Dikatakan kaesadahan tetap karena tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan, tetapi dapat dengan cara lain, salah satunya
adalah proses penukaran ion dan penembahan larutan soda – kapur
(terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida)
sehingga terbentuk endapan kalsium karbonat dan magnesium hidroksida,
dengan reaksi:
CaCl2 + Na2 CO 3 -> CaCO3 (endapan) + 2NaCl (larut)
CaSO 4 + Na2CO3 -> CaCO3 (endapan) + Na2 SO4 (larut)
MgCl 2 + Ca(OH)2 -> Mg(OH )2 (endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 -> Mg(OH)2 (endapan) + CaSO 4 (larut)

II.4. Dampak Kesadahan Bagi Kehidupan Sehari-Hari

Air yang sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun


dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan
pengendapan mineral, yang menyebabkan penyumbatan saluran pada pipa
dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah
tangga, dan air sadah yang bercampur dengan sabun tidak dapat
membentuk busa, melainkan membentuk gumpalan soap scum (sampah
sabun) yang sukar dihilangkan. Efek ini timbul karena ion
menghancurkan sifat surfaktan dari sabun dengan membentuk endapat
padat (sampah sabun tersebut). Komponen utama dari sampah tersebut
adalah kalsium stearat, yang muncul dari stearat natrium, yang
merupakan komponen utama dari sabun.

Gambar 2.4.1. Pipa akibat Air Sadah

Sumber: rumushitung.com
Gambar 2.4.2. Soap Scum

Sumber: howtocleanthings.com

Dalam perindustrian, air sadah diawasi dengan ketat untuk


mencegah kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang
digunakan harus terbebad dari kesadahan karena kalsium dan magnesium
karbonat cenderung mengendap pada permukaan pipa dan permukaan
penukar panas. Presipitasi (pembentukan padatan tak larut) ini terutama
disebabkan oleh dekomposisi termal ion bikarbonat, tetapi bisa juga
terjadi sampai batas tertentu walaupun tanpa adanya ion tersebut.
Penumpukan endapan ini dapat mengakibatkan terhambatnya aliran panas
ke dalam air, mengurangi efisiensi pemanasan dan memungkinkan
komponen logam ketel uap terlalu panas.

II.5. Standar Baku Mutu dan Alasan Dijadikan Acuan Pengolahan Air
a. Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Tabel 2.5.1. Baku Mutu Kesadahan Untuk Keperluan Higiene

Parameter Satuan Kadar Maksimum


Kesadahan (CaCO3) Mg/L 500
Sumber: PERMENKES Nomor 32 Tahun 2017
b. Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air
Tabel 2.5.2. Baku Mutu Kesadahan Untuk Air Minum

Parameter Satuan Kadar Maksimum


Kesadahan (CaCO3) Mg/L 500
Sumber: PERMENKES Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
Peraturan Mentari Keseahatn Republik Indonesia Nomor 492
Tahun 2010 Tentang Persyaratan Air Minum.
Tabel 2.5.2. Baku Mutu Kesadahan Untuk Air Minum

Parameter Satuan Kadar Maksimum


Kesadahan (CaCO3) Mg/L 500
Sumber: PERMENKES Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

c. Air Bersih
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air
Tabel 2.5.3. Baku Mutu Kesadahan Untuk Air Bersih

Parameter Satuan Kadar Maksimum


Kesadahan ¿) Mg/L 500
Sumber: PERMENKES Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990

II.6. Korelasi DO, BOD, dan COD dengan Kesadahan


Kadar kesadahan menunjukan apabila suatu badan air memiliki
kadat polutan atau pencemar yang tinggi atau rendah. Jika kesadahan air
tinggi maka air tersebut tercemar, sedangkan jika kesadahan air rendah,
maka air tersebut dapat dikatakan tidak tercemar.
Kesadahan dapat dihubungkan dengan parameter lain, seperti DO,
BOD, dan COD. Jika tingkat kesadahan tinggi, makan endapan material
organiknya juga tinggi, yang berarti tingkat BOD nya juga tinggi. Adanya
endapan organik menunjukan adanya pencemaran. Maka dapat dikatakan
jika air tersebut dikatakan tercemar, maka kesadahan dan BOD air
tersebut tinggi, sedangkan tingkat COD dan DO air tersebut rendah, dan
jika air tersebut dikatakan tidak tercemar, maka kesadahan dan tingkat
BOD air tersebut rendah, dan tingkat COD dan DO tinggi.
II.7. Metode Pemeriksaan Kesadahan
Terdapat beberapa metode untuk melakukan atau menentukan
tingkat kesadahan dari suatu sampel air, seperti:
a. Metode Titrasi EDTA
EDTA (Ethylene Diamin Tetra Acetic) adalah senyawa
komplek kehlar dengan rumus molekul ( H O 2 CC H 2)2 .NC H 2C H 2
N(C H 2CO2H)2. EDTA adalah suatu senyawa asam amina yang
secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam-logam
bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam melalui empat
karbolsilat dan dua gugus amina.

Gambar 2.7.1. Struktur Kimia EDTA

Sumber: researchgate.net

Kesadahan total dapat ditentukan melalui titrasi EDTA


sebagai titran dan menggunakan indokator yang peka terhadap ion
kalsium dan magnesium. PH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator
EBT (Eriochrome Black T). Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan
mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh ion
kalsium dengan indikator murexide. EBT yang dihaluskan bersama
NaCl padat terkadang juga dapat digunakan sebagai indikator untuk
menentukan Ca ataupun hidroksinafol. EDTA merupakan salah satu
metode yang direkomendasikan karena Ca tidak ikut terkopresitasi
dengan Mg.

II.8. Metode Penghilangan Kesadahan


Terdapat beberapa proses penghilangan kesadahan air yang
sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan
dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut.
a. Resin Pengikat Kation dan Anion
Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah
satu fingsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu.
Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi
resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan
Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas
dari kesadahan.

Gambar 2.8.1. Ilustrasi Resin


Sumber: artikel-teknologi.com

b. Zeolit
Zeolit memiliki rumus kimia Na2Al2Si3O10.2H2O atau
K2Al2Si3O10.2H2O. Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang
memiliki pori-pori yang dapat dilewati air. Ca2+ dan Mg2+ akan
ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut
terbebas dari kesadahan.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau tetap pada
air yang digunakan dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit.
Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan
dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah
tangga, seperti mencuci, mandi, dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya zeolit
yang sama tidak dapat digunakan terus-menerus. Sehingga pada
rentang waktu tertentu zeolit yang digunakan harus diganti dengan
yang baru.

Gambar 2.8.2. Pasir Zeolit

Sumber: mta.gov.tr

II.9. Aplikasi Data Kesadahan Di Bidang Teknik Lingkungan


Di dalam pemantauan kualitas air, Kesadahan merupakan salah
satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air.
Jika ditemukan kesadahan dari suatu badan air tinggi, maka butuh
diterapkan sistem filtrasi atau metode lain yang dapat mengurangi nilai
kesadahan dari badan air tersebut. Kesadahan juga dapat berperan sebagai
penentu jenis pengolahan yang harus digunakan pada instalasi pengolahan
air limbah dan air minum. Jika kadar kesadahan lebih besar dari 500
mg/L, maka perlu diterapkan suatu metode untuk mengurangi kesadahan
pada air tersebut.

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Buret 50 mL (1)
2. Labu erlenmeyer (1)
3. Gelas ukur 100 mL (1)
4. Pipet volume 10 ml dan 50 ml (1)
5. Pipet ukur 10 ml (1)
6. Spatula (1)
7. Kertas pH (1)
8. Botol semprot (1)
9. Pipet tetes (1)

BAHAN

1. Air sampel, yaitu Outlet Danau Kenanga


2. Indikator EBT
3. Larutan penyangga 10 + 0,1
4. Indikator murexid
5. Larutan NaOH 1N
6. Larutan CaCO3 0,01 M
7. Larutan Na2EDTA 2H20 0,01 M
8. Larutan Na2EDTA 0,001 M

IV. CARA KERJA

a. Kesadahan Total
1. Memipet 25 2. Menuang 25 mL 3. Memasukkan
mL sampel ke air suling ke gelas air suling ke
dalam labu ukur erlenmeyer
erlenmeyer 250
mL

