Penyunting:
Ir. Suryanto Hadi
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan YME, karena atas ijin
dan karunia-Nya Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis
Zonasi ini dapat diselesaikan.
iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
iv
Paket Unit Pembelajaran
Asam dan Basa
v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
vi
Paket Unit Pembelajaran
Asam dan Basa
Hal
vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
viii
Paket Unit Pembelajaran
Asam dan Basa
Paket unit Asam dan Basa disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar
alternatif bagi guru yang tersusun atas Unit Konsep Larutan Kimia, dan Unit
Proses Oksidasi Reduksi. Melalui bahan bacaan pada paket unit tersebut
diharapkan guru mendapatkan tambahan pengetahuan untuk mengajarkan
materi tersebut ke peserta didiknya sesuai capaian kompetensi dasar (KD),
terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu,
unit-unit ini juga aplikatif bagi guru dan peserta didik agar dapat menerapkan
dasar-dasar pengetahuan tentang konsep larutan kimia, dan proses oksidasi
reduksi dalam kehidupan sehari-hari.
Paket unit Asam Dan Basa ini terdiri atas komponenen penting dalam dalam
setiap unitnya yaitu kompetensi dasar, perumusan indikator pencapaian
kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal tes UN/USBN, aktivitas
pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan bacaan,
pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik. Komponen-
komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan Topik Konsep
Larutan, Sifat Koligatif Larutan, Teori Asam Dan Basa Serta Perubahan Ph
Pada Titrasi Asam Dan Basa masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat
kesesuaian dengan strategi pembelajaran yang digunakan.
LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sains dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
1
Paket Unit Pembelajaran
Asam dan Basa
Paket unit Asam dan Basa disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar
alternatif bagi guru yang tersusun atas Unit Konsep Larutan Kimia, dan Unit
Proses Oksidasi Reduksi. Melalui bahan bacaan pada paket unit tersebut
diharapkan guru mendapatkan tambahan pengetahuan untuk mengajarkan
materi tersebut ke peserta didiknya sesuai capaian kompetensi dasar (KD),
terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu,
unit-unit ini juga aplikatif bagi guru dan peserta didik agar dapat menerapkan
dasar-dasar pengetahuan tentang konsep larutan kimia, dan proses oksidasi
reduksi dalam kehidupan sehari-hari.
Paket unit Asam Dan Basa ini terdiri atas komponenen penting dalam dalam
setiap unitnya yaitu kompetensi dasar, perumusan indikator pencapaian
kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal tes UN/USBN, aktivitas
pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan bacaan,
pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik. Komponen-
komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan Topik Konsep
Larutan, Sifat Koligatif Larutan, Teori Asam Dan Basa Serta Perubahan Ph
Pada Titrasi Asam Dan Basa masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat
kesesuaian dengan strategi pembelajaran yang digunakan.
LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sains dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
1
Cover depan
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Penyunting:
Ir. Suryanto Hadi
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hal
DAFTAR ISI _____________________________________ 5
DAFTAR GAMBAR ________________________________ 6
DAFTAR TABEL __________________________________ 8
PENDAHULUAN __________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR & PERUMUSAN IPK ____________ 11
A. Target Kompetensi ________________________________________________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 11
APLIKASI DI DUNIA NYATA _______________________ 13
A. Larutan Kimia Dalam Bidang Pertanian _________________________________ 13
B. Proses Pengolahan Limbah Menggunakan Prinsip Asam & Basa.______ 15
C. Pabrik Pengolahan kertas. ________________________________________________ 17
D. Sistem pencernaan tubuh manusia. ______________________________________ 22
SOAL-SOAL USBN _______________________________ 30
A. Contoh Soal USBN Tahun 2019 ___________________________________________ 30
B. Contoh Soal USBN Tahun 2018___________________________________________ 30
C. Contoh Soal USBN Tahun 2017 ___________________________________________ 31
D. Contoh Soal USBN Tahun 2016 ___________________________________________ 32
BAHAN PEMBELAJARAN __________________________ 33
A. Aktivitas Pembelajaran. ___________________________________________________ 33
B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). _____________________________________ 49
C. Bahan Bacaan______________________________________________________________ 57
PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________ 125
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 125
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 130
KESIMPULAN__________________________________ 133
UMPAN BALIK _________________________________ 134
5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hal
Gambar 1. Teknik mengatasi tanah masam dengan menebarkan kapur
pertanian.................................................................................................................................................. 14
Gambar 2. Teknik menebarkhan kapur pertanian yang merata...................................... 15
Gambar 3. Bak Equalisasi Pabrik Tekstil PT. Grandtek. ........................................................ 16
Gambar 4. Sekilas pabrik kertas........................................................................................................... 18
Gambar 5. Mesin Pengering / mesin kertas. ................................................................................. 20
