Buku Guru
KIMIA
SMA/MA Kelas X
Buku Guru
KIMIA
SMA/MA Kelas X
Kata Pengantar
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian otentik yang menggunakan prinsip penilaian
bagian dari pembelajaran. Setiap pengetahuan yang diajarkan, pembelajarannya harus
dilanjutkan sampai membuat peserta didik terampil dalam menyajikan pengetahuan yang
dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta bersikap sebagai makhluk yang mensyukuri
anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung
jawab. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran perlu diperkuat dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning), pembelajaran
berbasis pemecahan masalah (problem based learning) dan pembelajaran berbasis proyek
(project based learning).
Ilmu Kimia merupakan salah satu disiplin dari sains (natural science). Ilmu Kimia
berkembang dengan kekhususan mempelajari struktur dan komposisi materi, perubahan
materi, serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut. Sebagai ilmu, Kimia
juga memiliki sifat sistematik, empirik, obyektif, serta dapat diteliti kebenarannya. Pada
hakikatnya, Kimia terdiri atas produk (aspek deklaratif) yang berupa konsep, prinsip, teori,
dan hukum. Ilmu Kimia diperoleh melalui proses (aspek prosedural) yang merupakan
langkah-langkah kerja para ahli kimia dan ahli sains lain, yang disebut metode ilmiah.
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar ditentukan oleh interaksi antara guru dengan
peserta didik dalam mencapai Kompetensi Dasar Kimia. Untuk membantu interaksi guru
dengan peserta didik, penulis menyusun Buku Guru Kimia Kelas X SMA/MA ini. Buku
Guru ini terdiri atas dua bagian, yaitu petunjuk umum dan petunjuk khusus. Petunjuk
umum berisikan cakupan dan ruang lingkup Kimia SMA/MA serta tujuan, strategi, media,
proses/kegiatan, dan evaluasi pembelajaran Kimia SMA/MA. Petunjuk khusus berisikan
pembahasan setiap materi pokok yang dibahas. Bagian ini terdiri atas 6 bab, sesuai dengan
jumlah bab pembahansan pada Buku Siswa. Setiap babnya berisi proses pembelajaran
untuk setiap pertemuan.
Demikianlah buku ini Kami buat, diharapkan dapat membantu Guru Kimia dalam
melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas ataupun di laboratorium Kimia.
Jakarta
Penulis
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................................................
iii
A. Pendahuluan .................................................................................................................................
21
C. Penilaian ...................................................................................................................... 30
Periodik ......................................................................................................................... 39
C. Penilaian ...................................................................................................................... 61
iv
C. Penilaian ...................................................................................................................... 95
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama .Senyawa 105
A. KI dan KD pada Materi Pokok Larutan Elektrolit, Reaksi .Oksidasi
Reduksi, dan Tata Nama Senyawa . ................................................................ 106
B. Pembelajaran pada Materi Pokok Larutan Elektrolit, Reaksi
Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa............................................... 107
Daftar Isi
vi
Petunjuk Umum
Pembelajaran Kimia di SMA/MA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Pembelajaran Kimia
Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan yang mencari jawaban
atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat zat, transformasi, serta dinamika dan energetika
zat. Oleh karena itu mata pelajaran Kimia di SMA/MA akan mempelajari segala sesuatu
tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, serta dinamika dan
energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang terkait
dengan ilmu Kimia yang tidak terpisahkan, yaitu Kimia sebagai produk (pengetahuan
Kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) yang merupakan temuan
ilmuwan sebagai hasil pemikiran kreatif saintis dan Kimia sebagai proses (kerja ilmiah
dan sikap ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran Kimia dan penilaian hasil belajar Kimia
harus memerhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.
Ilmu Kimia penting dipelajari karena dapat menjelaskan secara mikro (molekuler)
fenomena makro berbagai aspek tentang zat. Selain itu, mempelajari ilmu Kimia sangat
membantu dan berkontribusi terhadap penguasaan ilmu lainnya, terutama ilmu terapan
seperti pertambangan, pertanian, kesehatan, perikanan, dan teknologi. Ilmu kimia juga
diperlukan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengatasi
dampak penggunaan bahan-bahan kimia (seperti pembersih, pemutih, pewangi, dan zat
aditif pada makanan), penjernihan air, penyepuhan logam, dan hujan asam.
2. Termokimia (Reaksi Eksoterm dan Endoterm, Menentukan Entalpi Reaksi) dan Laju
Reaksi (Teori Tumbukan, Faktor-faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, dan Orde
Reaksi)
3. Kesetimbangan Kimia (Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
dan Tetapan Kesetimbangan)
4. Asam dan Basa (Perkembangan Konsep Asam dan Basa, Indikator Asam-Basa, pH,
serta Titrasi Asam-Basa)
5. Hidrolisis (Sifat Garam yang Terhidrolisis, Tetapan Hidrolisis, dan pH Garam)
6. Larutan Penyangga (Sifat Larutan Penyangga, pH Larutan Penyangga, dan Peranan
Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup)
7. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Memprediksi Terbentuknya Endapan dan
Pengaruh Penambahan Ion Senama)
8. Sistem Koloid (Jenis Koloid, Sifat Koloid, Pembuatan Koloid, serta Peranan Koloid
dalam Kehidupan Sehari-hari dan Industri)
Kelas XII
1. Sifat Koligatif Larutan (Penurunan Tekanan Uap, Kenaikan Titik Didih,
Penurunan Titik Beku, Tekanan Osmotik, serta Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit)
2. Reaksi Redoks dan Elektrokimia (Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks, Sel
Elektrokimia dan Potensial Sel, Sel Elektrolisis dan Hukum Faraday, serta Korosi)
3. Kimia Unsur (Kelimpahan Unsur-Unsur di Alam, Sifat Fisik dan Sifat Kimia Unsur:
Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah, Periode 3 dan Periode 4; Pembuatan UnsurUnsur dan Senyawa: Halogen, Alkali, Alkali Tanah, Aluminium, Nitrogen, Oksigen,
Belerang, Silikon, Besi, Krom, Tembaga; serta Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa
bagi Manusia dan Lingkungan)
4. Senyawa Karbon (Struktur, Tata Nama, Sifat, Identifikasi dan Kegunaan Senyawa:
Haloalkana, Alkanol dan Alkoksialkana, Alkanal dan Alkanon, Asam Alkanoat dan
Alkilalkanoat, serta Benzena dan Turunannya)
5. Makromolekul (Struktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, serta Penggolongan Polimer,
Karbohidrat, Protein, dan Lemak)
Pada Kurikulum 2013 dikenal istilah Kompetensi Inti (KI), yaitu tingkat kemampuan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus
ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan suatu jenjang. Kompetensi
Inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut.
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial
Kompetensi Dasar
1. M
enghayati dan mengamalkan aja- 1.1
ran agama yang dianutnya.
2. M
enghayati dan mengamalkan peri- 2.1
laku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan 2.2
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
2.3
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
Menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran,
cinta damai, dan peduli lingkungan, serta hemat
dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta
bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3. M
emahami, menerapkan, mengana
lisis pengetahuan faktual, konsep
tual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu penge
tahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
4.5
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
4.6
daya ingat atau daya retensi peserta didik akan sangat baik dan kedua taraf penguasaan terhadap
konsep kimia sangat tinggi.
Proses ilmiah yang diperoleh melalui pendekatan saintifik, dengan metode inquiry atau
discovery, yang disertai dengan sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan
adalah proses menemukan konsep melalui suatu proses, yang umumnya berupa eksperimen
atau demonstrasi. Inti dari pembelajaran Kimia itu sendiri adalah bagaimana peserta didik
dapat memecahkan masalah yang ditemukan. Guru harus dapat membimbing peserta didik
untuk memecahkan masalah, baik itu secara individu maupun berkelompok dengan proses
ilmah tersebut.
Pembelajaran Kimia seperti struktur atom, sistem periodik, ikatan kimia, dan unsur-unsur
kimia di alam terkait dengan keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, pembelajaran kimia dapat dipandang sebagai
wahana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai latihan
berpikir untuk memahami alam, melakukan penyelidikan, membangun sikap dan nilai, dan
membangun pengetahuan serta keterampilan.
Dengan demikian, pendekatan ilmiah (scientific approach) dapat menerapkan beberapa
model pembelajaran. Khusus dalam pembelajaran Kimia Kelas X, model pembelajaran yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut.
1. Problem base learning, yaitu model pembelajaran yang menggunakan permasalahan
nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sebagai bahan
untuk mengembangkan cara berpikir kritis, keterampilan menyelesaikan masalah, serta
memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari suatu materi pelajaran. Pembelajaran
berbasis masalah menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar dan bekerja
secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
2. Project base learning, yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalaman atau aktivitas peserta didik itu sendiri. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
3. NHT (Number Head Together), yaitu model pembelajaran yang melibatkan peserta
didik untuk mengulas materi yang dipelajari dan memantau pemahaman peserta didik
mengenai materi tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam NHT pertama kali
adalah persiapan, pembentukan kelompok, diskusi masalah, memanggil nomor anggota/
kelompok untuk menjelaskan jawaban, dan penarikan kesimpulan.
4. Jigsaw, merupakan model pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok ahli, tiap
kelompok ahli dalam penyelesaian satu buah masalah, kemudian kelompok tersebut
menjelaskan materi yang dipahaminya dalam kelompok ahli lainnya.
5. Snowball throwing, yaitu model pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil,
tiap-tiap ketua kelompok kecil mewakili satu persoalan yang akan dilemparkan kepada
kelompok lain yang menerima lemparannya.
Seperti yang telah diketahui bahwa kurikulum 2013 menekankan pada aktivitas peserta
didik, termasuk dalam pembelajaran Kimia. Di sini, guru harus memiliki kriteria-kriteria yang
menunjang penerapan pendekatan ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1. Substansi atau materi pembelajaran benar-benar berdasarkan fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik harus
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau
materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik (membuat dugaan)
dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau
materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau
materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.
Observing
(Mengamati)
Questioning
(Menanya)
Associating
(Menalar)
Experimenting/
Explorating
(Mencoba)
Networking
(Membentuk jejaring/
Mengomunikasikan)
Gambar 1
Langkah-langkah pembelajaran saintifik
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 2 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah
Pembelajaran
Mengamati
Kegiatan Belajar
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik).
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
Melakukan eksperimen.
Membaca sumber lain selain buku
teks.
Mengamati objek/kejadian/aktivitas.
Menerapkan kemampuan me
ngumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari.
Mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ mengolah
informasi
Mengomunikasikan
Aspek-aspek pada pendekatan ilmiah terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses
dan metode ilmiah. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang
digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.
Kegiatan pembelajaran dalam silabus mata pelajaran Kimia Kurikulum 2013
sudah dikembangkan dengan pendekatan saintifik seperti yang dimaksud. Guru dapat
menggunakan silabus tersebut sebagai salah satu acuan dalam menyusun rencana
pelaksanaan pelajaran (RPP).
Guru haruslah menyadari bahwa menjadi seorang guru berarti mengabdikan diri
sebagai pendidik dan itu merupakan tugas yang mulia. Guru sebagai pendidik bukan hanya
mentrasfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga memiliki tugas mendidik.
Dalam mendidik, melalui pembelajaran Kimia, guru melatih peserta didik untuk memiliki
keterampilan proses, keterampilan berfikir, strategi berfikir, dan mempunyai nilai-nilai
Petunjuk Umum Pembelajaran Kimia di SMA/MA
luhur. Guru juga harus terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,
sehingga guru dapat mengimbangi perkembangan peserta didik.
Dalam mendidik dan mengajar, baik langsung maupun tidak langsung, guru wajib
untuk mengingatkan beberapa hal berikut kepada peserta didik.
1. Semua kegiatan manusia dan semua gejala alam, telah diatur oleh Tuhan yang Maha
Esa, hal tersebut wajib selalu disampaiakan kepada peserta didik, sehingga sikap
spiritual selalu mengisi proses pembelajaran kimia;
2. Belajar pada dasarnya adalah kegiatan individual, oleh karenanya kegiatan utama
belajar terletak pada individu-individu peserta didik. Teknik proses pembelajaran
klasikal, cenderung berubah menjadi proses pembelajaran kelompok, dan akhirnya
menjadi proses pembelajaran individual.
3. Manusia dan juga peserta didik sebagai makluk sosial, dalam hidupnya selalu
berinteraksi dengan teman, keluarga, dan masyarakat. Manusia dan/atau peserta didik
tidak dapat lepas dari lingkungannya, lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan,
maupun lingkungan masyarakat.
Alat Ukur
Neraca
Gelas ukur
pH meter
Buret
Termometer
Pipet volume
Audio
(dengar)
Visual
(pandang)
Projected
Slide projector
(OHP)
Micro projector
Film projector
LCD projector
10
Benda asli
Benda tiruan
Model
Alat Bantu
Radio
Radio-kaset
Interkom
Komputer
HP
Internet
Nonprojected
Papan
Papan
Papan
Papan
tulis
planel
magnet
tempel
Papan pasak
Papan paku
Flipchart
Diorama
Audio-visual
(pandang-dengar)
TV
Compact Disc (CD)
Laser Disc (LD)
HP
Komputer
Internet
Gambar 2
Klasifikasi media dalam pembelajaran
Pada dasarnya jenis media yang tergolong alat bantu hampir tidak menunjukkan
perberbedaan untuk semua mata pelajaran. Dalam pembelajaran Kimia digunakan berbagai
alat bantu charta dan gambar, seperti model atom, tabel periodik unsur, tabel/grafik jarijari atom, tabel/grafik energi ionisasi, tabel afinitas elektron, dan tabel keelektronegatifan,
serta gambar bahan dan peralatan kimia.
Jenis media alat peraga memiliki karakter yang berbeda untuk setiap mata pelajaran.
Berikut disajikan contoh media alat peraga untuk mata pelajaran Kimia.
a. Benda Asli
Media yang tergolong benda asli dalam pembelajaran kimia adalah semua bahanbahan kimia baik yang dibuat (sintesis) maupun alami, seperti batuan, pasir besi, kuarsa,
bahan kimia yang ada di laboratorium. Alat-alat laboratorium yang sering digunakan
dalam berbagai percobaan kimia termasuk ke dalam golongan media benda asli.
Beberapa alat laboratorium yang umum dan sering digunakan sebagai berikut.
1
7
6
3
10
12
11
14
9
13
18
15
19
20
21
16
17
Gambar 3
Beberapa alat laboratorium yang sering dipakai
Sumber: http://alatlaboratoriumkimia.org/wp-content/uploads/2013/06/
jual-alat-laboratorium-kimia.jpg
11
Nama Alat
Kegunaan
Buret
Pentitrasi larutan
Klem
Standar
Erlenmeyer
Gelas ukur
Pipet tetes
Tabung reaksi
Kaca arloji
10
Corong
11
Ball filler
12
Labu ukur
13
Cawan porselen
14
Mortal
Penggerus
15
Pipet volume
16
Pipet ukur
Memipet larutan
17
Bunsen
Pemanas
18
Kaki tiga
19
Kawat kasa
20
Keping tetes
21
Spatula
Mengambil zat
b. Model
Sebagai contoh alat peraga yang termasuk
jenis model adalah molymod yang digunakan
dalam pembelajaran hidrokarbon dan senyawa
karbon. Contoh model lainnya yang sering
digunakan dalam pembelajaran kimia adalah
model bangun atom dan bentuk molekul. Alat
peraga ini dapat dibuat dengan menggunakan
berbagai bahan dasar seperti balon, plastisin,
dan bola-bola plastik.
Sumber: cdd.teachersource.com/images/product/
pop/malisa.jpg
Gambar 4
Molymod
12
Model bentuk molekul seperti pada
Gambar 5.
Model simulasi yang bisa diunduh dari
berbagai laman internet juga termasuk media/
alat peraga model. Beberapa materi pelajaran kimia yang seringkali menggunakan
model simulasi adalah struktur atom, proses
elektrolisis, sel Galvani, pembentukan ikatan
kimia, dan reaksi kimia dalam senyawa karbon.
c. Multimedia interaktif
Media yang tergolong interaktif
umumnya merupakan gabungan dari
berbagai media (visual, audiovisual, dan
suara) serta melibatkan interaksi dengan
pembelajar secara aktif. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi,
multimedia dalam pembelajaran
Kimia menjadi lebih variatif. Saat ini
telah banyak diproduksi multimedia
pembelajaran kimia interaktif yang
dapat diunduh bebas dari berbagai
laman seperti Google, Youtube, dan
Wikipedia (Wikipedia.org).
Sumber: http://lischer.files.wordpress.com/
2009/08/image21.png
Gambar 5
Beberapa model molekul
Voltmeter
Jembatan garam
Zn
H2(1 atm)
Elektrode
hidrogen
Pt
ZnSO4
HCl
Sumber: cwx.prenhall.com/petrucci/medialib/media_portofolio/
text_images/FG21_11.JPG
Gambar 6
Simulasi pengukuran potensial elektrode Zn dengan meng
gunakan potensial elektrode standar H2
13
1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilaksanakan di akhir proses pembelajaran, setelah menyelesaikan
suatu kompetensi dasar tertentu dan dapat menggunakan tes tertulis. Bentuk soal dapat
merupakan pilihan ganda, esai biasa, esai berstruktur, dan lainnya. Namun perlu diingat
untuk penilaian otentik dengan menggunakan tes tertulis diperlukan soal yang menguji
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata peserta
didik. Oleh karena itu, guru dapat menyajikan soal-soal yang lebih bervariatif.
Pengembangan soal oleh guru harus memerhatikan tingkat kesulitan yang berbeda-beda,
mulai dari tingkatan pengetahuan (C1), pemahaman (C2), terapan (C3), analisis (C4), sintesis
(C5), dan evaluasi (C6). Untuk tingkat SMA/MA sebaiknya soal lebih banyak diberikan dalam
bentuk trepan dan analisis.
14
Untuk memudahkan guru dalam membuat soal-soal baru, guru dapat membuat kisi-kisi
soal setiap bab yang mengacu pada indikator ketercapaian Kompetensi Dasar pengetahuan
(KI-3). Contoh pengembangan soal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 Contoh Variasi Pengembangan Soal
KI-3
Bab II
Indikator
Contoh Soal
Tingkatan Soal
C1
C2
Dapat mengelompokkan Kelompokkan larutan-larutan berilarutan ke dalam larutan kut yang termasuk larutan elektrolit
elektrolit dan nonelek- dan nonelektrolit!
trolit.
Jelaskan mengapa larutan-larutan
berikut termasuk larutan elektrolit
dan nonelektrolit!
C5
C6
C4
C3
Dalam menilai tes tertulis uraian perlu disiapkan rubrik yang tepat yang dapat
memandu guru untuk memberikan penilaian secara fair dan objektif berdasarkan kriteria
yang diharapkan.
Hasil penilaian perlu dianalisis dan ditindaklanjuti dengan memberikan bantuan,
remidial, atau pengayaan. Remedial dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai peserta
didik untuk kompetensi dasar pada KI-3 dan KI-4 belum mencapai ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan satuan pendidikan. Untuk remedial sebaiknya ada pembelajaran
ulang baik dari guru atau teman. Pengayaan dilakukan, jika setelah mengikuti ulangan,
nilai peserta didik untuk kompetensi dasar pada KI-3 dan KI-4 sudah di atas KKM.
Pengayaan berupa tugas yang menyenangkan dan menantang.
15
Untuk mengamati keterampilan/unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat
atau instrumen daftar cek (check-list) dan skala penilaian (rating scale). Kelemahan cara
ini penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamatitidak dapat diamati, atau baik-tidak baik, dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.
Namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Penilaian keterampilan/unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian, yaitu skala
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna.
Misalnya: 1 = tidak kompeten
3 = kompeten
2 = cukup kompeten
4 = sangat kompeten
Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu
orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Contoh format penilaian keterampilan/unjuk kerja
praktikum sebagai berikut.
Tabel 5 Penilaian Keterampilan/Unjuk Kerja Praktikum
Aspek Keterampilan yang Dinilai dan Skor
Nama
Mengukur
Volume Air
Memipet
Larutan
Menuang
Larutan
Mengaduk
Larutan
Menyaring
Larutan
14
14
14
14
14
Jumlah
Skor
Nilai
A
B
Catatan:
Nilai skor: 1 = tidak kompeten
2 = kurang kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
Rentangan nilai :
3. Penilaian Sikap/Perilaku
tidak kompeten
kurang kompeten
kompeten
sangat kompeten
Sikap atau perilaku merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan
yang diinginkan. Penilaian sikap/perilaku dapat dilakukan dengan beberapa cara atau
teknik; yaitu:
a. observasi atau pengamatan perilaku,
b. mencatat kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah,
16
Penilaian
Jujur
Disiplin
Tanggung
Jawab
Skor/Nilai
Peduli
Kerja
Keras
Jumlah
Skor
Nilai
Kesimpulan
(dilakukan ...
kali)
A
B
C
Catatan:
Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
Skor minimum : 1 8 (aspek yang dinilai) = 8
Skor maksimum : 4 8 (aspek yang dinilai) = 32
Kategori kriteria : 4
32 8
Rentangan Nilai :
= 6, 00
4
Penentuan kriteria sebagai berikut.
8 skor < 14 : dapat ditetapkan
14 skor < 20 : dapat ditetapkan
20 skor < 26 : dapat ditetapkan
26 skor 32 : dapat ditetapkan
K (kurang)
C (cukup)
B (baik)
AB (amat baik)
Penilaian
1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi.
2.
Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu.
b. Mengerjakan tugas sesuai petunjuk dan tepat waktu.
c. Menaati prosedur dalam kerja mandiri dan kelompok.
3.
Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah.
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Berpartisipasi dalam kelompok.
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas dan ketenteraman kelas.
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah.
17
5.
Kerja keras
a. Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah.
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan.
Pedoman penilaian:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter peserta didik pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis, dan diadakan tindak lanjut.
Sikap atau perilaku peserta didik sehari-hari di sekolah dapat dibuat pada sebuah Buku
Catatan Harian. Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian atau kejadian-kejadian
berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah sebagai berikut.
BUKU CATATAN HARIAN PESERTA DIDIK
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Tahun Pelajaran
Nama Guru
:
:
:
:
Kimia
___________________
___________________
___________________
Jakarta, 2013
Hari/
Tanggal
Nama Peserta
Didik
Kejadian
1
2
3
Gambar 7
Sampul Buku Catatan Harian
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif, berguna untuk menilai
sikap/perilaku peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan
peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan
daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta
didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.
Penilaian dengan pertanyaan langsung, dapat dilakukan dengan menanyakan secara
langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya,
bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan baru di sekolah mengenai Peningkatan
Ketertiban. Berdasarkan jawaban peserta didik, guru dapat menyimpulkan bagaimana
sikap/tanggapan peserta didik terhadap hal yang ditanyakan.
Penilaian melalui laporan pribadi, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi
pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi
objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang Tawuran
Antarpelajar yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta
didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan dari
semua data hasil penilaian, termasuk perilaku keseharian, pendidik dapat memberikan
kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu
nilai, yang dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan. Contoh Lembar
18
Pertemuan ...
Hari/Tgl ...
Capaian
BT
MT
MB
MK
1
2
Keterangan:
Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku
yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya atau Konsisten (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Penilaian keterampilan dan penilaian sikap dapat dilakukan secara bersamaan, meng
hasilkan penilaian campuran. Contoh penilaian campuran sebagai berikut.
Tabel 9 Penilaian Campuran (Keterapilam dan Perilaku) pada Metoda Diskusi
Nama/Kelompok
No.
Mengemukakan pendapat
(keterampilan)
...
...
14
14
14
14
14
14
..
Jumlah Skor
Nilai
19
Catatan:
Nilai skor:
1 = tidak kompeten
2 = kurang kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
Materi Pokok
Alokasi Waktu
TM ke-
6 JP
12
24 JP
3 10
Ikatan Kimia
30 JP
11 20
Semester 2
Bab.
4
5
6
20
Materi Pokok
Alokasi Waktu
TM ke-
6 JP
12
18 JP
38
Stoikiometri
24 JP
9 16
Bab
Dalam hidup manusia mempunyai kebutuhan pokok, salah satunya adalah sandang
(pakaian) untuk melindungi tubuh. Pakaian manusia terbuat dari kain dan mempunyai
warna yang bermacam-macam. Kain merupakan salah satu dari sekian banyak produk kimia
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa demikian? Pada proses pembuatan
dan pewarnaan kain, melalui berbagai macam proses kimia. Bahan-bahan yang digunakan
untuk pewarnaan juga merupakan bahan kimia.
Materi pembelajaran pada bab ini mengajak peserta didik untuk memahami bahwa
ilmu Kimia itu tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Produk-produk kimia sangat
mudah ditemukan, misalnya pada makan dan minuman kemasan, obat-obatan, peralatan
rumah tangga dari plastik, dan berbagai jenis sabun. Produk kimia adalah bahan atau
barang yang mengandung bahan-bahan kimia dan dalam pembuatannya melalui proses
kimia. Ilmu Kimia berperan dalam pengembangan bidang-bidang lainnya, misalnya bidang
kesehatan, geologi, pertanian, dan ekonomi. Selain itu ilmu Kimia berperan erat dalam
pemecahan masalah global dan iptek.
Pada pembelajaran ini, peserta didik juga diajak untuk mengenal metode ilmiah.
Dalam pengembangan ilmu Kimia tidak terlepas pada penelitian dan kerja laboratorium.
Oleh sebab itu sangat perlu diberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik
tentang metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Pada saat kegiatan pembelajaran perlu diingatkan kepada peserta didik bahwa materi
pembelajaran yang dibahas tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
akan meningkatkan keimanan peserta didik pada Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya bagaimana
rahmat Tuhan akan oksigen yang digunakan manusia untuk bernafas, yang jumlah tidak
terhingga dan tidak pernah kurang. Dalam proses pembelajaran diharapkan peserta didik
dapat memunculkan dan mengembangkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan), yang nantinya tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
Kompetensi Dasar
3. M
emahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan 3.1
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. M
engolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konk- 4.1
ret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
22
Materi
2. Pertemuan I : P
eranan Ilmu Kimia dalam Kehidupan dan Hakikat
Ilmu Kimia (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Dalam kehidupan sehari-hari banyak produk kimia yang kita gunakan, seperti sabun,
deterjen, pasta gigi, obat-obatan, pupuk, dan pestisida. Penggunaan polimer pengganti
untuk kebutuhan dan peralatan rumah tangga serta penggunaan bahan baku logam telah
beralih menjadi bahan baku plastik. Kebutuhan makanan juga menjadi bagian yang banyak
dikembangkan, di antaranya kemasan makanan, makanan olahan, sampai dengan pengawetan.
Selain itu masih banyak lagi peran ilmu Kimia, di antaranya dalam perkembangan iptek.
Sebaliknya iptek juga berperan dalam kemajuan ilmu Kimia. Misalnya alat untuk mendeteksi
tingkat pencemaran udara, dan pembuatan komponen microchip dari silikon. Penemuan
bahan dasar silikon telah membantu sistem kerja teknologi informasi yang sangat memerlukan
kecepatan. Dengan demikian ilmu Kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan industri
dan perdagangan, kesehatan, pertanian, dan berbagai bidang lain. Ke depan, ilmu Kimia
sangat berperan dalam penemuan dan pengembangan material dan sumber energi baru
yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan lebih ramah lingkungan.
Pengayaan
Para pakar ilmu Kimia telah menggunakan teknologi tinggi untuk mengembangkan
material baru dan juga memproses material yang terdapat di alam (natural product). Material
tersebut dijadikan fiber, pelapis, perekat, dan material-material dengan sifat-sifat listrik, magnetik,
dan optik tertentu. Beberapa contoh material baru yang dapat memengaruhi kehidupan dan
peradaban manusia pada masa sekarang dan akan datang, misalnya sebagai berikut.
1. Display panel datar yang menggantikan tabung sinar katode (CRT) pada televisi dan
monitor komputer.
2. Bahan berskala nanometer (nanomaterial) yang mampu menyimpan informasi besar
dengan volume kecil (seperti hardisk dan flashdisk).
3. Material pengganti bagian-bagian tubuh (biomaterial), seperti penguat (penyambung)
lutut dan panggul.
4. Bateri generasi baru dan desain sel bahan bakar yang memungkinkan munculnya
mobil bertenaga listrik yang hemat energi dan ramah lingkungan.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menganalisis keberadaan produk-produk kimia dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Peserta didik dapat menjelaskan peranan ilmu Kimia dalam perkembangan ilmu
lain melalui artikel-artikel.
c) Peserta didik dapat menganalisis hakikat ilmu Kimia.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
23
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru memeriksa barang-barang yang dibawa oleh peserta didik, seperti
pembungkus produk makanan/minuman kemasan, bahan pembersih, obatobatan, dan kosmetik yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. (Hal
ini sudah diberitahukan kepada peserta didik sehari sebelum hari belajar).
Guru membagi perserta didik dalam kelompok yang terdiri atas tiga atau
empat orang.
Guru menjelaskan tujuan dan mamfaat pembelajaran peranan ilmu Kimia
dalam kehidupan sehari-hari dan hakikat ilmu kimia.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati):
Gambar 1.1 halaman 3 Buku Siswa dan mengamati komposisi bahan
kimia pada pembungkus produk yang dibawa dalam kelompok, misalnya
pembungkus makanan dan minuman.
Gambar 1.9 dan 1.10 halaman 9 Buku Siswa atau peristiwa kimia yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari gambar atau benda-benda yang diamati, dengan mem
berikan contoh pertanyaan. Misalnya, Bahan kimia apa yang terkandung
dalam pasta gigi?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan:
Mengumpulkan data dari kemasan produk-produk kimia yang mereka
bawa.
Membaca dari sumber lain tentang bahan-bahan kimia dalam kehidupan
sehari-hari dan tentang hakikat ilmu kimia.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari mengumpulkan data dan membaca sumbersumber lain. Peserta didik membuat catatan dari informasi tersebut.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan hasil pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang bahan kimia dalam
produk dan hakikat dari ilmu kimia. Guru memberikan penilaian terhadap
kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Berdasarkan hasil pengolahan informasi, dapat dijelaskan bahwa ilmu Kimia
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Contohnya peran
ilmu kimia dalam bidang kesehatan yaitu dalam laboratorium dan pembuatan
obat-obatan.
24
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan Tugas 1.1 halaman 4,
Tugas 1.2 halaman 6, Tugas 1.3 halaman 8, dan Tantangan halaman 8, serta
Buku Guru Kimia SMA/MA Kelas X
3. Pertemuan II : M
etode Ilmiah dan Keselamatan Kerja + Ulangan
Harian (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Metode Ilmiah
Metode ilmiah diperlukan pada saat melakukan percobaan, baik itu di laboratorium
ataupun di luar laboratorium. Percobaan adalah termasuk suatu kerja ilmiah. Dalam
melakukan kerja ilmiah seorang harus
menerapkan metode ilmiah dan mempuSkema Metode Ilmiah
nyai sikap ilmiah. Metode ilmiah adalah
Merumuskan masalah
suatu cara yang sistematis yang digunakan oleh ilmuwan untuk memecahkan
Mengumpulkan keterangan
masalah-masalah yang dihadapi. Metode
ilmiah berguna untuk mengembangkan
Membuat hipotesis
Mencatat
ilmu pengetahuan; memecahkan masa
data
lah dalam kehidupan sehari-hari; serta
Mengolah
Melakukan percobaan
data
menguji ulang hasil penelitian sehingga
Menganalididapatkan kebenaran yang objektif.
Menarik kesimpulan
sis data
Metode ilmiah mempunyai beberapa
tahap untuk mendapatkan hasil akhir.
Menguji kembali kesimpulan
Tahapan tersebut dapat dilihat pada
dengan percobaan dan
skema Gambar 1.1.
seterusnya
Untuk melakukan metode ilmiah,
Pelaporan
juga harus didukung oleh sikap ilmiah,
yaitu sebagai berikut.
1. Jujur, yaitu mengajukan data sebenarnya dari hasil penelitian tanpa Gambar 1.1
Skema metode ilmiah
mengubahnya walaupun tidak sesuai
dengan hipotesis dan teori.
Bab I Kimia dalam Kehidupan
25
2. Terbuka, yaitu dapat menerima perbedaan hasil yang didapat dengan peneliti lain atau
ilmuwan lain dan teori baru dari percobaan terbaru.
3. Mampu membedakan antara fakta dengan opini.
4. Tekun dan ulet dalam melakukan penelitian serta tidak mudah putus asa.
5. Teliti, cermat dan akurat, tidak ceroboh, dan tidak melakukan kesalahan dalam penelitian, sehingga didapatkan hasil yang benar-benar akurat.
6. Tidak mudah percaya jika tidak ada bukti yang mendukung.
7. Percaya pada prinsip bahwa kebenaran itu bersifat relatif, sehingga tidak memaksakan
diri.
Tata Tertib Laboratorium dan Keselamatan Kerja
Beberapa tata tertib di laboratorium sebagai berikut.
1. Menjaga kebersihan meja dan ruangan percobaan.
2. Barang-barang laboratorium (alat dan bahan kimia) tidak boleh di bawa ke luar
laboratorium.
3. Hanya zat berbentuk cairan yang boleh dibuang dalam bak atau ember yang sudah
disediakan. Pecahan kaca harus dibuang dalam tempat khusus.
4. Tidak diperkenankan mencicipi bahan kimia. Cara membau bahan kimia ialah dengan
mengibaskan tangan di atas botol/tempat yang mengeluarkan uap kearah hidung.
5. Jika terjadi kecelakaan, barang pecah, atau alat rusak segera dilaporkan kepada
pengawas.
6. Jangan mencampurkan bahan kimia sembarangan. Alat dan bahan kimia harus
digunakan menurut petunjuk yang digunakan.
7. Setelah digunakan alat-alat harus dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula.
Sebelum ditinggalkan, meja percobaan harus dalam keadaan bersih.
8. Tidak diperkenankan makan dan minum dalam laboratorium.
Keselamatan kerja merupakan prosedur yang harus dipatuhi oleh para pekerja
laboratorium agar tidak membahayakan dirinya maupun orang lain. Jenis-jenis kecelakaan
yang dapat terjadi di laboratorium kimia sebagai berikut.
1. Luka akibat benda tajam
2. Luka bakar akibat zat kimia dan panas (uap dan api)
3. Luka pada mata akibat kemasukan zat berbahaya
4. Keracunan
5. Shock
6. Percikan zat
7. Tumpahan zat
Untuk menghindari atau meminimalkan kecelakaan yang terjadi di laboratorium,
terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia, kita harus benar-benar memahami
bahan-bahan kimia tersebut. Setiap bahan kimia mempunyai kemasan yang sudah tertentu
dengan simbol-simbol tertentu pula. Untuk penanganannya dapat dilihat dari simbol-simbol
tersebut seperti Tabel 1.3 Buku Siswa halaman 25.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat mengidentifikasi langkah-langkah dalam metode ilmiah.
b) Peserta didik dapat mengenal alat-alat kimia dan kegunaannya.
26
27
(c) Guru sudah mencoba percobaan dan memang layak dilakukan peserta
didik.
(d) Di laboratorium/sekolah tersedia alat dan bahan yang diperlukan.
(e) Tidak bebahaya bagi peserta didik.
Salah satu rangcangan percobaan yang dapat dilakukan sebagai berikut.
Udara dalam Kehidupan
Cara kerja:
Letakkan lilin pada mangkuk/piring yang dilekatkan dengan lilin mainan agar dapat berdiri
tegak.
Isi mangkuk/piring dengan air berwarna kurang lebih setengah bagian.
Nyalakan lilin.
Tutup lilin yang menyala dengan stoples/gelas yang tinggi.
Amati perubahan yang terjadi, meliputi nyala api pada lilin dan air dalam mangkuk/piring.
Buat kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1.2
Lilin menyala karena adanya udara (a). Ketika udara habis lilin akan mati (c)
28
c) Penutup
Guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran dengan bertanya
bagian yang belum dipahami oleh peserta didik.
Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan Tugas 1.5 halaman 20,
Tugas 1.6 halaman 26, dan Tantangan halaman 27 Buku Siswa.
Guru memberikan tugas membaca tentang struktur atom sebagai pembelajaran
untuk minggu selanjutnya.
Guru mengingatkan peserta untuk mengerjakan Soal Latihan halaman 29 31
sebagai persiapan menghadapi ulangan.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Proyek halaman 32 Buku
Siswa.
4) Alat, Bahan, dan Media
Peralatan percobaan: gelas piring, air, pewarna, dan lilin.
Gambar peralatan laboratorium dan simbol-simbol bahan kimia.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.youtube.com/wacth?v
=zBcZGl7ldpc).
6) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian keterampilan pada waktu melakukan Kegiatan 1.1 (halaman 30 31).
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
Ulangan Harian
Guru mengadakan ulangan untuk melihat pemahaman peserta didik terhadap materi
yang sudah diajarkan. Untuk soal-soal tes tertulis dapat dibuat soal baru atau diambil dari
Soal Latihan halaman 29 31 Buku Siswa.
Guru dapat mengembangkan soal-soal yang ada menjadi soal yang lebih bervariasi,
supaya peserta didik mempunyai pemahaman yang kompleks terhadap materi pokok yang
sudah dibahas.
Contoh: S eandainya kalian menemukan suatu permasalahan, tulislah tahap-tahap
pemecahan masalah tersebut!
29
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
Teknik
Penilaian
No
KD
Indikator Esensial
KD pada KI-1
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
KD pada KI-2
Observasi
perilaku
Lembar
obseravsi
KD pada KI-3
Keterangan
Lembar tes
tertulis
KD pada KI-4
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Penilaian
kinerja
Lembar
Lembar
penilaian
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 1.1 Udara dalam Kehidupan
Merumuskan
masalah,
hipotesis, dan
merancang
percobaan
Merangkai
alat
Melakukan
pengamatan
dan mencatat
data
Menganalisis
data dan
menyimpulkan
Penilaian
10
83
75
Kelompok/
Nama
Jumlah
skor
Nilai
30
Keterangan
Menganalisis
data dan
menyimpulkan
Melakukan
pengamatan
dan mencatat
data
Merangkai
alat
Kelompok/
Nama
Merumuskan
masalah,
hipotesis, dan
merancang
percobaan
Penilaian
Jumlah
skor
Nilai
Keterangan
C
II
E
F
No
Merumuskan masalah,
hipotesis, dan
merancang percobaan
Tidak mampu
Dilakukan dengan
merumuskan masalah, bantuan guru
hipotesis, dan
merancang percobaan
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
Merangkai alat
Rangkaian alat
benar tetapi tidak
memerhatikan
keselamatan kerja
atau tidak rapi
Rangkaian
alat benar dan
memerhatikan
keselamatan kerja
Melakukan
pengamatan dan
pencatatan data
Pengamatan tidak
teliti/ jujur
Pengamatan
teliti/jujur, tetapi
mengandung
interpretasi
Pengamatan teliti/
jujur dan tidak
mengandung
interpretasi
Dilakukan dengan
bantuan guru
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
Rentang nilai:
0 nilai < 60 = kurang kompeten
61 nilai < 80 = kompeten
81 nilai 100 = sangat kompeten
3. Penilaian Sikap
KI1
KI2
31
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Penilaian
No.
Nama
Jujur
Disiplin
Tanggung
Jawab
Peduli
Kerja
Keras
Skor
Nilai
14
93
60
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
Pedoman penilaian:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter peserta didik pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis, dan diadakan tindak lanjut.
Materi
Tidak
Sangat
Menguasai
Menguasai
Menguasai
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
32
Kelompok I
Peserta didik penilai: .
No.
Nama Anggota
Kelompok
Penilaiam
Kreativitas
Inisiatif
Kerja
Sama
Menghargai
Suka
Teman
Menolong
Skor
Nilai
1
2
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
Soal Remedial
1. Ilmu Kimia sangat berperan dalam perkembangan ilmu lain, seperti dalam bidang
kesehatan, geologi, pertanian dan bidang hukum. Lengkapilah tabel berikut ini!
Peran Kimia
Bidang
a.
...
b.
...
Pertanian
c.
d.
...
Kesehatan
33
Gula tepung
Gula pasir
Gula batu
Tentukan variabel bebas, variabel terkendali, dan variabel terkontrol pada pelarutan
gula tersebut!
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 8
Pendidik menilai kerja kelompok peserta didik.
Halaman 13
1. a. Ilmu Kimia mempelajari tentang materi pada suatu benda/zat dan perubahannya.
b. Kimia Fisika, Biokimia, Termokimia, dll.
2. Gunung meletus, besi berkarat, bunglon berubah warna, dll.
Halaman 27
1. a. Menjelaskan dasar-dasar percobaan dan langkah-langkah percobaan sehingga mendapatkan
hasil.
b. Mempresentasikan langsung di depan publik atau membuat jurnal hasil penelitian
(tulisan).
2. a. Meminta dia menggunakan jas laboratorium atau tidak bekerja dulu di laboratorium.
b. Apabila terjadi kecelakaan laboratorium, misalnya adanya bahan kimia yang tertumpah,
akan langsung terkena baju atau bahkan badan.
c. Untuk melindungi badan apabila ada tumpahan bahan kimia.
Esai
1.
34
2.
35
Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. B
4. D
5. E
6. C
7. E
8. A
9. B
10. E
Remedial
1.
Peran Kimia
a.
b.
c.
d.
Bidang
Geologi
Pertanian
Hukum
Kesehatan
36
Bab
II
Struktur atom mirip dengan tata surya, di mana matahari merupakan pusatnya. Planet-planet
dalam tata surya beredar mengelilingi matahari pada lintasan masing-masing. Demikian
juga dengan elektron yang mengelilingi inti atom sesuai dengan lintasannya.
Materi yang akan dibahas pada bab ini adalah Struktur Atom dan Tabel Periodik.
Pembelajaran topik ini dimulai dengan mengingatkan kembali tentang partikel-partikel
penyusun atom (proton, elektron, dan neutron) yang sudah dipelajari di SMP. Berdasarkan
partikel-partikel tersebut peserta didik dapat menganalisis nomor atom, massa atom, isotop,
isobar, isoton, perkembangan model atom, konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan
kuantum, bentuk orbital, dan sistem periodik unsur (sifat keperiodikan unsur).
Pada awal pembelajaran peserta didik diajak mengamati partikel penyusun atom,
yaitu proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron berada pada dalam inti atom,
sedangkan elektron berada dalam ruang seputar inti. Peserta didik diajak untuk menganalisis
bagaimana penemuan partikel menyusun atom tersebut. Hal ini juga bertujuan untuk
meningkatkan sikap ilmiah peserta didik dengan mengetahui bagaimana ilmuwan
terdahulu menghasilkan temuannya. Dari beberapa atom yang diketahui, peserta didik
diajak mengetahui dan mencari pertikel penyusun atomnya berdasarkan nomor atom dan
massa atomnya. Peserta didik harus dapat membedakan nomor atom dan massa atom,
sehingga dapat juga mendefinisikan dan membedakan atom-atom mana yang termasuk
isotop, isobar, dan isoton.
Untuk selanjutnya peserta didik diajak untuk mengamati perkembangan model atom,
mulai dari model atom Dalton sampai dengan teori atom mekanika kuantum. Setiap model
atom tersebut dianalisis kelebihan dan kekurangannya. Model atom adalah prasyarat untuk
dapat menentukan konfigurasi elektron dan bilangan kuantum. Dari bilangan kuantum
tersebut dapat diketahui bentuk orbital atom-atom.
Perkembangan tabel periodik unsur diperkenalkan melalui pengamatan. Dijelaskan
kepada peserta didik bahwa tabel periodik unsur yang dipakai saat ini terdiri atas golongan
dan perioda. Unsur-unsur yang berada dalam golongan dan periode yang sama mempunyai
keteraturan dalam sifat keperiodikan, yaitu jari-jari atom, energi potensial, afinitas elektron,
dan kelektronegatifan.
Dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran discovery, problem
based learning, dan project based learning. Peserta didik diberi motivasi dan diarahkan
untuk melakukan kegiatan pengamatan (buku atau tayangan berupa animasi) dan diskusi
dalam kelompok untuk menemukan konsep. Selanjutnya guru bersama peserta didik
menyimpulkan pengertian konsep dasar yang nantinya diperlukan untuk pembelajaran
materi selanjutnya.
Pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran
yang telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik dapat mangagumi kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa dalam menciptakan keunikan sifat-sifat unsur, kecerdasan para ahli
dalam menemukan partikel partikel penyusun atom, susunan elektron dalam atom, dan
penempatan unsur dalam tabel periodik. Peserta didik diajak mengamati alam semesta,
dimana dalam tata surya planet-planet dan bumi beredar mengelilingi matahari. Hal
tersebut memberi gambaran bagaimana elektron beredar mempelajari inti atom. Dalam
proses pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam berdiskusi.
Kompetensi Dasar
3.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret 4.2. Mengolah dan menganalisis perkem
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
bangan model atom.
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, 4.3. Mengolah dan menganalisis struktur
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
atom berdasarkan teori atom Bohr dan
keilmuan.
teori mekanika kuantum.
38
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
4.4. Menyajikan hasil analisis hubungan
konfigurasi elektron dan diagram orbital
untuk menentukan letak unsur dalam
tabel periodik dan sifat-sifat periodik
unsur.
Materi
Ulangan Harian
39
1)
2)
3)
0
1
Keterangan:
p = lambang proton
+1 = muatan
1 = massa
Keterangan:
e = lambang elektron
1 = muatan
0 = massa
1
0
Keterangan:
n = lambang neutron
0 = muatan
1 = massa
Masing-masing atom mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai jumlah
proton, jumlah elektron, dan jumlah neutron yang berbeda. Untuk membedakan
karakteristik antaratom, dapat diidentifikasi melalui jumlah proton, jumlah elektron, atau
jumlah neutron tersebut. Jumlah proton atau jumlah elektron pada atom netral ditunjukkan
oleh nomor atom, sedangkan jumlah proton ditambah dengan jumlah neutron ditunjukkan
oleh nomor massa. Spesies atom atau nuklida digambarkan sebagai berikut.
X = lambang atom
A
A = nomor massa
ZX
Z = nomor atom
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton dalam inti. Atom tidak bermuatan
listrik atau netral, sehingga jumlah muatan positif dan muatan negatif dalam atom sama.
Dengan demikian, nomor atom menunjukkan jumlah elektron dan jumlah proton dalam
atom.
Z = nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron)
Nomor massa (A) menunjukkan jumlah nukleon dalam atom suatu unsur. Nukleon
adalah partikel penyusun inti yang terdiri atas proton dan neutron.
A = massa atom (jumlah proton (p) + jumlah neutron (n))
Pengayaan
Untuk konsep isotop guru dapat memberikan tayangan demonstrasi penambahan es
batu yang mengandung isotop yang berbeda ke dalam air. Demonstrasi tersebut dapat
dilihat di internet dengan situs: http://www.chem-toddler.com/atomic-structure/heavywater.html.
Demonstrasi diberikan dalam bentuk penayangan video atau gambar. Akan tetapi
bisa pula dilaksanakan dengan menampilkan fenomena nyata di depan kelas.
Skenario Kegiatan
1) Setelah penayangan video atau gambar, peserta didik dirangsang untuk mencari
penjelasan terhadap fenomena yang ditayangkan. Dalam kasus ini, peserta didik diharapkan dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan antara perilaku es batu di
kedua gelas tersebut.
40
Sumber: http://www.chem-toddler.com/atomicstructure/heavy-water.html
Gambar 2.1
Es batu yang berwarna biru terapung di dalam
air, sedangkan es batu yang berwarna merah
tenggelam. Mengapa demikian?
Bentuk Kegiatan
Guru menayangkan video atau gambar yang
menunjukkan adanya 2 gelas berisi cairan bening, serta tersedia es batu dengan warna
yang berbeda. Dalam penayangan tersebut terlihat hal-hal berikut.
1) Es batu tersebut dimasukkan ke gelas yang ada di dekatnya.
2) Es batu berwarna biru, terlihat terapung dalam cairan bening tersebut.
3) Es batu berwarna merah, terlihat tenggelam dalam cairan bening tersebut.
Kemungkinan Menuju Penemuan
1) Peserta didik dapat bertanya beberapa hal tentang fenomena tersebut.
2) Guru terus mendorong peserta didik untuk menemukan penjelasan tentang fenomena
itu.
3) Salah satu penjelasan yang dapat diajukan peserta didik adalah gelas pertama berisi
air, sedangkan gelas kedua berisi alkohol.
Tanggapan guru: jika gelas kedua berisi alkohol, memang benar bahwa es batu akan
tenggelam, karena massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis alkohol. Akan
tetapi, sebetulnya isi gelas kedua bukan alkohol, tetapi air. Kalau es dalam gelas kimia
yang satu mengapung dan pada gelas kimia yang lain tenggelam, berarti masalahnya
ada pada es kan? Apa penyebabnya? Mintalah peserta didik untuk memberikan
kemungkinan penjelasannya.
4) Jika peserta didik belum juga berhasil menemukan penjelasan fenomena, berikan
beberapa informasi, misalnya penjelasannya terkait dengan konsep isotop.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menganalisis data tentang penemuan partikel penyusun atom.
b) Peserta didik dapat menetukan nomor atom dan massa atom dari suatu atom
unsur.
c) Peserta didik dapat membedakan dan menentukan isotop, isoton, dan isobar dari
atom unsur-unsur yang ada.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
Bab II Struktur Atom dan Tabel Periodik
41
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali tentang partikel penyusun atom yang pernah
dipelajari ketika di SMP.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari partikel
penyusun atom, nomor atom dan massa atom, serta isotop dan manfaat
mempelajarinya.
Peserta didik dikondisikan dalam kelompok, untuk melihat gambar (tayangan)
tentang penemuan proton, elektron, dan neutron.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati):
Benda-benda sekitar untuk mengamati warna, tekstur, dan sifat-sifat
benda tersebut, seperti pada Gambar 2.1 halaman 35 Buku Siswa.
Penanyangan video tentang penemuan proton, elektron, dan neutron
serta penanyangan fenomena es di dalam air.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan benda-benda dan penanyangan, dengan
memberikan contoh pertanyaan. Misalnya, Mengapa benda mempunyai
sifat yang berbeda-benda? Mengapa es ada yang mengapung dan ada yang
tenggelam dalam air?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang partikel penyusun ion dan isotop. Peserta didik
diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut
yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari informasi sumber-sumber lain tentang partikel
penyusun ion dan isotope dan penayangan video tentang partikel penyusun
atom dan membaca sumber-sumber lain. Peserta didik berlatih menentukan
jumlah elektron, proton, dan neutron dalam suatu atom unsur seperti pada
Contoh Soal halaman 42 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengkomunikasikan/menyampaikan kesimpulan hasil
pengamatan dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang partikel
penyusun atom dan isotop. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan
yang diberikan oleh peserta didik dan melakukan penguatan.
Berdasarkan hasil pengolahan informasi, dapat dijelaskan partikel penyusun
atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron berada
dalam inti atom, elektron yang bermuatan negatif berada dalam ruang
seputar inti.
42
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan Tugas 2.1 halaman 38
dan Tugas 2.2 halaman 44 Buku Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang perkem
bangan model atom dan meminta peserta didik membacanya.
4)
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.chem-toddler.com/atomicstrukture/heavy-water.html).
6) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
43
Gambar 2.2
Model atom Dalton, atom sebagai bola
pejal yang sangat kecil
Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/thumb/e/e1/Stylised_Lithium_Atom.svg/
220px-Stylised_Lithium_Atom.svg.png
Gambar 2.4
Model atom Rutherford
Elektron
Sumber: http://blogs.scientificamerican.com/
cocktail-party-physics/files/2012/02/atom1
plumpudding.jpeg
Gambar 2.3
Model atom Thomson (model atom rasi
kismis)
Elektron
Inti atom
Sumber: http://education.jlab.org/qa/atom_
model_03.gif
Gambar 2.5
Model atom Bohr
Sebagai akibat dari dualisme sifat elektron (sebagai partikel dan gelombang), Warner
Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian, yaitu tidak mungkin menentukan kecepatan
sekaligus posisi elektron dalam ruang secara pasti yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
(probabilitas) menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. Lintasan elektron bukan
berbentuk garis tapi berupa sebuah ruang. Elektron boleh jadi ditemukan dalam ruang itu.
Ruang-ruang itu disebut orbital.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menganalisis perkembangan model-model atom.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru melakukan tanya-jawab tentang partikel penyusun atom untuk penyegaran dan pengingat materi sebelumnya.
44
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati):
Demonstrasi oleh guru memotong suatu benda (misalnya kentang)
sampai tidak bisa dipotong lagi.
Demonstrasi oleh guru melarutkan sedikit KMnO4 ke dalam air kemudian
melakukan pengenceran sampai beberapa kali, sehingga warna kalium
permanganat hampir tidak kelihatan lagi dan menmbandingkan setiap
warna hasil pengenceran dengan warna sebelum pengenceran.
Tayangan (gambar) model-model atom seperti J.J Thomson, Dalton,
percobaan hamburan sinar alfa dari Rutherford, Niels Bohr dengan
spektrum warna (guru mendemonstrasikan pembakaran sedikit NaCl,
KCl, SrCl2, BaCl2, dll), dan model atom De Broglie.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak
atau kurang dipahami dari demostrasi dan penanyangan video, dengan
memberikan contoh pertanyaan. Misalnya, Bagaimanana pertama kali atom
ditemukan?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang perkembangan model atom. Peserta didik diminta
untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan
didiskusi dalam kelas bersama guru.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari demonstrasi dan penayangan video tentang
perkembangan model atom dan membaca sumber-sumber lain.