4. Meneteskan 5. Meneteskan 6. Menitrasi


larutan Indikator EBT Na2EDTA
penyangga ke hingga merah hingga biru
sampel sampi keunguan
pH=10

b. Kesadahan Total
1. Memipet 25 mL 2. Menuang 25 mL 3. Memasukkan
sampel ke dalam air suling ke gelas air suling ke
labu erlenmeyer ukur erlenmeyer
250 mL

4. Meneteskan 5. Meneteskan 6. Menitrasi


NaOH ke sampel Indikator murexid Na2EDTA
sampi pH=12 hingga merah hingga ungu
muda

V. DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Jenis Kesadahan Indikator V0 Na2EDTA (ml) Vt Na2EDTA (ml) ΔV (ml)

Kesadahan Total EBT 19.8 21.3 1.5

Kesadahan Kalsium Murexid 18.7 19.8 1.1


Sumber: Analisis Praktikan, 2019

VI. PENGOLAHAN DATA


1. Kesadahan Total
1000
Kesadahan Total (mg/L) = x VEDTA x MEDTA x 100 x FP
Vc µ

Keterangan:
Vcµ = volume larutan sampel = 25 ml
V EDTA = volume larutan baku untuk titrasi (ΔV)
M EDTA = molaritas larutan baku Na2EDTA untuk titrasi
100 = bobot molekul CaCO2
Fp = faktor pengenceran = 2

1000
Kadar Kesadahan Total = ( ) x 1.5 x 0,01 x 100 x 2 = 120 mg/L
25

2. Kesadahan Kalsium
1000
Kesadahan Kalsium (mg/L) = x VEDTA x MEDTA x 40 x FP
Vcu

Keterangan:
Vcµ = volume larutan sampel = 25 ml
V EDTA = volume larutan baku untuk titrasi (ΔV)
M EDTA = molaritas larutan baku Na2EDTA untuk titrasi
40 = bobot molekul Ca
Fp = faktor pengenceran = 2

1000
Kadar Kesadahan Kalsium = ( ) x 1.1 x 0,01 x 40 x 2 = 35.2 mg/L
25

3. Kesadahan Magnesium
Kesadahan Magnesium = Kesadahan Total – Kesadahan Kalsium
Kadar Kesadahan Magnesium = 120 mg/L – 35.2 mg/L = 84.8 mg/L

VII. ANALISIS
VII.1. Analisis Percobaan
Pada kesempatan kali ini, praktikan melakukan percobaan dengan
tujuan untuk menentukan kesadahan total yang terdapat dalam air outlet
Danau Kenanga dengan metode titrimetri dengan batas terendah 5 mL. Untuk
mengetahui nilai kesadahan magnesium, praktikan mengurangi nilai
kesadahan total dengan kesadahan kalsium. Alat yang dibutuhkan yaitu buret
50 mL untuk menampung larutan Na2EDTA 0,001 M yang akan digunakan
untuk titrasi, labu erlenmeyer sebagai wadah air sampel, gelas ukur 100 mL
untuk mengukur volume air suling yang digunakan, pipet volume 10 ml dan
50 ml serta pipet ukur 10 ml untuk memindahkan larutan, spatula untuk
mengambil indikator EBT dan murexid, kertas pH untuk mengetahui nilai pH
apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan, botol semprot sebagai tempat
air suling, dan pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam jumlah yang
sedikit. Bahan yang digunakan yaitu indikator EBT, larutan penyangga 10 +
0,1, indikator murexid, larutan NaOH 1N, larutan CaCO3 0,01 M, larutan
Na2EDTA 2H20 0,01 M, dan larutan Na2EDTA 0,001 M.
Pertama-tama, praktikan melakukan percobaan untuk mencari nilai
kesadahan total. Praktikan memipet 25 mL sampel ke dalam labu erlenmeyer
250 mL diatas meja yang datar dengan posisi labu erlenmeyer miring 45
derajat dan pipet tegak lurus untuk mendapatkan ketepatan pengukuran.
Kemudian, praktikan menuang 25 mL air suling ke gelas ukur agar jumlah air
suling yang digunakan presisi, lalu memasukkannya ke erlenmeyer yang telah
berisi sampel. Penambahan air suling dilakukan karena air suling tidak
mengandung mineral seperti air yang dapat mengganggu jalannya reaksi.
Pengenceran ini bertujuan agar pH yang dituju lebih mudah untuk dicapai.
Kemudian, praktikan meneteskan larutan penyangga ke sampel hingga
pH=10 atau dalam suasana basa, pengecekan pH dilakukan dengan
menggunakan kertas pH. Larutan penyangga berfungsi untuk menjaga kadar
kation dalam air dan memastikan bahwa larutan tidak mencapai kondisi asam,
atau dalam kata lain untuk menjaga pH agar tetap stabil dan tidak mudah
turun secara drastis. Nilai pH sebesar 10 adalah kondisi dimana indikator EBT
dapat bekerja secara optimal. Setelah mencapai pH=10, praktikan meneteskan
indikator EBT hingga warna larutan berubah menjadi merah keunguan.
Indikator EBT berperan untuk mendeteksi ion-ion logam yaitu kalsium dan
magnesium penyebab kesadahan yang diindikasikan dengan perubahan warna
larutan. Kemudian, menitrasi Na2EDTA hingga biru. Indikator EDTA
digunakan karena indikator ini merupakan indikator yang paling peka
terhadap ion Ca2+ dan Mg2+ yang kemudian akan membentuk senyawa
kompleks.
Untuk percobaan dengan tujuan mencari nilai kesadahan kalsium,
praktikan melakukan langkah yang hampir sama seperti langkah pada
percobaan untuk menentukan nilai kesadahan kalsium. Praktikan memipet 25
mL sampel ke dalam labu erlenmeyer 250 mL diatas meja yang datar dengan
posisi labu erlenmeyer miring 45 derajat dan pipet tegak lurus untuk
mendapatkan ketepatan pengukuran. Kemudian, praktikan menuang 25 mL air
suling ke gelas ukur agar jumlah air suling yang digunakan presisi, lalu
memasukkannya ke erlenmeyer yang telah berisi sampel. Penambahan air
suling dilakukan karena air suling tidak mengandung mineral seperti air yang
dapat mengganggu jalannya reaksi. Pengenceran ini bertujuan agar pH yang
dituju lebih mudah untuk dicapai.
Kemudian, praktikan meneteskan NaOH ke sampel hingga pH=12 atau
dalam suasana basa, pengecekan pH dilakukan dengan menggunakan kertas
pH. Larutan NaOH digunakan untuk menaikkan nilai pH agar ion dengan
alkalinitas tinggi yaiotu ion Mg mengendap secara seluruhnya membentuk
padatan Mg(OH)2 sehingga dapat dilakukan pengukuran terhadap kesadahan
kalsium tanpa gangguan dari magnesium yang telah mengendap. Nilai pH=12
merupakan kondisi yang paling memungkinkan terjadinya pengendapan
magnesium. Setelah mencapai pH=12, praktikan meneteskan indikator
murexid hingga warna larutan berubah menjadi merah muda. Larutan murexid
merupakan indikator yang peka terhadap kalsium sehingga berfungsi sebagai
pengikat ion kalsium untuk dihitung nilai kesadahannya. Kemudian, menitrasi
Na2EDTA hingga ungu. Indikator EDTA digunakan karena indikator ini
merupakan indikator yang paling peka terhadap ion Ca2+ dan Mg2+ yang
kemudian akan membentuk senyawa kompleks.

VII.2. Analisis Hasil


Setelah melakukan serangkaian percobaan, diperoleh data hasil
percobaan berupa volume titran yang digunakan untuk menghitung nilai
kesadahan total dan kesadahan kalsium. Dalam menghitung nilai kesadahan
total, praktikan mengalikan volume larutan baku untuk titrasi, molaritas
larutan baku untuk titrasi, bobot molekul CaCO2 yaitu 100, dan faktor
pengenceran yang kemudian dibagi dengan volume larutan sampel dan dikali
dengan 1000. Diperoleh nilai kesadahan total sebesar 120 mg/L. Setelah itu,
praktikan mencari nilai kesadahan kalsium dengan mengalikan volume larutan
baku untuk titrasi, molaritas larutan baku untuk titrasi, bobot molekul Ca yaitu
40, dan faktor pengenceran yang kemudian dibagi dengan volume larutan
sampel dan dikali dengan 1000. Diperoleh nilai kesadahan kalsium sebesar
35,2 mg/L. Untuk mendapatkan nilai kesadahan magnesium, praktikan
mengurangi nilai kesadahan total dengan nilai kesadahan kalsium sehingga
diperoleh nilai kesadahan magnesium sebesar 84,8 mg/L. Keseluruhan data
percobaan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2. Data Hasil Percobaan

Jenis Kesadahan Nilai Kesadahan (mg/L)


Kesadahan Total 120
Kesadahan Kalsium 35,2
Kesadahan Magnesium 84,8
Sumber: Analisis Praktikan, 2019
Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa dalam air Outlet Danau
Kenanga terdapat ion-ion kalsium dan magnesium yang kemudian
menghasilkan kadar kesadahan dalam air danau tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene yang menyatakan bahwa
kadar maksimum kesadahan yang diperbolehkan yaitu 500 mg/L, air Outlet
Danau Kenanga termasuk air yang sehat dan dapat digunakan untuk keperluan
hygiene karena tidak melewati batas maksimum kadar CaCO 3 yang
diperbolehkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 416 tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
yang menyatakan bahwa kadar maksimum kesadahan yang diperbolehkan
untuk air bersih dan air minum yaitu 500 mg/L, air Outlet Danau Kenanga
termasuk air yang dapat diminum dengan kualitas yang tergolong baik karena
tidak melewati batas maksimum kadar CaCO3 yang diperbolehkan.
Berdasarkan Peraturan Mentari Keseahatn Republik Indonesia Nomor 492
Tahun 2010 Tentang Persyaratan Air Minum yang menyatakan bahwa kadar
maksimum kesadahan yang diperbolehkan untuk air minum yaitu 500 mg/L,
air Outlet Danau Kenanga termasuk air yang dapat diminum karena tidak
melewati batas maksimum kadar CaCO3 yang diperbolehkan.
Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain kandungan ion kalsium dan magnesium, serta kandungan garam seperti
garam bikarbonat, garam karbonat, garam klorida, dan garam sulfat, serta
kandungan ion-ion logam lainnya. Treatment yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan kesadahan yaitu melalui penyaringan dengan menggunakan
resin pengikat kation dan anion dan dengan menggunakan zeolit.

VII.3. Analisis Kesalahan


Dalam melakukan praktikum, praktikan melakukan beberapa
kesalahan yang memengaruhi data yang dihasilkan. Beberapa kesalahan yang
mungkin terjadi yaitu :
1) Volume sampel serta larutan-larutan Reagan yang dituangkan ke dalam
botol refluks kurang akurat, sehingga terhadap perbededaan volume di
kedua botol refluks
2) Praktikan kurang teliti dalam membaca voume titrasi sehingga hasil titrasi
hingga perhitungan yang dilakukan kurang akurat
3) Pembacaan kertas pH kurang akurat karena warna yang tertera pada kertas
pH kurang jelas

VIII. KESIMPULAN
1. Percobaan menghasilkan perhitungan kadar kesadahan total dari air sampel
Outlet Danau Kenanga UI yaitu 120 mg/L.
2. Percobaan menghasilkan perhitungan kadar kesadahan kalsium dari air
sampel Outlet Danau Kenanga UI yaitu 35.2 mg/L, dan kesadahan magnesium
dari air sampel Outlet Danau Kenanga UI yaitu 84,8 mg/L.
3. Berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017, air Outlet Danau Kenanga
termasuk air yang sehat dan dapat digunakan untuk keperluan hygiene.
Berdasarkan Permenkes No. 416 tahun 1990, air Outlet Danau Kenanga
termasuk air yang dapat diminum dengan kualitas yang tergolong baik.
Berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010, air Outlet Danau Kenanga
termasuk air yang dapat diminum.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai