Anda di halaman 1dari 55

MODUL KIMIA

LARUTAN PENYANGGA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga modul ini dapat terselesaikan. Tujuan kami mengerjakan tugas
modul kimia ini adalah untuk menyelesaikan tugas kimia dan juga memberi pengetahuan
tambahan bagi pembaca mengenai larutan penyangga. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan modul ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ratnasari Kurniawati P, S.Si. selaku guru kimia yang telah memberikan bimbingan,
saran, serta ide dalam proses pengerjaan modul kimia ini.
2. Orang tua kami yang telah memfasilitasi dan memberikan dukungan dalam proses
pengerjaan modul kimia ini dari awal hingga akhir.
3. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan modul ini bersama-sama hingga
terselesaikannya modul ini.

Kami menyadari bahwa modul kimia ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan agar di tugas selanjutnya, kami dapat
lebih baik lagi.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................2

Daftar Isi ..............................................................................................................................3

Kompetensi Dasar................................................................................................................4

Indikator Pencapaian Kompetensi…....................................................................................4

Nilai Pendidikan Karakter.....................................................................................................4

Alokasi Waktu.......................................................................................................................6

Ilustrasi.................................................................................................................................7

Peta Konsep.........................................................................................................................8

Larutan Penyangga..............................................................................................................9

Latihan Soal ........................................................................................................................27

Pembahasan Soal.................................................................................................................34

Daftar Pustaka .....................................................................................................................54

3
STANDAR KOMPETENSI

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya

KOMPETENSI DASAR

4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh
makhluk hidup

INDIKATOR

* Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui data percobaan

* Menghitung pH atau pOH larutan penyangga

* Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa
dengan pengenceran

* Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh dan industri

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

No Nilai Deskripsi

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai


orang yang selalu dapat dipercaya da;am perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam


mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku oyang tidak mudah tergantung pada orang lain

4
dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.

10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan


Kebangsaan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
Prestasi sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
Komunikatif bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada
orang lain dan masyarkat yang membutuhkan bantuan.

18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan ( alam, sosial, dan budaya ), Negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

5
TUJUAN PENDIDIKAN

Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

1. Mengembangkan potensi, nurani/afekktif peserta didik sebagai manusia dan warga negara
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;

2. Mengemban perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
tradisi budaya bangsa yang religius;

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa;

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik sebagai manusia yang mandiri, kreatif,


berwawasan kebangsaan, dan ;

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,


jujur, penuh kreatifitas,dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan (dignity).

ANALISIS PROGRAM PENGAJARAN

Pokok Bahasan/Subpokok Alokasi Waktu Keterangan


Bahasan
Kesetimbangan Kelarutan 12 jam pelajaran 6 × pertemuan
a. Kelarutan Dan hasil
kali kelarutan
b. Hubungan
𝐾𝑎𝑝 dengan Larutan
Jenuh, Belum Jenuh,
dan Lewat Jenuh
c. Pengaruh Ion Sejenis
terhadap Kelarutan
Total 12 jam pelajaran 6 × pertemuan

6
ILUSTRASI LARUTAN PENYANGGA

Obat Tetes Mata

Pernahkan mata Anda terasa gatal dan akhirnya menjadi merah? Apakah Anda menggunakan
obat tetes mata setelah itu ? Tahukah Anda tentang larutan penyangga ? Larutan penyangga
atau disebut juga larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH.
Maksudnya, jika larutan penyangga ketambahan sedikit asam atau basa, Ph larutan tersebut
tidak banyak berubah. Obat tetes mata yang kita gunakan sehari-hari juga menggunakan
system larutan buffer agar pada saat di teteskan ke mata manusia, dapat diterima oleh kondisi
tubuh manusia. Suasana pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi pH
manusia agar tidak menimbulkan bahaya.

7
PETA KONSEP

LARUTAN PENYANGGA

Terdiri dari
BUFFER BUFFER
BASA ASAM

Adalah campuran Adalah campuran

GARAM + BASA LEMAH GARAM + ASAM LEMAH


(Asam kuat + Basa lemah berlebih) (Basa kuat + Asam lemah berlebih)
BASA LEMAH DAN KONJUGASINYA ASAM LEMAH DAN KONJUGASINYA

mempunyai mempunyai

Ph Buffer Ph Buffer
Asam Basa

ditambah ditambah

Sedikit Asam Sedikit Asam


dan Basa Kuat dan Basa Kuat

hasil hasil

Ph Stabil Ph Stabil
(tetap) 8 (tetap)
LARUTAN PENYANGGA

A. Jenis-Jenis Larutan Penyangga


Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya
atau basa lemah dan asam konjugasinya. Berdasarkan asam basa penyusunnya, larutan
penyangga dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Larutan penyangga asam
Larutan penyangga asam adalah larutan penyangga yang terbentuk dari asam
lemah dan basa konjugasinya. Larutan penyangga asam memiliki pH kurang dari 7.
Contoh: CH₃COOH (asam lemah) dan CH₃COO– (basa konjugasinya).
2. Larutan penyangga basa
Larutan penyangga basa adalah larutan penyangga yang terbentuk dari basa lemah
dan asam konjugasinya. Larutan penyangga basa memiliki pH lebih besar dari 7.
Contoh: NH₃ (basa lemah) dan NH₄+ (asam konjugasinya).
Larutan penyangga dapat dibuat secara langsung dan secara tidak langsung. Hal ini
tergantung dari sumber asam konjugasi/basa konjugasi dari asam lemah/ basa lemahnya.

Perhatikan peta konsep berikut ini!

9
Berdasarkan Gambar 3, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka
larutan penyangga dinamakan dibuat secara langsung.

Berdasarkan Gambar 4, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka
larutan penyangga dinamakan dibuat secara tidak langsung. Setiap reaksi asam lemah dengan
basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat akan selalu menghasilkan larutan penyangga,
asalkan konsentrasi asam lemah/basa lemah harus lebih besar dari pada konsentrasi basa
kuat/asam kuat.

Perhatikan Gambar 5 berikut untuk menjelaskan bagaimana reaksi asam lemah dengan
basa kuat menghasilkan larutan penyangga!

Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan:


Selain campuran asam lemah dengan garamnya / basa lemah dengan garamnya, suatu
larutan penyangga juga dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa kuat
atau basa lemah dengan asam kuat Asalkan konsentrasi yang lemah harus lebih besar
daripada yang kuat.
Contoh soal :
1) Diketahui pasangan-pasangan larutan berikut :
1. NaF dan HF
2. HCOOH dan HCOONH4
3. NH3 dan NH4Cl
4. HCl dan MgCl2
Pasangan yang merupakan larutan penyangga terdapat pada nomor :
a. 1 dan 2

10
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
Pembahasan :
1. NaF = garam BL-AK, HF = BL = penyangga basa
2. HCOOH = AL, HCOONH4+ = garam AL – BL = bukan penyangga
3. NH3 = BL, NH4Cl = garam BL – AK = penyangga asam
4. HCl = asam kuat dan MgCl2 = garam BK – AK = bukan penyangga
Jadi, pasangan yang merupakan larutan penyangga adalah 1 dan 3 (B)

B. Sifat-sifat Larutan Penyangga


Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut :
1. Mempunyai pH tertentu
pH buffer dapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:
pH = pKa + log [garam]/[asam]
pOH = pKb + log [garam]/[basa]
pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan
perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya atau
konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi asam konjugasinya. Persamaannya
(Purba, 1994):
a. Reaksi ionisasi asam lemah:
HA(aq) ↔ H+(aq) + A–(aq)
Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Ka
Ka = [H+][A–] / [HA]

b. Reaksi ionisasi basa lemah:


LOH(aq) ↔ L+(aq) + OH–(aq)
Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Kb
Kb = [L+][OH–] / [LOH]

2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.
3. pHnya tidak berubah jika diencerkan.
Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan
basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion
H+ maupun ion OH–. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat
tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Penambahan sedikit asam atau basa
ke dalam larutan penyangga atau pengenceran tidak mengubah pH larutan.
Untuk mengetahui sifat larutan penyangga dilakukan suatu kegiatan yang
bertujuan mempelajari pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan
pengenceran terhadap pH larutan penyangga dan larutan bukan penyangga.

11
Sebagai larutan penyangga digunakan larutan yang mengandung 0,1 M
CH3COOH dan 0,1 M NaCH3COO, sedangkan larutan bukan penyangga
digunakan NaCl 0,1 M. Sebanyak 9 gelas kimia ukuran 100 mL diisi dengan
larutan penyangga masing-masing 10 mL. Kemudian ke dalam gelas :

1. ditambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M


2. ditambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M
3. ditambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 M
4. ditambahkan 11 mL larutan HCl 01 M
5. ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M
6. ditambahkan 5 mL latutan NaOH 0,1 M
7. ditambahkan 10 mL larutan NaOH 0,1 M
8. ditambahkan 11 mL larutan NaOH 0,1 M
9. ditambahkan 20 mL air suling.

Setelah itu pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal. Hal
ini sama dilakukan pula terhadap larutan bukan penyangga.
Secara teori, pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal.
Hal ini sama dilakukan pula terhadap larutan bukan penyangga. Secara teori,
percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
pH awal : Larutan penyangga : 4,75
Larutan bukan penyangga : 7

Data pH setelah penambahan larutan HCl dan NaOH dan setelah pengenceran :
Jenis larutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Larutan penyangga
4,83 5,22 3,74 4,64 4,75 4,79 4,83 4,81 4,75
Larutan bukan
2,32 1,70 1,48 1,45 11,68 12,30 12,52 12,55 7
penyangga

Perubahan pH larutan penyangga dan bukan penyangga di atas dapat digambarkan dengan
grafik sebagai berikut :

12
Gambar grafik perubahan pH larutan penyangga (a) dan larutan bukan penyangga (b) pada penambahan
asam dan basa kuat.

Dari keterangan di atas dapatlah disimpulkan sifat-sifat larutan penyangga sebagai berikut :
1) pH larutan penyangga praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau
sedikit basa kuat atau pengenceran.
2) pH larutan penyangga berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang
relatif banyak, yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan
komponen larutan penyangga itu, maka pH larutan akan berubah drastic.
3) Daya penahan suatu larutan penyangga tergantung pada jumlah mol komponenya, yaitu
jumlah mol asam lemah dan basa konjugasinya, jumlah mol basa lemah dan asam
konjugasinya.
Contoh soal :
1) Larutan penyangga adalah larutan yang pHnya….
a.Mudah sekali berubah jika ditambah air
b.Mudah sekali berubah jika ditambah sedikit asam atau basa
c.Tidak mudah berubah jika ditambah asam, tetapi tidak berubah jika ditambah air
d.Tidak berubah jika ditambah asam, basa, maupun air
e.Tidak berubah jika ditambah asam atau basa, tetapi berubah jika ditambah air
Pembahasan :
Salah satu sifat dari larutan penyangga adalah meiliki pH jika ditambahkan sedikit air
atau sedikit basa atau sedikit asam pH relative tetap.
Jadi, Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki pH tidak berubah jika
ditambah asam, basa, maupun air (B)

13
C. Cara Kerja Larutan Penyangga
1. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Asam
Misal: HNO2/NO2 yang dibuat dari campuran HNO2 dengan NaNO2
Perhatikanlah gambar berikut!
a. Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal : HCl)

Berdasarkan Gambar 6a, Larutan penyangga HNO2/NO2– dapat dibuat dari


campuran HNO2 dan NaNO2. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul HNO2,
ion H+, Na+ dan NO2–. Penambahan sedikit asam kuat akan menambah konsentrasi
H+ dalam larutan (6b), namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NO2–, membentuk
HNO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke arah HNO2. Hal ini membuat jumlah
H+ dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (6c) nilai pH tetap.

b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal : NaOH)

Berdasarkan Gambar 7b, penambahan sedikit basa kuat akan memunculkan


ion baru dalam larutan penyangga HNO2/NO2– yaitu OH–, namun ion tersebut
dinetralisasi oleh HNO2, membentuk NO2– sehingga kesetimbangan bergeser ke
arah NO2–. Hal ini membuat OH– tidak mengganggu H+ dalam larutan. Akibatnya
(7c) nilai pH tetap.

c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

14
Berdasarkan Gambar 8, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat
ionisasi (α) asam lemah akan naik (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti
menambah jumlah ion H+ dan NO2– dari ionisasi asam lemah (8b). Akan tetapi
karena volume larutan juga bertambah maka penambahan konsentrasi H+ menjadi
tidak berarti. Akibatnya (8c) nilai pH tetap.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga


asam dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+ akan dinetralisasi oleh basa konjugasi.
2. Setiap penambahan OH– akan dinetralisasi oleh asam lemah.
3. Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion H+ dan basa
konjugasi dari ionisasi asam lemah namun penambahan konsentrasi H+ menjadi
tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.

2. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Basa


Misal: NH3/NH4+ yang dibuat dari campuran NH4OH dengan NH4Cl

a. Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal : HCl)

Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat dari campuran
NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul
NH4OH, ion NH4+, ion OH– dan Cl–. Penambahan sedikit asam kuat akan memunculkan
ion baru dalam larutan (9b) yaitu H+, namun ion tersebut dinetralisasi oleh NH4OH,

15
membentuk NH4+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NH4+. Hal ini membuat
H+ tidak mengganggu OH– dalam larutan. Akibatnya (9c) nilai pH tetap.

b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal : NaOH)

Berdasarkan Gambar 10, Penambahan sedikit basa kuat akan menambah


konsentrasi OH– dalam larutan, namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NH4+, membentuk
NH4OH sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NH4OH. Hal ini membuat jumlah OH–
dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (10c) nilai pH tetap.

c. Apabila dilakukan penceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 11, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat
ionisasi (α) basa lemah akan naik/turun*(29) (Hukum Pengenceran Ostwald) yang
berarti menambah jumlah ion OH– dan NH4+ dari ionisasi basa lemah (11b). Akan tetapi
karena volume larutan juga bertambah maka penambahan konsentrasi OH–menjadi
tidak berarti. Hal ini (11c) membuat nilai pH tetap.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga


basa dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+akan dinetralisasi oleh basa lemah.
2. Setiap penambahan OH– akan dinetralisasi oleh asam konjugasi.

16
3. Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion OH– dan asam
konjugasi dari ionisasi basa lemah, namun penambahan konsentrasi OH– menjadi
tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.
Contoh Soal :
1) Campuran berikut yang membentuk larutan penyangga adalah
a. 10 mL NaOH 0,2 M dan 50 mL CH3COOH 0,1 M
b. 35 mL NaOH 0,2 M dan 70 mL NH3 0,1 M
c. 40mL NaOH 0,1 M dan 69 mL NH3 0,1 M
d. 50mL NaOH 0,1 M dan 50 mL CH3COOH 0,2 M
e. 50 mL NaOH 0,2 M dan 70 mL CH3COOH 0,1 M
Pembahasan :
Soal ini adalah contoh penerapan penyangga asam dengan cara mencampur asam
lemah dengan basa kuat. Ingat syaratnya adalah asam lemahnya harus tersisa.
Dengancara mencari mol masing-masing campuran, kita dapat melihat jika mol
asam lemahnya lebih besar dibandingkanbasa kuat, maka asam lemah akan
bersisa dan bersifat penyangga.
Mol NaOH = M x V = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol
Mol CH3COOH = M x V = 50 mL x 0,2 M = 10 mmol
Mol AL > mol BK = penyangga asam
Jadi, yang membentuk larutan penyangga adalah 50 mL NaOH 0,1 M dan 50 mL
CH3COOH 0,2 M (D)
2) Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan-larutan….
a.Asam asetat dengan natrium nitrat
b.Asam asetat dengan natrium asetat
c.Asam nitrat dengan natrium nitrat
d.Asam nitrat dengan natrium asetat
e.Asam fosfat dengan natrium asetat
Pembahasan :
Karena larutan penyangga tersusun dari asam lemah dan garamnya atau basa
lemah dan garamnya. Di dalam soal ini, Asam asetat (CH3COOH) dan natrium
asetat (CH3COONa).
Jadi, Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan-larutan asam
asam asetat dengan natrium asetat (B)

D. Komponen Larutan Penyangga


Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
1. Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa
konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam
lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah
berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi
dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan
seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

17
2. Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam
kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan
suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

E. Fungsi Larutan Penyangga


Dalam organisme terdapat berbagai macam cairan, seperti sel, darah, dan kelenjar.
Cairan ini berfungsi sebagai pengangkut zat makanan dan pelarut reaksi kimia didalamnya.
Tiap reaksi dipercepat oleh enzim tertentu, dan tiap enzim bekerja efektif pada pH tertentu (pH
optimum). Oleh sebab itu, cairan dalam organisme mengandung sistem buffer untuk
mempertahankan pH-nya. Sistem buffernya berupa asam lemah dengan basa konjugasinya.
Larutan penyangga banyak digunakan dalam analisis kimia, biokimia dan mikrobiologi.
Selain itu, dalam bidang industri, juga banyak digunakan pada proses seperti fotografi,
electroplating (penyepuhan), pembuatan bir, penyamakan kulit, sintesis zat warna, sintesis
obat-obatan, maupun penanganan limbah. Fungsi larutan penyangga antara lain sebagai:

1. Pengontrol pH Darah
Darah manusia dalam keadaan normal mempunyai pH = 7,35 – 7,45, yang
dipertahankan oleh tiga sistem buffer, yaitu buffer karbonat, hemoglabin, dan
oksihemoglobin, sedangkan dalam sel terdapat buffer fosfat

a. Buffer Karbonat
Yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO3–) Buffer karbonat yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3)
dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO3–):

H+(aq) + HCO3–(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH


darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan
pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga
meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat
mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula)
dan diare.
Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat
menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang
sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat,
sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal
CO2 dapat larut dalam air menghasilkan H2CO3. Hal ini mengakibatkan pH
darah akan naik.
Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).

18
b. Buffer Hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang
didapatkan melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam
darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan
yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut

HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2

Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi


konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada
reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan
O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion
H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2– yang di dalam tubuh bisa
membentuk senyawa H 2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan
HCO3–. Penambahan H+ dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi
hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+ membentuk
asam hemoglobin (HHb+).

c. Buffer Fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel.
Penyangga ini adalah campuran dari asam lemah H2PO4– dan basa
konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan
banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion
HPO42-
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4–(aq)

Jika diberi OH–, kesetimbangan bergeser kekiri, karena OH– diikat


H menjadi H2O. Sebaliknya, jika ditambah OH– kesetimbangan bergeser
+

kekanan sehingga [H+] relatif tetap

H2PO4–(aq) + OH–(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)

Sehingga perbandingan [H2PO4– ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya


pH larutan tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya
sedikit. Selain itu, penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin.
Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi
selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8,
dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan
kematian.

19
2. Obat tetes mata

Adapun kandungan dari OTM atau obat tetes mata adalah Cendoxytrol,
digunakan pada mata merah yang berkaitan dengan alergi. Karakteristik yang
penting pada obat tetes mata yaitu buffer (larutan penyangga) atau pH. Idealnya
sediaan optalmik harus diformulasikan pada pH yang ekuivalen dengan pH cairan
air mata yaitu 7,4. Pada kenyataannya, hal ini jarang digunakan. Mayoritas bahan
aktif digunakan dalam pengobatan mat adalah garam-garam dari basa lemah dan
hampir stabil pada pH asam.Beberapa suspensi biasanya lebih stabil pada pH
asam. pH adjustmen umumnya memerlukan persetujuan formulator. pH yang dipilih
harus optimum untuk stabilitas.
Sistem buffer dipilih harus membunya kapasitas memadai untuk menjaga pH
dalam rentang stabilitas selama durasi produk. Namun ada sebagian obat tetes
mata yang mengandung steroid. Steroid adalah salah satu kandungan berbahaya
yang apabila digunakan pada mata. Meski tetes mata yang memiliki steroid lebih
cepat sembuh, tapi steroid sendiri memiliki efek samping yaitu katarak dan glukoma.
Penyakit glukoma merupakan salah satu penyakit mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.
Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat,
sehingga bola mata akan membesar dan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata. Alhasil, saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga
saraf mata akan mati. Selain itu, obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid
ini dapat juga menyebabkan kulit kelopak mata menjadi atropi, tukak lambung,

20
insomnia, ptosis, kerusakan kornea, retardasi mental, jerawat, hipertensi, dan
pikosis.

3. Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak

4. Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat logam menjadikannya berguna


sebagai bahan sabun dan deterjen

Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan


pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam
sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga
digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air. Pada temperatur
kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk Kristal tersebut
dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang
mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat.
Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk
monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk

21
monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di
atas 74 °C.

5. Larutan Penyangga Pada Bidang Farmasi

Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan


obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan
perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon,
untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak
dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat
mentransfer kelebihan asam.
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi
tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh
manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel
maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan
intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan
basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir
konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita
temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam
keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut
berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-
obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes
mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.

22
F. Penghitungan pH Larutan Penyangga
a. Menghitung pH Larutan Penyangga Asam
Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya, misalnya CH3COOH dengan
CH3COO–. Diketahui bahwa hampir semua ion CH3COO– dalam larutan berasal dari
garam sebab CH3COOH hanya sedikit sekali yang terionisasi (James E. Brady, 1990).

Untuk mencari pH yang pertama dilakukan adalah mencari banyaknya konsentrasi H+

Kemudian cari pH

Atau bisa langsung mencari pH dengan

Sehingga dapat dimasukkan, Karena dalam satu larutan mengandung CH3COOH dan
CH3COO–, maka rumus di atas dapat ditulis

23
Keterangan
Ka : tetapan ionisasi asam lemah
a : jumlah mol asam lemah
g : jumlah mol basa konjugasi

b. Menghitung pH Larutan Penyangga Basa


Meninjau larutan yang mengandung basa lemah dengan asam konjugasinya. Misalnya,
NH3 dan NH4+ yang berasal dari garam (James E. Brady, 1990).
Untuk menghitung pH yang pertama dicari ialah konsentrasi OH-

Kemudian hitung pOH

Atau pOH bisa dicari dengan

Kemudian menentukan pH dengan

24
Sehingga dapat dimasukkan,
Karena dalam satu larutan mengandung NH3 dan NH4+, maka rumus di atas dapat di tulis

Keterangan
Kb : tetapan ionisasi basa lemah
b : jumlah mol basa lemah
g : jumlah mol asam konjugasi
Contoh soal :
1. 0,15 mol asam asetat (CH3COOH, Ka = 2 × 10 − 5) dan 0,10 mol NaOH dilarutkan dalam
air sehingga diperoleh larutan penyangga dengan volume 1 liter. Tentukan pH larutan
penyangga tersebut!
Pembahasan :
Data:
0,15 mol CH3COOH direaksikan dengan 0,10 mol NaOH

Reaksi yang terjadi:

Tersisa 0,05 mol CH3COOH (asam lemah) dan 0,10 mol CH3COONa (garam).
Dari sini dapat ditentukan [H+] dengan rumus berikut:

25
Sehingga [H+] nya

Terakhir, pH larutan adalah:


pH = − log [H+]
= − log 10 −5
=5

26
SOAL (SOAL UNAS 2008)

3. Tentukan pH larutan jika 800 mL


PILIHAN GANDA
larutan CH3COOH 0,1M dicampur
dengan 400 mL larutan CH3COONa
0,1M!
1. Perhatikan data uji pH beberapa
(Ka CH3COOH = 10-5)
larutan!

A. 4 - log2
B. 6 – log2
pH setelah
C. 4 + log2
penambahan
D. 6 + log2
pH E. 5 - log2
Larutan
Awal
sedikit sedikit 4. Tentukan pH larutan apabila 400 mL
asam basa larutan NH4OH 0,5M dicampur
dengan 100 mL larutan NH4Cl 0,5M
( Kb NH₄OH = 10-5)
P 3,0 1,0 4,0
Q 5,0 4,9 5,1
A. 10 + log 3,6
R 8,0 7,9 8,1
B. 8 – log 3,6
S 9,0 8,5 10,5
C. 9 + log 3,6
T 10,0 8,5 11,5
D. 7+ log 3,6
E. 8 + log 3,6

Larutan yang merupakan larutan 5. Sebanyak 50 mL larutan yang terdiri


penyangga adalah …. dari CH3COOH 1M dan CH3COONa
A. P dan Q 1M ditambahkan larutan HCl 1M
B. Q dan R sebanyak 1 mL . Tentukan pH
C. R dan S larutan setelah penambahan HCl 1M
D. R dan T ! ( Ka = 10-5)
E. S dan T
A. 5 + log 1,5
(SOAL UN 2013) B. 4 + log 1,5
C. 5 – log 1,5
2. pH larutan yang mengandung 6
D. 3 – log 1,5
gram CH3COOH (Mr = 60) dan 0,1
E. 5 + log 1,5
mol CH3COONa adalah ….
(Ka = 1,0 × 10–5)

A. 1
B. 5
C. 7
D. 9
E. 12

27
6. Tentukan pH larutan yang terjadi jika 9. Terdapat larutan sebagai berikut:
200 mL asam asetat 0,4 M dengan
100 mL larutan NaOH 0,4 M dengan 1. 25 mL CH3COOH 0,1 M
Ka asam asetat = 10-5 ! 2. 25 mL NaOH 0,1 M
3. 25 mL KOH 0,1 M
A. 6 4. 25 mL NH4OH 0,3 M
B. 3 5. 25 mL HCl 0,2 M
C. 5
D. 2 Pasangan yang dapat membentuk
E. 4 larutan penyangga adalah ….

7. 100 mL larutan NH3 0,2 M (Kb = A. 1 dan 2


10⁻⁵) dicampur dengan 50 mL B. 1 dan 3
larutan NH4Cl 0,2 M. Berapakah C. 2 dan 4
pHnya? D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
A. 8 + log 2 (UN 2012)
B. 11 + log 2
C. 9 + log 2 10. Perhatikan senyawa/ion berikut:
D. 12 + log 2
1. NH4+
E. 10 + log 2
2. NH3
3. CO32−
8. Berikut ini merupakan senyawa/ion
4. HCO3−
yang dapat bersifat sebagai
5. H2CO3
penyangga:
1. CH3COOH dan CH3COO−
Senyawa/ion yang berfungsi sebagai
2. NH3 dan NH4+
penyangga pada cairan luar sel
3. HCOOH dan HCOO−
adalah ….
4. H2CO3 dan HCO3−
5. H2PO4− dan HPO42−
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
Larutan penyangga yang terdapat
C. (2) dan (3)
dalam cairan intrasel darah adalah
D. (3) dan (4)

E. (4) dan (5)
A. (1)
(UN 2015)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

(UN 2014)

28
11. Sebanyak 200 mL larutan HCOOH Dari data tersebut yang termasuk
0,1 M direaksikan dengan 50 mL larutan penyangga adalah....
larutan NaOH 0,2 M. Bila Ka A. I
HCOOH = 2 × 10−4 dan log 2 = 0,3, B. II
harga pH larutan setelah reaksi C. III
adalah.... D. IV
E. V
A. 2,7
B. 3,7 (UN 2010)
C. 4,3 14. Sebanyak 0,1 mol larutan asam
D. 4,7 asetat dicampur dengan 49 gram
E. 5,3 kalium asetat. pH larutan penyangga
(Uan 2002) yang terbentuk adalah…. (Ka asam
asetat = 1 x 10-5, Mr kalium asetat =
12. Berikut ini merupakan senyawa/ion 98)
yang dapat bersifat sebagai
penyangga: A. 2 – log 6
B. 5 – log 5
1. CH3COOH dan CH3COO− C. 6 – log 5
2. NH3 dan NH4+ D. 6 – log 2
3. HCOOH dan HCOO− E. 10 + log 6
4. H2CO3 dan HCO3−
5. H2PO4− dan HPO42− (UN 2008)

Larutan penyangga yang terdapat 15. Terdapat larutan berikut:


dalam cairan intrasel darah adalah
…. 1) 25 mL NH4OH 0,3 M
2) 25 mL HCN 0,5
3) 25 mL CH3COOH 0,2 M
A. (1) 4) 25 mL HCl 0,3 M
B. (2) 5) 25 mL KOH 0,1 M
C. (3)
D. (4) Pasangan yang dapat membentuk
E. (5) larutan penyangga adalah….

(UN 2014) A. (1) dan (4)


B. (2) dan (3)
13. P C. (2) dan (4)
e D. (3) dan (5)
r E. (4) dan (5)
h
a (UN 2012)
t
ikan tabel dibawah ini!

29
16. Natrium hidroksida (NaOH) dan
asam sianida (HCN dengan Ka = 4 × 19. Asam hipobromit (HOBr) adalah
10−10) masing-masing sebanyak 0,1 asam lemah dengan Ka = 10−9.
dan 0,15 mol dilarutkan dalam air Perbandingan [HOBr]/[OBr−] dalam
hingga diperoleh larutan dengan larutan NaOBr pada pH = 10 adalah
volume 100 mL. pH larutan yang ….
diperoleh adalah ….
A. 10−5
A. 3 + log 2 B. 10−4
B. 10 − 2 log 2 C. 10−2
C. 10 − log 2 D. 10−1
D. 10 + 2 log 2 E. 10
E. 9 + log 2
( SBMPTN 2017 KODE NASKAH
(SBMPTN 2016) 157 )
17. Campuran dari 100 ml CH3COOH
0,1M dengan 150 ml CH3COOH 20. Natrium hidroksida (NaOH) dan
0,2M yang kemudian ditambahkan asam sianida (HCN dengan Ka = 4 ×
250 ml NaOH 0,08M, maka pH yang 10−10) masing-masing sebanyak 0,1
dapat diukur adalah... dan 0,15 mol dilarutkan dalam air
(Ka CH3COOH= 10-5) hingga diperoleh larutan dengan
volume 100 mL. pH larutan yang
A. 2,5 diperoleh adalah ….
B. 5,0
C. 7 A. 3 + log 2
D. >7 B. 10 − 2 log 2
E. 0,69 C. 10 − log 2
D. 10 + 2 log 2
(UM UGM) E. 9 + log 2
18. Sejumlah 200 mL larutan HCN 0,30
( SBMPTN 2016 KODE NASKAH
M (Ka = 5 × 10−10) dicampurkan 100
225 )
mL larutan KOH 0,30 M. Ke dalam
21. pH larutan dari campuran 100 mL
campuran tersebut ditambahkan 0,8
larutan NH4OH 0,1 M dengan 100 ml
g NaOH padat (Mr = 40). Pada 25°C,
larutan NH4Cl 0,1 M (Kb NH4OH =
pH larutan yang terbentuk adalah ….
10−5) adalah....
A. 2
A. 5
B. 4
B. 6
C. 10 − log 5
C. 7
D. 10
D. 8
E. 12
E. 9
( SBMPTN 2015 KODE NASKAH
(UNAS 2004)
502 )

30
D. 100 ml HCl 0,2 M + 200 ml NH3
0,3 M
22. Campuran larutan dibawah ini yang E. 100 ml HCl 0,1 M + 200 ml NH3
dapat membentuk larutan 0,3M
penyangga adalah...
25. Diberikan campuran dari beberapa
A. 150 ml NaOH 0,1 M + 150 ml larutan sebagai berikut:
HCl 0,1 M
B. 100 ml NH4OH 0,5 M + 100 ml 1. 200 mL CH3COOH 0,1 M dan
HCl 0,5 M 200 mL NaOH 0,1 M
C. 200 ml CH3COOH 0,01 M + 200 2. 200 mL CH3COOH 0,2 M dan
ml NaOH 0,01 M 200 mL NaOH 0,1 M
D. 100 ml CH3COOH 0,2 M + 100 3. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200
ml NaOH 0,1 M mL HCl 0,1 M
E. 500 ml HCl 1 M + 500 ml NaOH 4. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200
1M mL HCl 0,05 M

Campuran yang membentuk larutan


23. Reaksi dibawah ini yang akan
penyangga adalah...
menghasilkan larutan penyangga
dengan pH terkecil ialah.... ( Ka A. 1, 2, dan 3
CH3COOH = 10-5 , Ka HCOOH = 10- B. 1 dan 3
4
, Kb NH3 = 10-5 ) C. 2 dan 4
D. 4
A. 100 ml HCl 0,1 M + 100 ml E. 1, 2, 3, dan 4
NaOH 0,1 M
B. 200 ml KOH 0,5 M + 200 ml 26. Larutan penyangga berikut yang
HCOOH 0,5 M memiliki pH terkecil adalah....
C. 200 ml KOH 0,1 M + 500 ml A. 10 mL CH3COOH 0,20 M + 10
CH3COOH 0,1 M mL NaOH 0,05 M
D. 250 ml KOH 0,1 M + 500 ml B. 10 mL CH3COOH 0,25 M + 10
CH3COOH 0,1 M mL NaOH 0,15 M
E. 150 ml HCl 0,2 M + 200 ml NH3 C. 10 mL CH3COOH 0,15 M + 10
0,4 M mL NaOH 0,10 M
D. 10 mL CH3COOH 0,35 M + 10
24. Reaksi dibawah ini yang akan mL NaOH 0,25 M
menghasilkan larutan penyangga E. 10 mL CH3COOH 0,30 M + 10
dengan pH terbesar ialah... mL NaOH 0,15 M

A. 120 ml HCl 0,1 M + 120 ml


NaOH 0,1 M
B. 200 ml KOH 0,5 M + 200 ml
HCOOH 0,5 M
C. 200 ml KOH 0,1 M + 500 ml
CH3COOH 0,1 M

31
27. Pasangan senyawa dibawah ini E. 1, 2, 3, dan 4
yang dapat membentuk larutan
penyangga adalah : 30. Untuk membuat larutan penyangga
yang mempunyai pH = 4, ke dalam
1. 100 ml HCOOH 0,2 M 100 mL larutan CH3COOH 0,5 M (Ka
2. 100 ml HF 0,1 M = 10-5) harus ditambah larutan
3. 100 ml KOH 0,1 M CH3COONa 0,5 M sebanyak ....
4. 100 ml NaOH 0,2 M
A. 100 mL
A. 1 dan 2 B. 50 mL
B. 1 dan 3 C. 10 mL
C. 2 dan 4 D. 5 mL
D. 3 dan 4 E. 1 Ml
E. 1 dan 4

28. 100 mL larutan NH3 0,2 M (Kb =


ESSAY
10⁻⁵) dicampur dengan 50 mL 1. Tentukan pH campuran 100 mL
larutan NH4Cl 0,2 M. Berapakah NH4OH 0.3 M dengan 50 mL HBr
pHnya ? 0.2 M! (Kb = 1.8 x 10-5)

A. 8 + log 2 2. Tentukanlah perbandingan antara


B. 9 + log 2 volume asam propionat 0.2 M (Ka =
C. 10 + log 2 2 x 10-5) dengan natrium propionat
D. 11 + log 2 0.1 M untuk menghasilkan larutan
E. 12 + log 2 penyangga dengan pH = 5!

29. Diberikan campuran dari beberapa 3. Dicampurkan dua larutan yaitu 50


larutan sebagai berikut: mL NaOH 0,1 M dan 50 mL
CH3COOH 0,2 M. Tentukan apakah
1. 200 mL CH3COOH 0,1 M dan campuran tersebut membentuk
200 mL NaOH 0,1 M larutan penyangga atau tidak!
2. 200 mL CH3COOH 0,2 M dan
200 mL NaOH 0,1 M
4. 100 mL NaOH 0,008 M direaksikan
3. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200
dengan 100 mL CH3COOH 0,008 M,
mL HCl 0,1 M
ke dalam larutan garam yang
4. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200
terbentuk ditetesi larutan encer
mL HCl 0,05 M
CaCl2 dan penetesan diakhirkan
Campuran yang membentuk larutan ketika di larutan tepat jenuh, tepat
penyangga adalah... akan mengendap Ca(OH)2.
Jika Kw = 10-14 ; Ksp Ca(OH)2 = 4 ×
A. 1, 2, dan 3 10-16 ; Ka = 10-5 , maka (Ca2+) saat
B. 1 dan 3 tepat jenuh adalah ….
C. 2 dan 4
D. 4

32
5. Sebanyak 25 mmol HF dicampurkan
dengan 10 mmol KOH. Hitunglah pH
dari hasil pencampuran kedua
larutan tersebut ! ( Ka = 10-4)

33
PEMBAHASAN

PILGAN

1. Perhatikan data uji pH beberapa larutan!

pH setelah
penambahan
pH
Larutan
Awal
sedikit sedikit
asam basa

P 3,0 1,0 4,0


Q 5,0 4,9 5,1
R 8,0 7,9 8,1
S 9,0 8,5 10,5
T 10,0 8,5 11,5

Larutan yang merupakan larutan penyangga adalah ….

A. P dan Q
B. Q dan R
C. R dan S
D. R dan T
E. S dan T

(SOAL UN 2013)

Jawaban B

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH dari penambahan


sedikit asam, sedikit basa, atau pengenceran.

Berdasarkan keterangan tersebut, larutan Q dan R termasuk larutan penyangga. Coba


perhatikan, pH awal larutan Q = 5,0, setelah penambahan sedikit asam pH-nya menjadi
4,9 dan setelah penambahan sedikit basa pH-nya menjadi 5,1. Bisa dikatakan, pH
larutan Q cenderung stabil terhadap penambahan sedikit asam dan basa. Demikian juga
dengan larutan R.

Sementara itu, larutan yang lain (P, S, dan T) cenderung mengalami lonjakan pH
terhadap penambahan sedikit asam dan basa.

Jadi, larutan yang merupakan larutan penyangga adalah larutan Q dan R (B).

2. pH larutan yang mengandung 6 gram CH3COOH (Mr = 60) dan 0,1 mol CH3COONa
adalah ….
(Ka = 1,0 × 10–5)

A. 1

34
B. 5
C. 7
D. 9
E. 12

(SOAL UNAS 2008)

Jawaban B

Larutan tersebut adalah larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah
(CH3COOH) dan garamnya (CH3COONa). Perumusan untuk larutan penyangga
tersebut adalah:

dengan:
na = mol asam lemah CH3COOH
= gr/Mr
= 6/60
= 0,1
ng = mol garam CH3COONa
= 0,1

Dengan demikian, diperoleh:

= 10–5

pH = − log [H+]
= − log 10–5
=5

Jadi, pH larutan penyangga tersebut adalah 5 (B).

3. Tentukan pH larutan jika 800 mL larutan CH3COOH 0,1M dicampur dengan 400 mL
larutan CH3COONa 0,1M!
(Ka CH3COOH = 10-5)

A. 4 - log2
B. 6 – log2
C. 4 + log2
D. 6 + log2
E. 5 - log2
Jawaban E

Terbentuk penyangga asam, dengan: mol asam (A)=80 mmol, mol basa konjugasi
(g)=40 mmol. à [H⁺] =Ka. a/g=10⁻⁵ x 80/40 =2 x 10⁻⁵ M

pH=-log,2 x 10⁻⁵ = 5 – log 2

4. Tentukan pH larutan apabila 400 mL larutan NH4OH 0,5M dicampur dengan 100 mL
larutan NH4Cl 0,5M ( Kb NH₄OH = 10-5)

A. 10 + log 3,6
B. 8 – log 3,6

35
C. 9 + log 3,6
D. 7+ log 3,6
E. 8 + log 3,6

Jawaban C

Terbentuk penyangga basa, dengan mol basa (b)=200 mmol dan mol asam konjugasi
(g)=50 mmol. à [OH¯]=Kb.b/g= 10⁻⁵ x 200/50 = 4 x 10⁻⁵ M

pOH=-log 4 x 10⁻⁵ = 5 – log 4 à pH= 9 + log 3,6

5. Sebanyak 50 mL larutan yang terdiri dari CH3COOH 1M dan CH3COONa 1M


ditambahkan larutan HCl 1M sebanyak 1 mL . Tentukan pH larutan setelah
penambahan HCl 1M ! ( Ka = 10-5)

A. 5 + log 1,5
B. 4 + log 1,5
C. 5 – log 1,5
D. 3 – log 1,5
E. 5 + log 1,5

Jawaban C

Reaksi : CH₃COOH ⇌ CH₃COO¯ + H⁺

M 5 mmol 5 mmol 1 mmol

R 1 mmol 1 mmol 1 mmol

S 6 mmol 4 mmol 0

Didapat: a=6 mmol dan g=4 mmol

Sehingga: [H⁺] = 10⁻⁵ x 6/4 = 1,5 x 10⁻⁵ à pH=- log 1,5 x 10⁻⁵= 5 – log 1,5

6. Tentukan pH larutan yang terjadi jika 200 mL asam asetat 0,4 M dengan 100 mL larutan
NaOH 0,4 M dengan Ka asam asetat = 10-5 !

A. 6
B. 3
C. 5
D. 2
E. 4

Jawaban C

Persamaan : CH₃COOH + NaOH → CH₃COONa H₂O

Sebelum reaksi : 80 mmol 40 mmol -


Reaksi : 40 mmol 40 mmol 40 mmol
Akhir reaksi : 40 mmol 0 40 mmol
Didapat : a=40 mmol, g=40 mmol
[H⁺] =Ka.a/g= 10⁻⁵ x 40/40 = 10⁻⁵ à pH = 5

36
7. 100 mL larutan NH3 0,2 M (Kb = 10⁻⁵) dicampur dengan 50 mL larutan NH4Cl 0,2 M.
Berapakah pHnya?

A. 8 + log 2
B. 11 + log 2
C. 9 + log 2
D. 12 + log 2
E. 10 + log 2

Jawaban C

Terbentuk larutan penyangga basa, dengan: b=20 mmol dan g=10 mmol

pOH = - log 10⁻⁵ x 2 = 5 – log 2 à pH = 9 + log 2

8. Berikut ini merupakan senyawa/ion yang dapat bersifat sebagai penyangga:


1. CH3COOH dan CH3COO−
2. NH3 dan NH4+
3. HCOOH dan HCOO−
4. H2CO3 dan HCO3−
5. H2PO4− dan HPO42−

Larutan penyangga yang terdapat dalam cairan intrasel darah adalah …

A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

(UN 2014)

Jawaban E

Dalam cairan intrasel tubuh selalu dihasilkan zat-zat yang bersifat asam maupun basa.
Kestabilan pH dalam larutan ini harus tetap dijaga agar metabolisme tubuh tetap
berlangsung dengan lancar. Sistem penyangga yang terdapat pada cairan intrasel
tersebut adalah buffer fosfat, yaitu H2PO4− dan HPO42−.

9. Terdapat larutan sebagai berikut:

1. 25 mL CH3COOH 0,1 M
2. 25 mL NaOH 0,1 M
3. 25 mL KOH 0,1 M
4. 25 mL NH4OH 0,3 M
5. 25 mL HCl 0,2 M

Pasangan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah ….

A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
(UN 2012)

37
Jawaban E

Larutan penyangga terbentuk dari reaksi antara asam lemah dengan basa kuat atau
basa lemah dengan asam kuat di mana jumlah mol dari asam lemah atau basa lemah
lebih besar. Mari kita periksa satu-satu.
 CH3COOH : asam lemah, n = 25 × 0,1 = 2,5
 NaOH : basa kuat, n = 25 × 0,1 = 2,5
 KOH : basa kuat, n = 25 × 0,1 = 2,5
 NH4OH : basa lemah, n = 25 × 0,3 = 7,5
 HCl : asam kuat, n = 25 × 0,2 = 0,5

CH3COOH yang bersifat asam lemah dapat membentuk larutan penyangga dengan
NaOH maupun KOH yang bersifat basa kuat, tetapi karena jumlah mol-nya sama, reaksi
tersebut akan mengalami hidrolisis.

NH4OH yang bersifat basa lemah dapat membentuk larutan buffer dengan asam kuat
HCl, apalagi jumlah mol NH4OH lebih besar. Kelebihan mol tersebut akan membentuk
larutan penyangga dengan garam yang terbentuk dari reaksi tersebut.

10. Perhatikan senyawa/ion berikut:

1. NH4+
2. NH3
3. CO32−
4. HCO3−
5. H2CO3

Senyawa/ion yang berfungsi sebagai penyangga pada cairan luar sel adalah ….

A. (1) dan (2)


B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

(UN 2015)

Jawaban E

Cairan luar sel atau ekstrasel adalah cairan dalam darah. pH dalam darah berkisar 7,4.
pH sebesar ini akan tetap stabil karena adanya sistem buffer karbonat dalam darah.
Penyangga karbonat tersebut adalah HCO3− dan H2CO3.

11. Sebanyak 200 mL larutan HCOOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL larutan NaOH 0,2
M. Bila Ka HCOOH = 2 × 10−4 dan log 2 = 0,3, harga pH larutan setelah reaksi adalah....

A. 2,7
B. 3,7
C. 4,3
D. 4,7
E. 5,3
(Uan 2002)

38
Jawaban B

Data:
200 mL larutan HCOOH 0,1 M → 20 mmol
50 mL larutan NaOH 0,2 M → 10 mmol

Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Tersisa 10 mmol HCOOH dan 10 mmol HCOONa

Sehingga [H+] nya

Terakhir, pH larutan adalah:


pH = − log [H+] = − log (2 × 10 −4)
= 4 − log2 = 4 − 0,3
= 3,7

12. Berikut ini merupakan senyawa/ion yang dapat bersifat sebagai penyangga:

1. CH3COOH dan CH3COO−


2. NH3 dan NH4+
3. HCOOH dan HCOO−
4. H2CO3 dan HCO3−
5. H2PO4− dan HPO42−

Larutan penyangga yang terdapat dalam cairan intrasel darah adalah ….

A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

(UN 2014)

Jawaban E

Dalam cairan intrasel tubuh selalu dihasilkan zat-zat yang bersifat asam maupun basa.
Kestabilan pH dalam larutan ini harus tetap dijaga agar metabolisme tubuh tetap
berlangsung dengan lancar. Sistem penyangga yang terdapat pada cairan intrasel
tersebut adalah buffer fosfat, yaitu H2PO4− dan HPO42−.

13. Perhatikan tabel dibawah ini!

39
Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah....

A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V

(UN 2010)

Jawaban D

Perubahan pH yang relatif kecil terjadi pada larutan IV, sehingga yang termasuk larutan
penyangga adalah IV.

14. Sebanyak 0,1 mol larutan asam asetat dicampur dengan 49 gram kalium asetat. pH
larutan penyangga yang terbentuk adalah…. (Ka asam asetat = 1 x 10-5, Mr kalium
asetat = 98)

A. 2 – log 6
B. 5 – log 5
C. 6 – log 5
D. 6 – log 2
E. 10 + log 6

(UN 2008)

Jawaban D

N CH3COOK
= 49/98
= 0,5 mol

[H+]
= Ka.na/ng
= 10-5.0,1/0,5
= 0,2.10–5
=2.10–6 M
pH
= –log [H+]
= –log 2.10–6
= 6–log 2

15. Terdapat larutan berikut:

1) 25 mL NH4OH 0,3 M
2) 25 mL HCN 0,5
3) 25 mL CH3COOH 0,2 M
4) 25 mL HCl 0,3 M
5) 25 mL KOH 0,1 M

40
Pasangan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah….

A. (1) dan (4)


B. (2) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)

(UN 2012)

Jawaban D

Larutan Penyangga terdiri asam lemah dengan basa kuat atau basa lemah dengan

Asam kuat.

Dari pilihan yang ada

1 dan 2 adalah asam lemah dan basa lemah

1 dan 4 asam lemah dan basa kuat

2 dan 3 basa lemah dan asam lemah

2 dan 5 basa lemah dan asam kuat

3 dan 4 Asam lemah basa kuat

16. Natrium hidroksida (NaOH) dan asam sianida (HCN dengan Ka = 4 × 10−10) masing-
masing sebanyak 0,1 dan 0,15 mol dilarutkan dalam air hingga diperoleh larutan
dengan volume 100 mL. pH larutan yang diperoleh adalah ….

A. 3 + log 2
B. 10 − 2 log 2
C. 10 − log 2
D. 10 + 2 log 2
E. 9 + log 2

(SBMPTN 2016)

Jawaban C

Persamaan reaksi yang terjadi antara natrium hidroksida dan asam sianida adalah:
NaOH + HCN → NaCN + H2O
Mula : 0,10 0,15 - -
reaksi : 0,10 0,10 0,10 0,10
sisa : - 0,05 0,10 0,10
Sisa asam lemah HCN dan garam NaCN tersebut akan membentuk larutan penyangga
asam. pH larutan penyangga asam dapat dicari melalui rumus: pH penyangga asam,
campuran
asam kenah HCN dan basa kuat NaOH

41
Jadi, pH larutan yang diperoleh adalah 10 − log 2 (C).

17. Campuran dari 100 ml CH3COOH 0,1M dengan 150 ml CH3COOH 0,2M yang kemudian
ditambahkan 250 ml NaOH 0,08M, maka pH yang dapat diukur adalah...
(Ka CH3COOH= 10-5)

A. 2,5
B. 5,0
C. 7
D. >7
E. 0,69

(UM UGM)

Jawaban B

Jadi mol CH3COOH yang akan bereaksi dengan NaOH harus dijumlah terlebih dahulu.
nCH3COOH = (M1xV1) + (M2 x V2)
nCH3COOH = (0,1 x 100) + (150 x 0,2)
nCH3COOH = 40 mmol

n NaOH = M x V
n NaOH = 0,08 x 250

n NaOH = 20mmol

Sisa asam lemah, maka terbentuk buffer asam:

pH = - log [H+]
pH = - log 10-5
pH = 5 (B)

ATAU

Kita bisa juga menganalisa pilihan jawaban yang ada tanpa membuat reaksi, yaitu
hanya
bermodalkan jumlah mol
a x na ... b x nb
= (1 x 40) > (1 x 20)

Karena yang lemah lebih besar, maka pH akhir adalah Buffer asam → pH< 7
- Jadi pilihan jawaban C dan D salah
Karena berasal dari asam lemah maka meskipun sifatnya adalah buffer asam pH nya
pasti
tidak mencapai 2 atau kurang dari 2
- Pilihan jawaban A dan E salah
- Pilihan jawaban yang benar = B

42
18. Sejumlah 200 mL larutan HCN 0,30 M (Ka = 5 × 10−10) dicampurkan 100 mL larutan
KOH 0,30 M. Ke dalam campuran tersebut ditambahkan 0,8 g NaOH padat (Mr = 40).
Pada 25°C, pH larutan yang terbentuk adalah ….

A. 2
B. 4
C. 10 − log 5
D. 10
E. 12

( SBMPTN 2015 KODE NASKAH 502 )

Jawaban D

Nilai mol untuk masing-masing pereaksi adalah:

mol HCN = 200 mL × 0,3 M


= 60 mmol

mol KOH = 100 mL × 0,3 M


= 30 mmol

Persamaan reaksi untuk campuran tersebut adalah:

HCN + KOH → KCN + H2O

awal : 60 30 - -

reaksi : 30 30 30 30

sisa : 30 - 30 30

Jika persoalan berhenti sampai di sini maka sisa asam lemah HCN dan hasil reaksi
garam KCN akan membentuk larutan penyangga. Tetapi karena ke dalam campuran
masih ditambahkan NaOH maka sisa asam lemah tersebut akan bereaksi dengan
NaOH.

mol NaOH = (0,8 g)/40


= 0,02 mol
= 20 mmol

Pada reaksi yang kedua ini, keadaan awal sudah terdapat ion CN− sebanyak 30 mmol
sehingga persamaan reaksi antara HCN dan NaOH adalah:

HCN + NaOH → NaCN + H2O

43
awal : 30 20 30 30

reaksi : 20 20 20 20

sisa : 10 - 50 50

Sisa HCN pada reaksi yang kedua ini akan membentuk larutan penyangga dengan
garam NaCN yang terbentuk. pH yang terbentuk adalah:

pH = −log [H+]
= −log 10−10
= 10

Jadi, pH larutan yang terbentuk adalah 10 (D).

19. Asam hipobromit (HOBr) adalah asam lemah dengan Ka = 10−9. Perbandingan
[HOBr]/[OBr−] dalam larutan NaOBr pada pH = 10 adalah ….

A. 10−5
B. 10−4
C. 10−2
D. 10−1
E. 10

( SBMPTN 2017 KODE NASKAH 157 )

Jawaban D

Diketahui:

pH = 10
[H+] = 10−10

HOBr adalah asam lemah sedangkan OBr− adalah basa konjugasinya. Campuran
keduanya akan membentuk larutan penyangga yang dirumuskan:

Garam yang dimaksud adalah NaOBr atau sama dengan basa OBr−. Sehingga
perumusan di atas dapat ditulis:

44
Jadi, perbandingan antara asam lemah HOBr dan basa konjugasinya OBr− adalah
〖 10〗 ^(-1) (D).

20. Natrium hidroksida (NaOH) dan asam sianida (HCN dengan Ka = 4 × 10−10) masing-
masing sebanyak 0,1 dan 0,15 mol dilarutkan dalam air hingga diperoleh larutan
dengan volume 100 mL. pH larutan yang diperoleh adalah ….

A. 3 + log 2
B. 10 − 2 log 2
C. 10 − log 2
D. 10 + 2 log 2
E. 9 + log 2

( SBMPTN 2016 KODE NASKAH 225 )

Jawaban C

Persamaan reaksi yang terjadi antara natrium hidroksida dan asam sianida adalah:

NaOH + HCN → NaCN + H2O

mula-mula : 0,10 0,15 - -

reaksi : 0,10 0,10 0,10 0,10

sisa :- 0,05 0,10 0,10

Sisa asam lemah HCN dan garam NaCN tersebut akan membentuk larutan penyangga
asam. pH larutan penyangga asam dapat dicari melalui rumus:

Jadi, pH larutan yang diperoleh adalah 10 − log 2 (C).

21. pH larutan dari campuran 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan 100 ml larutan NH4Cl
0,1 M (Kb NH4OH = 10−5) adalah....

A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

(UNAS 2004)
Jawaban E

45
Data:
100 mL NH4OH 0,1 M → 10 mmol
100 mL NH4Cl 0,1 M → 10 mmol

[OH−] dan pOH nya:

pH larutan = 14 − 5
=9

22. Campuran larutan dibawah ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah...

A. 150 ml NaOH 0,1 M + 150 ml HCl 0,1 M


B. 100 ml NH4OH 0,5 M + 100 ml HCl 0,5 M
C. 200 ml CH3COOH 0,01 M + 200 ml NaOH 0,01 M
D. 100 ml CH3COOH 0,2 M + 100 ml NaOH 0,1 M
E. 500 ml HCl 1 M + 500 ml NaOH 1 M

Jawaban D

Sebelum menjawab soal diatas, marilah kita pahami dulu bahwa reaksi campuran yang
menghasilkan larutan penyangga selalu terdapat sisa asam atau basa serta garam di
akhir reaksinya. maka reaksi yang menghasilkan sisa asam serta garam di akhir reaksi
ialah option D. Mari kita buktikan dengan reaksi berikut ini.

23. Reaksi dibawah ini yang akan menghasilkan larutan penyangga dengan pH terkecil
ialah.... ( Ka CH3COOH = 10-5 , Ka HCOOH = 10-4 , Kb NH3 = 10-5 )

A. 100 ml HCl 0,1 M + 100 ml NaOH 0,1 M


B. 200 ml KOH 0,5 M + 200 ml HCOOH 0,5 M
C. 200 ml KOH 0,1 M + 500 ml CH3COOH 0,1 M
D. 250 ml KOH 0,1 M + 500 ml CH3COOH 0,1 M
E. 150 ml HCl 0,2 M + 200 ml NH3 0,4 M

Jawaban C

Pada gambar yang dilingkari garis kuning, itu merupakan sisa asam dan garam yang
dihasilkan dari reaksi campuran tersebut. Jadi suatu campuran dapat menghasilkan
larutan penyangga apabila dihasilkan sisa asam dan garam pada akhir reaksi.

46
Trik simple untuk menjawab soal seperti ini ialah dengan cara memperhatikan jumlah
Volume atau Molaritas dari kedua senyawa yang dicampurkan, semakin jauh perbedaan
jumlah volume dan molaritasnya maka semakin besar atau kecil pH yang dihasilkan.
Pada kasus diatas, reaksi option C memiliki pH yang paling kecil, untuk membuktikanya

silahkan sobat gunakan persamaan reaksi berikut ini :

Dengan menggunakan rumus mencari pH pada larutan penyangga, kita mendapati


bahwa pH yang dihasilkan dari larutan tersebut ialah sebesar 5- log 1,5. Silahkan sobat
buktikan sendiri dengan menggunakan cara yang sama.

Maka jawaban yang paling tepat ialah yang C.

24. Reaksi dibawah ini yang akan menghasilkan larutan penyangga dengan pH terbesar
ialah...

A. 120 ml HCl 0,1 M + 120 ml NaOH 0,1 M


B. 200 ml KOH 0,5 M + 200 ml HCOOH 0,5 M
C. 200 ml KOH 0,1 M + 500 ml CH3COOH 0,1 M
D. 100 ml HCl 0,2 M + 200 ml NH3 0,3 M
E. 100 ml HCl 0,1 M + 200 ml NH3 0,3M

Jawaban E

Sama dengan cara sebelumnya, untuk menjawab soal seperti ini kita buat dulu
persamaan reaksinya seperti ini :

47
Lalu gunakan rumus mencari pH pada larutan penyangga, cek masing-masing reaksi
diatas dengan menggunakan rumus tersebut. Saya mendapati bahwa reaksi yang akan
menghasilkan larutan penyangga dengan pH tertinggi ialah reaksi pada option E yang
memiliki pH sebesar 9 + log 5

25. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:

1. 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M


2. 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
3. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
4. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M

Campuran yang membentuk larutan penyangga adalah...

A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4
E. 1, 2, 3, dan 4

Jawaban C.

Asam-asam maupun basa yang terlibat memiliki valensi yang sama, satu. Tinggal dilihat
dari masing-masing campuran perbandingan molnya untuk melihat ada tidaknya sisa
dari asam lemah atau basa lemahnya.

26. Larutan penyangga berikut yang memiliki pH terkecil adalah....


A. 10 mL CH3COOH 0,20 M + 10 mL NaOH 0,05 M
B. 10 mL CH3COOH 0,25 M + 10 mL NaOH 0,15 M
C. 10 mL CH3COOH 0,15 M + 10 mL NaOH 0,10 M
D. 10 mL CH3COOH 0,35 M + 10 mL NaOH 0,25 M
E. 10 mL CH3COOH 0,30 M + 10 mL NaOH 0,15 M

Jawaban A.

Larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah dan garamnya. pH yang paling
kecil adalah yang memiliki perbandingan mol dari sisa asam dan garam paling besar.
Mol garam di sini akan sama banyak dengan mol basanya jadi bisa diambil dari

48
mol NaOH nya.

Yang paling besar nilai perbandingannya adalah A, dengan demikian pHnya paling kecil
adalah A.

27. Pasangan senyawa dibawah ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah :

1. 100 ml HCOOH 0,2 M


2. 100 ml HF 0,1 M
3. 100 ml KOH 0,1 M
4. 100 ml NaOH 0,2 M

A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 1 dan 4

Jawaban B

Jawaban yang paling tepat ialah option B yaitu 1 dan 3. Ingat bahwa suatu reaksi dapat
menghasilkan larutan penyangga apabila dihasilkan sisa asam atau basa dan juga sisa
garamnya.

28. 100 mL larutan NH3 0,2 M (Kb = 10⁻⁵) dicampur dengan 50 mL larutan NH4Cl 0,2 M.
Berapakah pHnya ?

A. 8 + log 2
B. 9 + log 2
C. 10 + log 2
D. 11 + log 2
E. 12 + log 2

Jawaban B

Terbentuk larutan penyangga basa, dengan: b=20 mmol dan g=10 mmol
pOH = - log 10⁻⁵ x 2 = 5 – log 2 à pH = 9 + log 2
Jadi jawaban yang tepat adalah B.

49
29. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:

1. 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M


2. 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
3. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
4. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M

Campuran yang membentuk larutan penyangga adalah...

A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4
E. 1, 2, 3, dan 4
Jawaban C.

Asam-asam maupun basa yang terlibat memiliki valensi yang sama, satu. Tinggal dilihat
dari masing-masing campuran perbandingan molnya untuk melihat ada tidaknya sisa
dari asam lemah atau basa lemahnya.

30. Untuk membuat larutan penyangga yang mempunyai pH = 4, ke dalam 100 mL larutan
CH3COOH 0,5 M (Ka = 10-5) harus ditambah larutan CH3COONa 0,5 M sebanyak ....

A. 100 mL
B. 50 mL
C. 10 mL
D. 5 mL
E. 1 mL

Jawaban C

Karena pH larutan adalah 4, maka konsentrasi H+ adalah :

⇒ pH = -log [H+]

⇒ 6 = -log [H+]

⇒ -log 10-4 = -log [H+]

⇒ [H+] = 10-4

Berdasarkan rumus menghitung konsentrasi H+ kita peroleh:

⇒ [H+] = Ka mol CH3COOH

mol CH3COONa

50
⇒ 10-4 = 10-5 100 (0,5)

V CH3COONa (0,5)

⇒ 10 = 50

0,5 V CH3COONa

⇒ 5 V CH3COONa = 50

⇒ V CH3COONa = 10 mL

Jadi, harus ditambah larutan CH3COONa 0,5 M sebanyak 10 mL sehingga jawabannya


adalah C.

ESSAY

1. Tentukan pH campuran 100 mL NH4OH 0.3 M dengan 50 mL HBr 0.2 M! (Kb = 1.8 x 10-
5
)

Pembahasan :
NH4OH adalah BL sedangkan HBr adalah AK. Campuran ini akan membentuk
penyangga jika mol NH4OHnya beraisa. Penyangga yang dibentuk akan bersifat basa.

Pertama kita cari dulu mol masing masing zat.


Mol NH4OH = M x V = 0.3 x 100 = 30 mmol
Mol HBr = Mxl x V = 0.2 x 50 = 10 mmol

Kemudian kita buat stoikiometri rekasi pembatasnya.

NH4OH + HBr ==> NH4Br + H2O


Mula2. 30. 10. - -
Reaksi. 10. 10. 10. 10
Sisa. 20. - 10. 10

Nah dari penggambaran diatas, dapat kita lihat bahwa asam kuat HBr nya habis
bereaksi sehingga campuran tersebut akan bersifat peyangga.

Mol AL sisa = 20 mmol


Mol garam NH4Br = 10 mmol

Maka konsentrasi OH-


= Kb x (mol AL / mol G)
= 1.8 x 10^-5 x (20/10)
= 3.6 x 10^-5

pOH = - log 3.6 x 10^-5


= 5 - log 3.6

pH = 14 - pOH
= 14 - ( 5 - log 3.6)
= 9 + log 3.6

2. Tentukanlah perbandingan antara volume asam propionat 0.2 M (Ka = 2 x 10-5) dengan
natrium propionat 0.1 M untuk menghasilkan larutan penyangga dengan pH = 5!

51
Jika.pH larutan = 5 maka konsentrasi H+ = 1 x 10^-5.

Pembahasan :
Rumus untuk mencari konsentrasi H+ penyangga asam adalah sebagai berikut:

H+ = Ka x (mol AL / mol garam)

AL = asam propionat
Garam = natrium propionat

H+ = Ka x (mol AL / mol garam)


1 x 10^-5 = 2 x 10^-5 x ( mol AL/mol G)
Mol AL / mol G = 1: 2
M x V AL / M x V G = 1: 2
0.2 x V AL / 0.1 x V G = 1: 2
V AL : V G = 1: 4

3. Dicampurkan dua larutan yaitu 50 mL NaOH 0,1 M dan 50 mL CH3COOH 0,2 M.


Tentukan apakah campuran tersebut membentuk larutan penyangga atau tidak!

Pembahasan :
Tentukan dulu jumlah mol masing-masing dengan mengalikan volume dan
molaritasnya:
50 mL NaOH 0,1 M
Jumlah mol = 50 x 0,1 = 5 mmol

50 mL CH3COOH 0,2 M
Jumlah mol = 50 x 0,2 = 10 mmol

-Setelah tahu molnya, cek reaksinya apakah ada sisa asam lemahnya atau sisa
CH3COOH

Terdapat sisa CH3COOH sebanyak 5 mmol, berarti campuran tersebut membentuk


suatu larutan penyangga.

4. 100 mL NaOH 0,008 M direaksikan dengan 100 mL CH3COOH 0,008 M, ke dalam


larutan garam yang terbentuk ditetesi larutan encer CaCl2 dan penetesan diakhirkan
ketika di larutan tepat jenuh, tepat akan mengendap Ca(OH)2.
Jika Kw = 10-14 ; Ksp Ca(OH)2 = 4 × 10-16 ; Ka = 10-5 , maka (Ca2+) saat tepat jenuh
adalah ….

Pembahasan :

0,8 mmol NaOH + 0,8 mmol CH3COOH ⟶ 0,8 mmol CH3COONa + H2O
[CH3COONa] = 0,8 mmol : 200 mL = 0,004 M = 4 × 10-3 M

52
Garam CH3COONa ini akan terhidrolisis sebagian… maka [OH–] dapat ditentukan

5. Sebanyak 25 mmol HF dicampurkan dengan 10 mmol KOH. Hitunglah pH dari hasil


pencampuran kedua larutan tersebut ! ( Ka = 10-4)

Pembahasan :
Karena mol masing-masing senyawa sudah diketahui, maka kita langsung saja buat

persamaan reaksinya :

→ Untuk menentukan pH dari larutan penyangga kita dapat cari dengan menggunakan
rumus berikut :

Maka pH dari larutan penyangga tersebut ialah sebesar 4 - log 1,5

53
DAFTAR PUSTAKA

http://bahasapendidikan.com/pengertian-dan-jenis-jenis-larutan-penyangga/

https://anggiwilianandini.wordpress.com/kimia-kelas-xi/larutan-penyangga/kd-2-komposisi-
larutan-penyangga/

http://www.rumuskimia.net/2016/01/rumus-untuk-menghitung-ph-larutan-penyangga.html

http://www.myrightspot.com/2016/11/cara-menghitung-ph-larutan-penyangga.html

https://anggiwilianandini.wordpress.com/kimia-kelas-xi/larutan-penyangga/prinsip-kerja-larutan-
penyangga/

https://yanuarkimangela.files.wordpress.com/2015/03/modul-kimia-semester-2.pdf

https://www.avkimia.com/2017/01/turorian-menjawab-soal-tentang-jenis-dan-komponen-
larutan-penyangga.html

http://www.panduankimia.net/2017/03/larutan-penyangga-20-contoh-soal-dan.html

file:///C:/Users/hp/Downloads/kupdf.com_latihan-soal-larutan-penyangga.pdf

file:///C:/Users/hp/Downloads/kimia-christi.pdf

http://belajarkimiamudah2016.blogspot.co.id/2016/03/soalpembahasan-penyangga.html

54
55

Anda mungkin juga menyukai