(5) Peserta didik mengkomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari
pengamatan dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang perkembangan
model atom. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan
oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Berdasarkan hasil pengolahan informasi, dapat dijelaskan bahwa perkembangan
model atom dimulai dengan model atom Dalton, yang menyatakan bahwa
materi terdiri atas partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, yang
sebut dengan atom.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang elektron
dalam atom serta bilangan kuantum dan meminta peserta didik mem
bacanya.
4) Alat, Bahan, dan Media
Alat : gelas kimia, pengaduk, pisau, lampu spiritus, kawat Nikel.
Bahan: kentang dan yang lainnya, KMnO4 , NaCl, KCl, SrCl2, BaCl2.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
Bab II Struktur Atom dan Tabel Periodik
45
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
S umber lain yang relevan, misalnya internet (www.chem-is-try.org/materi_kimia/
kimia-smk/kelas_x/perkembangan model atom; chemistry.about.com/od/
atomicmolecularstructure/a/oao62804a.html).
6) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
Kulit Terluar
2 12 = 2 elektron
2 22 = 8 elektron
2 32 = 18 elektron
2 42 = 32 elektron
Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom ditentukan oleh
bilangan kuantum, yang merupakan hasil perhitungan persamaan Schrdinger. Menurut
teori mekanika kuantum, untuk menggambarkan ruang di mana elektron berada di dalam
atom ditentukan oleh empat bilangan kuantum, yaitu sebagai berikut.
1) Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) untuk menentukan tingkat energi utama. Nilai n adalah
1, 2, 3, 4, dan seterusnya, sesuai dengan kulit K, L, M, N dan seterusnya.
2) Bilangan Kuantum Azimut ()
Bilangan kuantum azimut () menyatakan letak elektron pada suatu orbital, menentukan
jenis dan bentuk orbital. Harga merupakan bilangan bulat (0 s/d (n-1).
= 0 menyatakan orbital s (s = sharp)
= 1 menyatakan orbital p (p = principle)
= 2 menyatakan orbital d (d = diffus)
= 3 menyatakan orbital f (f = foundamental)
3) Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik menggambarkan orientasi orbital. Nilai m adalah - s/d
+. Orbital digambarkan dengan kotak segi empat, seperti berikut.
46
Orbital s
Orbital p
m=0
Orbital f
Orbital d
m = 2 1 0 +1
m = 1 0 +1
m = 3 2 1
+2
+1 +2 +3
Gambar 2.6
Bentuk-bentuk orbital dalam kotak segiempat
rotasinya searah dengan jarum jam (ke arah atas ) harga s = + . yang berlawanan
2
dengan arah jarum jam (ke arah bawah ) harga s = . Tingkat energi +
2
1
2
lebih
rendah dari . Dengan demikian dalam satu orbital terdapat maksimal satu pasang
2
elektron.
atau
s= +
s= +
1
2
s=
1
2
s=
1
2
1
2
Gambar 2.7
Arah spin +
1
1
dan
2
2
Setiap orbital mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Bentuk orbital merupakan
gambaran ruang lintasan elektron dalam suatu orbital. Untuk lebih memahami bagaimana
bentuk orbital, guru dapat menayangkan animasi bentuk molekul atau dapat menganalogikan
dengan balon.
1) Bentuk orbital s: bola simetris
Y
Gambar 2.8
Orbital 1s
Z
Gambar 2.9
Orbital 2s
47
Bidang yz
Bidang xy
Bidang xz
Orbital py
Orbital px
Orbital pz
Gambar 2.10
Bentuk-bentuk orbital p
3) Bentuk orbital d: seperti roset
z
Orbital dxy
Orbital dyz
Orbital dxz
Orbital dx2y2
Orbital dz2
Gambar 2.11
Bentuk dan susunan orbital d
b.
1)
Pembelajaran
Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menentukan konfigurasi elektron.
b) Peserta didik dapat menentukan elektron valensi suatu atom.
c) Peserta didik dapat menentukan kedudukan elektron dalam atom dengan bilangan
kuantum.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali tentang perkembangan model atom untuk
penyegaran.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari konfigurasi elektron,
elektron valensi, dan bilangan kuantum.
48
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang:
Pengisian elektron pada setiap kulit elektron dan menentukan elektron
valensi.
Bilangan kuantum dan cara menentukan bilangan kuantum.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari artikel yang sudah dibaca, dengan memberikan contoh
pertanyaan. Misalnya, Bagaimanana menentukan elektron valensi?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang elektron dalam atom dan bilangan kuantum.
Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi
tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat
berbentuk tabel atau deskripsi.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang elektron
dalam atom dan bilangan kuantum. Peserta didik dapat membuat bentuk
orbital dengan menggunakan model orbital dari balon.
(5) Peserta didik mengkomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang elektron dalam atom
dan bilangan kuantum. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan
yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan Tugas 2.3 halaman 54 Buku
Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang pengisisn
elektron pada orbital dan meminta peserta didik membacanya.
4)
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
S umber lain yang relevan, misalnya internet (www.chem-is-try.org/materi-kimia/
kimia_sma1/kelas-2/bilangan kuantum).
49
6) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
3s2 3p6
Contoh:
Konfigurasi elektron 21Sc adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
2) Asas Larangan Pauli
Asas larangan Pauli menyatakan bahwa tidak mungkin dalam satu atom ada dua
elektron yang harga keempat bilangan kuantumnya sama.
Contoh:
1s2 2s2
3Li :
Bilangan kuantum:
1
Elektron pertama di 1s2 : n = 1; = 0; m = 0; s = +
Elektron kedua di 1s
: n = 1; = 0; m = 0; s =
1
Elektron pertama di 2s : n = 2; = 0; m = 0; s = +
2
1
2
1
2
3) Aturan Hund
Kaidah Hund menyatakan, pengisian elektron pada orbital-orbital yang tingkat energinya
sama, elektron tidak berpasangan terlebih dahulu sebelum orbital-orbital lainnya masingmasing terisi satu elektron.
50
Contoh:
2
C: 1s
2s2
2p2
2px1 2py1 2pz0
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat melakukan pengisian elektron dalam orbital atom , sesuai dengan
asas aufbau, asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang konfigurasi elektron dan
elektron valensi.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari pengisian elektron
dalam orbital.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang pengisian elektron pada orbital.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari artikel yang sudah dibaca, dengan memberikan contoh
pertanyaan. Misalnya, Bagaimanana pengisian elektron dalam orbital?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang pengisian elektron pada orbital. Peserta didik
diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut
yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk
tabel atau deskripsi.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang pengisian
elektron pada orbital. Peserta didik berlatih mengisi elektron pada setiap kulit
elektron, menentukan elektron elektron valensi, dan menentukan bilangan
kuantum seperti Contoh Soal halaman 58 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengkomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain tentang pengisian
elektron pada orbital. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang
diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
51
52
golongan ini kurang memuaskan, karena adanya unsur-unsur yang mempunyai sifat
antara sifat logam dan sifat nonlogam seperti unsur silikon, arsen, dan antimon.
2) Triad Dbereiner
Johann Wolfgang Dbereiner pada tahun 1829 menggolongkan unsur-unsur yang
mempunyai sifat sama. Masing-masing kelompok terdiri atas tiga unsur yang disebut
triad. Dalam satu triad massa atom relatif unsur yang terletak di tengah merupakan harga
rata-rata massa atom relatif unsur pertama dan unsur ketiga. Penemuan Dbereiner
disebut Hukum Triad.
3) Oktaf Newlands
John Alexander Reina Newlands pada tahun 1864 menyusun unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatif. Ia mendapatkan bahwa unsur kedelapan mempunyai sifat
kimia yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan mempunyai sifat yang
mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya. Sifat-sifat unsur yang ditemukan secara
berkala atau periodik setelah delapan unsur berikutnya disebut sebagai Hukum Oktaf
Newlands.
Kelemahan hukum oktaf adalah pengulangan setiap delapan unsur itu hanya cocok untuk
unsur-unsur yang massa atomnya kecil dan pengelompokan terlalu dipaksakan. Sebagai
contoh pada unsur H, F, dan Cl mempunyai sifat yang mirip, begitu pula dengan O,
S, dan Fe berada dalam lajur vertikal sehingga dapat dikatakan mempunyai sifat yang
mirip, padahal O dan Fe mempunyai sifat yang berbeda. Akan tetapi, oktaf Newlands
memelopori penempatan unsur-unsur yang mirip sifatnya pada satu kolom vertikal.
4) Tabel Periodik Mendeleev
Menurut Mendeleev, sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Pengelompokan unsur-unsur oleh Mendeleev dimulai dengan menuliskan
lambang unsur-unsur serta sifat-sifatnya pada kartu-kartu yang berbeda kemudian
kartu-kartu tersebut disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif dengan
memerhatikan keperiodikan sifat unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur yang sifatnya
serupa ditempatkan pada satu lajur tegak yang disebut golongan.
Pengelompokan ini lebih mengutamakan kesamaan sifat unsur-unsur daripada
kenaikan massa atom relatifnya, sehingga tersisa tempat-tempat yang kosong dalam
tabel periodik yang terbentuk.
Salah satu kelemahan tabel periodik Mendeleev adalah adanya unsur dengan massa
atom relatif lebih besar terletak di depan unsur dengan massa atom relatif lebih kecil,
karena susunannya didasarkan pada kenaikan massa atom relatif.
5) Tabel Periodik Modern (Tabel Periodik Bentuk Panjang)
Tabel periodik modern yang sekarang digunakan adalah tabel periodik bentuk panjang.
Henry Moseley melakukan percobaan dan menyimpulkan bahwa sifat dasar atom
adalah nomor atom dan bukan massa atom relatif. Dengan penemuan itu, hukum
periodik Mendeleev diperbarui menjadi hukum periodik modern yaitu, sifat-sifat
unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.
a. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menganalisis perkembangan tabel periodik.
53
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang pengisian elektron pada
orbital.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari perkembangan tabel
periodik.
Guru mengkondidikan peserta didik dalam kelompok.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati):
Pengelompokkan benda-benda yang mempunyai kemiripan sifat dan
membaca artikel tentang tabel periodik.
Tabel periodik modern seperti pada Gambar 2.27 halaman 61 atau bagian
dalam kover depan Buku Siswa.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan dan artikel yang sudah dibaca, dengan
memberikan contoh pertanyaan. Misalnya, Bagaimanana pengelompokkan
unsur-unsur dalam tabel periodik?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang perkembangan tabel periodik. Peserta didik
diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut
yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat dibuat dalam
bentuk tabel agar mudah dipahami.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang perkembangan
tabel periodik.
(5) Peserta didik mengkomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain tentang perkembangan tabel periodik. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang
diberikan oleh peserta didik dan penguatan.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang golongan
dan periode dalam tabel periodik serta hubungan konfigurasi elektron dengan
letak unsur dalam tabel periodik dan meminta peserta didik membacanya.
54
4)
5)
7. Pertemuan VI : G
olongan dan Periode dalam Tabel Periodik dan
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak
Unsur pada Tabel Periodik (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Tabel periodik unsur terdiri atas lajur horizontal dan lajur vertikal. Lajur horizontal
disebut periode. Unsur-unsur yang terletak pada setiap lajur horizontal disebut unsur-unsur
seperiode, yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Lajur vertikal disebut golongan.
Unsur-unsur yang terletak pada setiap lajur vertikal disebut unsur-unsur segolongan, yang
disusun berdasarkan kemiripan sifat.
Unsur-unsur dalam tabel periodik unsur dibagi menjadi golongan sebagai berikut.
1) Golongan IA (alkali), terdiri atas unsur litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium
(Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).
2) Golongan IIA (alkali tanah), terdiri atas unsur berilium (Be), magnesium (Mg),
kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra).
3) Golongan VII A (halogen), terdiri atas fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin
(I), dan astatin (At).
4) Golongan VIII A (gas mulia), terdiri atas unsur helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn).
5) Golongan B (golongan transisi), terdiri atas unsur transisi dan unsur transisi dalam.
Di dalam tabel periodik modern terdapat 7 periode, yaitu sebagai berikut.
Periode 1
: terdiri atas 2 unsur, hidrogen dan helium. Periode ini disebut periode
sangat pendek.
Periode 2
: terdiri atas 8 unsur, yaitu litium, berilium, boron, karbon, nitrogen,
oksigen, fluor, dan neon. Periode ini disebut periode pendek.
Periode 3
: terdiri atas 8 unsur, yaitu natrium, magnesium, aluminium, silikon,
fosfor, belerang, klor, dan argon. Periode ini juga disebut periode
pendek.
Periode 4 dan 5 : masing-masing terdiri atas 18 unsur. Periode ini disebut periode pan
jang.
Periode 6
: berisi 32 unsur, disebut periode sangat panjang, terdapat 14 unsur
yang dikenal dengan unsur seri lantanida karena satu kotak dengan
unsur lantanium (57La).
Bab II Struktur Atom dan Tabel Periodik
55
Periode 7
Hubungan antara konfigurasi elektron atom dengan letak unsur dalam tabel periodik
unsur dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Hubungan antara Konsfigurasi Elektron Atom dengan Letak Unsur dalam Tabel Periodik
Konsfigurasi Elektron
Atom Unsur
Unsur
Elektron
Valensi
IA
Be
IIA
IVA
VIA
Ne
VIIIA
Al
IIIA
VA
Cl
VIIA
6
8
10
13
15
17
Golongan
Periode
Dari konfigurasi elektron atom-atomnya, unsur-unsur dalam tabel periodik unsur
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa blok, yaitu blok s, blok p, blok d, dan blok f.
Gambar 2.12.
1s
1s
2s
2p
3s
3p
4s
3d
4p
5s
4d
5p
6s
5d
6p
7s
6d
7p
4f
5f
Gambar 2.12
Skema pembagian blok unsur dalam tabel periodik
56
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menentukan golongan dan periode dalam tabel periodik unsur.
b) Peserta didik dapat menentukan konfigurasi elektron atom dengan letak unsur
dalam tabel periodik unsur.
c) Peserta didik dapat menentukan kedudukan unsur dalam tabel periodik.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang perkembangan tabel
periodik.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari golongan dalam tabel
periodik modern, periode dalam tabel periodik modern, hubungan konfigurasi
elektron atom dengan letak unsur dalam tabel periodik, serta penentuan
periode dan golongan.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) charta/penayangan
tabel periodik untuk mengetahui unsur-unsur dan sifat fisika unsur dalam
golongan.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimanana menentukan letak unsur dalam tabel periodik?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang golongan dalam tabel periodik modern, periode
dalam tabel periodik modern, hubungan konfigurasi elektron atom dengan
letak unsur dalam tabel periodik, serta penentuan periode dan golongan.
Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi
tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat dibuat
dalam bentuk tabel agar mudah dipahami.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang golongan
dalam tabel periodik modern, periode dalam tabel periodik modern, hubungan
konfigurasi elektron atom dengan letak unsur dalam tabel periodik, serta
penentuan periode dan golongan. Kemudian peserta didik berlatih menetukan
letak unsur dalam tabel periodik dengan cara kulit atau orbital atomnya,
seperti pada Contoh Soal halaman 71-72 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengkomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang golongan dalam tabel
periodik modern, periode dalam tabel periodik modern, hubungan konfiguBab II Struktur Atom dan Tabel Periodik
57
rasi elektron atom dengan letak unsur dalam tabel periodik, serta penentuan
periode dan golongan. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan
yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Tabel periodik terdiri atas golongan dan periode. Golongan merupakan lajur
vertikal. Unsur-unsur segolongan disusun berdasarkan kemiripan sifat. Periode
merupakan lajur horizontal. Unsur-unsur seperiode disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom. Golongan terdiri 18 golongan yang terdiri atas golongan
utama dan golongan transisi. Periode terdir atas 7 periode.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan Tugas 2.5 halaman 70
dan Tugas 2.6 halaman 76 Buku Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang sifat periodik
unsur-unsur dan meminta peserta didik membacanya.
4) Alat, Bahan, dan Media
Tabel periodik unsur.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet.
6) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
58
U
ntuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam satu golongan energi ionisasi
cenderung semakin kecil.
Afinitas elektron, adalah perubahan energi yang terjadi bila suatu atom atau ion
memperoleh elektron membentuk ion negatif dalam keadaan gas. Dalam tabel periodik:
Untuk unsur golongan utama, dari kiri ke kanan dalam satu periode afinitas elektron
cenderung semakin besar.
Untuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam satu golongan, afinitas elektron
cenderung semakin kecil.
Keelektronegatifan, ialah kemampuan atom suatu unsur untuk menarik elektron dalam
molekul suatu senyawa. Dalam tabel periodik:
Untuk satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom makin besar, sehingga harga
keelektronegatifan berkurang.
Untuk satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom makin kecil, sehingga harga
keelektronegatifan unsur makin besar.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menganalisis tabel harga jari-jari atom, enegi ionisasi, afinitas
elektron, dan keelektronegatifan untuk menentukan keteraturan sifat unsur dalam
tabel periodik dan mengambil kesimpulan.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang golongan dalam tabel
periodik modern, periode dalam tabel periodik modern, hubungan konfigurasi
elektron atom dengan letak unsur dalam tabel periodik, serta penentuan
periode dan golongan.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari sifat periodik unsurunsur.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) daftar harga atau
grafik jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak
atau kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh
pertanyaan. Misalnya, Bagaimanana kecenderungan jari-jari atom dalam
satu golongan?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang harga atau grafik jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan. Peserta didik diminta untuk membuat
Bab II Struktur Atom dan Tabel Periodik
59
60
Guru dapat mengembangkan soal-soal yang ada menjadi soal yang lebih bervariasi,
supaya peserta didik mempunyai pemahaman yang kompleks terhadap materi pokok yang
sudah dibahas.
Contoh: Lakukan analisis kecenderungan afinitas elektron dalam satu golongan dan satu
periode dalam tabel periodik! Mengapa kecenderungan yang terjadi seperti itu?
Jelaskan!
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
Indikator Esensial
Teknik
Penilaian
No
KD
KD pada KI-1
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
KD pada KI-2
Observasi
perilaku
Lembar
obseravsi
KD pada KI-3
Keterangan
Lembar tes
tertulis
KD pada KI-4
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Penilaian sikap
Lembar
penilaian
2. Penilaian Sikap
KI1
KI2
61
Penilaian
No.
Nama
Jujur
Disiplin
Tanggung
Jawab
Peduli
Kerja
Keras
Skor
Nilai
14
93
60
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
Pedoman penilaian:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter peserta didik pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis, dan diadakan tindak lanjut.
62
No.
Materi
Menentukan golongan dan periode unsurunsur dalam tabel periodik unsur berdasarkan
konfigurasi elektron atom.
Tidak
Sangat
Menguasai
Menguasai
Menguasai
Tidak
Sangat
Menguasai
Menguasai
Menguasai
No.
Materi
10
Menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, afinitas elektron,
energi ionisasi, dan keelektronegatifan).
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
4. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: .
Penilaiam
No.
Nama Anggota
Kelompok
Kreativitas
Inisiatif
Kerja
Sama
Menghargai
Teman
Suka
Menolong
Skor
Nilai
1
2
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
63
2. Guru memberikan soal remedial kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan satuan pendidikan.
Soal Remedial
1. Model atom berkembang berkaitan dengan penemuan-penemuan para ahli yang
melakukan penelitian tentang atom. Lakukan analisis!
a. Apakah kelebihan John Dalton sehingga model atom dimulai dari model atom
John Dalton?
b. Mengapa J.J Thomson dianggap dapat menyempurkan model atom Dalton?
c. Bagaimana teori atom menurut Rutherford sehingga penemuannya dapat
memperbaiki model atom Thomson?
d. Bagaimana caranya Niels Bohr menyempurkan model atom Rutherford?
e. Bagaimana perkembangan model atom setelah Niels Bohr dengan adanya teori
probilitas?
2. Lengkapi tabel berikut!
Nomor Atom
Massa Atom
Jumlah
Proton
Jumlah
Neutron
Jumlah
Elektron
23
11
...
...
...
...
...
40
20
...
...
...
...
...
75
35
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Atom
Na
Ca
As
127
53
3. Klasifikasikan atom-atom unsur berikut yang termasuk isotop, isobar, dan isoton!
12
13
14
14
15
15
17
6A, 6B, 6C, 7D, 7E, 8F, 8G
4. Tuliskan jumlah elektron pada setiap kulit atom dan elektron valensinya?
64
Kulit Elektron
Atom
Nomor
Atom
...
...
...
...
...
...
...
...
15
...
...
...
...
...
...
...
...
Ga
31
...
...
...
...
...
...
...
...
Sn
50
...
...
...
...
...
...
...
...
Xe
54
...
...
...
...
...
...
...
...
Cs
55
...
...
...
...
...
...
...
...
Ra
88
...
...
...
...
...
...
...
...
Elektron Valensi
Orbital
...
...
...
...
Harga Orbital
Jumlah Orbital
...
...
0; 1, 0, +1, 2, 1, 0, +1, +2
...
...
16
6. Tentukan keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir dari atom unsur dengan
nomor atom berikut!
a. 6
b. 12
c. 15
d. 19
e. 22
f. 29
7. Tentukan letak masing-masing unsur dalam tabel periodik, jika diketahui konfigurasi
elektron atomnya sebagai berikut!
a. [He] 2s2 2p5
c. [Ar] 4s1
e. [Xe] 6s2 4f 14 5d10
2
4
1
5
b. [Ne] 3s 3p
d. [Kr] 5s 4d
f. [Rn] 7s2 5f 4
8. Tentukan golongan, periode, dan blok dari unsur dengan nomor atom berikut!
a. 17
b. 38
c. 47
d. 60
e. 83
f. 87
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 60
1. Nomor atom isotop unsur tersebut sama, sehingga jumlah kulitnya juga sama atau elektron
valensinya sama.
2. 90.000.000 atom aluminium
3. a. 63Li
Nomor
Nomor
Jumlah
Jumlah
Jumlah
massa = 6
atom = 3
proton (p) = 3
elektron (e) = 3
neutron (n) = 3
7
3
Li
Nomor
Nomor
Jumlah
Jumlah
Jumlah
massa = 7
atom = 3
proton (p) = 3
elektron (e) = 3
neutron (n) = 4
b. 3216S
Nomor
Nomor
Jumlah
Jumlah
Jumlah
massa = 32
atom = 16
proton (p) = 16
elektron (e) = 16
neutron (n) = 16
32 2
16
Nomor
Nomor
Jumlah
Jumlah
Jumlah
massa = 32
atom = 16
proton (p) = 16
elektron (e) = 18
neutron (n) = 16
4.
65
Halaman 82
2. a. Energi ionisasi pertama, energi minimal yang diperlukan melepaskan satu elektron pertama
dari atom dalam bentuk gas.
Energi ionisasi kedua, energi minimal yang diperlukan melepaskan satu elektron kedua
dari ion dalam bentuk gas.
Energi ionisasi ketiga, energi minimal yang diperlukan melepaskan satu elektron ketiga
dari ion dalam bentuk gas.
b. Energi ionisasi ketiga > energi ionisasi kedua> energi ionisasi pertama
Hal tersebut karena daya tarik inti yang semakin besar pada elektron kedua, ketiga, dan
seterusnya.
Esai
1.
Model
Atom
No.
2. a.
Kelebihan
Dalton
Thomson
Rutherford
Niels Bohr
Mekanika
kuantum
3.
Spesies Atom
1
1
2
1
3
1
b.
Ketidakmampuan menerangkan mengapa elektron tidak jatuh ke inti akibat gaya elektrostatis inti terhadap
elektron.
Partikel
Muatan
Massa
Proton
+1
Neutron
Elektron
-1
Nomor Atom
Massa Atom
Relatif (Ar)
Jumlah
Proton
Jumlah
Neutron
Jumlah
Elektron
12
6
12
14
6
14
14
7
14
37
17
Cl
17
37
17
20
17
19
39
19
20
19
Ca
20
40
20
20
20
39
19
40
20
66
Kekurangan
4.
5. a.
6.
7.
11
6
Atom
Nomor atom(Z)
Be
b.
14
6
c.
13
6
Kulit Elektron
M
Al
13
Si
14
16
Br
35
18
Kr
36
18
Harga Orbital
Jumlah
Orbital
Kulit
Orbital
1s
2s 2p
0; 1, 0, +1
3s 3p 3d
0; 1, 0, +1; 2, 1, 0, +1, +2
4s 4p 4d 4f
16
s = 1, p = 3, d = 5, f = 7
b.
K = 1, L = 4, M = 3, N = 4
9. a. s = 2, p = 6, d = 10, f = 14
b.
K = 2, L = 8, M = 18, N = 32
8. a.
Elektron Valensi
10. a. n = 2, = 1, m = +1, s = + 12
f.
n = 4, = 1, m = 1, s = + 12
n = 4, = 1, m = 0, s = 12
b.
n = 3, = 0, m = 0, s = + 12
g.
c.
n = 3, = 1, m = 0, s = + 12
h. n = 3, = 2, m = 2, s = + 12
d.
n = 3, = 1, m = 0, s = 12
i.
n = 3, = 2, m = 1, s = + 12
e.
n = 4, = 0, m = 0, s = 12
j.
n = 3, = 2, m = 1, s = 12
11. a.
A = 6
b.
B = 7
c.
C = 11 d.
D = 9
e.
E = 20 f.
F = 18
67
12. a.
n = 2, = 1, m = 1, s = 12
n = 3, = 1, m = +1, s = 12
d.
n = 2, = 1, m = +1, s = 12
b.
c.
n = 2, = 1, m = +1, s = 12
f.
n = 3, = 1, m = +1, s = 12
13.
a.
b.
c.
d.
e.
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
f.
g.
h.
i.
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
14.
a.
b.
c.
d.
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
15.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
IIA, periode 2
VIIIA, periode 1
IIA, periode 4
VIIIB, periode 4
IIB, periode 4
golongan
golongan
golongan
golongan
e.
n = 2, = 1, m = +1, s = 12
IB, periode 5
lantanida, periode 6
VIIIB, periode 6
aktinida, periode 7
IA dan IIA
IIIA sampai VIIIA
IB sampai VIIIB
lantanida dan aktinida
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
19. B, C, A, E, D.
20. a. A : 2, 4
b.
c.
B : 2, 8
C : 2, 8, 1
D : 2, 8, 7
E : 2, 8, 8, 3
F : 2, 8, 8, 8, 3
C
G
d.
e.
f.
g.
C
Jumlah neutron = 18, elektron =17, proton =17
F
B,D
Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
68
E
A
C
A
5.
6.
7.
8.
D
C
A
E
9.
10.
11.
12.
B
B
B
B
13.
14.
15.
16.
C
E
D
D
17.
18.
19.
20.
E
C
D
E
21.
22.
23.
24.
B
A
C
B
25.
26.
27.
28.
D
E
D
A
29.
30.
31.
32.
E
E
C
E
33.
34.
35.
36.
B
D
D
D
37.
38.
39.
40.
E
B
C
C
Remedial
1.
2.
Nomor Atom
Nomor Massa
Jumlah Proton
Jumlah Neutron
Jumlah
Elektron
23
11
11
12
11
12
11
40
20
20
40
20
20
20
75
35
35
75
35
40
35
53
127
53
74
53
Isotop
Isobar
Isoton
A, B, E
C, D
B, D, F
D, E
E, F
C, E
Atom
Na
Ca
As
127
53
3.
