LARUTAN PENYANGGA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga modul ini dapat terselesaikan. Tujuan kami mengerjakan tugas
modul kimia ini adalah untuk menyelesaikan tugas kimia dan juga memberi pengetahuan
tambahan bagi pembaca mengenai larutan penyangga. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan modul ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ratnasari Kurniawati P, S.Si. selaku guru kimia yang telah memberikan bimbingan,
saran, serta ide dalam proses pengerjaan modul kimia ini.
2. Orang tua kami yang telah memfasilitasi dan memberikan dukungan dalam proses
pengerjaan modul kimia ini dari awal hingga akhir.
3. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan modul ini bersama-sama hingga
terselesaikannya modul ini.
Kami menyadari bahwa modul kimia ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan agar di tugas selanjutnya, kami dapat
lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
Kompetensi Dasar................................................................................................................4
Alokasi Waktu.......................................................................................................................6
Ilustrasi.................................................................................................................................7
Peta Konsep.........................................................................................................................8
Larutan Penyangga..............................................................................................................9
Pembahasan Soal.................................................................................................................34
3
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh
makhluk hidup
INDIKATOR
* Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa
dengan pengenceran
No Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku oyang tidak mudah tergantung pada orang lain
4
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
Prestasi sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
Komunikatif bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada
orang lain dan masyarkat yang membutuhkan bantuan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan ( alam, sosial, dan budaya ), Negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
5
TUJUAN PENDIDIKAN
1. Mengembangkan potensi, nurani/afekktif peserta didik sebagai manusia dan warga negara
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. Mengemban perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
tradisi budaya bangsa yang religius;
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa;
6
ILUSTRASI LARUTAN PENYANGGA
Pernahkan mata Anda terasa gatal dan akhirnya menjadi merah? Apakah Anda menggunakan
obat tetes mata setelah itu ? Tahukah Anda tentang larutan penyangga ? Larutan penyangga
atau disebut juga larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH.
Maksudnya, jika larutan penyangga ketambahan sedikit asam atau basa, Ph larutan tersebut
tidak banyak berubah. Obat tetes mata yang kita gunakan sehari-hari juga menggunakan
system larutan buffer agar pada saat di teteskan ke mata manusia, dapat diterima oleh kondisi
tubuh manusia. Suasana pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi pH
manusia agar tidak menimbulkan bahaya.
7
PETA KONSEP
LARUTAN PENYANGGA
Terdiri dari
BUFFER BUFFER
BASA ASAM
mempunyai mempunyai
Ph Buffer Ph Buffer
Asam Basa
ditambah ditambah
hasil hasil
Ph Stabil Ph Stabil
(tetap) 8 (tetap)
LARUTAN PENYANGGA
9
Berdasarkan Gambar 3, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka
larutan penyangga dinamakan dibuat secara langsung.
Berdasarkan Gambar 4, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka
larutan penyangga dinamakan dibuat secara tidak langsung. Setiap reaksi asam lemah dengan
basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat akan selalu menghasilkan larutan penyangga,
asalkan konsentrasi asam lemah/basa lemah harus lebih besar dari pada konsentrasi basa
kuat/asam kuat.
Perhatikan Gambar 5 berikut untuk menjelaskan bagaimana reaksi asam lemah dengan
basa kuat menghasilkan larutan penyangga!
10
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
Pembahasan :
1. NaF = garam BL-AK, HF = BL = penyangga basa
2. HCOOH = AL, HCOONH4+ = garam AL – BL = bukan penyangga
3. NH3 = BL, NH4Cl = garam BL – AK = penyangga asam
4. HCl = asam kuat dan MgCl2 = garam BK – AK = bukan penyangga
Jadi, pasangan yang merupakan larutan penyangga adalah 1 dan 3 (B)
2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.
3. pHnya tidak berubah jika diencerkan.
Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan
basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion
H+ maupun ion OH–. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat
tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Penambahan sedikit asam atau basa
ke dalam larutan penyangga atau pengenceran tidak mengubah pH larutan.
Untuk mengetahui sifat larutan penyangga dilakukan suatu kegiatan yang
bertujuan mempelajari pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan
pengenceran terhadap pH larutan penyangga dan larutan bukan penyangga.
11
Sebagai larutan penyangga digunakan larutan yang mengandung 0,1 M
CH3COOH dan 0,1 M NaCH3COO, sedangkan larutan bukan penyangga
digunakan NaCl 0,1 M. Sebanyak 9 gelas kimia ukuran 100 mL diisi dengan
larutan penyangga masing-masing 10 mL. Kemudian ke dalam gelas :
Setelah itu pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal. Hal
ini sama dilakukan pula terhadap larutan bukan penyangga.
Secara teori, pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal.
Hal ini sama dilakukan pula terhadap larutan bukan penyangga. Secara teori,
percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
pH awal : Larutan penyangga : 4,75
Larutan bukan penyangga : 7
Data pH setelah penambahan larutan HCl dan NaOH dan setelah pengenceran :
Jenis larutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Larutan penyangga
4,83 5,22 3,74 4,64 4,75 4,79 4,83 4,81 4,75
Larutan bukan
2,32 1,70 1,48 1,45 11,68 12,30 12,52 12,55 7
penyangga
Perubahan pH larutan penyangga dan bukan penyangga di atas dapat digambarkan dengan
grafik sebagai berikut :
12
Gambar grafik perubahan pH larutan penyangga (a) dan larutan bukan penyangga (b) pada penambahan
asam dan basa kuat.
Dari keterangan di atas dapatlah disimpulkan sifat-sifat larutan penyangga sebagai berikut :
1) pH larutan penyangga praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau
sedikit basa kuat atau pengenceran.
2) pH larutan penyangga berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang
relatif banyak, yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan
komponen larutan penyangga itu, maka pH larutan akan berubah drastic.
3) Daya penahan suatu larutan penyangga tergantung pada jumlah mol komponenya, yaitu
jumlah mol asam lemah dan basa konjugasinya, jumlah mol basa lemah dan asam
konjugasinya.
Contoh soal :
1) Larutan penyangga adalah larutan yang pHnya….
a.Mudah sekali berubah jika ditambah air
b.Mudah sekali berubah jika ditambah sedikit asam atau basa
c.Tidak mudah berubah jika ditambah asam, tetapi tidak berubah jika ditambah air
d.Tidak berubah jika ditambah asam, basa, maupun air
e.Tidak berubah jika ditambah asam atau basa, tetapi berubah jika ditambah air
Pembahasan :
Salah satu sifat dari larutan penyangga adalah meiliki pH jika ditambahkan sedikit air
atau sedikit basa atau sedikit asam pH relative tetap.
Jadi, Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki pH tidak berubah jika
ditambah asam, basa, maupun air (B)
13
C. Cara Kerja Larutan Penyangga
1. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Asam
Misal: HNO2/NO2 yang dibuat dari campuran HNO2 dengan NaNO2
Perhatikanlah gambar berikut!
a. Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal : HCl)
14
Berdasarkan Gambar 8, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat
ionisasi (α) asam lemah akan naik (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti
menambah jumlah ion H+ dan NO2– dari ionisasi asam lemah (8b). Akan tetapi
karena volume larutan juga bertambah maka penambahan konsentrasi H+ menjadi
tidak berarti. Akibatnya (8c) nilai pH tetap.
Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat dari campuran
NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul
NH4OH, ion NH4+, ion OH– dan Cl–. Penambahan sedikit asam kuat akan memunculkan
ion baru dalam larutan (9b) yaitu H+, namun ion tersebut dinetralisasi oleh NH4OH,
15
membentuk NH4+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NH4+. Hal ini membuat
H+ tidak mengganggu OH– dalam larutan. Akibatnya (9c) nilai pH tetap.
Berdasarkan Gambar 11, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat
ionisasi (α) basa lemah akan naik/turun*(29) (Hukum Pengenceran Ostwald) yang
berarti menambah jumlah ion OH– dan NH4+ dari ionisasi basa lemah (11b). Akan tetapi
karena volume larutan juga bertambah maka penambahan konsentrasi OH–menjadi
tidak berarti. Hal ini (11c) membuat nilai pH tetap.
16
3. Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion OH– dan asam
konjugasi dari ionisasi basa lemah, namun penambahan konsentrasi OH– menjadi
tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.
Contoh Soal :
1) Campuran berikut yang membentuk larutan penyangga adalah
a. 10 mL NaOH 0,2 M dan 50 mL CH3COOH 0,1 M
b. 35 mL NaOH 0,2 M dan 70 mL NH3 0,1 M
c. 40mL NaOH 0,1 M dan 69 mL NH3 0,1 M
d. 50mL NaOH 0,1 M dan 50 mL CH3COOH 0,2 M
e. 50 mL NaOH 0,2 M dan 70 mL CH3COOH 0,1 M
Pembahasan :
Soal ini adalah contoh penerapan penyangga asam dengan cara mencampur asam
lemah dengan basa kuat. Ingat syaratnya adalah asam lemahnya harus tersisa.
Dengancara mencari mol masing-masing campuran, kita dapat melihat jika mol
asam lemahnya lebih besar dibandingkanbasa kuat, maka asam lemah akan
bersisa dan bersifat penyangga.
Mol NaOH = M x V = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol
Mol CH3COOH = M x V = 50 mL x 0,2 M = 10 mmol
Mol AL > mol BK = penyangga asam
Jadi, yang membentuk larutan penyangga adalah 50 mL NaOH 0,1 M dan 50 mL
CH3COOH 0,2 M (D)
2) Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan-larutan….
a.Asam asetat dengan natrium nitrat
b.Asam asetat dengan natrium asetat
c.Asam nitrat dengan natrium nitrat
d.Asam nitrat dengan natrium asetat
e.Asam fosfat dengan natrium asetat
Pembahasan :
Karena larutan penyangga tersusun dari asam lemah dan garamnya atau basa
lemah dan garamnya. Di dalam soal ini, Asam asetat (CH3COOH) dan natrium
asetat (CH3COONa).
Jadi, Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan-larutan asam
asam asetat dengan natrium asetat (B)
17
2. Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam
kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan
suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
1. Pengontrol pH Darah
Darah manusia dalam keadaan normal mempunyai pH = 7,35 – 7,45, yang
dipertahankan oleh tiga sistem buffer, yaitu buffer karbonat, hemoglabin, dan
oksihemoglobin, sedangkan dalam sel terdapat buffer fosfat
a. Buffer Karbonat
Yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO3–) Buffer karbonat yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3)
dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO3–):
18
b. Buffer Hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang
didapatkan melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam
darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan
yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut
HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2
c. Buffer Fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel.
Penyangga ini adalah campuran dari asam lemah H2PO4– dan basa
konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan
banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion
HPO42-
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4–(aq)
19
2. Obat tetes mata
Adapun kandungan dari OTM atau obat tetes mata adalah Cendoxytrol,
digunakan pada mata merah yang berkaitan dengan alergi. Karakteristik yang
penting pada obat tetes mata yaitu buffer (larutan penyangga) atau pH. Idealnya
sediaan optalmik harus diformulasikan pada pH yang ekuivalen dengan pH cairan
air mata yaitu 7,4. Pada kenyataannya, hal ini jarang digunakan. Mayoritas bahan
aktif digunakan dalam pengobatan mat adalah garam-garam dari basa lemah dan
hampir stabil pada pH asam.Beberapa suspensi biasanya lebih stabil pada pH
asam. pH adjustmen umumnya memerlukan persetujuan formulator. pH yang dipilih
harus optimum untuk stabilitas.
Sistem buffer dipilih harus membunya kapasitas memadai untuk menjaga pH
dalam rentang stabilitas selama durasi produk. Namun ada sebagian obat tetes
mata yang mengandung steroid. Steroid adalah salah satu kandungan berbahaya
yang apabila digunakan pada mata. Meski tetes mata yang memiliki steroid lebih
cepat sembuh, tapi steroid sendiri memiliki efek samping yaitu katarak dan glukoma.
Penyakit glukoma merupakan salah satu penyakit mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.
Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat,
sehingga bola mata akan membesar dan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata. Alhasil, saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga
saraf mata akan mati. Selain itu, obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid
ini dapat juga menyebabkan kulit kelopak mata menjadi atropi, tukak lambung,
20
insomnia, ptosis, kerusakan kornea, retardasi mental, jerawat, hipertensi, dan
pikosis.
21
monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di
atas 74 °C.
22
F. Penghitungan pH Larutan Penyangga
a. Menghitung pH Larutan Penyangga Asam
Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya, misalnya CH3COOH dengan
CH3COO–. Diketahui bahwa hampir semua ion CH3COO– dalam larutan berasal dari
garam sebab CH3COOH hanya sedikit sekali yang terionisasi (James E. Brady, 1990).
Kemudian cari pH
Sehingga dapat dimasukkan, Karena dalam satu larutan mengandung CH3COOH dan
CH3COO–, maka rumus di atas dapat ditulis
23
Keterangan
Ka : tetapan ionisasi asam lemah
a : jumlah mol asam lemah
g : jumlah mol basa konjugasi
24
Sehingga dapat dimasukkan,
Karena dalam satu larutan mengandung NH3 dan NH4+, maka rumus di atas dapat di tulis
Keterangan
Kb : tetapan ionisasi basa lemah
b : jumlah mol basa lemah
g : jumlah mol asam konjugasi
Contoh soal :
1. 0,15 mol asam asetat (CH3COOH, Ka = 2 × 10 − 5) dan 0,10 mol NaOH dilarutkan dalam
air sehingga diperoleh larutan penyangga dengan volume 1 liter. Tentukan pH larutan
penyangga tersebut!
Pembahasan :
Data:
0,15 mol CH3COOH direaksikan dengan 0,10 mol NaOH
Tersisa 0,05 mol CH3COOH (asam lemah) dan 0,10 mol CH3COONa (garam).
Dari sini dapat ditentukan [H+] dengan rumus berikut:
25
Sehingga [H+] nya
26
SOAL (SOAL UNAS 2008)
A. 4 - log2
B. 6 – log2
pH setelah
C. 4 + log2
penambahan
D. 6 + log2
pH E. 5 - log2
Larutan
Awal
sedikit sedikit 4. Tentukan pH larutan apabila 400 mL
asam basa larutan NH4OH 0,5M dicampur
dengan 100 mL larutan NH4Cl 0,5M
( Kb NH₄OH = 10-5)
P 3,0 1,0 4,0
Q 5,0 4,9 5,1
A. 10 + log 3,6
R 8,0 7,9 8,1
B. 8 – log 3,6
S 9,0 8,5 10,5
C. 9 + log 3,6
T 10,0 8,5 11,5
D. 7+ log 3,6
E. 8 + log 3,6
A. 1
B. 5
C. 7
D. 9
E. 12
27
6. Tentukan pH larutan yang terjadi jika 9. Terdapat larutan sebagai berikut:
200 mL asam asetat 0,4 M dengan
100 mL larutan NaOH 0,4 M dengan 1. 25 mL CH3COOH 0,1 M
Ka asam asetat = 10-5 ! 2. 25 mL NaOH 0,1 M
3. 25 mL KOH 0,1 M
A. 6 4. 25 mL NH4OH 0,3 M
B. 3 5. 25 mL HCl 0,2 M
C. 5
D. 2 Pasangan yang dapat membentuk
E. 4 larutan penyangga adalah ….
(UN 2014)
28
11. Sebanyak 200 mL larutan HCOOH Dari data tersebut yang termasuk
0,1 M direaksikan dengan 50 mL larutan penyangga adalah....
larutan NaOH 0,2 M. Bila Ka A. I
HCOOH = 2 × 10−4 dan log 2 = 0,3, B. II
harga pH larutan setelah reaksi C. III
adalah.... D. IV
E. V
A. 2,7
B. 3,7 (UN 2010)
C. 4,3 14. Sebanyak 0,1 mol larutan asam
D. 4,7 asetat dicampur dengan 49 gram
E. 5,3 kalium asetat. pH larutan penyangga
(Uan 2002) yang terbentuk adalah…. (Ka asam
asetat = 1 x 10-5, Mr kalium asetat =
12. Berikut ini merupakan senyawa/ion 98)
yang dapat bersifat sebagai
penyangga: A. 2 – log 6
B. 5 – log 5
1. CH3COOH dan CH3COO− C. 6 – log 5
2. NH3 dan NH4+ D. 6 – log 2
3. HCOOH dan HCOO− E. 10 + log 6
4. H2CO3 dan HCO3−
5. H2PO4− dan HPO42− (UN 2008)
29
16. Natrium hidroksida (NaOH) dan
asam sianida (HCN dengan Ka = 4 × 19. Asam hipobromit (HOBr) adalah
10−10) masing-masing sebanyak 0,1 asam lemah dengan Ka = 10−9.
dan 0,15 mol dilarutkan dalam air Perbandingan [HOBr]/[OBr−] dalam
hingga diperoleh larutan dengan larutan NaOBr pada pH = 10 adalah
volume 100 mL. pH larutan yang ….
diperoleh adalah ….
A. 10−5
A. 3 + log 2 B. 10−4
B. 10 − 2 log 2 C. 10−2
C. 10 − log 2 D. 10−1
D. 10 + 2 log 2 E. 10
E. 9 + log 2
( SBMPTN 2017 KODE NASKAH
(SBMPTN 2016) 157 )
17. Campuran dari 100 ml CH3COOH
0,1M dengan 150 ml CH3COOH 20. Natrium hidroksida (NaOH) dan
0,2M yang kemudian ditambahkan asam sianida (HCN dengan Ka = 4 ×
250 ml NaOH 0,08M, maka pH yang 10−10) masing-masing sebanyak 0,1
dapat diukur adalah... dan 0,15 mol dilarutkan dalam air
(Ka CH3COOH= 10-5) hingga diperoleh larutan dengan
volume 100 mL. pH larutan yang
A. 2,5 diperoleh adalah ….
B. 5,0
C. 7 A. 3 + log 2
D. >7 B. 10 − 2 log 2
E. 0,69 C. 10 − log 2
D. 10 + 2 log 2
(UM UGM) E. 9 + log 2
18. Sejumlah 200 mL larutan HCN 0,30
( SBMPTN 2016 KODE NASKAH
M (Ka = 5 × 10−10) dicampurkan 100
225 )
mL larutan KOH 0,30 M. Ke dalam
21. pH larutan dari campuran 100 mL
campuran tersebut ditambahkan 0,8
larutan NH4OH 0,1 M dengan 100 ml
g NaOH padat (Mr = 40). Pada 25°C,
larutan NH4Cl 0,1 M (Kb NH4OH =
pH larutan yang terbentuk adalah ….
10−5) adalah....
A. 2
A. 5
B. 4
B. 6
C. 10 − log 5
C. 7
D. 10
D. 8
E. 12
E. 9
( SBMPTN 2015 KODE NASKAH
(UNAS 2004)
502 )
30
D. 100 ml HCl 0,2 M + 200 ml NH3
0,3 M
22. Campuran larutan dibawah ini yang E. 100 ml HCl 0,1 M + 200 ml NH3
dapat membentuk larutan 0,3M
penyangga adalah...
25. Diberikan campuran dari beberapa
A. 150 ml NaOH 0,1 M + 150 ml larutan sebagai berikut:
HCl 0,1 M
B. 100 ml NH4OH 0,5 M + 100 ml 1. 200 mL CH3COOH 0,1 M dan
HCl 0,5 M 200 mL NaOH 0,1 M
C. 200 ml CH3COOH 0,01 M + 200 2. 200 mL CH3COOH 0,2 M dan
ml NaOH 0,01 M 200 mL NaOH 0,1 M
D. 100 ml CH3COOH 0,2 M + 100 3. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200
ml NaOH 0,1 M mL HCl 0,1 M
E. 500 ml HCl 1 M + 500 ml NaOH 4. 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200
1M mL HCl 0,05 M
31
27. Pasangan senyawa dibawah ini E. 1, 2, 3, dan 4
yang dapat membentuk larutan
penyangga adalah : 30. Untuk membuat larutan penyangga
yang mempunyai pH = 4, ke dalam
1. 100 ml HCOOH 0,2 M 100 mL larutan CH3COOH 0,5 M (Ka
2. 100 ml HF 0,1 M = 10-5) harus ditambah larutan
3. 100 ml KOH 0,1 M CH3COONa 0,5 M sebanyak ....
4. 100 ml NaOH 0,2 M
A. 100 mL
A. 1 dan 2 B. 50 mL
B. 1 dan 3 C. 10 mL
C. 2 dan 4 D. 5 mL
D. 3 dan 4 E. 1 Ml
E. 1 dan 4
32
5. Sebanyak 25 mmol HF dicampurkan
dengan 10 mmol KOH. Hitunglah pH
dari hasil pencampuran kedua
larutan tersebut ! ( Ka = 10-4)
33
PEMBAHASAN
PILGAN
pH setelah
penambahan
pH
Larutan
Awal
sedikit sedikit
asam basa
A. P dan Q
B. Q dan R
C. R dan S
D. R dan T
E. S dan T
(SOAL UN 2013)
Jawaban B
Sementara itu, larutan yang lain (P, S, dan T) cenderung mengalami lonjakan pH
terhadap penambahan sedikit asam dan basa.
Jadi, larutan yang merupakan larutan penyangga adalah larutan Q dan R (B).
2. pH larutan yang mengandung 6 gram CH3COOH (Mr = 60) dan 0,1 mol CH3COONa
adalah ….
(Ka = 1,0 × 10–5)
A. 1
34
B. 5
C. 7
D. 9
E. 12
Jawaban B
Larutan tersebut adalah larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah
(CH3COOH) dan garamnya (CH3COONa). Perumusan untuk larutan penyangga
tersebut adalah:
dengan:
na = mol asam lemah CH3COOH
= gr/Mr
= 6/60
= 0,1
ng = mol garam CH3COONa
= 0,1
= 10–5
pH = − log [H+]
= − log 10–5
=5
3. Tentukan pH larutan jika 800 mL larutan CH3COOH 0,1M dicampur dengan 400 mL
larutan CH3COONa 0,1M!
(Ka CH3COOH = 10-5)
A. 4 - log2
B. 6 – log2
C. 4 + log2
D. 6 + log2
E. 5 - log2
Jawaban E
Terbentuk penyangga asam, dengan: mol asam (A)=80 mmol, mol basa konjugasi
(g)=40 mmol. à [H⁺] =Ka. a/g=10⁻⁵ x 80/40 =2 x 10⁻⁵ M
4. Tentukan pH larutan apabila 400 mL larutan NH4OH 0,5M dicampur dengan 100 mL
larutan NH4Cl 0,5M ( Kb NH₄OH = 10-5)
A. 10 + log 3,6
B. 8 – log 3,6
35
C. 9 + log 3,6
D. 7+ log 3,6
E. 8 + log 3,6
Jawaban C
Terbentuk penyangga basa, dengan mol basa (b)=200 mmol dan mol asam konjugasi
(g)=50 mmol. à [OH¯]=Kb.b/g= 10⁻⁵ x 200/50 = 4 x 10⁻⁵ M
A. 5 + log 1,5
B. 4 + log 1,5
C. 5 – log 1,5
D. 3 – log 1,5
E. 5 + log 1,5
Jawaban C
S 6 mmol 4 mmol 0
Sehingga: [H⁺] = 10⁻⁵ x 6/4 = 1,5 x 10⁻⁵ à pH=- log 1,5 x 10⁻⁵= 5 – log 1,5
6. Tentukan pH larutan yang terjadi jika 200 mL asam asetat 0,4 M dengan 100 mL larutan
NaOH 0,4 M dengan Ka asam asetat = 10-5 !
A. 6
B. 3
C. 5
D. 2
E. 4
Jawaban C
36
7. 100 mL larutan NH3 0,2 M (Kb = 10⁻⁵) dicampur dengan 50 mL larutan NH4Cl 0,2 M.
Berapakah pHnya?
A. 8 + log 2
B. 11 + log 2
C. 9 + log 2
D. 12 + log 2
E. 10 + log 2
Jawaban C
Terbentuk larutan penyangga basa, dengan: b=20 mmol dan g=10 mmol
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
(UN 2014)
Jawaban E
Dalam cairan intrasel tubuh selalu dihasilkan zat-zat yang bersifat asam maupun basa.
Kestabilan pH dalam larutan ini harus tetap dijaga agar metabolisme tubuh tetap
berlangsung dengan lancar. Sistem penyangga yang terdapat pada cairan intrasel
tersebut adalah buffer fosfat, yaitu H2PO4− dan HPO42−.
1. 25 mL CH3COOH 0,1 M
2. 25 mL NaOH 0,1 M
3. 25 mL KOH 0,1 M
4. 25 mL NH4OH 0,3 M
5. 25 mL HCl 0,2 M
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
(UN 2012)
37
Jawaban E
Larutan penyangga terbentuk dari reaksi antara asam lemah dengan basa kuat atau
basa lemah dengan asam kuat di mana jumlah mol dari asam lemah atau basa lemah
lebih besar. Mari kita periksa satu-satu.
CH3COOH : asam lemah, n = 25 × 0,1 = 2,5
NaOH : basa kuat, n = 25 × 0,1 = 2,5
KOH : basa kuat, n = 25 × 0,1 = 2,5
NH4OH : basa lemah, n = 25 × 0,3 = 7,5
HCl : asam kuat, n = 25 × 0,2 = 0,5
CH3COOH yang bersifat asam lemah dapat membentuk larutan penyangga dengan
NaOH maupun KOH yang bersifat basa kuat, tetapi karena jumlah mol-nya sama, reaksi
tersebut akan mengalami hidrolisis.
NH4OH yang bersifat basa lemah dapat membentuk larutan buffer dengan asam kuat
HCl, apalagi jumlah mol NH4OH lebih besar. Kelebihan mol tersebut akan membentuk
larutan penyangga dengan garam yang terbentuk dari reaksi tersebut.
1. NH4+
2. NH3
3. CO32−
4. HCO3−
5. H2CO3
Senyawa/ion yang berfungsi sebagai penyangga pada cairan luar sel adalah ….
(UN 2015)
Jawaban E
Cairan luar sel atau ekstrasel adalah cairan dalam darah. pH dalam darah berkisar 7,4.
pH sebesar ini akan tetap stabil karena adanya sistem buffer karbonat dalam darah.
Penyangga karbonat tersebut adalah HCO3− dan H2CO3.
11. Sebanyak 200 mL larutan HCOOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL larutan NaOH 0,2
M. Bila Ka HCOOH = 2 × 10−4 dan log 2 = 0,3, harga pH larutan setelah reaksi adalah....
A. 2,7
B. 3,7
C. 4,3
D. 4,7
E. 5,3
(Uan 2002)
38
Jawaban B
Data:
200 mL larutan HCOOH 0,1 M → 20 mmol
50 mL larutan NaOH 0,2 M → 10 mmol
12. Berikut ini merupakan senyawa/ion yang dapat bersifat sebagai penyangga:
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
(UN 2014)
Jawaban E
Dalam cairan intrasel tubuh selalu dihasilkan zat-zat yang bersifat asam maupun basa.
Kestabilan pH dalam larutan ini harus tetap dijaga agar metabolisme tubuh tetap
berlangsung dengan lancar. Sistem penyangga yang terdapat pada cairan intrasel
tersebut adalah buffer fosfat, yaitu H2PO4− dan HPO42−.
39
Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah....
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
(UN 2010)
Jawaban D
Perubahan pH yang relatif kecil terjadi pada larutan IV, sehingga yang termasuk larutan
penyangga adalah IV.
14. Sebanyak 0,1 mol larutan asam asetat dicampur dengan 49 gram kalium asetat. pH
larutan penyangga yang terbentuk adalah…. (Ka asam asetat = 1 x 10-5, Mr kalium
asetat = 98)
A. 2 – log 6
B. 5 – log 5
C. 6 – log 5
D. 6 – log 2
E. 10 + log 6
(UN 2008)
Jawaban D
N CH3COOK
= 49/98
= 0,5 mol
[H+]
= Ka.na/ng
= 10-5.0,1/0,5
= 0,2.10–5
=2.10–6 M
pH
= –log [H+]
= –log 2.10–6
= 6–log 2
1) 25 mL NH4OH 0,3 M
2) 25 mL HCN 0,5
3) 25 mL CH3COOH 0,2 M
4) 25 mL HCl 0,3 M
5) 25 mL KOH 0,1 M
40
Pasangan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah….
(UN 2012)
Jawaban D
Larutan Penyangga terdiri asam lemah dengan basa kuat atau basa lemah dengan
Asam kuat.
16. Natrium hidroksida (NaOH) dan asam sianida (HCN dengan Ka = 4 × 10−10) masing-
masing sebanyak 0,1 dan 0,15 mol dilarutkan dalam air hingga diperoleh larutan
dengan volume 100 mL. pH larutan yang diperoleh adalah ….
A. 3 + log 2
B. 10 − 2 log 2
C. 10 − log 2
D. 10 + 2 log 2
E. 9 + log 2
(SBMPTN 2016)
Jawaban C
Persamaan reaksi yang terjadi antara natrium hidroksida dan asam sianida adalah:
NaOH + HCN → NaCN + H2O
Mula : 0,10 0,15 - -
reaksi : 0,10 0,10 0,10 0,10
sisa : - 0,05 0,10 0,10
Sisa asam lemah HCN dan garam NaCN tersebut akan membentuk larutan penyangga
asam. pH larutan penyangga asam dapat dicari melalui rumus: pH penyangga asam,
campuran
asam kenah HCN dan basa kuat NaOH
41
Jadi, pH larutan yang diperoleh adalah 10 − log 2 (C).
17. Campuran dari 100 ml CH3COOH 0,1M dengan 150 ml CH3COOH 0,2M yang kemudian
ditambahkan 250 ml NaOH 0,08M, maka pH yang dapat diukur adalah...
(Ka CH3COOH= 10-5)
A. 2,5
B. 5,0
C. 7
D. >7
E. 0,69
(UM UGM)
Jawaban B
Jadi mol CH3COOH yang akan bereaksi dengan NaOH harus dijumlah terlebih dahulu.
nCH3COOH = (M1xV1) + (M2 x V2)
nCH3COOH = (0,1 x 100) + (150 x 0,2)
nCH3COOH = 40 mmol
n NaOH = M x V
n NaOH = 0,08 x 250
n NaOH = 20mmol
pH = - log [H+]
pH = - log 10-5
pH = 5 (B)
ATAU
Kita bisa juga menganalisa pilihan jawaban yang ada tanpa membuat reaksi, yaitu
hanya
bermodalkan jumlah mol
a x na ... b x nb
= (1 x 40) > (1 x 20)
Karena yang lemah lebih besar, maka pH akhir adalah Buffer asam → pH< 7
- Jadi pilihan jawaban C dan D salah
Karena berasal dari asam lemah maka meskipun sifatnya adalah buffer asam pH nya
pasti
tidak mencapai 2 atau kurang dari 2
- Pilihan jawaban A dan E salah
- Pilihan jawaban yang benar = B
42
18. Sejumlah 200 mL larutan HCN 0,30 M (Ka = 5 × 10−10) dicampurkan 100 mL larutan
KOH 0,30 M. Ke dalam campuran tersebut ditambahkan 0,8 g NaOH padat (Mr = 40).
Pada 25°C, pH larutan yang terbentuk adalah ….
A. 2
B. 4
C. 10 − log 5
D. 10
E. 12
Jawaban D
awal : 60 30 - -
reaksi : 30 30 30 30
sisa : 30 - 30 30
Jika persoalan berhenti sampai di sini maka sisa asam lemah HCN dan hasil reaksi
garam KCN akan membentuk larutan penyangga. Tetapi karena ke dalam campuran
masih ditambahkan NaOH maka sisa asam lemah tersebut akan bereaksi dengan
NaOH.
Pada reaksi yang kedua ini, keadaan awal sudah terdapat ion CN− sebanyak 30 mmol
sehingga persamaan reaksi antara HCN dan NaOH adalah:
43
awal : 30 20 30 30
reaksi : 20 20 20 20
sisa : 10 - 50 50
Sisa HCN pada reaksi yang kedua ini akan membentuk larutan penyangga dengan
garam NaCN yang terbentuk. pH yang terbentuk adalah:
pH = −log [H+]
= −log 10−10
= 10
19. Asam hipobromit (HOBr) adalah asam lemah dengan Ka = 10−9. Perbandingan
[HOBr]/[OBr−] dalam larutan NaOBr pada pH = 10 adalah ….
A. 10−5
B. 10−4
C. 10−2
D. 10−1
E. 10
Jawaban D
Diketahui:
pH = 10
[H+] = 10−10
HOBr adalah asam lemah sedangkan OBr− adalah basa konjugasinya. Campuran
keduanya akan membentuk larutan penyangga yang dirumuskan:
Garam yang dimaksud adalah NaOBr atau sama dengan basa OBr−. Sehingga
perumusan di atas dapat ditulis:
44
Jadi, perbandingan antara asam lemah HOBr dan basa konjugasinya OBr− adalah
〖 10〗 ^(-1) (D).
20. Natrium hidroksida (NaOH) dan asam sianida (HCN dengan Ka = 4 × 10−10) masing-
masing sebanyak 0,1 dan 0,15 mol dilarutkan dalam air hingga diperoleh larutan
dengan volume 100 mL. pH larutan yang diperoleh adalah ….
A. 3 + log 2
B. 10 − 2 log 2
C. 10 − log 2
D. 10 + 2 log 2
E. 9 + log 2
Jawaban C
Persamaan reaksi yang terjadi antara natrium hidroksida dan asam sianida adalah:
Sisa asam lemah HCN dan garam NaCN tersebut akan membentuk larutan penyangga
asam. pH larutan penyangga asam dapat dicari melalui rumus:
21. pH larutan dari campuran 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan 100 ml larutan NH4Cl
0,1 M (Kb NH4OH = 10−5) adalah....
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
(UNAS 2004)
Jawaban E
45
Data:
100 mL NH4OH 0,1 M → 10 mmol
100 mL NH4Cl 0,1 M → 10 mmol
pH larutan = 14 − 5
=9
22. Campuran larutan dibawah ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah...
Jawaban D
Sebelum menjawab soal diatas, marilah kita pahami dulu bahwa reaksi campuran yang
menghasilkan larutan penyangga selalu terdapat sisa asam atau basa serta garam di
akhir reaksinya. maka reaksi yang menghasilkan sisa asam serta garam di akhir reaksi
ialah option D. Mari kita buktikan dengan reaksi berikut ini.
23. Reaksi dibawah ini yang akan menghasilkan larutan penyangga dengan pH terkecil
ialah.... ( Ka CH3COOH = 10-5 , Ka HCOOH = 10-4 , Kb NH3 = 10-5 )
Jawaban C
Pada gambar yang dilingkari garis kuning, itu merupakan sisa asam dan garam yang
dihasilkan dari reaksi campuran tersebut. Jadi suatu campuran dapat menghasilkan
larutan penyangga apabila dihasilkan sisa asam dan garam pada akhir reaksi.
46
Trik simple untuk menjawab soal seperti ini ialah dengan cara memperhatikan jumlah
Volume atau Molaritas dari kedua senyawa yang dicampurkan, semakin jauh perbedaan
jumlah volume dan molaritasnya maka semakin besar atau kecil pH yang dihasilkan.
Pada kasus diatas, reaksi option C memiliki pH yang paling kecil, untuk membuktikanya
24. Reaksi dibawah ini yang akan menghasilkan larutan penyangga dengan pH terbesar
ialah...
Jawaban E
Sama dengan cara sebelumnya, untuk menjawab soal seperti ini kita buat dulu
persamaan reaksinya seperti ini :
47
Lalu gunakan rumus mencari pH pada larutan penyangga, cek masing-masing reaksi
diatas dengan menggunakan rumus tersebut. Saya mendapati bahwa reaksi yang akan
menghasilkan larutan penyangga dengan pH tertinggi ialah reaksi pada option E yang
memiliki pH sebesar 9 + log 5
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4
E. 1, 2, 3, dan 4
Jawaban C.
Asam-asam maupun basa yang terlibat memiliki valensi yang sama, satu. Tinggal dilihat
dari masing-masing campuran perbandingan molnya untuk melihat ada tidaknya sisa
dari asam lemah atau basa lemahnya.
Jawaban A.
Larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah dan garamnya. pH yang paling
kecil adalah yang memiliki perbandingan mol dari sisa asam dan garam paling besar.
Mol garam di sini akan sama banyak dengan mol basanya jadi bisa diambil dari
48
mol NaOH nya.
Yang paling besar nilai perbandingannya adalah A, dengan demikian pHnya paling kecil
adalah A.
27. Pasangan senyawa dibawah ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah :
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 1 dan 4
Jawaban B
Jawaban yang paling tepat ialah option B yaitu 1 dan 3. Ingat bahwa suatu reaksi dapat
menghasilkan larutan penyangga apabila dihasilkan sisa asam atau basa dan juga sisa
garamnya.
28. 100 mL larutan NH3 0,2 M (Kb = 10⁻⁵) dicampur dengan 50 mL larutan NH4Cl 0,2 M.
Berapakah pHnya ?
A. 8 + log 2
B. 9 + log 2
C. 10 + log 2
D. 11 + log 2
E. 12 + log 2
Jawaban B
Terbentuk larutan penyangga basa, dengan: b=20 mmol dan g=10 mmol
pOH = - log 10⁻⁵ x 2 = 5 – log 2 à pH = 9 + log 2
Jadi jawaban yang tepat adalah B.
49
29. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4
E. 1, 2, 3, dan 4
Jawaban C.
Asam-asam maupun basa yang terlibat memiliki valensi yang sama, satu. Tinggal dilihat
dari masing-masing campuran perbandingan molnya untuk melihat ada tidaknya sisa
dari asam lemah atau basa lemahnya.
30. Untuk membuat larutan penyangga yang mempunyai pH = 4, ke dalam 100 mL larutan
CH3COOH 0,5 M (Ka = 10-5) harus ditambah larutan CH3COONa 0,5 M sebanyak ....
A. 100 mL
B. 50 mL
C. 10 mL
D. 5 mL
E. 1 mL
Jawaban C
⇒ pH = -log [H+]
⇒ 6 = -log [H+]
⇒ [H+] = 10-4
mol CH3COONa
50
⇒ 10-4 = 10-5 100 (0,5)
V CH3COONa (0,5)
⇒ 10 = 50
0,5 V CH3COONa
⇒ 5 V CH3COONa = 50
⇒ V CH3COONa = 10 mL
ESSAY
1. Tentukan pH campuran 100 mL NH4OH 0.3 M dengan 50 mL HBr 0.2 M! (Kb = 1.8 x 10-
5
)
Pembahasan :
NH4OH adalah BL sedangkan HBr adalah AK. Campuran ini akan membentuk
penyangga jika mol NH4OHnya beraisa. Penyangga yang dibentuk akan bersifat basa.
Nah dari penggambaran diatas, dapat kita lihat bahwa asam kuat HBr nya habis
bereaksi sehingga campuran tersebut akan bersifat peyangga.
pH = 14 - pOH
= 14 - ( 5 - log 3.6)
= 9 + log 3.6
2. Tentukanlah perbandingan antara volume asam propionat 0.2 M (Ka = 2 x 10-5) dengan
natrium propionat 0.1 M untuk menghasilkan larutan penyangga dengan pH = 5!
51
Jika.pH larutan = 5 maka konsentrasi H+ = 1 x 10^-5.
Pembahasan :
Rumus untuk mencari konsentrasi H+ penyangga asam adalah sebagai berikut:
AL = asam propionat
Garam = natrium propionat
Pembahasan :
Tentukan dulu jumlah mol masing-masing dengan mengalikan volume dan
molaritasnya:
50 mL NaOH 0,1 M
Jumlah mol = 50 x 0,1 = 5 mmol
50 mL CH3COOH 0,2 M
Jumlah mol = 50 x 0,2 = 10 mmol
-Setelah tahu molnya, cek reaksinya apakah ada sisa asam lemahnya atau sisa
CH3COOH
Pembahasan :
0,8 mmol NaOH + 0,8 mmol CH3COOH ⟶ 0,8 mmol CH3COONa + H2O
[CH3COONa] = 0,8 mmol : 200 mL = 0,004 M = 4 × 10-3 M
52
Garam CH3COONa ini akan terhidrolisis sebagian… maka [OH–] dapat ditentukan
Pembahasan :
Karena mol masing-masing senyawa sudah diketahui, maka kita langsung saja buat
persamaan reaksinya :
→ Untuk menentukan pH dari larutan penyangga kita dapat cari dengan menggunakan
rumus berikut :
53
DAFTAR PUSTAKA
http://bahasapendidikan.com/pengertian-dan-jenis-jenis-larutan-penyangga/
https://anggiwilianandini.wordpress.com/kimia-kelas-xi/larutan-penyangga/kd-2-komposisi-
larutan-penyangga/
http://www.rumuskimia.net/2016/01/rumus-untuk-menghitung-ph-larutan-penyangga.html
http://www.myrightspot.com/2016/11/cara-menghitung-ph-larutan-penyangga.html
https://anggiwilianandini.wordpress.com/kimia-kelas-xi/larutan-penyangga/prinsip-kerja-larutan-
penyangga/
https://yanuarkimangela.files.wordpress.com/2015/03/modul-kimia-semester-2.pdf
https://www.avkimia.com/2017/01/turorian-menjawab-soal-tentang-jenis-dan-komponen-
larutan-penyangga.html
http://www.panduankimia.net/2017/03/larutan-penyangga-20-contoh-soal-dan.html
file:///C:/Users/hp/Downloads/kupdf.com_latihan-soal-larutan-penyangga.pdf
file:///C:/Users/hp/Downloads/kimia-christi.pdf
http://belajarkimiamudah2016.blogspot.co.id/2016/03/soalpembahasan-penyangga.html
54
55