Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN IV

ALKALINITAS

I. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan alkalinitas
dari sampel air laut, air kran basuki rahmat, air got, dan air agro

II. Dasar teori


Alkaliniti adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa
penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan bufer, alkaliniti
merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah hasil
reaksi-reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa
“makro” yang menggabungkan beberapa reaksi (Anonim, 2010).
Alkaliniti dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32- ),
bikarbonat (HCO3- ), hidroksida (OH-) dan juga borat (BO33-), fosfat (PO43-
), silikat dan sebagainya. Dalam air alam alkaliniti sebagian besar
disebabkan oleh adanya bikarbonat, dan sisanya oleh karbonat dan
hidroksida. Dalam keadaan seperti ini kadar karbonat dan hidroksida naik,
dan menyebabkan pH larutan naik. Kalau kadar alkaliniti terlalu tinggi
(dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+ yaitu kadar kesadahan) air
menjadi agresip dan menyebabkan karat pada pipa, sebaliknya alkaliniti yang
rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak
CaCO3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa.
Kadar alkaliniti yang tinggi menunjukkan adanya senyawa garam dari asam
lemah seperti asam asetat, propionat, amoniak dan sulfit (SO32- ) (Anonim,
2010).
Alkalinitas memegang peranan penting dalam penentuan kemampuan
air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan
lainnya. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peran dalam
menentukan alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion
hidroksil.
HCO3- + H+ CO2 + H2O
CO32- + H+ HCO3-
OH- + H+ H2O
Yang lainnya, yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah amonia
dan konyugat basa-basa dari asam-asam fosfat, silikat, borat dan asam-asam
organik. Alkalinitas umumnya dinyatakan sebagai “alkalinitas fenolftalein”
yaitu proses situasi dengan asam untuk mencapai pH 8,3 dimana HCO3-
merupakan ion terbanyak, dan “alkalinitas total”, yang menyatakan situasi
dengan asam menuju titik akhir indicator metal jingga (pH 4,3), yang
ditunjukan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi
CO2 (Aria, 2009).
Kalau pH merupakan faktor intensitas, alkalinitas merupakan faktor
kapasitas, dimana kapasitas itu merupakan kapasitas air tersebut untuk
menetralkan asam. Oleh karena itu kadang-kadang penambahan alkalinitas
lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi asam.
Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO3- dan
sedikit oleh adanya CO32- dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai
konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion
hydrogen dalam air mengurangi alkalinitas (Aria, 2009).
Kandungan alkalinitas yang rendah, akan berdampak negatif pada
produktifitas suatu organisme seperti akan mempengaruhi kesehatan dan
pertumbuhan untuk kelangsungan hidupnya serta akan memepengaruhi
kuantitas kadar parameter lainya diantaranya CO2, pH dan parameter lainya.
penyebab yang mempengaruhi terjadinya penurunan pH salah satunya yaitu
terhadap bahan organik dimana akibat pH yang kurang stabil maka
konsentrasi total alkalinitas juga akan terpengaruh. Hal ini disebabkan karena
pada keadaan asam banyak tersedia ion hidrogen bebas yang kemudian
hidrogen bebas tersebut akan membentuk senyawa asam dengan mengikat
basa-basa bebas seperti karbonat maupun bikarbonat yang merupakan unsur
pembentuk total alkalinitas air, akibatnya menurunkan konsentrasi total
alkalinitas (Aria, 2009).
III. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut :
A. Alat
1. Gelas ukur 50 mL
2. Erlenmeyer 125mL
3. Pipet tetes
4. Buret 50 mL
5. Statif dan klem
6. Gelas kimia
B. Bahan
1. Air laut
2. Air kran basuki rahmat
3. Air got
4. Air agro
5. Indicator phenopthaline
6. Indikator metil orange
7. Larutan Na2S2O3 0,1 N
8. Larutan H2SO4 0,02 N
IV. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini dapat dilakukan yaitu sebagai
berikut :
1. menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
2. menyiapkan 2 buah Erlenmeyer
3. memasukkan masing-masing 25 mL sampel air kran basuki rahmat kedalam
erlenmeyer
4. Menambahkan larutan Na2S2O3 0,1 N sebanyak 1 tetes pada masing-masing
tabung
5. Menambahkan 2 tetes indicator phenopthaline pada tabung 1 dan 2 tetes
indicator metil orange pada tabung 2
6. menitrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N pada tabung 2
7. Mencatat volume titer yang dugunakan.
8. Mengulangi langkah 2 sampai 7 dengan menggantikan sampel air laut, sampel
air got, dan sampel air agro
V. Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini adalah
sebagai berikut :
NO. Perlakuan Hasil
1. Air kran basuki rahmat
Erlenmeyer A
a. 25 mL air kran basuki rahmat  Larutan bening
+ 1 tetes larutan Na2S2O3 0,1
N
b. Perlakuan a + 2 tetes indicator  larutan berwarna merah muda
phenopthaline
Erlenmeyer B
a. 25 mL air kran basuki rahmat  Larutan bening
+ 1 tetes larutan Na2S2O3 0,1
N
b. Perlakuan (a) + 2 tetes  Larutan berwarna kuning
indicator metil orange
c. Perlakuan (b) + Dititrasi  berwarna merah jingga
dengan larutan H2SO4 0,02 N V1 = 2,9 mL
V2 = 3,3 mL

2. Air laut
Erlenmeyer A
a. 25 mL air laut + 1 tetes  Larutan bening
larutan Na2S2O3 0,1 N
c. Perlakuan a + 2 tetes indicator
phenopthaline  larutan berwarna merah muda
Erlenmeyer B
b. 25 mL air laut + 1 tetes
larutan Na2S2O3 0,1 N  Larutan bening
c. Perlakuan (a) + 2 tetes
indicator metil orange
 Larutan berwarna kuning
d. Perlakuan (b) + Dititrasi
dengan larutan H2SO4 0,02 N
 berwarna merah jingga
V1 = 2,3 mL
V2 = 2,7 mL
3 Air agro
Erlenmeyer A
d. 25 mL air agro + 1 tetes  Larutan bening
larutan Na2S2O3 0,1 N
e. Perlakuan a + 2 tetes indicator
phenopthaline  larutan bening
Erlenmeyer B
d. 25 mL agro + 1 tetes larutan
Na2S2O3 0,1 N  Larutan bening
e. Perlakuan (a) + 2 tetes
indicator metil orange
f. Perlakuan (b) + Dititrasi  Larutan berwarna kuning
dengan larutan H2SO4 0,02 N
 berwarna merah jingga
V1 = 2,8 mL
V2 = 2,6 mL
4. Air got
Erlenmeyer A
f. 25 mL air agro + 1 tetes  Larutan bening
larutan Na2S2O3 0,1 N
g. Perlakuan a + 2 tetes indicator  larutan bening
phenopthaline
Erlenmeyer B
g. 25 mL agro + 1 tetes larutan  Larutan bening
Na2S2O3 0,1 N
h. Perlakuan (a) + 2 tetes
indicator metil orange
 Larutan berwarna kuning
i. Perlakuan (b) + Dititrasi
dengan larutan H2SO4 0,02 N
 berwarna merah jingga
V1 = 5,2 mL
V2 = 4 mL
VI. Persamaan reaksi

Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq)  H2S2O4(aq) + SO42-(aq) + 2Na+(aq)

VII. Perhitungan

Rumus :
𝐵1+𝐵2
Alkalinitas = ( ) X 0,02 X 50 X 1000
2

mL sampel
A. Air laut
2,3+2,7
Alkalinitas = ( ) X 0,02 X 50 X 1000
2

25 mL
= 100 ppm CaCO3

B. Air kran basuki rahmat


2,9+3,3
Alkalinitas = ( ) X 0,02 X 50 X 1000
2

25 mL
= 124 ppm CaCO3

C. Air agro
2,8+2,6
Alkalinitas = ( ) X 0,02 X 50 X 1000
2

25 mL
= 108 ppm CaCO3

D. Air kran basuki rahmat


5,2+4
Alkalinitas = ( ) X 0,02 X 50 X 1000
2

25 mL
= 124 ppm CaCO3
VIII. Pembahasan
Alkaliniti adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa
penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan bufer, alkaliniti
merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah hasil reaksi-
reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa “makro” yang
menggabungkan beberapa reaksi (Anonim, 2010).
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan alkalinitas dari
sampel air laut, air kran basuki rahmat, air got, dan air agro (staf pengajar
praktikum kimia lingkungan,2016)
Pada percobaan ini digunakan empat sampel yang berbeda dimana sampel
yang digunakan yaitu sampel air laut, air kran basuki rahmat, air got, dan air agro
(staf pengajar praktikum kimia lingkungan,2016)
Pada perlakuan pertama yaitu menetukan alkalinitas sampel air laut dengan
cara mengukur 25 ml sampel air kran basuki rahmat kemudian memasukkan
kedalam erlenmeyer dan menambahkan 1 tetes larutan Na2S2O3. Dimana
penambahan larutan ini berfungsi sebagai pereaksi pembentuk endapan Na2CO3
yang berasal dari reaksi antara ion CO32- yang terdapat di dalam air kran basuki
rahmat dengan ion Na+ yang berasal dari senyawa Na2S2O3. Lalu menambahkan
indikator metil orange sebanyak 2 tetes hal ini bertujuan untuk membantu proses
titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi warna jingga ketika
titik akhir titrasi tercapai. Langkah selanjutnya yaitu menitrasi sampel tersebut
dengan larutan H2SO4 dimana tujuan untuk menentukan alkalinitas suatu sampel
air. volume yang digunakan pada titrasi yang pertama ini yaitu sebanyak 2,9 mL.
Kemudian mengulangi perlakuan ini untuk titrasi kedua, setelah melakkukan
titrasi volume yang digunakan yaitu 3,3 mL. Rata-rata volume yang diperoleh
yaitu 3.1 mL. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui alkalinitas
sampel air tawar secara percobaan. Alkalinitas yang di peroleh yaitu 124 ppm
CaCO3 (Aprianto, 2008).
Selanjutnya untuk sampel air laut, air agro, dan air got dengan dilakukan
perlakuan yang sama diperoleh data untuk volume yang terpakai pada titrasi
pertama dan kedua serta rata ratanya secara berturut-turut yaitu: 2,3 mL,dan
2,7mL. 2,8 mL dan 2,6 mL. 5,2 mL dan 4 mL. Kemudian untuk alkalinitasnya
berturut-turut yaitu: 100 ppm CaCO3, 108 ppm CaCO3 dan184 ppm CaCO3
Dengan hasil yang diperoleh dapat dilihat perbedaan alkalinitas pada setiap
pada sampel air yang memiliki alkalinitas tinggi yaitu sampel air got 184 ppm
CaCO3 sedangkan sampel alkalinitas yang paling rendah yaitu sampel air laut 100
ppm CaCO3. Dengan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa sampel air got
memiliki alkalinitas yang rendah yang berarti memiliki kualitas yang bagus
sedangkan air yang memiliki alkalinitas tinggi kualitasnya rendah karena mudah
terbentuk endapan CaCO3 (Aprianto, 2008).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang di peroleh ketiga sampel air yang
digunakan layak untuk layak untuk di konsumsi kecuali air got karena
Berdasarkan literatur bahwa perairan yang mengandung alkalinitas ≥20 ppm
menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa
sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Melihat dari hasil alkalinitas yang
diperoleh pada air laut, air kran basuki rahmat, dan air agro yang digunakan pada
percobaan ini adalah relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga
kapasitas buffer atau basa lebih stabil karena memiliki nilai alkalinitas ≥20 ppm
atau nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. (Aprianto,
2008).
Tinggi atau rendahnya alkalinitas dalam suatu perairan tidak lepas dari
pengaruh parameter lain seperti pH, atau kesadahan. Di mana semakin tinggi
alkalinitas, maka kedua parameter tersebut akan mengikuti. konsentrasi total
alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total kesadahan air.
Umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi
total kesadahan. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh
komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Unsur-unsur alkalinitas juga dapat
bertindak sebagai buffer (penyangga) pH, (Aria, 2009).
IX. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebagai berikut
1. Alkalinitas merupakan suatu parameter kimia yang menunjukkan jumlah ion
karbon dan bikarbonat yang mengikut logam golongan alkali tanah pada
perairan tawar
2. Nilai alkalinitas yang diperoleh yaitu
a. Sampel air laut : 100 ppm CaCO3
b. Sampel air kran basuki rahmat : 124 ppm CaCO3
c. Sampel air agro : 108 ppm CaCO3
d. Sampel air got : 184 ppm CaCO3
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Penetapan Alkalinitas. [Online]. Tersedia: http://Penetapan


Alkalinitas _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.html. [13
Desember 2014]

Aprianto. (2008). Asidi-Alkalinitas. [Online]. Tersedia: http: // apri. wordpress.


com/2008/02/01/alkalinitas/. [13 Desember 2014]

Aria, P. (2009). Alkalinitas. [Online]. Tersedia: http: // maswira. wordpress.


com/2009/02/01/alkalinitas/. [13 Desember 2014]

Staf pengajar kimia lingkungan. (2014). Penuntun praktikum kimia lingkungan.


UNTAD_press
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN IV
PENENTUAN ALKALINITAS

Disusun oleh :

Paramita Novianti S
A 251 14 128
Kelompok IV
Kelas B
Asisten: MARHAMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS TADULAKO
2016

Anda mungkin juga menyukai