Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggieta Dianasti Diana Putri

NIM : 121190066

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Tugas I : Mencari tiga nilai identitas nasional yang mulai hilang di Indonesia beserta
contohnya dan solusi agar nilai identasi nasional tersebut kembali muncul di Indonesia.

Identitas nasional adalah jati diri suatu bangsa yang dapat membedakan bangsa kita dengan
bangsa lain. Identitas nasional ini terdiri dari identitas nasional non fisik dan identitas
nasional fisik. Identitas nasional non fisik, ialah watak suatu bangsa yang menjadikan ciri
khas suatu bangsa. Contohnya, adalah sifat religious, menghormati bangsa dan manusia, dan
gotong royong. Sedangkan, identitas nasional fisik, meliputi Bendera Merah Putih, Bahasa
Indonesia, Lagu Kebangsaan, dan Lambang Negara.

Era globalisasi saat ini, sangat rawan identitas nasional mengalami degradasi atau kelunturan.
Banyak masyarakat Indonesia yang melupakan kebudayaan Indonesia yang merupakan dasar
dari identitas nasional suatu bangsa. Matinya tradisi Indonesia karena masuknya budaya barat
akan mendorong nilai-nilai yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia, seperti
individualisme, kebebasan, dan perilaku hidup konsumtif. Sebagai contoh adalah lunturnya
budaya atau sikap dalam bertutur kata. Pada zaman dahulu, orang tua kita selalu mengajarkan
bagaimana cara bertutur kata yang sopan kepada orang yang lebih tua maupun kepada orang
yang kita hormati. Contoh kecil dalam lingkungan keluarga, ialah kebiasaan mencium tangan
kedua orang tua sebelum bepergian. Tetapi di era saat ini, bisa dihitung dengan jari orang-
orang yang melakukannya. Padahal dengan kebiasaan ini, para remaja dapat bersikap lebih
dewasa dalam berpikir. Contoh kedua, ialah masyarakat Indonesia yang mulai kurang tulus
dalam melakukan suatu hal, seperti tolong menolong. Banyak dari masyarakat Indonesia
yang menolong satu sama lain tidak berdasarkan atas ketulusan melainkan mengharapkan
suatu imbalan. Dalam kehidupan bermasyarakat, sudah sangat jarang sekali ditemui kegiatan
gotong royong. Saat ini masyarakat Indonesia cenderung memiliki sifat individualisme,
dimana mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri dan enggan untuk berbaur dan
saling membantu satu sama lain. Padahal dengan kegiatan ini hubungan antar masyarakat
satu dengan yang lainnya akan semakin dekat. Contoh ketiga adalah para remaja saat ini
cenderung berpakaian dengan menirukan budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya
Indonesia. Mereka berpakaian dengan menggunakan bahan yang sangat minim sehingga
memperlihatkan bagian tubuhnya. Mereka tak lagi bangga dengan pakaian-pakaian khas
Indonesia, seperti batik. Pakaian-pakaian tradisional ini menuntun kita untuk berpakaian
secara rapi, sopan, dan menutup aurat. Berpakaian dengan menirukan budaya barat ini dapat
meningkatkan angka kriminalitas di Indonesia. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pakaian
modern ini sangat terbuka dan memperlihatkan bagian tubuh sehingga kejahatan seksual
meningkat seperti tindakan pemerkosaan maupun pelecehan seksual secara lisan di jalanan
yang saat ini sering terjadi dan sering kita dengar.

Bagian ini, akan memberikan solusi atau penanganan agar nilai-nilai identitas nasional yang
mulai hilang dapat kembali diterima di kehidupan masyarakat. Untuk contoh pertama yaitu
mulai lunturnya sikap dalam bertutur kata, dapat dilakukan melalui strategi
penumbuhkembangan sopan santun yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Penumbuhkembangan merupakan proses pembiasaan. Penumbuhkembangan
sopan santun dapat dimaksudkan sebagai usaha pembiasaan sikap sopan santun agar menjadi
bagian dari pola hidup seseorang yang dapat dicerminkan melalui perilakunya sehari-hari.
Proses penumbuhkembangan ini harus dimulai dan ditanamkan sedari kecil dan dari
lingkungan yang terdekat dengan kita, yaitu keluarga. Keluarga sangat berperan untuk
membentuk karakter yang sopan yang ada pada diri para remaja. Hal ini mulai bisa diajarkan
melalui hal-hal kecil, seperti selalu bertutur kata yang sopan kepada orang tua dan jika
hendak berpergian selalu dibiasakan untuk berpamitan kepada orang tua. Selain dari
lingkungan keluarga, sekolah juga bisa menjadi media untuk menanamkan sikap sopan
santun ini kepada para muridnya, dengan cara guru dapat mengintegrasikan perilaku sopan
santun dalam setiap mata pelajaran, sehingga tanggung jawab perkembangan anak didik tidak
hanya menjadi beban bagi guru agama, guru pkn, dan guru BK. Berikutnya proses
penumbuhkembangan sikap sopan santun ini dapat melalui media masyarakat dan lingkungan
sosial, seperti saling bertegur sapa apabila bertemu tetangga.

Kemudian untuk contoh kedua adalah dimana orang-orang pada zaman sekarang cenderung
kurang tulus dalam melakukan suatu hal, seperti tolong menolong. Untuk melatih agar sikap
tolong menolong itu kembali muncul dalam diri masyarakat, yaitu dengan cara menanamkan
nilai-nilai yang ada pada pancasila, khususnya adalah sila ke 2. Dimana pada sila tersebut
tertulis “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” nilai dan makna dari sila ini adalah hakekat
manusia sebagai makhluk sosial. Dimana kita sebagai sesama makhluk ciptaan Allah saling
membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa berdiri sendiri.

Setelah itu, yang terakhir adalah cara berpakaian masyarakat yang sudah terpengaruh dengan
budaya barat. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengembalikan minat dan
ketertarikan masyarakat terhadap produk lokal, adalah dengan cara menumbuhkan semangat
nasionalisme untuk mencintai produk dalam negeri, mendemokan pakaian-pakaian
tradisional di sosial media, dan mewajibkan untuk berpakaian khas Indonesia pada hari-hari
tertentu di Indonesia. Seperti hari batik nasional pada tanggal 2 Oktober 2020 kemarin mulai
dari tingkat sekolah dan pemerintah secara bersama-sama memakai seragam batik atau
seperti pada saat masih duduk di bangku SMA setiap hari kamis pahing dan saat ulang tahun
kota Jogja tanggal 7 Oktober siswa diwajibkan untuk memakai pakaian adat jawa. Dengan
cara-cara dan solusi yang sudah disebutkan diatas, saya harap nilai-nilai identitas nasional
yang perlahan mulai hilang ini kembali muncul dan dapat diterima oleh masyarakat secara
baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai