Anda di halaman 1dari 9

Afrizal Saputra, S.

Si, Gr
SMA Maitreyarira Batam
2021
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk memahami dan mengaplikasikan hukum-hukum dasar kimia
dalam perhitungan kimia.

Materi Pembelajaran

Antoine Lavoisier adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis. Ia melakukan sebuah


percobaan dengan membakar logam di tempat terbuka dan mendapati massa logam hasil
pembakaran menjadi lebih besar dibandingkan sebelum pembakaran. Lavoisier berpendapat
bahwa ditempat terbuka terdapat gas yang diberi nama oksigen ikut bereaksi dengan logam
tersebut. Ia berkesimpulan bahwa massa logam dan massa oksigen sama dengan massa
oksida logam (hasil pembakaran).
Percobaan Lavoisier ini menghasilkan hukum Lavoisier yang juga dikenal sebagai”Hukum
Kekelan Massa”.
Hukum Lavoisier
massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa zat-zat hasil reaksi

Contoh – 1
Pamanasan sempurna 5,6 gram serbuk besi dengan 3,2 gram serbuk belerang dalam ruang
tertutup menghasilkan zat baru FeS. Berapakah massa FeS dari hasil reaksi tersebut!

Pembahasan
Berdasarkan hukum kekekalan massa, dimana:
massa zat-zat sebelum bereaksi = massa zat-zat hasil reaksi
massa Fe + massa S = massa FeS
5,6 gr + 3,2 gr S = massa FeS
massa FeS = 8,8 gr

Contoh – 2
Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara menghasilkan 4 gram oksida magnesium.
berapakah massa oksigen yang dibutuhkan dalam reaksi tersebut?

Pembahasan
massa Mg + massa O2 = massa MgO
2,4 gr + massa O2 = 4 gr
massa O2 = 4 gr – 2,4 gr
= 1,6 gr
Latihan – 1
1. Sebanyak 11,2 gram Fe habis bereaksi dengan 5,6 gr oksigen menurut persamaan reaksi:
4 Fe (s) + 3 O2 (g) → 2 Fe2O3 (s)
Hitunglah massa zat hasil reaksi yang dihasilkan!
2. Sebanyak 18 gram glukosa dibakar dengan oksigen menghasilkan 26,4 gram gas karbon
dioksida dan 10,8 gram uap air menurut reaksi:
C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g)  6 CO2 (g) + 6 H2O (l).
Hitunglah massa oksigen yang dibuthkan pada reaksi pembakaran tersebut!

Joseph Louis Proust menemukan sifat penting dari suatu senyawa dimana untuk senyawa
yang sama meskipun berasal dari sumber yang berbeda dan dibuat dengan cara yang berbeda,
ternyata mempunyai komposisi yang sama. Proust menyatakan bahwa:
Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap.
Pernyataan tersebut selanjutnya dikenal dengan Hukum Perbandingan Tetap atau Hukum
Proust.

Contoh – 1
Perhatikan tabel percobaan reaksi pembentukan gas CO2 dari karbon dan oksigen berikut!
Massa C Massa O Massa CO2 dihasilkan
Percobaan
(gram) (gram) (gram)
1 1,5 4 5,5
2 3,0 8 11,0
3 4,0 8 11,0
4 5,0 12 16,5
Berdasarkan tabel di atas, tentukan perbandingan atom C dan O dalam senyawa CO2!

Pembahasan
Untuk menentukan perbandingan atom C dan O dalam senyawa CO2, terlebih dahulu kita
tentukan data hasil percobaan yang sesuai dengan hukum kekekalan massa.untuk percobaan
ini reaksi yang mungkin terjadi adalah:
C (s) + O (g) CO2 (g)
Untuk reaksi ini, berdasarkan hukum kekekalan massa:
massa C + massa O = massa CO2
data hasil percobaan yang memenuhi hukum kekekalan massa adalah percobaan 1 dan 2
maka perbandingan C dan O dalam senyawa CO2 adalah 3 : 8

Contoh – 2
Atom karbon dapat bereaksi dengan oksigen membentuk gas karbondioksida menurut
persamaan reaksi:
C (s) + O2 (g)  CO2 (g)
Perbandingan massa unsur C dengan O2 dalam senyawa CO2 adalah 3 : 8. Dalam sebuah
percobaan, direaksikan sebanyak 9 gram unsur C direaksikan dengan 16 gram O2, tentukan
massa CO2 yang dihasilkan!

Pembahasan
Untuk menentukan massa CO2 yang dihasilkan, terlebih dahulu kita tentukan zat yang habis
bereaksi berdasarkan pembandingan massa dalam senyawanya.
massa C : massa O2 = 3 : 8
Asumsi 1
Jika semua C habis bereaksi, maka massa O2 yang dibutuhkan =
= 9 gr
= 24 gr
Massa O2 yang tersedia hanya 16 gram, jadi kesimpulannya atom C tidak habis bereaksi.
Asumsi 2
Jika semua O2 habis bereaksi, maka massa C yang dibutuhkan =
= 16 gr
= 6 gr
Data percobaan menunjukkan bahwa massa C yang tersedia 9 gram, sedangkan yang
dibutuhkan hanya 9 gram. Hal ini menunjukkan yang habis bereaksi adalah O2.
Jadi massa CO2 yang terbentuk = massa C + massa O2
= 6 gr + 16 gr
= 22 gram

Contoh – 3
Perbandingan unsur oksigen dan hidrogen di dalam molekul air adalah 8 : 1. Jika 100 gram
oksigen direaksikan dengan hidrogen membentuk molekul air, hitunglah massa hidrogen
yang dibutuhkan!

Pembahasan
massa O2 : massa H2 = 8 : 1
massa H2 yang dibutuhkan =
= 100 gr
= 12,5 gr

Contoh – 4
Unsur besi dapat bereaksi dengan Sulfur membentuk senyawa besi (II) sulfida dengan
perbandingan Fe : S = 7 : 4. Hitunglah massa besi yang dibutuhkan untuk membuat 88 gram
senyawa besi (II) sulfida!

Pembahasan
Jumlah perbandingan massa Fe dengan S = 7 + 4
= 11

Massa Fe yang dibutuhkan =


= 88 gr
= 56 gr

Latihan – 2
1. Sampel zink sulfida dapat dibuat dengan tiga cara yang berbeda.
Dalam 3,22 gram sampel pertama terdapat 2,16 gram zink, sedangkan dalam 5,38 gram
sampel ke dua terdapat 1,77 gram belerang. Dalam sampel yang ke tiga, 0,93 gram zink
bereaksi dengan 0,46 gram belerang. Buktikan apakah data ini memenuhi hukum
perbandingan tetap!

2. Sebuah percobaan dilakukan dengan membakar logam magnesium dengan gas oksigen
yang menghasilkan senyawa magnesium oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel
beriukut ini.
Massa Mg Massa O2 Massa MgO
Unsur yang bersisa
(gr) (gr) (gr)
20 8 20 8 gr Mg
12 18 20 10 gr O2
6 12 10 8 gr O2
28 16 40 4 gr Mg
Apakah data pada tabel menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust).
Jika berlaku, tentukan perbandingan massa magnesium dan massa oksigen di dalam
senyawa magnesium oksida

3. Senyawa AB memiliki perbandingan massa unsur A dengan unsur B sebesar 2 : 1.


Tentukan massa masing-masing unsur di dalam 150 gram senyawa AB!

4. Senyawa besi (II) sulfida terbentuk dari unsur Fe dan unsur S dengan perbandingan 7 : 4.
Jika direaksikan sebanyak 35 gram besi dengan 8 gram belerang, hitunglah massa besi
(II) sulfida yang dihasilkan!
Dua buah unsur dapat membentuk beberapa jenis senyawa dengan perbandingan massa yang
berbeda. Misalnya belerang dengan oksigen dapat membentuk unsur SO2 dan SO3. Dalton
melakukan penelitian dengan menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap
senyawa dan mendapatkan sebuah pola keteraturan yang selanjutnya dinyatakan dengan
Hukum Kelipatan Perbandingan atau Hukum Dalton.
Hukum Dalton
Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa salah satu unsur
tersebut tetap, maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut
merupakan bilangan bulat dan sederhana

Contoh – 1
Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, N2O3 dan N2O4
dengan komposisi massa sebagai berikut.
Massa nitrogen Massa oksigen
Senyawa Perbandingan
(gr) (gr)
N2O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N2O3 28 48 7 : 12
N2O4 28 64 7 : 16
Berdasarkan data di atas, bila massa N dibuat tetap sebanyak 7 gram, maka perbandingan
massa oksigen di dalam senyawa N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4

Contoh – 2
Unsur X dan Y dapat membentuk dua buah senyawa. Senyawa I mengandung 50% unsur X
dan 50% unsur Y, sedangkan senyawa II mengandung 60% unsur X dan 40% unsur Y. Jika
massa unsur X di buat tetap, tentukan perbandingan massa unsur Y dalam senyawa I dan II.

Pembahasan
Senyawa I  X : Y = 50% : 50% = 1 : 1
Senyawa II  X : Y = 60% : 40% = 3 : 2
untuk massa X dibuat tetap, maka nilai X dalam kedua senyawa harus sama
Senyawa I  X : Y = 1 : 1  dikali 3
Senyawa II  X : Y = 3 : 2
Senyawa I  X : Y = 3 : 3
Senyawa II  X : Y = 3 : 2
Jadi perbandingan unsur Y dalam senyawa I : senyawa II = 3 : 2

Latihan – 3
1. Unsur A dan B dapat membentuk dua senyawa yaitu senyawa X dan senyawa Y. Dalam
senyawa X dan Y tersebut terdapat unsur A masing-masing sebanyak 46,7% dan 30,4%.
Buktikan apakah pada senyawa X dan Y berlaku hukum Dalton!

2. Fosfor dan oksigen dapat membentuk dua senyawa. Dalam 55 gram senyawa I terdapat
31 gram fosfor, sedangkan dalam senyawa II mengandung 40 gram oksigen. Buktikan
bahwa senyawa I dan II memenuhi hukum Dalton!

3. Belerang dapat membentuk dua senyawa oksida. Oksida pertama mengandung 50%
oksigen, sedangkan oksida ke dua mengandung 60% oksigen. Tentukan perbandingan
massa belerang di dalam kedua oksida jika massa oksigen tetap dalam ke dua senyawa
tersebut.

Joseph Louis Gay Lussac berhasil melakukan percobaan mengukur volume gas pada
berbagai reaksi. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Gay-Lussac berkesimpulan bahwa:
Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila diukur pada suhu
dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.

Dari percobaan Gay-Lussac didapatkan bahwa:


2 satuan volume hidrogen + 1 satuan volume gas oksigen  2 satuan volume uap air
Apabila satuan volume diperkecil hingga volumenya hanya dapat memuat sebuah atom,
maka didapatkan:
1 atom hidrogen + ½ atom oksigen  1 atom air

Konsep setengah atom bertentangan dengan teori atom Dalton karena tidak ada atom yang
hanya setengah. Oleh karena itu Amadeo Avogadro mengusulkan sebuah hipotesis yang
dikenal dengan Hipotesis Avogadro.

Amadeo Avogadro berpendapat bahwa satuan terkecil dari suatu zat tidak harus atom, tetapi
dapat berupa gabungan atom-atom sejenis maupun berbeda jenis yang disebut molekul.
Hipotesis Avogadro menyatakan:
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama akan
mengandung jumlah molekul yang sama.

Dengan kata lain, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefesien
reaksinya.

Contoh – 1
Pada suhu dan tekanan tertentu, setiap 1 liter gas nitrogen akan tepat habis bereaksi dengan
3 liter gas hidrogen membentuk 2 liter gas amonia. Tentukan rumus molekul gas amonia.

Pembahasan
1 liter N2 + 3 liter H2  2 liter NxHy
Berdasarkan hukum Gay-Lussac dan Hipotesis Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama
perbandingan volume setiap gas sama dengan perbandingan koefesien
N2 (g) + 3 H2 (g)  2 NxHy (g)
Dalam persamaan reaksi, jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama.
Jumlah atom N sebelum reaksi = Jumlah atom N sesudah reaksi
2 = 2x
x = 1
Jumlah atom H sebelum reaksi = Jumlah atom H sesudah reaksi
6 = 2y
y = 3
Jadi rumus molekul amonia adalah NH3

Contoh – 2
Gas metana dibakar sempurna dengan oksigen menurut persamaan reaksi:
CH4 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (g)
Jika metana yang dibakar sebanyak 4 liter, tentukan volume gas oksigen yang dibutuhkan
dan volume gas CO2 dan H2) yang dihasilkan jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama!

Pembahasan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyetarakan persamaan reaksinya.
CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g)
Perbandingan volume CH4 : O2 : CO2 : H2O = 1 : 2 : 1 : 2
Volume gas metana = 4 liter
Volume O2 =
=
= 8 liter

Volume CO2 =
=
= 4 liter

Volume H2O =
=
= 8 liter

Latihan – 4
1. Sebanyak 2 liter gas nitrogen tepat habis bereaksi dengan 3 liter gas oksigen
menghasilkan 1 liter gas oksida nitrogen. Tentukan rumus molekul oksida nitrogen
tersebut jika dvolume setiap gas diukur pada suhu dan tekanan yang sama.

2. Pembakaran sempurna 5 liter gas CxHy (T, P) membutuhkan 15 liter oksigen (T, P) dan
menghasilkan 10 liter karbon dioksida (T, P) menurut reaksi
CxHy (g) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (g)
Tentukan rumus molekul senyawa CxHy tersebut!

3. Hitunglah volume gas O2 yang dibutuhkan serta volume gas CO2 dan H2O yang
dihasilkan dari pembakaran gas butana (C4H10) jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama!

Anda mungkin juga menyukai