F, G
4.
5.
Kulit Elektron
Nomor
Atom
15
Ga
31
18
Sn
50
18
18
Xe
54
18
18
Cs
55
18
18
Ra
88
18
32
18
Atom
Unsur
Elektron Valensi
6
Orbital
5
3
1
2
Harga Orbital
Jumlah
Orbital
1s
2s 2p
0; 1, 0, +1
3s 3p 3d
0; 1, 0, +1; 2, 1, 0, +1, +2
4s 4p 4d 4f
16
69
6.
2p2
b.
3s2
3s2
c.
n = 2
= 1
m = 0
s= +
n = 3
= 0
m = 0
s=
n = 3
= 1
m = +1
s= +
n = 4
= 0
m = 0
s = +1
n = 3
= 2
m = 1
s= +
= 2
m = +2
s=
3p3
4s1
d.
4p6
3d2
e.
4s1
a.
3d10
2
1
2
1
2
1
2
1
f.
n = 3
7.
a .
b.
c.
d.
e.
f.
8.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
70
Bab
III
Ikatan Kimia
Di atas daun terdapat embun yang berupa tetesan air. Apa yang terpikirkan saat itu? Tentunya kita akan mengagumi kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta. Akan tetapi mengapa
dapat terbentuk tetesan seperti itu? Pada molekul air terdapat ikatan antarmolekul air,
yaitu ikatan hidrogen. Karena ikatan hidrogen itulah tetes air dapat membentuk tetes
yang lebih besar.
Proses pembelajaran pada bab ini mengantarkan peserta didik untuk memahami
ikatan kimia dan bentuk molekul berdasarkan ikatan kimia tersebut. Pemahaman peserta
didik terhadap elektron valensi merupakan syarat dalam memahami proses pembentukan
ikatan dan bentuk molekul. Ikatan kimia menggambarkan cara atom-atom bergabung
membentuk molekul atau gabungan ion-ion. Pada proses pembentukan ikatan kimia yang
berperan adalah elektron valensi. Ikatan kimia meliputi ikatan ion, ikatan kovalen, dan
ikatan ikatan logam. Ikatan-ikatan tesebut merupakan ikatan antaratom. Selain ikatan
antaratom terdapat juga ikatan antarmolekul atau gaya antarmolekul yang terdiri atas
gaya Van der Waals dan ikatan hidrogen.
Ikatan ion mengikuti hubungan kestabilan atom gas mulia dengan konfigurasi elektron
atom-atom yang dapat membentuk ion positif dan ion negatif, serta terbentuknya ikatan
antara kedua ion tersebut. Ikatan kovalen mengikuti hubungan kestabilan gas mulia
dengan konfigurasi elektron atom-atom yang saling menggunakan elektron secara bersama.
Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap (dua dan tiga),
dan ikatan kovalen koordinasi (dativ).
Pada proses pembelajaran bab ini, peserta didik diajak untuk dapat merancang dan
melakukan percobaan, sampai mempresentasikan hasil percobaan. Dari kegiatan ini guru
dapat menilai sikap dan keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok. Sikap teliti,
jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan yang lainnya akan muncul pada diri peserta
didik. Percobaan dilakukan untuk menguji apakah suatu senyawa bersifat polar atau
nonpolar.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Pada awal dan akhir proses pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran
yang telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik dapat mangagumi kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa dalam menciptakan alam semesta. Misalnya bagaimana fenomena
cicak dengan tidak jatuh di dinding karena adanya gaya Van der Waals. Dalam proses
pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam berdiskusi.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses
ranah konkret dan ranah abstrak
pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
terkait dengan pengembangan dari
kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta
yang dipelajarinya di sekolah secara
interaksi antarpartikel (atom, ion, molekul) materi
mandiri, dan mampu menggunakan
dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori
jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom
(teori domain elektron).
72
Ikatan Ion
Ikatan Kovalen Tunggal serta Ikatan Kovalen Rangkap Dua dan Rangkap
Tiga
Bentuk Molekul
Ikatan Logam
Gaya Antarmolekul
10
Ulangan Harian
73
b) Peserta didik menganalisis bahwa atom-atom unsur selain gas mulia cenderung
berikatan dengan atom unsur lain.
c) Peserta didik melakukan kegiatan dalam kerja kelompok, selanjutnya dapat
mengomunikasikannya secara lisan dan tertulis.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang struktur atom dan tabel
periodik sebagai syarat untuk mempelajari ikatan kimia.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari lambang Lewis dan
aturan oktet.
Guru membagi perserta didik menjadi beberapa kelompok.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) benda-benda yang
mirip yang ada di lingkungan seperti Gambar 3.1 halaman 97 Buku Siswa
dan membaca artikel tentang lambang Lewis dan aturan oktet.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimanana menuliskan lambang Lewis dari suatu atom
unsur?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang mempelajari lambang Lewis dan aturan oktet.
Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi
tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat
berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk lain yang paling mudah dipahami
oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang mempelajari
lambang Lewis dan aturan oktet. Peserta didik membuat konfigurasi elektron
atom-atom unsur dan membandingkannya dengan konfigurasi elektron gas
mulia. Kemudia peserta didik diminta untuk menuliskan lambang Lewis dari
beberapa unsur yang diberikan oleh guru.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamatan
dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lambang Lewis dan aturan
oktet. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan oleh
peserta didik dan memberikan penguatan.
74
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan Tantangan halaman 99
Buku Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang ikatan ion
dan meminta peserta didik membacanya.
4) Alat, Bahan, dan Media
Sistem periodik unsur.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.chem-is-try.org/materi_kimia/
kimia-smk/kelas_x/elektron-elektron-aturan-oktet).
6) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
Li+ + le
Be
Be2+ + 2 e
(2,1)
(2)
(2,2)
(2)
Selanjutnya untuk mencapai kestabilan atom unsur golongan IA dan IIA dengan
nomor atom yang lebih besar akan membentuk konfigurasi elektron oktet.
75
Contoh:
Na
Na+ + le
Mg
Mg2+ + 2 e
(2,8,1)
(2,8)
(2,8,2)
(2,8)
Atom unsur nonlogam, seperti unsur pada golongan VIA dan VIIA cenderung
menerima elektron untuk mencapai kestabilan seperti atom gas mulia. Atom yang menerima
elektron berubah menjadi ion negatif. Unsur seperti itu disebut unsur elektronegatif.
Contoh:
Cl + 1e
(2,8,7)
Cl
(2,8,8)
O + 2e
(2,6)
O2
(2,8)
Pada umumnya ion-ion positif dari golongan IA dan IIA melalui gaya elektrostatik
akan tarik menarik dengan ion-ion negatif dari unsur-unsur golongan VIA dan VIIA
(perbedaan muatan menghasilkan gaya tarik-menarik elektrostatik) membentuk molekul
senyawa ionik. Ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif disebut ikatan ion
(ikatan heteropolar), misalnya LiF, NaCl, CaCL2, K2O, AlF3.
Pengayaan
Menurut hukum Coulumb, besarnya gaya elektrostatik antara dua muatan yang
berlawanan dalam senyawa ionik dapat dirumuskan sebagai berikut.
F = k(q+ q)/d2 = k(q+ q)/(rC + rA)2
q+ = muatan kation
q = muatan anion
d = jarak antara dua pusat muatan
jarak antara dua pusat muatan merupakan jari-jari kation (rC) dan jari-jari anion (rA)
Menurut hukum Coloumb, kekuatan ionik tergantung pada muatan dan ukuran kedua
ion. Ikatan ionik semakin kuat apabila muatan ion semakin besar dan ukurannya semakin
kecil.
b.
1)
2)
Pembelajaran
Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan terbentuknya ion positif dan ion negatif.
b) Peserta didik dapat menganalisis terbentuknya ikatan ion.
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
76
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang lambang Lewis dan aturan
oktet.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari ikatan ion.
Guru membagi perserta didik menjadi beberapa kelompok.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) tabel titik didih dan
titik leleh senyawa, seperti Tabel 3.3 halaman 99 Buku Siswa dan membaca
artikel tentang ikatan ion atau melihat penayangan video pembentukan ikatan
ion.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimanana terbentuknya ikatan ion?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang ikatan ion. Peserta didik diminta untuk membuat
catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi dalam
kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk
lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang mempelajari
ikatan ion. Peserta didik menuliskan pembetukan ikatan ion dari senyawasenyawa ion yang ditentukan oleh guru.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamatan
dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain tentang ikatan ion.
Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta
didik dan memberikan penguatan.
Atom unsur nonlogam, seperti atom unsur pada golongan VIA dan VIIA
cenderung menerima elektron untuk mencapai kestabilan seperti gas mulia.
Atom yang menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Unsur seperti ini
disebut unsur elektronegatif. Pada umumnya ion-ion positif dari golongan IA
dan IIA melalui gaya elektrostatis akan tarik-menarik dengan ion-ion negatif
dari unsur-unsur golongan VIA dan VIIA membentuk zat padat. Ikatan yang
terjadi antara ion positif dan ion negatif disebut ikatan ion, membentuk
senyawa ion, misalnya: LiF, CaCl2, NaCl, dan AlF3.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal dan mengerjakan Tugas
3.1 halaman 103 dan Tantangan halaman 104 Buku Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang ikatan
kovalen tunggal serta ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga dan
meminta peserta didik membacanya.
77
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (en-wikipedia.org/wiki/ionik_bond;
www.chem1.com/acad/webtext/chembond; www.chemguide.co.uk/atoms/bonding/
ionic.html).
6) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
HOSOH
78
Pada umumnya molekul-molekul memenuhi aturan oktet, tetapi ada beberapa molekul
kovalen yang tidak memenuhi aturan oktet. Terdapat tiga jenis molekul yang tidak mengikuti
aturan oktet, yaitu sebagai berikut.
1) Molekul yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari delapan, contoh
nya BeCl2 dan BF3.
2) Molekul yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi lebih dari delapan, contohnya
PCl5 dan SF6.
3) Molekul dengan jumlah elekron ganjil walaupun sangat jarang, tidak stabil dan sangat
relatif, tetapi keberadaannya memang ada. Misalnya NO2, NO, dan ClO2.
Ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan dua pasang elektron bersama
disebut ikatan kovalen rangkap dua dan yang menggunakan tiga pasang elektron disebut
ikatan kovalen rangkap tiga. Contoh ikatan kovalen rangkap dua adalah O2, sedangkan
contoh ikatan kovalen rangkap tiga adalah N2.
Ikatan rangkap dua dalam molekul O2:
+ O
OO
atau O = O atau
O2
Struktur
Lewis
Rumus
molekul
NN atau
+ N
Struktur
Lewis
NN
atau
N2
Rumus
molekul
Pengayaan
Panjang ikatan dari ikatan rangkap dua lebih pendek daripada ikatan tunggal, dan ikatan
rangkap tiga lebih pendek daripada ikatan rangkap dua. Panjang ikatan (bond lenght) adalah
jarak antara inti dari dua atom yang berikatan secara kovalen dalam suatu molekul.
Contoh:
Panjang ikatan C C sama dengan 154 pm
Panjang ikatan C = C sama dengan 133 pm
Panjang ikatan C C sama dengan 120 pm
Resonansi berarti penggunaan dua atau lebih struktur Lewis untuk menggambarkan
molekul tertentu. Resonansi sering disalah artikan dengan mengatakan bahwa molekul
tertentu, misalnya ozon berpindah-pindah strukturnya secara cepat dari struktur resonansi
yang satu ke struktur resonansi yang lain. Diharapkan kita mengingat bahwa tidak satupun
struktur resonansi yang diberikan dapat menggambarkan secara tepat struktur molekul
yang sesungguhnya.
Struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk satu
molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu
struktur Lewis. Tanda panah digunakan untuk menyatakan bahwa stuktur-struktur yang
digambarkan merupakan struktur resonansi.
79
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menganalisis pembentukan senyawa kovalen tunggal.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari ikatan kovalen.
Guru membagi perserta didik menjadi beberapa kelompok.
Guru dan peserta didik melakukan tanya-jawab tentang elektron valensi
sebagai syarat untuk pemahaman dalam pembelajaran ikatan kimia.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang ikatan kovalen tunggal atau melihat penayangan video
pembentukan ikatan kovalen tunggal serta ikatan kovalen rangkap dua dan
rangkap tiga.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimanana terbentuknya ikatan kovalen?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang ikatan kovalen tunggal serta ikatan kovalen
rangkap dua dan rangkap tiga. Peserta didik diminta untuk membuat catatancatatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi dalam kelas
bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk lain
yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang mempelajari
ikatan kovalen tunggal serta ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga.
Peserta didik menuliskan pembetukan ikatan kovalen dari senyawa-senyawa
kovalen yang diberikan oleh guru.
80
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang menyelidiki
kepolaran beberapa senyawa dan meminta peserta didik membacanya.
4) Alat, Bahan, dan Media
Molymod dan model atom.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
5) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.chemguide.co.uk/atom/bonding/
covalent.html).
6) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
81
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat merancang dan melakukan percobaan kepolaran beberapa
senyawa untuk memahami kepolaran senyawa.
b) Peserta didik dapat mempresentasikan hasil rancangan.
c) Peserta didik dapat mengolah dan menganalisis data hasil percobaan dan menyim
pulkannya.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Eksperimen
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan kovalen.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi,
menghargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran menentukan kepolaran
senyawa dengan memerhatikan metode ilmiah dan keselamatan kerja.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang menentukan kepolaran senyawa.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari artikel yang telah dibaca. Misalnya, Bagaimana cara
menentukan kepolaran suatu senyawa?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan melakukan
percobaan. Sebelum melakukan percobaan siswa diminta untuk merancang
percobaan seperti pada Kegiatan 3.1 halaman 108 Buku Siswa. Salah satu
anggota kelompok mempresentasikan rancangan percobaan tersebut terlebih
dahulu atau mengomunikasikan dengan guru.
Guru dapat memberikan rancangan percobaan lain untuk dilakukan siswa.
Hal tersebut guna melihat dan membandingkan keakuratan percobaan yang
dilakukan dengan tujuan hasil yang sama. Dalam merancang percobaan, guru
harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
(a) Percobaan mendukung diketemukannya konsep kimia.
(b) Proses kimia secara praktis memang dapat dilaksanakan atau diambil
dari sumber buku percobaan kimia yang valid.
82
(c) Guru sudah mencoba percobaan dan memang layak dilakukan peserta
didik.
(d) Di laboratorium/sekolah tersedia alat dan bahan yang diperlukan.
(e) Tidak bebahaya bagi peserta didik.
Dalam melakukan percobaan harus dengan mengikuti tahapan metode ilmiah.
Tahapan metode ilmiah adalah (a) merumuskan masalah, (b) mengumpulkan
keterangan, (c) membuat hipotesis, (d) melakukan percobaan, (e) menarik
kesimpulan, (f) menguji kembali kesimpulan, dan (g) pelaporan.
Salah satu rangcangan percobaan yang dapat dilakukan sebagai berikut.
Kepolaran Senyawa
Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dan bahan:
Buret dan standar
Erlemeyer
Penggaris palstik
Kain flanel
Corong
Aseton
Air
Presedur:
1. Isi buret dengan aseton.
2. Letakkan erlemeyer di
bawah buret untuk menampung aseton.
3. Buka kran buret dengan
aliran yang kecil.
4. Dekatkan penggaris plas
tik ke aliran aseton deng
an cara memajukan dan
memundurkan. Penggaris
sudah terlebih dahulu
dig osok dengan kain
planel.
5. Amati yang terjadi deng
an aliran aseton.
6. Lakukan langkah-langkah
di atas dengan menggati
aseton dengan air.
Standar
buret
Buret
Buret
Standar
buret
Batang Politena
H2O
Aseton
Kain flanel untuk menggosok
batang politena agar bermuat
an listrik
Gelas kimia
(Penampung aseton)
Larutan aseton
Gelas kimia
(Penampung H2O)
Larutan H2O
Gambar 3.1
Pengujian kepolaran larutan
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari percobahan yang dilakukan. Pada saat penggaris
di dekat pada aliran aseton, aliran aseton tidak mengikuti arah gerakan dari
penggaris. Akan tetapi, pada saat penggaris di dekat pada aliran air, aliran
aliran air mengikuti arah gerakan dari penggaris.
(5) Salah satu kelompok peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan ke
simpulan dari pengamatan percobaan yang telah dilakukan tentang kepolaran
senyawa. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang disampaikan
oleh salah satu kelompok peserta didik dan memberikan penguatan.
Bab III Ikatan Kimia
83
(c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik untuk Tantangan halaman 113 Buku
Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang ikatan
kovalen polar dan nonpolar serta ikatan kovalen koordinat, dan meminta
peserta didik membacanya.
4) Alat, Bahan, dan Media
Alat-alat laboratorium kimia seperti buret, statif dan klem, erlemeyer, penggaris
plastik, kain flanel, dan corong.
Bahan-bahan eksperimen seperti air dan etanol.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4)
Sumber Belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Lembar kerja.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_polar_
molekul_anoganik).
6) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian keterampilan pada waktu melakukan Kegiatan 3.1 (halaman 94).
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
84
Pada molekul nonpolar elektron-elektron tersebut merata sehingga molekul itu tidak
bermuatan. Contohnya H2, O2, N2, dan CH4.
Pada molekul polar elektron-elektron terkumpul di salah satu unsur pembentuknya.
Contohnya H2O, HF, HCl, HBr, dan NH3.
I katan kovalen nonpolar: senyawanya tersusun dari molekul-molekul dan tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
I katan kovalen polar: senyawanya mempunyai kutub positif dan negatif yang tersusun
dari molekul-molekul polar.
I katan kovalen koordinasi: senyawanya berbentuk senyawa kovalen polar yang tersusun
dari molekul-molekul polar.
Ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas
yang berasal dari salah satu atom dinamakan ikatan kovalen koordinasi atau ikatan dativ.
Atom yang memberikan pasangan elektronnya untuk dipakai bersama disebut atom donor,
sedangkan atom yang menerima pasangan elekrtonnya untuk dipakai bersama disebut
atom akseptor.
Contoh: ikatan kovalen koordinasi dalam ion H3O+
H3O+ terbentuk dari reaksi antara H2O sebagai donor elektron dan ion H+ sebagai
akseptor elektron.
H F
H
F
H F
atau H N+ B
H N
+
B F
H N B F
B
H
F
H F
H F
Pasangan
elektron bebas
Belum
oktet
Ikatan kovalen
koordinasi
Pengayaan
Pada molekul simetris, misal BeCl2, BF3, CF4, dan SF6 terdapat dipol pada tiap ikatan
kovalen karena adanya perbedaan keelektronegatifan. Akan tetapi dipol tiap ikatan saling
meniadakan sehingga molekul-molekul tersebut bersifat nonpolar.
Ukuran kuantitafif kepolaran ikatan adalah momen dipol () yang merupakan hasil
kali muatan (Q) dan jarak antarmuatan (r).
=Qr
Momen dipol biasanya dinyatakan dalam satuan debye (D) dari nama kimiawan
Belanda Amerika, Peter Debye. 1 D = 3,336 1030 C m dimana C = coloumb dan m =
meter.
Molekul-molekul diatom nonpolar tidak mempunyai momen dipol (misal H2, Cl2,
O2). Untuk molekul triatom, misalnya molekul CO2 geometrinya linear tidak mempunyai
momen dipol (karena besar kedua momen ikatannya sama).
| |
O=C=O
Molekul linier
(tidak ada momen dipol)
Bab III Ikatan Kimia
85
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat membedakan senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen
nonpolar.
b) Peserta didik dapat memberikan contoh senyawa kovalen polar dan kovalen
nonpolar.
c) Peserta didik dapat menjelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinat.
d) Peserta didik contoh senyawa kovalen polar dan kovalen koordinat.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan kovalen.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi,
menghargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran menentukan kepolaran
senyawa dengan memerhatikan metode ilmiah dan keselamatan kerja.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang ikatan kovalen polar dan nonpolar serta ikatan kovalen
koordinat atau melihat penayangan video pembentukan ikatan kovalen dan
nonpolar serta ikatan kovalen koordinat.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Apakah perbedaan antara ikatan kovalen polar dan nonpolar?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang ikatan kovalen polar dan nonpolar serta ikatan
kovalen koordinat. Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan
dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama
guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk lain yang paling
mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang ikatan kovalen
polar dan nonpolar serta ikatan kovalen koordinat. Peserta didik menuliskan
pembetukan ikatan kovalen koordinat.
86
Molekul diatomik yang terdiri atas unsur yang sama akan bersifat nonpolar,
sedang yang terdiri atas dua unsur yang berbeda dan berbeda keelektronegatifannya akan bersifat polar.
Ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama pasangan elektron bebas
yang berasal dari salah satu atom yang berikatan disebut ikatan kovalen
koordinat atau ikatan dativ atau ikatan semipolar. Atom yang menerima
pasangan elektron untuk dipakai bersama dalam membentuk ikatan kovalen
koordinasi dinamakan atom aseptor. Atom yang meberikan pasangan elektron
bebas untuk dipakai bersama dalam mebentuk ikatan kovalen koordinasi
dinamakan atom donor.
(c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang bentuk
molekul dan meminta peserta didik membacanya.
4) Alat, Bahan, dan Media
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber Belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_polar_
molekul_anoganik).
6) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian keterampilan pada waktu melakukan Kegiatan 3.1 (halaman 83).
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
87
AX2
AX3
AX4
AX5
AX6
AX2E
AX2E2
:
:
:
:
:
:
:
linear
trigonal planar
tetrahedral
trigonal bipiramidal
oktahedral
bentuk V
bentuk V
AX2E3
AX3E
AX3E2
AX4E
AX4E2
AX5E
AXE3
:
:
:
:
:
:
:
linear
trigonal piramidal
bentuk T
seesaw
bujur sangkar planar
bujur sangkar piramidal
linear
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat menentukan bentuk molekul berdasarkan domain elektron dan
menganalisisnya.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru melakukan tanya-jawab dengan peserta didik tentang elektron valensi
sebagai syarat dalam pemahaman bentuk molekul.
Guru menyiapkan model molekul dari senyawa-senyawa kovalen.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran bentuk molekul.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) model-model
molekul menggunakan molymod atau animasi di komputer serta membaca
artikel tentang model molekul, seperti pada Gambar 3.29 halaman 124 Buku
Siswa.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimana bentuk molekul dari suatu senyawa?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang bentuk molekul. Peserta didik diminta untuk
membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi
dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, gambar,
atau bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang tentang bentuk
molekul. Peserta didik menentukan bentuk molekul berdasarkan elektron
valensi atom-atom unsur yang berikatan dengan mengindetifikasi pasangan
elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB).
88
89
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat meramalkan kepolaran molekul berdasarkan bentuk molekul.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru melakukan tanya-jawab dengan peserta didik tentang ikatan kovalen
polar dan nonpolar sebagai syarat dalam pemahaman bentuk molekul.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran pengaruh bentuk molekul
terhadap kepolaran.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang pengaruh bentuk molekul terhadap kepolaran.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimana pengaruh bentuk molekul terhadap kepolaran?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang bentuk molekul. Peserta didik diminta untuk
membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi
dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, gambar,
atau bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang pengaruh
bentuk molekul terhadap kepolaran. Peserta didik menentukan apakah suatu
senyawa bersifat polar atau nonpolar berdasarkan momen ikatan antara
atom-atom yang berikatan tersebut.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamatan
dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang pengaruh bentuk molekul
terhadap kepolaran. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang
diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Molekul diatomik yang terdiri atas dua atom yang sama seperti H2 dan Cl2
bersifat nonpolar. Molekul nonpolar adalah molekul yang tidak memperlihatkan
adanya kutub positif dan kutub negatif dalam molekulnya. Sementara itu,
molekul diatomik yang terdiri atas dua atom berbeda keelektronegatifan
seperti NH3, H2O, dan HBr bersifat polar. Molekul polar adalah molekul yang
memperlihatkan adanya kutub positif dan kutub negatif dalam molekulnya.
Kepolaran dari molekul tersebut dapat diperkirakan dari bentuk molekulnya.
90
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tugas 3.2 halaman 121 dan
Tantangan halaman 121122 Buku Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang ikatan
logam.
3) Alat, Bahan, dan Media
Model bentuk atom.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber Belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.youtube.com/wacth?v=i4ikq5opq
Pg; dl.clockmas.cc.or.us/ch104-10/(16).htm; preparatorychemistry.com/bishop_
molecular_polarity.htm).
5) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
91
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion dan ikatan
kovalen.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari ikatan logam.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) benda-benda
yang terbuat dari logam seperti Gambar 3.33 halaman 122 buku siswa dan
membaca artikel tentag ikatan logam.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Mengapa logam itu keras dan tidak mudah patah?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang ikatan logam. Peserta didik diminta untuk
membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi
dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau
bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang tentang ikatan
logam. Peserta didik dapat memprediksi jenis ikatan kimia yang terjadi pada
berbagai senyawa, seperti Contoh Soal halaman 125126 Buku Siswa
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain ikatan logam dan
bagaimana memprediksi jenis ikatan pada suatu senyawa. Guru memberikan
penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Unsur-unsur logam merupakan zat padat pada suhu kamar kecuali raksa
yang berwujud cair. Hal itu memperlihatkan betapa kuatnya gaya-gaya yang
mempersatukan atom-atom dalam logam. Unsur logam mempunyai sifat yang
khas. Unsur-unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Oleh karena itu,
banyak ruang yang kosong pada kulit terluarnya. Hal itu memungkinkan
elektron valensi unsur-unsur logam dapat bergerak bebas dalam ruang tertutup. Atom-atom logam dapat dibayangkan sebagai sekumpulan ion-ion
positif dalam suatu lautan elektron valensi yang terdelokalisasi (tersebar).
Di dalam logam tersebut, partikel yang bermuatan positif tertarik ke awan
elektron yang bermuatan negatif, begitu juga sebaliknya.
92
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tugas 3.3 halaman 124 Buku
Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang gaya
antarmolekul dan meminta peserta didik membacanya.
3) Alat, Bahan, dan Media
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber Belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.chemguide.co.uk/atom/bonding/
metallic.html).
5) Penilaian
P
enilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
93
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru melakukan tanya-jawab tentang keelektronegatifan unsur, sebagai syarat
dalam pemahaman gaya antarmolekul.
Guru menyiapkan tabel titik didik dan titik leleh beberapa senyawa yang
mempunyai gaya antarmolekul.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran gaya antarmolekul.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) tabel keelektronegatif
an unsur-unsur serta tabel titik didih dan titik leleh beberapa senyawa.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Mengapa ada senyawa mempunyai titik didih yang sangat
rendah?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang gaya antarmolekul. Peserta didik diminta untuk
membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi
dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau
bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang tentang gaya
antarmolekul. Peserta didik dapat menginterpretasikan grafik titik didih
beberapa molekul.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamatan
dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang gaya antarmolekul. Guru
memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik
dan memberikan penguatan.
Antarmolekul yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang sangat
kecil terdapat gaya tarik-menarik walaupun sangat lemah. Gaya tarik-menarik
itu dinamakan gaya Van der Waals. Karena gaya ini sangat lemah maka zat
yang mempunyai ikatan Van der Waals akan mempunyai titik didih yang
sangat rendah. Dalam gaya Van der Waals terdapat dua gaya, yaitu gaya
London dan gaya dipol-dipol.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tugas 3.4 halaman 128, Tugas 3.5
halaman 131, dan Tantangan halaman 132-133 Buku Siswa.
Guru mengingatkan peserta didik untuk menghadapi ulangan harian tentang
ikatan kimia dengan mengerjakan Soal Latihan halaman 134139 Buku
Siswa.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Proyek halaman 140 Buku
Siswa.
94
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
Teknik
Penilaian
No
KD
Indikator Esensial
KD pada KI-1
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
KD pada KI-2
Observasi
perilaku
Lembar
obseravsi
Keterangan
Lembar tes
tertulis
95
No
KD
Teknik
Penilaian
Indikator Esensial
Keterangan
Lembar tes
tertulis
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Penilaian
kinerja
Lembar
Lembar
penilaian
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 3.1 Pengujian Kepolaran Senyawa
Merumuskan
masalah,
hipotesis, dan
merancang
percobaan
Merangkai alat
Melakukan
pengamatan dan
mencatat data
Menganalisis
data dan
menyimpulkan
Penilaian
10
83
75
Kelompok/
Nama
Jumlah
skor
Nilai
Keterangan
C
D
Penilaian
1
1.
96
Merumuskan
masalah, hipotesis,
dan merancang
percobaan
Tidak mampu
merumuskan
masalah, hipotesis,
dan merancang
percobaan
2
Dilakukan dengan
bantuan guru
3
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
No
Penilaian
1
2.
Merangkai alat
Rangkaian alat
benar tetapi tidak
memerhatikan
keselamatan kerja
atau tidak rapi
Rangkaian
alat benar dan
memerhatikan
keselamatan kerja
3.
Melakukan
pengamatan dan
pencatatan data
Pengamatan tidak
teliti/jujur
Pengamatan
teliti/jujur tetapi
mengandung
interpretasi
Pengamatan teliti/
jujur dan tidak
mengandung
interpretasi
4.
Menganalisis data
dan menyimpulkan
Tidak mampu
Dilakukan dengan
bantuan guru
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
Rentang nilai:
0 nilai < 60 = kurang kompeten
61 nilai < 80 = kompeten
81 nilai 100 = sangat kompeten
3. Penilaian Sikap
KI1
KI2
No.
Nama
Jujur
Disiplin
Tanggung
Jawab
Peduli
Kerja
Keras
Skor
Nilai
14
93
60
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
97
No.
Tidak
Sangat
Menguasai
Menguasai
Menguasai
Materi
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: .
Penilaiam
No.
Nama Anggota
Kelompok
Kreativitas
Inisiatif
Kerja
Sama
Menghargai
Teman
Suka
Menolong
Skor
Nilai
1
2
3
98
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
Soal Remedial
1. Gambarkan struktur Lewis senyawa ion berikut!
a. KI
b. CaF2
c. Al2O3
d. C2H4
Senyawa
Mr
Titik Didih
HF
20
+19
HCl
36
85
HBr
81
66
128
35
HI
e. PCl3
f. PCl5
99
8. Di antara senyawa-senyawa berikut, senyawa manakah yang bersifat polar dan senyawa
manakah yang bersifat nonpolar?
a. H2
c. C Cl4
e. PCl3
b. H2O
d. HF
f. PCl5
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 99
1.
Rn
3.
Se2
5.
Ra2+
7.
Bi2
2.
Sr
4.
Sb
6.
Br
8.
Ga+
d.
Cl
Halaman 104
1. a. A, B, E
b. D dan D2
c. C dan C2+
d. A dan B
24
e. A = 12
Mg
B = 26
12Mg
C = Mg2+
D = O2
E = F
a.
3.
a.
b.
F
dan
b.
F
Na
Ca
Na
Mg
2.
c.
Ca
Cl
Cl
Halaman 121122
1.
a.
Cl
Cl
b.
Cl
2.
a.
CI4
3.
4.
a.
a.
b.
PBr3
b. OsO4
AX3E : trigonal piramidal
100
AX4E
b.
F
S
BaF2
: seesaw
c.
NaH
c.
c.
Cl2O
AX5E
d. AX6
5.
AX2E3
b. AX3E2
: linear
: bentuk T
a.
6. a. nonpolar
c. AX4E
d. AX6
b. polar
: seesaw
: oktahedral
c. nonpolar
Esai
1.
a.
Na
b.
Mg
c.
Ba
2. a.
b.
c.
Cl
2+
2+
O
2 Br
d.
Ca
2+
2 Cl
e.
Al
3+
3 F
f.
2 Na
O O
Cl
P Cl
d. O
e.
f.
C H
Cl
3. a.
a, b, c
b.
4. a. ion positif
b. ion positif
d, e
c.
c. ion positif
d. ion negatif
e. ion negatif
f. ion positif
5. a.
Na Na+ + 1 e
(2,8,1) (2,8)
Br + 1 e Br
(2,19,7)
(2,8,18,8)
Na+ + Br NaBr
d.
Ca Ca2+ + 2e
(2,8,8,2) (2,8,8)
O + 2 e O2
(2,6)
(2,8)
Ca2+ + O2 CaO
b.
Mg Mg2+ + 2
(2,8,2) (2,8)
F + 1 e
(2,8,7)
Mg2+ + 2 F
e.
Al Al3+ + 3 e
(2,8,3)
F + 1 e F | 3
(2,7)
(2,8)
Al3+ + 3 F AlF3
c.
K K+ + 1 e | 2
(2,8,8,1) (2,8,8)
S + 2 e S2
(2,8,6)
(2,8,8)
2 K+ + S2 K2S
f.
Al Al3+ + 3 e | 2
(2,8,3) (2,8)
O + 2 e O2 | 3
(2,6)
(2,8)
2 Al3+ + 3 O2 Al2O3
e
F | 2
(2,8,8)
MgF2
101
H
6.
a.
H
|
H N H+
|
H
+ H+ H N H atau
H N
H
H
+
b.
H+
H O H
H N H+
|
H
atau
7. a.
Ikatan ion
b.
A2B
8. a.
9.
ikatan kovalen
b.
Rumus molekul
Jenis ikatan
Nonlogam
NaI
e.v Na = 1
e.v I= 7
Ion
SrCl2
e.v Sr =2
e.v Cl = 7
Ion
Al2O3
e.v Al = 3
e.v O = 6
Ion
CS2
e.v C = 4
e.v S = 6
Kovalen
CCl4
e.v C = 4
e.v Cl = 7
Kovalen
C2H2
e.v C = 4
e.v H = 1
Kovalen
10. Ikatan logam terjadi karena unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Karena banyak
ruang kosong pada kulit terluarnya maka atom unsur logam dapat bergerak bebas dan dapat
berpindah dari satu atom ke atom lainnya. Hal ini menyebabkan atom logam bermuatan positif
yang berenang dalam lautan elektron. Di dalam logam, partikel bermuatan positif tertarik ke
awan elektron yang bermuatan negatif, begitu juga sebaliknya.
11. Makin besar Mr maka titik didih dan titik cair makin tinggi.
12. Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom
hidrogen. Kutub positif pada atom H berkaitan dengan kutub negatif atom yang punya
keelektronegatifan besar. Contoh: HF, H2O, NH3.
13. Ikatan hidrogen meningkatkan titik didih dan titik cair senyawa.
14. a.
b.
c.
H2S
Cl2O
BF3
: sudut
: sudut
: segitiga datar
15. a. nonpolar
b. nonpolar
d.
e.
f.
c. polar
d. polar
PCl3
SiCl4
XeF4
e.
f.
: piramida segitiga
: tetra hedral
: bujur sangkar
nonpolar
nonpolar
Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B
D
E
E
C
102
6.
7.
8.
9.
10.
C
E
D
B
B
11.
12.
13.
14.
15.
A
B
A
A
C
16.
17.
18.
19.
20.
C
E
D
A
C
21.
22.
23.
24.
25.
D
A
A
E
A
26.
27.
28.
29.
30.
C
A
E
B
B
Remedial
+
1.
a.
b.
Ca
I
2+
c.
2 Na
c.
H
H
3 O
2.
a.
b.
Cl
Cl
Br
d.
3. a.
K K+ + 1 e
(2,8,8,1) (2,8,8)
Cl + 1 e Cl
(2,8)
(2,8,8)
K+ + Cl KCl
c.
Mg Mg2+ + 2 e
(2,8,2) (2,8)
O + 2 e O2
(2,6)
(2,8)
Mg2+ + O2 MgO
b.
Na Na+ + 1 e | 2
(2,8,1) (2,8)
S + 2 e S2
(2,8,6)
(2,8,8)
2 Na+ + S2 Na2S
d.
Al Al3+ + 3 e
(2,8,3)
(2,8)
F + 1 e F1
|3
(2,7)
(2,8)
Al3+ + 3 F AlF3
4.
H N H
H
5. Karena di dalam logam terdapat ikatan logam, yang mengikat seluruh kristal (ion-ion di dalam
logam) sebagai suatu kesatuan.
6.
a. Karena Mr HI > Mr HBr > Mr HCl. Kenaikan Mr dapat menaikan titik didih.
b. Karena pada HF terdapat ikatan hidrogen, yaitu ikatan antara atom H dengan atom unsur
yang mempunyai keelektronegatifan tinggi (F, O, N).
7.
a.
b.
c.
Tetrahedral
Linear
Sudut
d.
e.
f.
Oktahedral
Sudut
Trigonal bipiramidal
8.
a.
b.
c.
Nonpolar
Polar
Nonpolar
d.
e.
f.
Polar
Polar
Nonpolar
103
Ulangan Semester 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E
B
D
A
A
C
B
C
104
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
C
B
A
D
D
A
C
D
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
D
A
C
D
B
E
E
C
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
A
A
C
E
B
B
C
B
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
A
C
B
D
B
E
D
D
Bab
IV
Di sepanjang pantai Indonesia banyak petani tambak garam, yang menghasilkan garam
dapur, dengan rumus kimia NaCl dan nama senyawa kimianya natrium klorida. Pembentukan
garam tersebut dengan proses yang sederhana, yaitu penguapan air laut. NaCl dalam bentuk
padat tidak dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan dalam bentuk larutan NaCl dapat
menghantarkan arus listrik.
Proses kegiatan pembelajaran pada bab ini mengantarkan peserta didik untuk memahami
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, reaksi oksidasi reduksi (redoks), dan tata nama
senyawa kimia serta penerapannya dalam kehidupan. Kegiatan pembelajaran untuk larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit mengajak peserta didik merancang dan melakukan
percobaan daya hantar listrik berbagai larutan, baik yang ada di rumah (misalnya larutan
garam dapur, larutan gula, cuka dapur, alkohol, air mineral, air tanah, dan air sabun) dan
larutan yang ada di laboratorium (misalnya HCl, NaOH, natrium asetat, dan amoniak).
Hasil rancangan peserta didik dipresentasikan untuk menyamakan persepsi mengenai
tujuan dan prosedur kerja. Saat peserta didik merancang dan melakukan percobaan,
guru melakukan penilaian kinerja dan mengarahkan peserta didik untuk mencatat hasil
pengamatan secara teliti dan jujur. Di samping itu, guru juga perlu mendorong rasa ingin
tahu peserta didik. Data hasil pengamatan diolah, dianalisis, disimpulkan, dan disajikan
dalam laporan tertulis dan lisan untuk meningkatkan sikap kritis, kreatif, dan inovatif
peserta didik. Penting didiskusikan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik. Perlu
dibahas juga hubungan ikatan kimia dengan daya hantar listrik suatu zat dan hubungannya
dengan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Kegiatan pembelajaran untuk reaksi oksidasi reduksi meliputi pengamatan terhadap
reaksi oksidasi reduksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya potongan
buah apel dibiarkan terbuka di udara akan berubah warnanya menjadi cokelat, nyala api
kompor merupakan hasil reaksi antara LPG (liquid petroleum gas) atau minyak tanah
dengan oksigen di udara, dan besi berkarat. Sebaiknya, bilangan oksidasi (biloks) dibahas
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pembahasan perkembangan konsep redoks. Untuk
lebih memahami redoks, peserta didik melakukan percobaan atau mengamati reaksi redoks,
misalnya mencelupkan seng (Zn) ke dalam CuSO4 dan tembaga (Cu) ke dalam ZnSO4.
Selanjutnya guru bersama peserta didik menyimpulkan perkembangan konsep redoks dan
penerapannya dalam kehidupan.
Pemahaman peserta didik tentang biloks merupakan prasyarat untuk belajar tata
nama senyawa kimia. Oleh sebab itu, guru harus yakin bahwa semua peserta didik sudah
paham tentang biloks, baru selanjutnya mambahas tata nama senyawa. Dalam membahas
tata nama senyawa, peserta didik dapat diminta membuat kartu kation dan anion untuk
latihan memberi nama senyawa berdasarkan rumus kimianya dan sebaliknya diberikan
nama senyawa peserta didik menuliskan rumus kimianya.
Di akhir pembelajaran guru perlu menjelaskan kepada peserta didik bahwa adanya
keteraturan sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta reaksi oksidasi reduksi
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta berkaitan dengan aspek kimiawi. Di
samping itu, setelah peserta didik melakukan percobaan, peserta didik didorong untuk
membersihkan dan merapikan meja untuk menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin,
dan peduli lingkungan pada peserta didik.
3.
106
Kompetensi Dasar
Menganalisis sifat larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit berdasarkan daya
hantar listriknya.
Menganalisis perkembangan konsep reaksi
oksidasi- reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau
ion.
Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik
sederhana.
Kompetensi Inti
4.
Kompetensi Dasar
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 1.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
serta menyajikan hasil percobaan untuk
pengembangan dari yang dipelajarinya
mengetahui sifat larutan elektrolit dan
di sekolah secara mandiri, dan mampu
larutan nonelektrolit.
menggunakan metoda sesuai kaidah 1.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan
keilmuan.
serta menyajikan hasil percobaan reaksi
oksidasi-reduksi.
1.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.
Bilangan Oksidasi
4 dan 5
6 dan 7
Ulangan Harian
107
tanggung jawab, peduli lingkungan, kritis, kreatif, inovatif, dan komunikatif serta kekaguman
terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Rancangan percobaan dilakukan oleh peserta
didik, seperti pada Kegiatan 4.1 halaman 150 Buku Siswa.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai
larutan.
b) Peserta didik dapat mempresentasikan hasil rancangan.
c) Peserta didik dapat melakukan percobaan.
d) Peserta didik dapat mengolah dan menganalisis data hasil percobaan dan
menyimpulkannya.
e) Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan hantaran listriknya.
f) Peserta didik dapat menyajikan laporan hasil percobaan.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Eksperimen
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion dan senyawa
ion sebagai syarat untuk mempelajari larutan elektrolit.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi, meng
hargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran menguji daya hantar listrik
beberapa larutan dengan memerhatikan metode ilmiah dan keselamatan kerja.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, serta pengujian daya hantar
listrik larutan.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari artikel yang telah dibaca. Misalnya, Bagaimanakah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan melakukan
percobaan. Sebelum melakukan percobaan siswa diminta untuk merancang
percobaan seperti pada Kegiatan 4.1 halaman 150 Buku Siswa. Salah satu anggota
108
Kabel
dan bahan:
Elektrode
Bola lampu
Gelas kimia
Papan
Botol semprot
Kertas tisu
Empat buah baterai
Berbagai jenis larutan
Kabel secukupnya
Elektrode
Gelas kimia
Baterai
Lampu
Botol semprot
Tisu
Cara kerja:
1. Rangkailah alat seperti Gambar 4.1.
Gambar 4.1
2. Siapkan beberapa larutan dalam
Rangkaian percobaan daya hantar listrik
gelas kimia (larutan garam dapur,
larutan gula, larutan asam asetat, dan sebagainya).
3. Uji setiap larutan dengan cara mencelupkan elektrode ke dalam masing-masing larutan.
4. Amati bola lampu dan elektrode secara cermat dan catat hasil pengamatan dengan jujur.
Setiap akan menguji larutan, elektrode harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara
menyemprot elektrode dengan air, kemudian mengeringkannya dengan kertas tisu.
5. Setelah selesai percobaan, bersihkan dan rapikan meja serta kembalikan alat dan bahan
ke tempatnya (tanggung jawab, disiplin, dan peduli lingkungan).
Catatan
Bahan/zat yang digunakan dalam percobaan ini telah diinformasikan kepada peserta didik
pada pertemuan sebelumnya. Bahannya antara lain air suling, air mineral, air tanah, air
sabun, larutan gula, larutan garam, cuka, dan buah-buahan (jeruk, belimbing). Guru juga
menyiapkan larutan kimia yang ada di laboratorium.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
109
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari percobahan yang dilakukan. Dari percobaan
yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1 Pengelompokan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik (Percobaan)
Kelompok
Elektrolit Kuat
Elektrolit Lemah
HCl(aq)
NaOH(aq)
NaCl(aq)
CH3COOH(aq)
NH3(aq)
HCOOH
Nonelektrolit
H2O(l),
C2H5OH(aq)
C12H22O11(aq)
(c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya dan meminta
peserta didik membacanya.
3)
4)
Sumber Belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Lembar kerja.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet.
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
110
image021.jpg
Na (aq) dan Cl (aq). Senyawa ion merupakan
Gambar 4.2
elektrolit kuat, terionisasi sempurna dalam air
Ionisasi NaCl dalam air
sehingga dalam menuliskan reaksinya digunakan
satu tanda anak panah.
Penguraian zat elektrolit dalam larutan menjadi ion-ion yang bergerak bebas, dinamakan
ionisasi. Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna dalam air, sehingga menghasilkan
banyak ion dalam larutan. Dalam percobaan, hal tersebut ditandai dengan banyaknya
gelembung gas pada elektrode dan bola lampu menyala terang. NaCl termasuk elektrolit
kuat terionisasi sempurna dalam air.
Senyawa kovalen yang bersifat polar disebut senyawa kovalen polar. Contohnya
adalah HCl, HBr, dan NH3. Hal itu disebabkan adanya perbedaan keelektronegatifan
yang cukup besar antara dua atom yang membentuk molekul dwikutub yang terpolarisasi
sehingga menimbulkan molekul polar. Molekul dwikutub adalah molekul yang mempunyai
kutub positif dan kutub negatif. Senyawa kovalen polar dalam bentuk murni merupakan
penghantar listrik yang buruk, tetapi jika senyawa tersebut dilarutkan dalam air maka
akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal itu
disebabkan pelarut air merupakan molekul dwikutub yang juga merupakan senyawa kovalen
polar dan dapat membantu menguraikan senyawa kovalen polar menjadi ion positif dan
ion negatif.
Contoh:
1) HCl(l) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl(aq)
2) HBr(g) + H2O(l) H3O+(aq) + Br(aq)
3) NH3(g) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
111
Zat elektrolit lemah terionisasi sebagian dalam air sehingga menghasilkan sedikit ion
dalam larutan. Dalam percobaan, hal tersebut ditandai dengan sedikitnya gelembung gas
pada elektrode dan nyala lampu menyala redup, bahkan kadang-kadang tidak menyala.
Zat nonelektrolit tidak terionisasi dalam air sehingga larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan
arus listrik terkait dengan ikatan kimia yang terdapat dalam zat elektrolit
tersebut.
b) Peserta didik dapat menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion dan senyawa
ion.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimana sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi
tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat
berbentuk tabel, deskripsi, gambar, atau bentuk lain yang paling mudah
dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit. Peserta didik dapat membedakan larutan
elektrolit dengan larutan nonelektrolit berdasarkan data hasil pengujian,
seperti Contoh Soal halaman 154-155 Buku Siswa.
112
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
113
Bilangan oksidasi atom hidrogen dalam hidrida (hidrogen terikat dengan logam)
sama dengan -1.
Contoh: NaH (Natrium hidrida), b.o H = 1
MgH2 (Magnesium hidrida), b.o H = 1
3. Bilangan oksidasi atom oksigen dalam senyawa oksida sama dengan 2.
Contoh: H2O (hidrogen oksida), b.o O = 2
NO (nitrogen monoksida), b.o O = 2
Bilangan oksidasi atom oksigen dalam senyawa peroksida sama dengan -1.
Contoh: H2O2 (hidrogen peroksida), b.o O = 1
Bilangan oksidasi atom O dam OF2 = +2
4. Bilangan oksidasi logam dalam senyawa, sama dengan nomor golongannya, kecuali
logam transisi.
B.o golongan alkali = + 1,
B.o golongan alkali tanah = +2
B.o aluminium = +3
5. Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi atom unsur-unsurnya sama dengan
nol.
Contoh: B.o H2SO4
(2 b.o H) + (1 b.o S) + (4 b.o O) = 0
6. Jumlah bilangan oksidasi dalam ion sama dengan muatannya.
Contoh: B.o SO42- = 2
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan aturan-aturan penentuan bilangan oksidasi atom
unsur.
b) Peserta didik dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur atau ion dalam
senyawanya.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
114
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang bilangan oksidasi.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimana menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam
senyawa?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang bilangan oksidasi. Peserta didik diminta untuk
membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi
dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, gambar,
atau bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang bilangan
oksidasi. Peserta didik menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam
senyawa seperti pada Contoh Soal halaman 162 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamatan
dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang bilangan oksidasi. Guru
memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta
didik dan memberikan penguatan.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang ikatan ion dan ikatan
kovalen.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat larutan pembelajaran bilangan
oksidasi.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tugas 4.2 halaman 162 Buku
Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang reaksi
oksidasi dan reduksi dan meminta peserta didik membacanya.
115
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
5. Pertemuan IV dan V: P
erkembangan Konsep Reaksi Oksidasi
Reduksi (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang perkembangan
konsep reaksi oksidasi reduksi yang diawali dengan reaksi penerimaan dan pelepasan
oksigen, kemudian reaksi penerimaan dan pelepasan elektron, serta perubahan bilangan
oksidasi. Kegiatan pengamatan terhadap reaksi oksidasi reduksi penting dilakukan untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu, cermat, dan jujur serta kekaguman terhadap ciptaan Tuhan
yang telah menciptakan berbagai gejala alam yang menakjubkan. Reaksi yang diamati,
misalnya mencelupkan seng (Zn) ke dalam CuSO4 dan tembaga (Cu) ke dalam ZnSO4.
Peserta didik diminta mengamati dengan cermat dan mencatat data hasil pengamatan
dengan jujur.
Pengayaan
Menyelidiki reaksi oksidasi reduksi
Apa yang akan terjadi bila logam Zn dicelupkan
ke dalam larutan CuSO4?
Warna logam seng adalah .
Warna larutan CuSO4 adalah .
Amati dan catat perubahan yang terjadi!
Buat persamaan reaksinya!
Apa yang akan terjadi bila logam Cu dicelupkan
ke dalam larutan ZnSO4?
Warna logam Cu adalah .
Warna larutan ZnSO4 adalah .
Amati dan catat perubahan yang terjadi!
Buat persamaan reaksinya!
Cu
Zn
Larutan CuSO4
Larutan ZnSO4
Sumber: cwx.penhall.com/petrucci/medialib/
media_partfolio/text_images/FG21_25_02UN.JPG
Gambar 4.3
Logam Zn dalam larutan CuSO4 dan logam Cu
dalam larutan ZnSO4
Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen. Contohnya pada proses pembuatan logam
tembaga dari oksidanya dapat dilakukan dengan cara mereaksikan tembaga oksida
dengan hidrogen. Persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut.
116
Contoh:
Oksidasi : Na(s) Na+(aq) + e
Reduksi : Br2(l) + 2 e 2 Br(aq)
penurunan b.o
Zn mengalami oksidasi sebab atom unsur Zn mengalami kenaikan b.o dari 0 ke +2.
Cl2 mengalami reduksi sebab atom unsur Cl mengalami penurunan b.o dari 0 ke -1.
Reaksi reduksi dan oksidasi selalu berlangsung bersamaan dan disebut reaksi oksidasi
reduksi, disingkat reaksi redoks. Zat-zat yang menerima elektron atau mengalami reduksi
dinamakan oksidator atau pengoksidasi, sedangkan zat-zat yang melepaskan elektron atau
mengalami oksidasi dinamakan reduktor atau pereduksi.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari
penggabungan dan pelepasan oksigen serta contohnya.
b) Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari
pelepasan dan penerimaan elektron serta contohnya.
c) Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi serta contohnya.
d) Peserta didik dapat menganalisis reaksi oksidasi-reduksi untuk menentukan zat
yang berperan sebagai oksidator dan reduktor.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
117
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang bilangan oksidasi
sebagai prasyarat untuk mempelajari perkembangan konsep reaksi oksidasi
reduksi.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran perkembangan konsep
reaksi oksidasi reduksi.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) reaksi oksidasi
oksidasi reduksi yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, serta membaca
artikel tentang reaksi oksidasi reduksi.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimana terjadinya reaksi oksidasi?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang reaksi oksidasi dan reduksi. Peserta didik diminta
untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan
didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi,
gambar, atau bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang reaksi oksidasi
dan reduksi. Peserta didik dapat membedakan antara reaksi oksidasi dengan
reaksi reduksi berdasarkan penerimaan dan pelepasan oksigen, penerimaan
dan pelepasan elektron, serta kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
dari suatu reaksi kimia, seperti pada Contoh Soal halaman 166-167 Buku
Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang reaksi oksidasi dan
reduksi. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang diberikan
oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
118
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tugas 4.3 halaman 165 dan
Tantangan halaman 168 Buku Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang tata nama
senyawa kimia dan meminta peserta didik membacanya.
3)
4) Sumber Belajar
Buku Kimia SMA Kelas X.
Sumber lain yang sesuai, misalnya internet (www.chemguide.co.uk/inorganic/redox/
definition.html; hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/chemical/oxred.html).
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
Contoh:
- Na2O : natrium oksida
- MgO : magnesium oksida
Apabila logamnya mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam maka
cara pemberian namanya dapat memakai nama sistematik (sistem Stock) atau
memakai nama latin.
(1) Nama sistematik (sistem Stock)
Cara memberi nama disebut nama logam diikuti bilangan oksidasi, ditambah
kata oksida.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
119
Contoh:
Atom Unsur
Bilangan Oksidasi
Rumus Senyawa
+2
FeO
Besi(II) oksida
+3
Fe2O3
Besi(III) oksida
Fe
Nama Senyawa
(2) Nama latin (nama lama)
Nama logam yang bilangan oksidasinya rendah diberi akhiran o, sedangkan
logam yang bilangan oksidasinya tinggi diberi akhiran i.
Contoh:
Atom Unsur
Bilangan Oksidasi
Rumus Senyawa
+2
FeO
Fero oksida
+3
Fe2O3
Feri oksida
Fe
Nama Senyawa
b) Tata Nama Oksida Asam
Oksida asam adalah oksida nonlogam. Pada umumnya atom unsur nonlogam
mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam. Pemberian namanya adalah
didasarkan pada sistem awalan (nama Latin).
Contoh:
Atom Unsur
Bilangan Oksidasi
Rumus Senyawa
+1
Cl2O
Dikloro monoksida
+3
Cl2O3
Dikloro trioksida
+5
Cl2O5
Dikloro pentaoksida
+7
Cl2O7
Dikloro heptaoksida
Cl
Nama Senyawa
Contoh :
Rumus Kimia
Nama Senyawa
HF(aq)
Asam fluorida
HCl(aq)
Asam klorida
HBr(aq)
Asam bromida
(2) Asam yang mengandung oksigen
Senyawa yang mengandung jumlah oksigen lebih sedikit diberi akhiran it
dan senyawa yang mengandung jumlah oksigen lebih banyak diberi akhiran
at.
120
Contoh:
Rumus Kimia
Nama Senyawa
HNO2
Asam nitrit
HNO3
Asam nitrat
H2SO3
Asam sulfit
H2SO4
Asam sulfat
walan per diberikan kepada senyawa yang mengandung oksigen lebih dari
A
senyawa umumnya. Sementara itu, awalan hipo diberikan pada senyawa yang
mengandung oksigen kurang dari senyawa umumnya.
Contoh:
Rumus Kimia
Nama Senyawa
HClO
Asam hipoklorit
HClO2
Asam klorit
HClO3
Asam klorat
HClO4
Asam perklorat
b) Tata Nama Basa
(1) Bila logam mempunyai bilangan oksidasi satu macam maka tata namanya,
menyebutkan nama logamnya kemudian ditambah kata hidroksida.
Contoh:
Rumus Kimia
Nama Senyawa
NaOH
Natrium hidroksida
KOH
Kalium hidroksida
Mg(OH)2
Magnesium hidroksida
Ca(OH)2
Kalsium hidroksida
(2) Bila logam mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam maka tata
nama disebutkan nama logam diikuti hidroksida.
Nama sistematik
Contoh:
Rumus Kimia
Nama Senyawa
Fe(OH)2
Besi(II) hidroksida
Fe(OH)3
Besi(III) hidroksida
CuOH
Tembaga(I) hidroksida
Cu(OH)2
Tembaga(II) hidroksida
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
121
Nama latin
Contoh:
Rumus Kimia
Nama Senyawa
Fe(OH)2
Fero hidroksida
Fe(OH)3
Feri hidroksida
CuOH
Cupro hidroksida
Cu(OH)2
Cupri hidroksida
c) Tata Nama Garam
Penamaan garam adalah dengan cara menyebut nama ion logam diikuti nama
sisa asamnya.
Contoh:
Rumus Sisa Asam
Rumus Garam
Nama Garam
NO2
Ion nitrit
NaNO2
Natrium nitrit
NO3
Ion nitrat
NaNO3
Natrium nitrat
SO32
Ion sulfit
(NH4)2SO3
Amonium sulfit
SO42
Ion sulfat
(NH4)2SO4
Amonium sulfat
Nama Senyawa
Rumus Kimia
Nama Senyawa
CH4
Metana
C2H4
Etena (etilena)
C3H8
Propana
C2H2
Etuna (asetilena)
C5H12
Pentana
CH3OH
Metanol
C7H16
Heptana
C2H5OH
Etanol
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menjelaskan aturan IUPAC dalam memberi nama senyawa
oksida basa dan oksida asam (senyawa anorganik).
b) Peserta didik dapat menjelaskan aturan IUPAC dalam memberi nama senyawa
asam, basa, dan garam.
c) Peserta didik mampu menganalisis dan menalar bilangan oksidasi unsur atau ion
dalam senyawa untuk memberikan nama senyawa.
122
d) Peserta didik mampu menganalisis dan menalar nama senyawa untuk menentukan
rumus kimianya.
e) Peserta didik dapat memberi nama senyawa organik sederhana.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang bilangan oksidasi otom
unsur atau ion dalam senyawa sebagai prasyarat untuk mempelajari tata
nama senyawa kimia.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran tata nama senyawa
kimia.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang penerapan aturan IUPAC dalam memberi nama oksida basa
dan oksida asam; tata nama asam, basa, dan garam; serta tata nama senyawa
organik sederhana.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimana tata nama senyawa asam berdasarkan IUPAC?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang penerapan aturan IUPAC dalam memberi nama
oksida basa dan oksida asam; tata nama asam, basa, dan garam; serta tata
nama senyawa organik sederhana. Peserta didik diminta untuk membuat
catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi dalam
kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, gambar, atau
bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang penerapan
aturan IUPAC dalam memberi nama oksida basa dan oksida asam; tata nama
asam, basa, dan garam; serta tata nama senyawa organik sederhana. Peserta
didik dapat melakukan pemberian nama oksida basa dan oksida asam; tata
nama asam, basa, dan garam; serta tata nama senyawa organik sederhana yang
diberikan oleh guru, seperti pada Contoh Soal halaman 172 Buku Siswa.
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
123
Senyawa kimia terdiri atas senyawa biner dan senyawa poliatom. Senyawa
biner adalah senyawa yang terbentuk dari dua jenis atom baik itu antara atom
unsur logam dengan atom unsur nonlogam atau antaratom unsur nonlogam.
Senyawa poliatom adalah senyawa yang terbentuk lebih dari dua atom yang
berbeda.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tantangan halaman 176 Buku
Siswa.
Guru mengingatkan peserta didik untuk menghadapi ulangan harian tentang
larutan elektrolit, reaksi oksidasi redaksi, dan tata nama senyawa dengan
mengerjakan Soal Latihan halaman 178 184 Buku Siswa.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Proyek halaman 184 Buku
Siswa.
3) Alat, Bahan, dan Media
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber Belajar
Buku Kimia SMA Kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (chemistry-boisestatu.edu/people/
richardbank/inorganic/Naming Inorganic Compounds).
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
124
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
No
KD
KD pada KI-1
KD pada KI-2
KD pada KI-3
Teknik
Penilaian
Indikator Esensial
Keterangan
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
Observasi
perilaku
Lembar
obseravsi
Lembar tes
tertulis
Lembar tes
tertulis
KD pada KI-4
Lembar
penilaian
hasil Penilaian
sikap
Lembar
penilaian
Penilaian
kinerja
Lembar
penilaian
Lembar
Lembar
penilaian
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
125
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 4.1 Pengujian Daya Hantar Listrik
Merumuskan
masalah,
hipotesis, dan
merancang
percobaan
Merangkai alat
Melakukan
pengamatan dan
mencatat data
Menganalisis
data dan
menyimpulkan
Penilaian
10
83
75
Kelompok/
Nama
Jumlah
skor
Nilai
Keterangan
C
D
No
Merumuskan masalah,
hipotesis, dan
merancang percobaan
Tidak mampu
Dilakukan dengan
merumuskan masalah, bantuan guru
hipotesis, dan
merancang percobaan
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
Merangkai alat
Rangkaian alat
benar tetapi tidak
memerhatikan
keselamatan kerja
atau tidak rapi
Rangkaian
alat benar dan
memerhatikan
keselamatan kerja
Melakukan
pengamatan dan
pencatatan data
Pengamatan tidak
teliti/ jujur
Pengamatan
teliti/jujur, tetapi
mengandung
interpretasi
Pengamatan teliti/
jujur dan tidak
mengandung
interpretasi
Dilakukan dengan
bantuan guru
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
126
Rentang nilai:
0 nilai < 60 = kurang kompeten
61 nilai < 80 = kompeten
81 nilai 100 = sangat kompeten
3. Penilaian Sikap
KI1
KI2
No.
Nama
Jujur
Disiplin
Tanggung
Jawab
Peduli
Kerja
Keras
Skor
Nilai
14
93
60
3
4
5
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
Materi
Tidak
Sangat
Menguasai
Menguasai
Menguasai
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
127
Tidak
Sangat
Menguasai
Menguasai
Menguasai
No.
Materi
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: .
Penilaiam
No.
Nama Anggota
Kelompok
Kreativitas
Inisiatif
Kerja
Sama
Menghargai
Teman
Suka
Menolong
Skor
Nilai
1
2
3
4
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
128
Soal Remedial
1. Berdasarkan percobaan diketahui larutan A bersifat elektrolit dan larutan B bersifat
nonelektrolit.
a. Jelaskan perbedaan kedua larutan tersebut berdasarkan daya hantar listriknya!
b. Jelaskan apa penyebab dapat tidaknya suatu larutan dapat menghantarkan larutan
listrik!
2. Kesimpulan hasil percobaan daya hantar listrik terhadap dua larutan adalah: larutan X
elektrolit kuat dan larutan Y elektrolit lemah.
a. Bagaimana kira-kira hasil pengamatan percobaan tersebut sehingga didapatkan
kesimpulan seperti itu?
b. Apa yang menyebabkan hasil pengamatan antara larutan X dan larutan Y?
3. Lengkapi tabel berikut ini!
No.
Larutan
Kation
Anion
Lampu Menyala
Ya
Tidak
Gelembung
Gas
KOH
...
...
...
H2CO3
...
...
Fe2(SO4)3
2 Fe3+
3 SO42-
...
...
...
CO(NH2)2
...
...
...
4.
Tentukan bilangan oksidasi tiap-tiap atom unsur pada senyawa atau ion berikut!
a. K2Cr2O7
d. Ca(ClO4)2
b. Ba(OH)2
e. MnO4
c. Fe2(CO3)3
f. C2O42
5.
6. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi dari reaksi berikut!
a. MnO2 + 4 HCl
MnCl2 + 2 H2O + Cl2
b. Mg + 2 HCl
MgCl2 + H2
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
129
Unsur
Biloks
Na
...
...
...
...
...
SO3
...
...
...
...
Difosfor trioksida
...
...
...
Kalsium oksida
Kation
Anion
Rumus Senyawa
Nama Senyawa
...
...
Na2PO4
...
...
...
...
Ca2+
ClO
...
...
...
...
Fe2(CO3)3
...
Kalium sulfat
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 158
1. Stop contact memutus aliran listrik. Air banjir yang sudah bercampur dengan berbagai macam
bahan dapat bersifat elektrolit, sehingga dapat mengatarkan arus listrik dari stop contact .
2. Stop contact di tempatkan pada posisi yang lebih tinggi, sehingga seandainya ada banjir air
tidak mencapai stop contact.
Halaman 168
1. N = +5
H = +1
O = -2
2.
Ca = +2
Mg = +2
Si = +4
O = -2
3.
Ba = +2
H = -1
4.
Ca = +2
Si = +4
O = -2
Halaman 176
1.
No.
130
Nama Senyawa
Kation
Anion
5.
Zn = +2
O = -2
H = +1
6.
Fe = +2
C = -6
N = +5
Rumus Molekul
Senyawa
Perak klorida
Ag+
Cl-
AgCl
Kalium sulfida
K+
S2-
K2S
No.
Nama Senyawa
Kation
Magnesium oksida
Mg2+
O2-
MgO
Aluminium bromida
Al3+
Br-
AlBr3
Besi(III) karbonat
Fe3+
CO32-
Fe2(CO3)3
Barium fosfit
Ba2+
PO33-
Ba3(PO3)2
Amonium sulfat
Al3+
SO42-
Al2(SO4)3
Rumus Molekul
Senyawa
Anion
a.
Na3PO4
b.
Esai
1.
a. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan elektrolit
yang dapat menghantarkan arus listrik
b. Larutan elektrolit: larutan HCl, larutan NaOH, larutan NaCl, larutan NH 3, larutan
CH3COOH, KI.
Larutan nonelektrolit: air suling, larutan gula, larutan etanol.
2. Karena larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion atau terionisasi, sedangkan larutan nonelektrolit
tidak dapat terionisasi.
3. Larutan elektrolit kuat menghasilkan banyak ion, sedangkan larutan elektrolit lemah
menghasilkan sedikit ion.
4.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Asam nitrat
Asam sulfat
Asam fosfat
Natrium hidroksida
Kalsium hidroksida
Aluminium hidroksida
Kalium bromida
Tembaga(II) sulfat
Besi(II) perklorat
Perak karbonat
Magnesium arsenit
Aluminium sulfat
: HNO3(aq)
: H2SO4(aq)
: H3PO4(aq)
: NaOH(aq)
: Ca(OH)2(aq)
: Al(OH)3(aq)
: KBr(aq)
: CuSO4(aq)
: Fe(ClO4)2(aq)
: Ag2CO3(aq)
: Mg3(AsO3)2(aq)
: Al2(SO4)3(aq)
H+(aq) + NO3(aq)
2 H+(aq) + SO42 (aq)
3 H+(aq) + PO43(aq)
Na+(aq) + OH-(aq)
Ca2+(aq) + 2 OH(aq)
Al3+(aq) + 3 OH(aq)
K+(aq) + Br(aq)
Cu2+(aq) + SO42(aq)
Fe2+(aq) + 2 ClO4(aq)
2 Ag+(aq) + CO32(aq)
3 Mg2+(aq) + 2 AsO33(aq)
2 Al3+(aq) + 3 SO42(aq)
Jenis Ikatan
No
1
2
Larutan
HNO3
1
1
C12H22O
Kation
Anion
H+
Ion
Kovalen
Positif
Negatif
Gelembung Gas
NO3-
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
131
Jenis Ikatan
6.
No
Larutan
Ba(OH)2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kation
Anion
Ba2+
3+
Ion
Kovalen
Positif
Negatif
Gelembung Gas
2OH-
Al(NO)3
Al
3NO
C6H6
CH4
KI
K+
I-
FeCl3
Fe3+
3Cl-
7. Karena jarak antarionnya sangat rapat dibanding jarak antarion larutan NaCl dan luas permukaan
bidang sentuh ionnya sangat kecil, sehingga listrik yang melewati ion NaCl mengalami banyak
hambatan.
8.
a.
9. a.
b.
c.
d.
e.
132
K = +1, Mn = +7, O = 2
H = +1, Si = +4, O = 2
Ca = +2, O = 2, H = +1
Na = +1, S = +2, O = 2
Ba = +2, P = +5, O = 2
f.
g.
h.
i.
j.
Al = +3, S = +6, O = 2
Mg = +2, As = +3, O = 2
N = +3, O = 2
S = +4, O = 2
P = +3, O = 2
10.
11.
12.
a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
oksidasi
c. reduksi
e. oksidasi
reduksi
d. oksidasi
f. oksidasi
redoks
d. redoks
redoks
e. bukan
bukan
Oksidator: HCl, reduktor: Al
c. Oksidator: KMnO4, reduktor: H2C2O4
Oksidator: HNO3, reduktor: Cu
d. Oksidator: Br2, reduktor: NaI
13.
Atom
Unsur
No.
14.
Rumus Senyawa
Oksidasi
Al
+3
Al2O3
Aluminium oksida
+1
K2O
Kalium oksida
Ag
+1
Ag2O
Perak oksida
Fe
+3
Fe2O3
Besi(III) oksida
+5
N2O5
Dinitrogen pentaoksida
+5
P2O5
Difosfor pentaoksida
Cl
+3
Cl2O3
Dikloro trioksida
+6
SO3
Belerang trioksida
No.
Kation
Anion
Rumus Senyawa
SO42
Na+
2+
Br
2+
3
4
5
6
15.
Biloks
No.
1
2
3
4
5
6
Ba
Mg
Fe
3+
Zn
2+
Ca
Aluminium nitrat
Besi (II) klorat
Kalsium fosfat
Barium bromida
Fe(NO3)3
Besi(III) nitrat
ZnSO4
Zink sulfat
Ca3 (AsO4)2
Kalsium arsenat
Natrium oksida
BaBr2
Magnesium iodida
AsO4
Kalsium iodida
Natrium sulfat
MgI2
SO4
Seng klorida
Na2SO4
NO
2+
Nama Senyawa
Kation
Anion
Rumus Senyawa
Zn2+
Cl-
ZnCl2
I-
CaI2
2+
Ca
Na
3+
Al
2-
Al(NO3)3
Fe(ClO3)2
34
Ca3(PO4)2
33
(NH4)3PO3
NO
2+
ClO3
2+
PO
Fe
Ca
Na2O
Amonium fosfat
NH4
PO
Cu2+
SO42-
CuSO4
Bab IV Larutan Elektrolit, Reaksi Oksidasi Reduksi, dan Tata Nama Senyawa
133
Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A
D
E
D
A
C
A
E
D
B
11.
12.
13.
14.
15.
C
E
D
A
C
16.
17.
18.
19.
20.
E
D
E
E
C
21.
22.
23.
24.
25.
A
D
E
A
A
26.
27.
28.
29.
30.
B
C
C
D
E
Remedial
1. a. Larutan A menghantarkan arus listrik dan larutan B tidak menghantarkan arus listrik.
b. Larutan dapat menghantarkan arus listrik jika mengandung ion-ion yang bergerak
bebas.
2. a. Pada larutan X terdapat banyak gelembung gas dan pada larutan Y terdapat sedikit
gelembung.
b. Pada larutan X terdapat banyak ion, sedangkan pada larutan Y hanya sedikit
gelembung.
3.
Lampu Menyala
No.
Larutan
Kation
Anion
K+
OH
H2CO3
2 H+
CO32
Fe2(SO4)3
2 Fe3+
3 SO42-
CO(NH2)2
K = +1, Cr = +6, O = 2
Ba = +2, O = -2, H = +1
Fe = +3, C = +4, O = 2
5.
a.
bukan
6.
a.
b.
oksidator + reduktor
reduktor + oksidator
b.
d.
e.
f.
Ca = +2, Cl = 1, O = 2
Mn = +7, O = 2
C = +3, O = 2
redoks
c.
redoks
No.
Unsur
Biloks
Na
+1
Na2O
Natrium oksida
+6
SO3
Sulfur trioksida
+3
P2O3
Difosfor trioksida
Ca
+2
CaO
Kalsium oksida
No.
Kation
Anion
Rumus Senyawa
Na+
PO43-
134
Gelembung
Gas
KOH
a.
b.
c.
8.
Tidak
4.
7.
Ya
+
2+
Ca
Fe3+
Nama Senyawa
Na2PO4
Natrium fosfat
2-
K2SO4
Kalium sulfat
ClO
Ca(ClO2)2
Kalsium klorit
CO32-
Fe2(CO3)3
SO4
Bab
Kehidupan manusia tidak terlepas dari udara dan air? Bagaimana jika tidak ada udara
atau air? Atau bagaimana jika jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan manusia? Sudah
seharusnyalah kita bersyukur atas karunia Tuhan, Indonesia diberikan air yang berlimpah
dan udara yang segar. Apakah kita dapat membayangkan berapa banyak molekul air
dalam suatu danau? Ambilah satu liter air. Dalam satu liter air (pada T dan P standar)
mengandung 2,7 1022 molekul air. Tidak dapat dibayangkan jumlah molekul air dalam
danau tersebut.
Materi yang akan dibahas pada bab ini adalah Hukum Dasar Kimia. Kompetensi yang
dimiliki peserta didik pada pembelajaran topik ini dimulai dengan mengingatkan kembali
peserta didik tentang lambang unsur karena peserta didik akan menganalisis data terkait
massa atom relatif, massa molekul relatif, persamaan reaksi, dan hukum-hukum dasar
kimia, untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan massa atom dalam tabel periodik
unsur serta menganalisis bagaimana para ahli menemukan massa atom relatif dan massa
molekul relatif tersebut dengan melakukan kegiatan secara analogi. Peserta didik diajak
untuk merancang percobaan dan melaksanakan rancangan tersebut sesuai dengan metode
ilmiah. Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan persamaan reaksi yang diaplikasikan
dalam menemukan konsep hukum dasar kimia. Guru mengajak peserta didik melihat
bagaimana munculnya hukum dasar kimia yang tidak terlepas dari metode ilmiah dalam
menemukan hukum-hukum tersebut.
Dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry
dan problem base learning. Peserta didik diberi motivasi dan diarahkan untuk melakukan
kegiatan pengamatan dan diskusi dalam kelompok untuk menemukan konsep. Selanjutnya
guru bersama peserta didik menyimpulkan pengertian konsep serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan penelitian di laboratorium.
Kegiatan dalam proses pembelajaran kimia merupakan keterampilan motorik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep
kimia. Percobaan kimia dapat diciptakan oleh guru, sesuai kondisi alat dan bahan kimia
habis pakai yang ada atau bahan kimia dapat dibuat dalam laboratorium kimia sekolah.
Guru yang inovatif dan kreatif akan dapat memilih jenis-jenis eksperimen yang mendukung
penemuan konsep dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran
yang telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik untuk mengagumi kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa dalam menciptakan keunikan unsur-unsur, reaksi yang terjadi, dan
kecerdasan para ahli dalam menemukan konsep-konsep hukum dasar kimia. Dalam proses
pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengeta- 3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif
dan massa molekul relatif, persamaan
huan faktual, konseptual, prosedural berdasarreaksi, hukum-hukum dasar kimia,
kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetadan konsep mol untuk menyelesaikan
huan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
perhitungan kimia
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4.
engolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait
M
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
massa atom relatif dan massa molekul
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
relatif, persamaan reaksi, hukumsecara mandiri, dan mampu menggunakan
hukum dasar kimia, dan konsep mol
metoda sesuai kaidah keilmuan.
untuk menyelesaikan perhitungan
kimia.
136
Minggu ke
Materi
2. Pertemuan I : M
assa Atom Relatif (Ar), Massa Molekul Relatif
(Mr), dan Persamaan Reaksi (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Pada kegiatan ini guru sebelumnya sudah menginformasikan pada peserta didik untuk
membaca dan mengamati materi Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif. Peserta
didik dikondisikan dalam kelompok untuk membawa 100 biji beras, 100 biji kacang hijau,
100 biji kacang kedelai yang sudah dihitung atau biji lainnya seperti jagung dan kacang.
Peserta didik dikondisikan berada dalam kelompok untuk mendiskusikan konsep
tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, kemudian melakukan percobaan
seperti Kegiatan 5.1 halaman 187188 Buku Siswa.
Penemuan Ar dan Mr yang dimulai dari standar atom hidrogen dan atom oksigen
sampai ditetapkannya massa atom relatif karbon-12 (12C) sebesar 12,000 sma (satuan
massa atom) sebagai massa atom strandar. Jadi, massa atom relatif suatu unsur adalah
1
perbandingan massa rata-rata satu atom unsur itu terhadap
massa atom 12C, atau
12
massa rata-rata 1 atom unsur X
1
massa atom C 12
12
Jadi massa atom relatif unsur X merupakan nisbah massa atom rata-rata unsur X
1
terhadap
massa atom C12. Secara sederhana Ar X = massa atom rata-rata unsur X.
12
Ar ( X ) =
Contoh:
Ar H = 1, O = 16, Na = 23 yang dapat dilihat dalam tabel periodik unsur.
Dengan cara yang sama guru dapat mengasosiasikan massa atom relatif dengan massa
molekul relatif. Jadi, massa atom relatif adalah perbandingan massa rata-rata 1 atom suatu
1
unsur dengan massa 1 atom C12. Sejalan dengan tersebut maka ada lagi massa molekul
12
relatif. Massa molekul relatif adalah bilangan yang menyatakan harga perbandingan massa
1
1 molekul suatu senyawa dengan
massa 1 atom C12. Molekul merupakan gabungan
12
dari unsur-unsur, misalnya molekul asam sulfat H2SO4 yang terdiri atas 2 atom H, 1
atom S, dan 4 atom O.
137
Maka Mr ( X ) =
Contoh:
Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi merupakan persamaan yang menyatakan perubahan materi dalam
suatu reaksi kimia. Pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa zat, karena dalam
reaksi kimia hanya terjadi penyusunan kembali atom-atom zat yang bereaksi membentuk
susunan baru dalam zat hasil reaksi. Oleh karena itu, jumlah atom-atom sebelum reaksi
harus sama dengan jumlah atom-atom sesudah reaksi, seperti reaksi berikut.
2 H(g) + O2(g) 2 H2O(g)
Dari reaksi di atas dapat dilihat sebagai berikut.
1. Zat-zat yang berada di sebelah kiri tanda anak panah adalah zat yang bereaksi, disebut
juga dengan pereaksi atau reaktan, yaitu 2 H2(g) + O2(g).
2. Zat-zat yang berada di sebelah kanan tanda anak panah adalah zat hasil reaksi atau
produk, yaitu 2 H2O(l).
3. Huruf dalam tanda kurung menyatakan wujud zat yang bersangkutan.
(s)/(solid) = padat
(g)/(gas) = gas
(l)/(liquid) = cair
(aq)/(aqueous) = larutan dalam air
4. Angka di belakang zat disebut indeks.
5. Angka di depan zat disebut koefisien reaksi, yaitu 2 untuk H2(g), 1 (tidak ditulis)
untuk O2(g), dan 2 untuk H2O(l)
Koefisien reaksi adalah angka yang ditetapkan agar jumlah atom-atom di sebelah kiri
tanda anak panah (reaktan) sama dengan jumlah atom-atom di sebelah kanan tanda
anak panah (produk). Angka koefisien satu tidak ditulis.
6. Persamaan reaksi yang sudah mempunyai koefisien yang sesuai disebut persamaan reaksi
setara.
Cara menyatakan persamaan reaksi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan jumlah atom masing-masing unsur di ruas kiri dan ruas kanan persamaan
reaksi.
138
2. Memberikan koefisien untuk tiap rumus kimia pada persamaan reaksi sehingga
persamaan reaksi setara.
Contoh:
C2H4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(l)
Atom C di ruas kiri ada 2 dan di ruas kanan ada 1 maka yang di ruas kanan dikali
kan 2.
C2H4(g) + O2(g) 2 CO2(g) + H2O(l)
Atom H di ruas kiri ada 4 dan di ruas kanan ada 2 maka di ruas kanan dikalikan 2.
C2H4(g) + O2(g) 2 CO2(g) + 2 H2O(l)
Atom O di ruas kiri ada 2 sedangkan di ruas kanan ada 6 (4 dari CO2 dan 2 dari
H2O). Untuk menyamakan jumlah atom O maka di ruas kiri dikalikan 3.
C2H4(g) + 3 O2(g) 2 CO2(g) + 2 H2O(l)
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menemukan konsep menentukan Ar dan Mr melalui kegiatan
analogi.
b) Peserta didik dapat menentukan Mr suatu zat.
c) Peserta didik dapat menyetarakan persamaan reaksi.
2) Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Eksperimen
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning dan problem base learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran
lain yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang tata nama kimia sebagai
syarat untuk mempelajari persamaan reaksi.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi,
menghargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran massa atom relatif,
massa molekul relatif, dan persamaan reaksi.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati):
Lambang unsur untuk menentukan massa atom relatif suatu unsur.
139
Catatan
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi dari percobaan yang telah dilakukan dan dari membaca sumbersumber tentang persamaan reaksi. Hasil pengamatan sebagai berikut.
140
Butiran
Beras
Kacang hijau
Kacang kedelai
apabila
berarti massa relatif butir kacang hijau 2 kali lebih besar daripada massa
beras.
Peserta didik dapat menentukan massa atom relatif, seperti Contoh Soal
halaman 189 dan 190 Buku Siswa.
Peserta didik dapat menentukan massa molekul relatif, seperti Contoh
Soal halaman 191 Buku Siswa.
Peserta didik dapat menyetarakan reaksi kimia, seperti Contoh Soal
halaman 193-194 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang massa atom relatif,
massa molekul relatif, dan persamaan reaksi. Guru memberikan penilaian
terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan
penguatan.
Massa atom relatif adalah perbandingan massa rata-rata 1 atom suatu unsur
dengan massa 1 atom C-12. Massa molekul relatif adalah bilangan yang
menyatakan harga perbandingan massa 1 molekul suatu senyawa dengan
massa 1 atom C-12. Massa molekul relatif sama dengan jumlah massa atom
relatif dari semua atom penyusunnya.
Suatu reaksi kimia dituliskan dalam persamaan reaksi kimia.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tantangan halaman 192 dan
194 Buku Siswa.
Bab V Hukum Dasar Kimia
141
Pada pertemuan ini guru memberikan pemahaman pada peserta didik tentang hukum
dasar kimia, bagaimana Lavoisier melakukan percobaan sampai menemukan konsep jumlah
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama dan hukum Perbandingan Tetap
dari Proust dengan menganalisis data hasil percobaan sehingga dapat menemukan konsep
bahwa dalam suatu senyawa perbandingan massa unsur-unsurnya selalu tetap.
Untuk membutikan hukum Lavoiser peserta didik diajak melakukan percobaan pada
Kegiatan 5.2 halaman 195196 Buku Siswa.
Untuk mendapatkan hukum perbandingan tetap (hukum Proust), Proust telah
melakukan beberapa percobaan, diantaranya mereaksikan tembaga dengan belerang. Data
yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 5.2 Data Percobaan Tembaga dan Belerang
No.
Massa Tembaga
(gram)
Massa Belerang
(gram)
0,24
0,12
0,36
0,31
0,15
0,45
0,41
0,19
0,57
0,51
0,24
0,72
0,64
0,31
0,93
Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap, sehingga
dapat dihitung persentase massa unsur-unsur dalam senyawa tersebut. Persentase massa
unsur-unsur dalam senyawa didasarkan pada perbandingan jumlah massa atom relatif
(Ar) unsur tertentu dengan massa molekul relatif (Mr) rumus kimia tersebut.
142
Contoh:
Rumus molekul urea adalah CO(NH2)2. Tentukan massa masing-masing unsur dalam 12 gram
urea! (Mr CO(NH2)2 = 60)
Jawab:
Massa CO(NH2)2 = 12 gram
Ar C
12
Massa C =
massa CO(NH2 )2 =
12 gram = 2,4 gram
Mr CO(NH2 )2
60
Massa O =
16
Ar O
12 gram = 3,2 gram
massa CO(NH2 )2 =
60
Mr CO(NH2 )2
Massa N =
2 Ar N
2 14
massa (NH4 )2SO4 =
12 gram = 5,6 gram
Mr(NH 4 )2SO4
60
Massa H =
4 Ar H
41
massa CO(NH2 )2 =
12 gram = 0,8 gram
Mr CO(NH2 )2
60
Jadi, massa unsur C, O, N, H dalam CO(NH2) berturut-turut adalah 2,4; 3,2; 5,6; dan
0,8 gram.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menemukan konsep hukum Lavoisier melalui Kegiatan 5.2
(membuktikan hukum kekekalan massa).
b) Peserta didik dapat menentukan kadar zat yang terkandung dalam suatu senyawa
berdasarkan hukum Proust.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Eksperimen
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base
learning dan problem base learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran
lain yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang persamaan reaksi sebagai
syarat untuk mempelajari hukum dasar kimia (hukum Lavoisier dan hukum
Proust).
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik
yang heterogen.
Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi,
menghargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.
143
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang hukum Lavoiser dan hukum Proust serta mengamati data
percobaan hukum Prous pada Tabel 5.2 dan 5.3 halaman 197 Buku Siswa.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak
atau kurang dipahami dari pengamatan dan sumber-sumber lain, dengan
memberikan contoh pertanyaan. Misalnya, Bagaimana berlakunya hukum
Lavoisier?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan melakukan
percobaan seperti Kegiatan 5.2 halaman 195-196 Buku Siswa. Percobaan yang
dilakukan sebagai berikut.
Hukum Kekekalan Massa
Tujuan percobaan membuktikan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
Alat dan bahan:
1. Tabung Y
2. Larutan timbal(II) nitrat, Pb (NO3)2(aq)
3. Larutan kalium iodida, Kl(aq)
Prosedur:
1. Satu kaki tabung Y diisi dengan larutan timbal(II) nitrat, sedang
kan kaki tabung yang lain diisi dengan larutan kalium iodida,
kemudian tutup dengan sumbat. Timbang dan catat massa tabung
Y bersama seluruh isinya.
2. Kedua larutan dalam tabung Y dicampurkan dengan memiringkan
tabung Y. Catat perubahan yang terjadi. Kemudian timbang
kembali tabung Y bersama isinya dan catat massanya.
3. Diskusikan hasilnya dan buat kesimpulan.
4. Presentasikan hasil diskusi dan kesimpulan di depan kelas.
Pb(NO3)2(aq)
Kl(aq)
Pertanyaan:
1. Apa yang terjadi pada zat-zat yang dicampurkan?
2. Apakah terjadi perubahan massa akibat reaksi kimia (setelah Gambar 5.1
Tabung y
terjadi pencampuran)?
Catatan
1. Saat bekerja di laboratorium perhatikan tata tertib laboratorium dan keselamatan kerja,
terutama saat menggunakan bahan-bahan kimia.
2. Catat hasil pengamatan sesuai dengan data yang diperoleh dengan teliti, cermat, dan
jujur.
3. Diskusikan hasil kegiatan, buat kesimpulan, dan presentasikan di depan kelas.
144
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi dari percobaan yang telah dilakukan dan dari membaca sumbersumber tentang persamaan reaksi.
Apabila percobaan dilakukan dengan cermat maka massa tabung dan isinya
sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
Pb(NO3)2 (aq) + KI (aq) PbI2 (aq) + 2 KNO3 (aq)
Massa Pb(NO3) + massa KI = massa PbI2 + massa KNO3 (ini membuktikan
berlakunya hukum Lavoisier).
Peserta didik dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan hukum
Lavoisier, seperti Contoh Soal halaman 196 Buku Siswa.
Peserta didik dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan hukum
Proust, seperti Contoh Soal halaman 197-198 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang massa atom relatif,
massa molekul relatif, dan persamaan reaksi. Guru memberikan penilaian
terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan
penguatan.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang hukum
dasar kimia (hukum Dalton, hukum Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro)
dan meminta peserta didik membacanya.
3)
4) Sumber belajar
a) Buku Kimia SMA/MA kelas X.
b) Sumber lain yang relevan, misalnya internet.
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian ketrampilan pada waktu melakukan Kegiatan 5.2 (halaman 148).
Penilaian sikap waktu presentasi dan melakukan diskusi.
145
Pada pertemuan ini guru memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang
hukum dasar kimia, bagaimana Dalton menemukan konsep hukum perbandingan berganda,
bagaimana Gay Lussac menemukan konsep hukum perbandingan volume, dan hipotesis
Avogadro.
John Dalton melakukan beberapa kali percobaan untuk mendapatkan hukum perbandingan berganda. Salah satu hasil percobaannya sebagai berikut.
Tabel 5.3 Massa Atom O dan Atom N
Massa N
Massa O
Perbandingan Massa
Atom Relatif Oksigen
Rumus
Senyawa
28
16
N2O
28
32
N2O2
28
48
N2O3
28
64
N2O4
28
80
N2O5
Dari data di atas, kita dapat melihat perbandingan massa antar atom O yang bersenyawa
dengan atom N yang massanya tetap pada senyawa N O, N O , N O , N O , dan N O adalah
= 1 : 2 : 3 : 4 : 5. Fakta tersebut dikenal sebagai hukum perbandingan berganda. Hukum
perbandingan berganda (hukum Dalton) menyatakan bahwa bila unsur-unsur dapat
membentuk dua macam senyawa atau lebih, untuk massa salah satu unsur sama, massa unsur
kedua dalam masing-masing senyawa berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.
2
Contoh:
Unsur x dan y membentuk dua senyawa. Senyawa I mengandung 60 gram x dan 320 gram
senyawa y. Senyawa II mengandung 45 gram x dan 120 gram y. Berapa perbandingan
massa unsur sesuai hukum Dalton?
Jawab:
Senyawa I
Senyawa II
Perbandingan massa x dan y = 60 : 320 Perbandingan massa x dan y = 45 : 120
= 3 : 16
=3:8
Jadi, perbandingan massa antara atom y yang bersenyawa dengan x yang massanya tetap
adalah 16 : 8 = 2 : 1.
Gay Lussac melalui serangkain percobaan menghasilkan hukum perbandingan volume,
yaitu pada temperatur dan tekanan sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan
volume gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh:
Pada temperatur dan tekanan tertentu satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan
satu bagian volume gas klorin membentuk dua bagian volume gas hidrogen klorida. Reaksi
tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g)
146
2
8 liter = 8 liter
2
1 8 liter = 4 liter
2
J adi, volume gas hidrogen dan oksigen yang dibutuhkan berturut-turut adalah 8 liter dan
4 liter.
b.
1)
Pembelajaran
Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menemukan konsep hukum perbandingan berganda.
b) Peserta didik dapat menemukan konsep hukum perbandingan volume.
c) Peserta didik dapat menemukan konsep hipotesis Avogadro.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
147
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang persamaan reaksi sebagai
syarat untuk mempelajari hukum dasar kimia (hukum Dalton, hukum GayLussac, dan hipotesis Avogadro).
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang hukum dasar
kimia (hukum Dalton, hukum Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro).
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang hukum dasar kimia (hukum Dalton, hukum Gay-Lussac, dan
hipotesis Avogadro) serta mengamati data percobaan hukum Dalton pada
Tabel 5.45 halaman 200 dan Tabel 5.5 halaman 201 Buku Siswa.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak
atau kurang dipahami dari pengamatan dan sumber-sumber lain, dengan
memberikan contoh pertanyaan. Misalnya, Bagaimana berlakunya hukum
Dalton?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan dengan
membaca sumber-sumber lain tentang tentang hukum dasar kimia (hukum
Dalton, hukum Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro). Peserta didik diminta
untuk membuat catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan
didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi,
gambar, atau bentuk lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi dari percobaan yang telah dilakukan dan dari membaca sumbersumber tentang hukum dasar kimia (hukum Dalton, hukum Gay-Lussac, dan
hipotesis Avogadro)
Peserta didik dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan hukum
Dalton, seperti Contoh Soal halaman 201 Buku Siswa.
Peserta didik dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan hukum
Gay Lussac, seperti Contoh Soal halaman 202 dan 203 Buku Siswa.
Peserta didik dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan
hipotesis Avogadro, seperti Contoh Soal halaman 205-207 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang massa atom relatif,
massa molekul relatif, dan persamaan reaksi. Guru memberikan penilaian
terhadap kesimpulan yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan
penguatan.
148
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tantangan halaman 207 Buku
Siswa.
Guru mengingatkan peserta didik untuk menghadapi ulangan harian tentang
Hukum Dasar Kimia dengan mengerjakan Soal Latihan halaman 209 214
Buku Siswa.
3) Alat, Bahan, dan Media
Tabel data hasil penelitian Dalton.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber belajar
a) Buku Kimia SMA/MA kelas X.
b) Sumber lain yang relevan, misalnya internet (chemed.chem.wesc.edu/chempaths/
genchem-Texbook/Dalton-s-law-of-Partial-Pressure-953.html)
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan melakukan diskusi.
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
No
KD
Indikator Essensial
Teknik
KD pada KI 1
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
KD pada KI 2
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
KD pada KI 3
Keterangan
Lembar tes
tertulis
149
No
KD
Indikator Essensial
Teknik
Keterangan
KD pada KI 4
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
2. Penilaian Keterampilan
Kegiatan 5.1 Massa Massa
Kegiatan 5.2 Membuktikan Hukum Kekekalan Massa
Merumuskan
masalah,
hipotesis, dan
merancang
percobaan
Merangkai alat
Melakukan
pengamatan dan
mencatat data
Menganalisis
data dan
menyimpulkan
Penilaian
10
83
75
Kelompok/
Nama
Jumlah
skor
Nilai
C
II
D
E
150
Keterangan
Penilaian
1
1.
Merumuskan masalah,
hipotesis, dan
merancang percobaan
Tidak mampu
merumuskan
masalah, hipotesis,
dan merancang
percobaan
Dilakukan dengan
bantuan guru
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
2.
Merangkai alat
Rangkaian alat
benar tetapi tidak
memerhatikan
keselamatan kerja
atau tidak rapi
Rangkaian
alat benar dan
memerhatikan
keselamatan kerja
3.
Melakukan
pengamatan dan
pencatatan data
Pengamatan tidak
teliti/jujur
Pengamatan
teliti/jujur tetapi
mengandung
interpretasi
Pengamatan teliti/
jujur dan tidak
mengandung
interpretasi
4.
Tidak mampu
Dilakukan dengan
bantuan guru
Dilakukan secara
mandiri (individual
atau kelompok)
Rentang nilai:
0 nilai < 60 = kurang kompeten
61 nilai < 80 = kompeten
81 nilai 100 = sangat kompeten
3. Penilaian Sikap
KI1
KI2
No.
Nama
Jujur
Disiplin
Tanggung
Jawab
Peduli
Kerja
Keras
Skor
Nilai
14
93
60
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
151
No.
Materi
4.
5.
6.
Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volume (hukum Gay Lussac-Avogadro.
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
5. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: .
Penilaiam
No.
Nama Anggota
Kelompok
Kreativitas
Inisiatif
Kerja
Sama
Menghargai
Teman
Suka
Menolong
Skor
Nilai
1
2
3
152
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
E. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 192
1. Massa atom unsur = 8, 62830 10-23 gram
Massa atom relatif unsur = 52
Unsur tersebut : Cr
2. Massa atom relatif unsur = 27
Unsur tersebut : Al
3. 20,18 sma
4. 39 sma
5.
37,88 sma
Halaman 194
1. 4 NaCl + 2 SO2 + 2 H2O + O2 2 Na2SO4 + 4 HCl
2. a. 2 Al + 6 HCl 2 AlCl3 + 3 H2
b. 4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O
c
2 Fe + O2 + 2 H2O 2 Fe(OH)2
d. 2 KClO3 2 KCl + 3 O2
e. 2 (NH4)2Cr2O7 N2 + Cr2O3 + 4 H2O
Halaman 207
1. 2,143 ton
2. a. massa C = 0, 92 gram, massa H = 0,08 gram
b. C = 92%, H = 8%
c. Tidak
Essai
Pembahasan
1. c. Mr H2SO4 = 2 Ar H + Ar S + 4 Ar O
= 2 1 + 32 + 4 16 = 2 + 32 + 64 = 98
6.
153
8. a.
( 24 + 16 )
1 mol
= 80 gram
Ar Ca = 40; Cl = 35,5; O = 6
Mr Ca(ClO)2 = 143
Ar Ca
40
Massa Ca =
100% =
100% = 27, 97%
Mr Ca(ClO2 )
143
Massa Cl =
2Ar Cl
2 35, 5
100% =
100% = 48, 95%
Mr Ca(ClO2 )
143
Massa O =
2Ar O
2 16
100% =
100% = 22, 38%
Mr Ca(ClO2 )
143
a.
b.
c.
7
8 gram = 14 gram
4
4
Massa Fe = 56 gram massa S = 56 gram = 32 gram
7
Massa S = 8 gram massa Fe =
mol =
mol
2
2
22, 4
22, 4
Mol O2 =
b. Mol H2O =
3
22,4 L = 3 L
22, 4
2
6
6
2
mol =
mol
mol H2 =
2 22, 4
22, 4
2
6
22,4 L = 6 L
22, 4
154
Reaksi setara: CxHy(g) + 5 O2(g) 3 CO2(g) + 4 H2O(l)
Atom C x = 3
Atom H y = 8
Jadi, rumus molekulnya adalah C2H8.
Kunci
1. a. 36,5
b.
c.
63
98
2. a. 40
b.
c.
125
58
3. a. 122,5
b.
c.
126
157
4. a. 28
b.
c.
32
60
d. 62
e.
f.
126
98
d. 171
e.
f.
78
107
d. 400
e.
f.
310
246
d. 180
e.
f.
58
342
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
6. 80 gram
7. 6,4 gram
8. a. Ca = 27,97%
b. Al = 15,79%
9. a. 2,8 gram
b. 16,8 gram
10. a.
16,67 gram
b.
11.
12.
14 gram
c. Fe = 28 gram, S= 16 gram
32 gram
sisa C = 1 gram, CO2 = 11 gram
sisa O = 2 gram, CO2 = 11 gram
sisa C = 3 gram, CO2 = 22 gram
a.
b.
a.
b.
c.
Cl = 48,95%
O = 22,38%
S = 28,07%
O = 56,14%
16,67 gram
155
Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
D
E
C
E
B
156
6.
7.
8.
9.
10.
C
C
E
A
B
11.
12.
13.
14.
15.
A
C
B
B
C
16.
17.
18.
19.
20.
D
D
C
E
A
21.
22.
23.
24.
25.
A
B
C
C
D
Bab
VI
Stoikiometri
Panas dan nyala adalah suatu bukti nyata terjadinya reaksi kimia. Pembakaran adalah reaksi
kimia yang pertama kali dipelajari secara sistematika. Reaksi kimia ada yang sederhana dan
ada yang kompleks. Banyak industri dalam proses dan menghasilkan produknya melibatkan
reaksi kimia. Bagaimana membuat produk-produk yang melibatkan reaksi kimia dengan
hasil yang tepat dan maksimal? Zat-zat yang akan direaksikan harus diketahui jumlahnya,
baik itu massa atau mol zat tersebut. Untuk itu sangat diperlukan perhitungan kimia yang
sangat akirat.
Materi yang akan dibahas pada bab ini adalah Stoikiometri. Materi ini merupakan
kelanjutan dari materi sebelumnya, yaitu Hukum Dasar Kimia (Bab 5). Kompetensi yang
dimiliki peserta didik pada pembelajaran topik ini dimulai dengan mengingatkan kembali
peserta didik tentang massa atom relatif, massa molekul relatif, persamaan reaksi, dan
hukum-hukum dasar kimia, karena sangat erat hubungannya dengan konsep mol dan
menyelesaikan perhitungan kimia.
Kegiatan pembelajaran diarahkan pada menganalisis konsep mol (massa molar, volume
molar, rumus empiris dan rumus molekul, senyawa hidrat), kadar zat (persentase massa,
persentase volume, ppm, molaritas, molalitas, fraksi mol) dan perhitungan kimia. Peserta
didik dijelaskan tentang pentingnya perhitungan dunia di dalam pengembangan produkproduk kimia.
Dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran discovery-inquiri,
problem base learning, dan project base learning. Peserta didik diberi motivasi dan diarahkan
untuk melakukan kegiatan pengamatan (membaca) dan diskusi dalam kelompok untuk
menemukan konsep. Selanjutnya guru bersama peserta didik menyimpulkan pengertian
konsep serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan industri, dan kegiatan
penelitian di laboratorium.
Pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran selalu diingatkan materi pembelajaran yang
telah dibahas untuk mendorong sikap peserta didik dapat mangagumi kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa dalam menciptakan keunikan atom yang sangat kecil, unsur-unsur, reaksi
yang terjadi, dan kecerdasan para ahli dalam menemukan konsep-konsep satuan kimia dan
perhitungan kimia. Misalnya, bagaimana menghargai lingkungan sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa, dalam rangka menjaga kesinambungan komponen-komponen udara bersih.
Dalam proses pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 4.11. M engolah dan menganalisis data
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
terkait massa atom relatif dan massa
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
molekul relatif, persamaan reaksi,
secara mandiri, dan mampu menggunakan
hukum-hukum dasar kimia, dan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
158
Pertemuan ke-
Materi
Konsep Mol
Kadar Zat
Perhitungan Kimia
Ulangan Harian
12 gram
1, 99268 1023 gram
Maka 1 mol setiap zat mengandung 6,02 1023 partikel zat itu.
Tetapan Avogadro = L (Loschmidt)
L = 6,02 1023
Pengayaan
Berdasarkan kesepakatan para ahli kimia dan hasil penelitian dari Loschmidt (1865)
satu mol suatu zat mengandung partikel zat sebanyak yang dikandung dalam 12 gram atom
C12. Di dalam 12 gram atom C12 mengandung atom sebanyak 6,02 1023, sehingga
dapat dikatakan 1 mol setiap zat = 6,02 1023 partikel.
Massa satu mol setiap zat dinamakan massa molar. Besarnya massa molar zat adalah
sama dengan massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), atau massa rumus relatif
zat, yang dinyatakan dalam gram.
Berdasarkan data percobaan, massa 1 liter gas oksigen (STP) sebesar 1,429 gram,
1 liter
massa molar oksigen adalah 32 maka volume 1 mol oksigen = 32 gram
=
1, 429 gram
22,4 liter atau dengan menggunakan rumus gas ideal PV = nRT
1 atm V = 1 mol 0,08205 L.atm/mo.K 300 K
V = 22,4 Liter
Bab VI Stoikiometri
159
Jadi, volume molar adalah volume 1 mol setiap gas pada 0 C dan 1 atm sama
dengan 22,4 L. Bila gas tidak dalam keadaan standar, volume gas dapat dihitung dengan
menggunakan rumus gas ideal yaitu PV = nRT.
Guru dapat membuat lembar kerja untuk menggiring peserta didik menemukan
konsep mol. Hubungan antara mol dengan massa, jumlah partikel, dan volume seperti
gambar berikut
() 22,4 liter (STP)
() 6,02 1023
Jumlah partikel
(molekul/atom/
ion)
Jumlah
mol
(:) 6,02 1023
PV = n RT
V1
n1
=
V2 n2
Volume
(liter)
() Ar/Mr
(:) Ar/Mr
Massa
(gram)
Gambar 6.1
Bagan hubungan jumlah mol dengan massa, jumlah partikel, dan volume gas
Contoh:
Diketahui 60 gram gas NO (Ar N = 14; Ar O = 16). Hitunglah
a. mol gas NO;
b. jumlah molekul gas NO;
c. volume gas NO jika pada temperatur dan tekanan tertentu (T,P) massa 10 liter gas
SO3 = 16 gram! (Ar O = 16, S = 32)
Jawab:
a. Jumlah mol NO(g) = 60 gram NO (g )
1 mol
= 2 mol
30 gram NO (g )
c.
160
= 2 mol NO(g )
= 16 gram SO3 (g )
n NO
V NO
=
V SO3
n SO3
1 mol
= 0,2 mol
80 gram SO3 (g )
V NO
2 mol
=
10 liter
0,2 mol
2 10
Volume NO(g) =
liter = 100 liter
0,2
b.
1)
Pembelajaran
Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menemukan konsep mol, massa molar, dan volume molar.
b) Peserta didik dapat menghitung massa molar suatu zat.
c) Peserta didik dapat menghitung volume molar suatu zat.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang persamaan kimia dan
hukum dasar kimia untuk mempelajari konsep mol.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari konsep mol.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) benda-benda
kimia yang merupakan campuran yang ada di lingkungan seperti Gambar
6.1 halaman 216 Buku Siswa dan membaca artikel tentang konsep mol.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimanana hubungan massa suatu zat dengan mol?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang konsep mol. Peserta didik diminta untuk membuat
catatan-catatan dari berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi dalam
kelas bersama guru. Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk
lain yang paling mudah dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang konsep
mol.
Peserta didik berlatih menentukan mol suatu zat, seperti Contoh Soal
halaman 218 Buku Siswa.
Bab VI Stoikiometri
161
Hubungan antara mol dengan massa, jumlah partikel, dan volume sebagai
berikut.
() 22,4 liter (STP)
() 6,02 1023
Jumlah partikel
(molekul/atom/
ion)
Jumlah
mol
(:) 6,02 1023
PV = n RT
V1
n1
=
V2 n2
Volume
(liter)
() Ar/Mr
(:) Ar/Mr
Massa
(gram)
Gambar 6.2
Bagan hubungan jumlah mol dengan massa, jumlah partikel, dan volume gas
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang rumus
empiris, rumus molekul, serta senyawa hidrat dan meminta peserta didik
membacanya.
3) Alat, Bahan, dan Media
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.chem.memphis.edu/bridson/
FundChem/T11a1100.html).
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
162
3. Pertemuan II : R
umus Empiris, Rumus Molekul, dan Senyawa
Hidrat (3 JP)
a. Materi untuk Guru
Pada kegiatan ini guru sebelumnya sudah menginformasikan pada peserta didik untuk
membaca dan mengamati materi tentang rumus empiris, rumus molekul, dan senyawa
hidrat.
Rumus empiris merupakan rumus perbandingan paling sederhana dari atom-atom
berbagai unsur dalam senyawa. Cara menentukan rumus empiris suatu senyawa dapat
dilakukan sesuai tahap berikut.
1) Tentukan massa setiap unsur dalam sejumlah massa tertentu senyawa.
2) Bagilah massa setiap unsur dengan massa atom relatifnya sehingga diperoleh
perbandingan mol setiap unsur.
3) Ubahlah perbandingan mol yang diperoleh menjadi bilangan sederhana.
Rumus molekul menggambarkan jumlah atom tiap unsur yang membentuk molekul
senyawa. Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris.
Contoh:
Suatu gas hidrokarbon sebanyak 2,1 gram mengandung 0,3 gram hidrogen. Pada STP, 10,5
gram gas ini mempunyai volume 5,6 L. Tentukanlah:
a) rumus empiris gas hidrokarbon tersebut;
b) massa molekul relatif gas hidrokarbon tersebut;
c) rumus molekul gas hidrokarbon tersebut! (Ar C = 12, H = 1)
Jawab:
a) Massa karbon dalam hidrokarbon = 2,1 gram 0,3 gram = 1,8 gram
Unsur
Massa
Jumlah mol
Perbandingan mol
1,8 gram
0,3 gram
1,8
mol = 0,15 mol
12
0, 3
mol = 0,3 mol
1
b) v = 5,6 L (STP)
1 mol
= 0,25 mol
22, 4 L
1
Mr = 10,5 gram
= 42
0, 25 mol
Jadi, massa molekul relatif gas hidrokarbon tersebut adalah 42.
Bab VI Stoikiometri
163
c)
Rumus molekul:
(CH2)n
= 42
(12 + 2)n = 42
14n = 42
n= 3
Jadi, rumus molekul gas hidrokarbon tersebut adalah (CH2)3 atau C3H6.
Senyawa hidrat merupakan senyawa yang mengikat molekul air. Untuk menghilangkan
molekul air senyawa hidrat guru dapat mendemonstrasikan serbuk CuSO4.5H2O yang
berwarna biru bila dipanaskan akan menjadi putih. Untuk menghitung banyaknya molekul
air yang terikat dalam senyawa hidrat dapat digunakan konsep hukum Lavoisier.
Contoh:
Proses pemanasan serbuk CuSO4.5H2O
(a)
(b)
(c)
Gambar 6.3
Pemanasan serbuk CuSO4.5H2O. (a) CuSO4
diberi air berwarna biru, (b) CuSO4.5H2O
dipanaskan, dan (c) CuSO4 berwarna biru
muda
164
b) Peserta didik dapat menghitung jumlah molekul air kristal dalam senyawa
hidrat.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang hukum Lavoisier dan
hukum Proust untuk mempelajari rumus empiris, rumus molekul, dan
senyawa hidrat.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari konsep rumus empiris,
rumus molekul, dan senyawa hidrat.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang rumus empiris, rumus molekul, dan senyawa hidrat.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimanana cara menentukan rumus molekul?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang rumus empiris, rumus molekul, dan senyawa
hidrat. Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai
informasi tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan
dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk lain yang paling mudah dipahami
oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang rumus empiris,
rumus molekul, dan senyawa hidrat.
Peserta didik berlatih menentukan rumus empiris suatu zat, seperti
Contoh Soal halaman 228 229 Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan rumus molekul suatu senyawa, seperti
Contoh Soal halaman 230 232 Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan kadar air dari suatu senyawa hidrat,
seperti pada Contoh Soal 233 234 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain tentang lambang
Lewis dan aturan oktet. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan
yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Bab VI Stoikiometri
165
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tugas 6.1 halaman 233 Buku
Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya tentang kadar zat
dan meminta peserta didik membacanya.
3)
4) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (pages.towson.edu/ladon/empiric.
html)
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
166
Kadar gula =
10 gram
200 gram
100% = 5%
Gambar 6.4
Pengenceran larutan NaCl
58, 8 gram
= 2,925 gram
1 mol
Kemolalan atau molalitas menyatakan banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1.000
gram zat pelarut. Larutan 1 molal berarti dalam 1.000 gram pelarut, terlarut 1 mol zat.
Bab VI Stoikiometri
167
Contoh:
Sebanyak 9,0 gram glukosa (C6H12O6) dilarutkan dalam 200 gram air. Berapakah kemolalan
larutan yang terbentuk? (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
Jawab:
Mr C6H12O6 = 180
m =
9,0
1.000
w2
1.000
=
= 0,25 molal
180
200
Mr
w1
= 15 gram
1 mol
= 0,25 mol = n2
60 gram
n H2O
= 90 gram
1 mol
= 5 mol = n1
18 gram
X CH3COOH
n1
0 ,25
=
n1 + n2
0 ,25 + 5
X H2O =
n1
5
=
0 ,25 + 5
n1 + n2
= 0,05
= 0,95
atau
X H2O = 1 0,05 = 0,95
Jadi, fraksi mol zat terlarut adalah 0,05 dan zat pelarut adalah 0,95.
b.
1)
Pembelajaran
Tujuan Esensial
a) Peserta didik dapat menghitung kadar suatu zat.
b) Peserta didik dapat membuat larutan dengan kadar tertentu di laboratorium.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran problem base
learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
168
a) Pendahuluan
Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental untuk memulai
pelajaran kimia.
Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang hukum Lavoisier dan
hukum Proust untuk mempelajari kadar zat.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari kadar zat.
b) Inti
(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan membaca
artikel tentang kadar zat yang meliputi persentase massa, persentase volume,
bagian per juta, kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol.
(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami dari pengamatan, dengan memberikan contoh pertanyaan.
Misalnya, Bagaimanana menentukan persentase massa dari suatu zat?
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang tentang kadar zat yang meliputi persentase
massa, persentase volume, bagian per juta, kemolaran, kemolalan, dan fraksi
mol. Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari berbagai
informasi tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru. Catatan
dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk lain yang paling mudah dipahami
oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang tentang
kadar zat yang meliputi persentase massa, persentase volume, bagian per
juta, kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol.
Peserta didik berlatih menentukan persentase massa kandungan zat
dalam suatu senyawa, seperti Contoh Soal halaman 235 Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan persentase volume suatu zat, seperti
Contoh Soal halaman 236 Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan bagian per juta suatu zat, seperti pada
Contoh Soal halaman 236 237 Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan kemolaran suatu zat, seperti pada
Contoh Soal halaman 239, 241, dan 242 Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan kemolalan suatu zat, seperti pada
Contoh Soal halaman 243 244 Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan fraksi mol suatu zat, seperti pada
Contoh Soal halaman 245 246 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain tentang lambang
Lewis dan aturan oktet. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan
yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
Persentase massa menyatakan kadar zat terlarut dalam sejumlah massa
larutan. Persentase volume menyatakan kadar zat terlarut dalam sejumlah
volume larutan. Bagian per juta digunakan untuk menentukan kadar bahan
yang sangat sedikit, biasanya di dalam udara dan air. Kemolaran banyaknya
larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Kemolalan
Bab VI Stoikiometri
169
menyatakan banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1.000 gram zat pelarut.
Fraksi mol merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara jumlah
mol dalam larutan dengan jumlah total semua komponen dalam larutan.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tugas 6.2 halaman 237 dan
Tantangan halaman 246 247 Buku Siswa.
Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya perhitungan kimia
dan meminta peserta didik membacanya.
3)
4) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet.
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
(belum setara)
Berapa liter gas oksigen (0 C, 1 atm) dapat dihasilkan dari reaksi tersebut?
(Ar O = 16, Cl = 35,5, K = 39)
170
Jawab:
Langkah 1:
2 KClO3(s) 2 KCl(s) + 3 O2(g)
Langkah 2:
Mr KClO3 = 122,5
Jumlah mol KClO3 = 2, 45 gram KClO3
1 mol
= 0,02 mol
122,5 gram KClO3
Langkah 3:
2 mol KClO3 3 mol O2
3
Jumlah mol O2(g) =
0,02 mol = 0,03 mol
2
Langkah 4:
1 mol O2(g) = 22,4 liter (0 C, 1 atm)
22, 4 liter
Jumlah mol O2(g) = 0, 03 mol O2 (g )
= 0,672
1 mol O2 ( g )
Jawab:
1 mol
= 0,1 mol
65 gram Zn
Jumlah mol Zn
= 6,5 gram Zn
1 mol H2 SO4
= 0,2 mol
98 gram H2 SO4
Bab VI Stoikiometri
171
Zn(s)
H2SO4(ag)
ZnSO4(g) + H2(g)
Mula-mula
0,1 mol
0,2 mol
0 mol
0 mol
Bereaksi
0,1 mol
0,1 mol
0 mol
0,1 mol
0,1 mol
0,1 mol
Setelah reaksi
161 gram
= 16,1 gram
1 mol ZnSO 4
98 gram
= 9,8 gram
1 mol H2 SO4
b. Pembelajaran
1) Tujuan Esensial
Peserta didik dapat mengkonversikan antara mol dengan jumlah partikel, massa,
dan volum gas dengan tepat.
Peserta didik dapat menentukan pereaksi pembatas dari suatu reaksi kimia.
2)
Metode Pembelajaran
a) Pengamatan
b) Diskusi
c) Tanya jawab
3) Kegiatan Pembelajaran
172
3)
(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan membaca
sumber-sumber lain tentang perhitungan kimia yang meliputi hubungan
jumlah mol partikel, massa, dan volume gas dalam persamaan reaksi serta
peraksi pembatas. Peserta didik diminta untuk membuat catatan-catatan dari
berbagai informasi tersebut yang akan didiskusi dalam kelas bersama guru.
Catatan dapat berbentuk tabel, deskripsi, atau bentuk lain yang paling mudah
dipahami oleh peserta didik.
(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah
informasi yang didapat dari membaca sumber-sumber tentang tentang
perhitungan kimia yang meliputi hubungan jumlah mol partikel, massa, dan
volume gas dalam persamaan reaksi serta peraksi pembatas.
Peserta didik berlatih menentukan perhitungan kimia yang meliputi
hubungan jumlah mol partikel, massa, dan volume gas dalam persamaan
reaksi serta peraksi pembatas, seperti Contoh Soal halaman 248 250
Buku Siswa.
Peserta didik berlatih menentukan pereaksi pembatas, seperti Contoh
Soal halaman 252 - 254 Buku Siswa.
(5) Peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamat
an dan informasi dari sumber-sumber lainnya tentang lain tentang lambang
Lewis dan aturan oktet. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan
yang diberikan oleh peserta didik dan memberikan penguatan.
c) Penutup
Guru melakukan refleksi seluruh kegiatan pembelajaran atau post test.
Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Tantangan halaman 254 Buku
Siswa.
Guru mengingatkan peserta didik untuk menghadapi ulangan harian
Stoikiometri dengan mengerjakan Soal Latihan halaman 256 265 Buku
Siswa.
Alat, Bahan, dan Media
Labu ukur, corong, dan timbangan.
NaCl dan air.
Komputer, LCD, dan program yang relevan.
4) Sumber belajar
Buku Kimia SMA/MA kelas X.
Sumber lain yang relevan, misalnya internet (chemwiki.ucdavis.edu/Analytical_
Chemistry/Chemical_Recetion/Limiting-Reagents)
5) Penilaian
Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk
uraian.
Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas.
Bab VI Stoikiometri
173
C. Penilaian
1. Penilaian oleh Guru
No
KD
Indikator Essensial
Teknik
Keterangan
KD pada KI 1
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
KD pada KI 2
Observasi
perilaku
Lembar
observasi
KD pada KI 3
Lembar tes
tertulis
174
KD pada KI 4
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
Lembar
penilaian
2. Penilaian Sikap
KI1
KI2
No.
Nama
Jujur
Disiplin
Tanggung
Jawab
Peduli
Kerja
Keras
Skor
Nilai
14
93
60
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
Materi
Tidak
Sangat
Menguasai
Menguasai
Menguasai
Bab VI Stoikiometri
175
b. Guru memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang tidak menguasai materi
yang telah dibahas.
4. Penilaian Teman
Guru meminta peserta didik untuk menilai rekan satu kelompoknya, ketika melakukan
kerja berkelompok.
Kelompok I
Peserta didik penilai: .
No.
Nama Anggota
Kelompok
Penilaiam
Kreativitas
Inisiatif
Kerja
Sama
Menghargai
Teman
Suka
Menolong
Skor
Nilai
1
2
3
Petunjuk penilaian:
3 = A (amat baik)
2 = B (baik)
1 = C (cukup)
Rentang nilai:
30 nilai < 59 : C
60 nilai < 79 : B
80 nilai 100 : A
Soal Remedial
1. Tentukan massa molekul relatif senyawa berikut!
a. CO(NH2)2
b. AL2(SO4)3
176
177
F. Kunci Jawaban
Tantangan
Halaman 246
1. 80, 36 gram
2. Zn4P3O10
3. a. S + O2 SO2
SO2 + CaO CaCO3
b.
Halaman 254
1. a. NH3 + CH4 HCN + 3 H2
b.
2.
3.
78,95 gram
187,5 ton
NH3 : habis
CH4 : 311,84 gram
HCN : 317,53 gram
H2 : 70,56 gram
Essai
Pembahasan
1.
b.
= 0, 01 mol
6, 02 1023 molekul
1 mol
6, 02 1023 molekul
1 mol
22, 4 L
22, 4 L
= 0, 01 mol
= 0,224 L
1
mol
1 mol
c.
6.
a.
178
Unsur
Massa
1,2 gram
0,2 gram
1,6 gram
Jumlah
Perbandingan mol
Perbandingan mol C : H : O = 1 : 2 : 1
Jadi, rumus empirisnya adalah CH2O.
b. (CH2O)n = 60
(12 + 2 1 + 16)n = 60
30n = 60
n = 2
Jadi, rumus molekulnya adalah (CH2O)2 atau C2H4O2.
9.
a.
b.
c.
Mol H2O
massa H2 O 0, 72
=
= 0,04 mol
18
Mr H2 O
d. Mol BaCl2 : H2O = 1 : x
0,02 : 0,04 = 1 : x
0,02x = 0,04
x = 2
Jadi, jumlah air kristal pada BaCl2.xH2O adalah 2.
13. Kadar cuka = 5%
V1 = 100 mL
M1 = 0,5 M
V2 = (100 + 400) mL = 500 mL
M2 = ?
V1 M1 = V2 M2
100 0,5 = 500 M2
100 0, 5
M2 =
= 0,1 M
500
5
200 mL = 10 mL.
100
b.
V1 = 100 mL
M1 = 0,5 M
V2 = 400 mL
M2 = ?
V1 M1 = V2 M2
100 0,5 = 400 M2
100 0, 5
M2 =
= 0,125 M
400
Bab VI Stoikiometri
179
23. a.
m = 0,8
Massa pelarut = 210 gram
massa AgNO3
1.000
m =
Mr AgNO3
massa pelarut
massa AgNO3
1.000
170
250 gram
0,8 =
Massa AgNO3 =
34.000 gram
= 34 gram
1.000
b. m = 1 m
Massa A = 200
gram
Massa pelarut = 500 mL 1,2
= 600 gram
mL
massa A
1.000
m =
Mr A
massa pelarut
massa A
1.000
200
600 gram
1 =
Massa A =
120.000 gram
= 120 gram
1.000
Jadi, massa A adalah 120 gram.
28. Reaksi setara
C3H8(g) + 5 O2(g) 3 CO2(g) + 4 H2O(l)
massa C 3 H8
1 mol
a. Mol C3H8 =
= 8,8 gram
= 0,2 mol
Mr C 3 H8
44 gram
Mol O2
Mol SO3 =
massa SO3
1 mol
= 40 gram
= 0,5 mol
Mr SO3
80 gram
Mol CO2 =
3
mol C3H8 = 3 0,2 = 0,6 mol
1
b.
5
mol C3H8 = 5 0,2 mol = 1 mol
1
V CO2
n CO2
=
V SO3
n SO3
V CO2
2
V CO2 =
0, 6
0, 5
2 0, 6
= 2,4 L
0, 5
180
32 gram
= 32 gram
1 mol
a.
Mol P
1 mol
= massa P = 124 gram
= 0,2 mol
31 gram
Mr P
5
5
=
mol P =
0,4 mol = 0,5 mol
4
4
Mol O2
Mol NO2 =
b.
22,4 L
1 mol
= 11 L
massa NO2
1 mol
= 2, 3 gram
= 0,05 mol
Mr NO2
46 gram
V O2
n O2
=
V NO2
n NO2
V O2
0,1
V O2 =
0, 5
0, 05
0,1 0, 5
=1L
0, 05
c.
P = 5 atm
T = (7 + 273) K = 280 K
n = 0,5 mol
R = 0,082 L atm/mol K
PL = nRT
5 atm V = 0,5 mol 0,082 L atm / mol K 280 K
V = 2,3 L
Jadi, volume oksigen adalah 2,3 liter.
37. Reaksi setara
Al(OH)3(aq) + 3 HCl(aq) AlCl3(g) + 3 H2O(l)
Mol HCl
AlCl3(aq)
+ 3 H2O (l)
Mula-mula
0,3 mol
0,3 mol
0 mol
0 mol
Bereaksi
0,1 mol
0,3 mol
Setelah reaksi
0,2 mol
0 mol
0,1 mol
0,3 mol
Bab VI Stoikiometri
181
a.
b.
HCl
Al(OH)3
c.
78 gram
1 mol
133, 5 gram
= 15,6 gram
d. Massa AlCl3 sisa = 0,1 mol
= 13,35 gram
1 mol
40. Reaksi setara:
Al(OH)3 (aq) + 3 HCl (aq) AlCl3 (g) + 3 H2O (l)
Mol Al(OH)3 =
Jadi, jumlah pil anti asam yang diperlukan yang diperlukan adalah 3 butir.
1 mol
= 0,03 mol
36, 5 gram
1
0,3 mol = 0,1 mol
3
78 gram
1 mol
780 mg
= 3 butir
260 mg
Kunci
1. a. 0,16 gram
b. 6,02 1021 molekul
c. 0,224 liter
0,02 mol
1,204 1022 molekul
0,448 liter
5.
a. 0,224 L
b. 0,492 L
c. 0,2 L
6.
a. (CH2O)n
b. C2H4O2
7.
a. (CN)n
b. C2N2
8.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
3.
a. 0,5 mol
b. 15 gram
c. 11,2 liter
4.
a.
b.
c.
0,25 mol
4,25 gram
1,505 1023 molekul
9.
a.
b.
c.
d.
(CH4)n
C4H16
b. CuSO4 .5H2O
15. 20 bpj
16.
13. 10 mL
14. 2 bpj
182
a.
b.
c.
d.
1M
0,1 M
2,4 M
2,75 M
18. a. 0,1 M
b. 0,125 M
19. a. Menimbang 4 gram kristal NaOH, kemudian melarutkannya dengan air dalam labu ukur
500 mL.
b. Memipet 200 mL NaOH 1 M, kemudian mengencerkannya dengan air dalam labu ukur
500 mL
20.
21.
22.
23.
24.
25.
a.
b.
0,04
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
26. a.
b.
0,14 M
1M
M
0,2 m
0,2 m
1,22 m
0,17 m
1,04 m
34 gram
120 gram
0,024 dan 0,976
0,05 dan 0,95
0,018 dan 0,982
17,5 %
82,5 %
30. a.
b.
31. a. 60 gram
b. 448 L
32. a.
b.
c.
11,2 L
1L
2,3 L
33. 5,6 L
34. 245 gram
35. 5,4 gram
36. a. 0,024 gram
b. 0,05 M
4 gram
2,24 L
27. a. 5,6 L
b. 6,36 L
c. 31, 25 L
28. a.
b.
0,32 gram
0,17 gram
32 gram
2,4 L
37.
a.
b.
c.
d.
38.
a.
b.
c.
d.
39. a.
b.
0.
HCl
Al(OH)3
15,6 gr
13,35 gr
Mg, N2
2,8 gram
10 gram
12,8 gram
Ca(OH)2
20 gram
3 butir
Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
D
D
C
E
E
B
B
C
B
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
A
C
D
C
C
A
C
E
D
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
B
B
D
C
E
D
D
B
C
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
B
E
A
B
B
C
C
B
D
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
A
C
A
B
E
A
A
D
B
Remedial
1. a.
b.
60
342
2. a.
b.
a = 2, b = 3, c = 2, d = 4
a = 3, b = 2, c = 1, d = 6
Bab VI Stoikiometri
183
3. 264 gram
10. 3 gram
4. a.
b.
22 gram
44 gram
11. V
olume HCl 0,02 M = 250 mL, volume air =
(5000 250)mL = 4750
5. a.
b.
25 mL
50 mL
12. 2,78 m
6. a.
b.
22 gram
3,01 1022 molekul
7. C2H6
8. a.
b.
14. a.
b.
34,2 gram
6 liter
15. a.
b.
Larutan HCl
1,335 gram
9. 100 gram
Ulangan Semester 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A
C
D
A
C
D
D
184
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
A
C
A
E
B
C
A
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
D
D
E
D
C
D
D
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
E
C
B
D
B
C
B
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
E
A
C
C
D
B
E
Glosarium
afinitas elektron, perubahan energi yang
terjadi bila suatu atom atau ion
memperoleh elektron membentuk
ion negatif dalam keadaan gas
atom, bagian terkecil unsur, tidak berubah
dalam reaksi kimia kecuali susunan
elektron valensinya
atom aseptor, atom yang menerima
pasangan elektron untuk dipakai
bersama dalam ikatan kovalen
koordinasi
atom donor, atom yang memberikan
pasangan elektron bebas untuk
dipakai bersama dalam ikatan
kovalen koordinasi.
asam, zat-zat yang dapat memberikan ion
hidrogen (H+) bila dilarutka dalam
air
basa, zat-zat yang dalam air menghasilkan
ion hidroksil (OH)
bentuk molekul, geometri di sekitar atom
pusat apabila pasangan elektron
diganti oleh ikatan atom-atom atau
susunan atom
bilangan Avogadro, harga sebesar 6,03
1023
bilangan kuantum, seperangkat bilangan
(bilangan bulat atau kelipatan) yang
digunakan untuk menentukan
kedudukan elektron dalam atom
bilangan oksidasi, ukuran kemampuan
setiap atom untuk melepaskan
atau menerima elektron dalam
pembentukan suatu senyawa
dipol, dua kutub yang terbentuk karena
perbedaan
keelektronegatifan
dari atom-atom atau karena
terganggunya kestabilan elektron
185
186
Glosarium
187
Daftar Pustaka
Airasian, P.W. 1991. Classroom Assessment. New York: McGraw-Hill Inc.
Bookhart, S.M. 2001. The Art of Science of Classroom assessment. ERIC Digest.
Briggs, J. G. R. 2009. Level Course in Chemistry. 9th Ed. Pearson Longman .
Brown, T.L, Lemay H.E, and Bruce B.E. 2012. Chemistry; The Central Science. 12th Ed.
Pearson Education Prentice Hall.
Chang, Raymond. 2008. General Chemistry: The Essentials Consepts. 8th Ed. McGraw-Hill
Education.
Chang, R and Kenneth Goldsby. 2012. Chemistry, 11th Ed. McGraw-Hill Education .
Doran, L.D, Lawrenz, F., and Helgeson.S. 1994. Research on Assessment in Science; Handbook
of Research on Science Teaching and Learning. MacMillan Publishing Company.
New York.
Cogill, A and Derek Denby. 2009. Salters Advanced Chemistry: Chemical Storylines, 3rd
Ed. Pearson Education.
Haladyna, T.M. 1997. Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. Boston: Allyn
and Bacon A Viacom Company.
Herman, J.L, et al. 1992. A Practical Guide to Alternative Assessment. California: The
Regents of the University of California.
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice.
Japan: Shizuoka University.
Marzano, R.J. et al. 1994. Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using
the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Oxtoby, D.W, H.P. Gillis, and Norman H.N. 2011. Principles of Modern Chemistry. 7th Ed.
Soundres College Publishing. New York.
Petrucci, R. H, F. Geoffrey Herring, and Jeffry D. Madura. 2011. General Chemistry:
Principles and Modern Applications. 10th Ed. Pearson Education.
Popham, W.J. 1995. Classroom Assessment, What Teachers Need it Know. Oxford: Pergamon
Press.
Prescott, C.N. 2005. Chemistry: A Course for O Level. 3rd Ed. Marshal Cavendish Education.
Singapore.
Pudjaatmaka, A.H. 2002. Kamus Kimia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Balai Pustaka. Jakarta.
Ratcliff, Briand, et al. 2009. As Level and A Level: Chemistry. 9th printing, Cambridge University
Press.
Silberberg, M. S. 2007. Principles of General Chemistry. 4th Ed. McGraw-Hill Higher
Education.
Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College
Publishing Company.
Thompson, R. B. 2008. Illustrated Guide to Home Chemistry Experiments. 1st Ed. Make
Books.
Zumdahl. S. S dan Susan Arena Zumdahl, 2010, Chemistry, 8th Ed, Nelson Education.
188
Indeks
afinitas elektron, 59, 60
basa, 121
De Broglie, Louis, 43
dipol, 84
Dbereiner, J.W, 53
domain elektron, 87
duplet, 73, 75
elektron, 40
elektron valensi, 46
energi ionisasi, 58, 60
fraksi mol, 168, 169
Garam, 122
golongan halogen, 55
golongan transisi, 55
Heisenberg, Warner, 44
hidrasi, 111
hipotesis Avogadro, 147
hukum Dalton, 146, 148
hukum Gay Lussac, 146, 148
hukum Gay Lussac-Avogadro, 146
hukum kekekalan massa, 142, 145
hukum Lavoisier, 145
hukum perbandingan berganda, 146, 148
hukum perbandingan tetap, 145
hukum perbandingan volume, 146, 148
hukum Proust, 142, 145
hukum oktaf Newlands, 53
hukum triad, 53
ikatan hidrogen, 93
ikatan ion, 76
ikatan kovalen, 78
ikatan kovalen koordinasi, 85
ikatan kovalen nonpolar, 84
ikatan kovalen polar, 84
ikatan kovalen rangkap dua, 79, 81
ikatan kovalen rangkap tiga, 79, 81
ikatan kovalen tunggal, 78, 81
ikatan logam, 91
indeks, 138
inti atom, 40
ionisasi, 111
jari-jari atom, 58, 60
kebolehjadian, 44
keelektronegatifan, 60
kemolalan, 167, 169
kemolaran, 167, 169
keracunan, 26
kerja ilmiah, 25
keselamatan kerja, 26
koefisien reaksi, 138
konfigurasi elektron, 46
Indeks
189
neutron, 40
Newlands, John. A. R, 53
nomor atom, 40
nomor massa, 40
nonlogam, 53
nukleon, 40
oksida, 119
190
periode, 55
persamaan reaksi, 138, 141
persentase massa, 166, 169
persentase volume, 166, 169
produk, 138
proton, 40
reaktan, 138
redoks, 117
reduksi, 116, 117, 118
reduktor, 117, 118
resonansi, 79
rumus empiris, 163, 168
rumus molekul, 163, 168
Rutherford, Ernest, 43
tabel periodik, 52
unsur elektronegatif, 76
unsur elektropositif, 75
Konstanta
Bilangan Avogadro
= 6,02214199 1023/mol
Kecepatan cahaya
Massa elektron
me = 5,485799 104 sma
= 9,10938188 1028 gram
Massa neutron
mn = 1,0086649 sma
Massa proton
mp = 1,0072765 sma
Muatan elektron
= 1,602176462 1019 C
Pi
= 3,1415927
Tetapan Faraday
Tetapan gas
R = 0,082058205 L atm/mol K
Tetapan Plack
= 6,62606876 1034 J s
Konstanta
191
Faktor Konversi
Panjang
Satuan SI: meter (m)
1 km = 0,62137 mil
1 mil = 5.820 ft
= 1,6093 km
1 m
= 1,0936 yard
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,39370 inci
1
= 1010 m
Massa
Satuan
1 kg
1 lb
1 sma
Temperatur
Satuan SI: Kelvin (K)
0 K = 273,15 C
= 459,67 F
K = C + 273,15
5
C = (F 32)
9
5
F = C + 32
9
192
Energi (turunan)
Satuan SI: Joule (J)
1 J
= 1 kg m2/s2
= 0,02390 kal
1 kal = 4,184 J
1 eV = 1,602 1019 J
Tekanan (turunan)
Satuan SI: Pascal (Pa)
1 Pa
= 1N/m2
= 1 kg/m s2
1 atm = 101,325 Pa
= 760 torr
= 14,70 lb/inci
1 bar = 105 Pa
1 torr = 1 mm Hg
Volume (turunan)
Satuan SI: meter kubik (m3)
1 L
= 103 m3
= 1 dm3
= 103 cm3
= 1,0567 qt
1 gal = 4 qt
= 3,7854 L
1 cm3 = 1 ml
1 inci3 = 16,4 cm3