Gambar 6. Mesin Pengering / Mesin Kertas. ................................................................................ 21
Gambar 7. Sistem pencernaan dalam tubuh manusia. ........................................................... 22
Gambar 8 Sistem pencernaan dalam tubuh manusia. ........................................................... 25
Gambar 9. Air gambut yang melimpah untuk pemeliharaan ika budidaya............... 41
Gambar 10. Struktur Glukosa................................................................................................................. 61
Gambar 11. Cara pembuatan larutan ................................................................................................ 69
Gambar 12. Hubungan suhu dengan Penguapan larutan. .................................................... 73
Gambar 13. penurunan tekanan uap dengan besarnya kosentasi larutan. ............... 75
Gambar 14. hubungan antara kosentrasi larutan ..................................................................... 76
Gambar 15. perbedaan luas permukaan bahan pelarut murni dengan larutan ..... 77
Gambar 16. Triple Point ............................................................................................................................ 78
Gambar 17. Perbedaan antara larutan volatile dengan non volatile. ............................ 79
Gambar 18. tekanan penguapan larutan ideal. ........................................................................... 80
Gambar 19. Larutan dengan campuran volatil & non volatil ............................................. 81
Gambar 20. Hubungan kenaikan titik didih antara larutan volatil dan non
volatil.......................................................................................................................................................... 85
Gambar 21. Alat yang menunjukan tekanan osmotik larutan ........................................... 87
Gambar 22. Alat Pengukur Tekanan Osmotik (Osmometer).............................................. 88
Gambar 24. Contoh reaksi asam basa menurut Lewis ........................................................... 99
Gambar 25. pH Meter TDS EC Water Filter Hydroponic .................................................... 109
Gambar 26. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator ................................... 112
Gambar 27. Kertas indikator univesal........................................................................................... 113
6
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hal
Tabel 1. Komptensi Dasar & Target Komtensi ............................................................................ 11
Tabel 2. Indikator pencapaian komptensi. .................................................................................... 12
Tabel 3. Proses pembuatan kertas di Paper Mills ..................................................................... 18
Tabel 4. Bahan kimia pada proses bleaching. .............................................................................. 20
Tabel 5. Contoh Desain Pembelajaran.............................................................................................. 34
Tabel 6. Beberapa jenis larutan berdasarkan wujud pelarut............................................. 59
Tabel 7. Satuan Konsentrasi Larutan ................................................................................................ 63
Tabel 8. Tabel Konsentrasi Larutan Pekat ..................................................................................... 71
Tabel 9. Beberapa asam yang umum................................................................................................. 94
Tabel 10. Asam dan reaksi ionisasinya ............................................................................................ 94
Tabel 11. Basa dan ionisasinya dalam air ...................................................................................... 95
Tabel 12. Tabel Kekuatan Asam dan Basa .................................................................................. 104
Tabel 13. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator ........................................ 112
Tabel 14 Kisi-Kisi Soal HOTS............................................................................................................... 130
8
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Bagian ini dibentuk sebagai upaya alternatif sumber belajar bagi guru untuk
memahami topik tentang asam basa dalam pembelajaran kimia adaptif bagi SMK
Agribisnis dan Agroteknologi Melalui pembahasan materi yang terdapat pada Unit
ini, diharapkan pengajar atau bidang studi adaptif dapat memiliki gambaran
tentang cara mengajar asam & basa pada SMK agritek dengan disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun dan terutama dalam
memfasilitasi kemampuan peserta didik tahap demi tahap. Selain itu materi ini
juga menggunakan penerapan proses asam dan basa dalam kehidupan keseharian.
Dalam rangka memudahkan guru mempelajari isi dari materi pembelajaran dan
bagaimana cara mengajarkannya, didalam unit ini memuat kompetensi
kompetensi penunjang, dan kompetensi pengayaan disamping kompetensi kunci,
bahan bacaan tentang aplikasi topik asam dan basa dalam kehidupan kesehari
harian, soal soal USBN sebagai acuan penyusunan soal sejanis, deskripsi untk
aktivitas pemebelajaran, lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dapat
digunakan guru dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Disamping itu dalam buku ini memuat bahan bacaan untuk dipelajari, deskripsi
prosedure mengembangkan soal HOTS, komponen komponen dalam unit ini juga
dikembangkan dengan tujuan agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi
peserta didik, mengenalisis fenomena asam basa sekaligus mendorong peserta
didik mencapai kemampuan berfikir tingkat tinggi.
Model yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah model Discovery Learning
dengan sintak sintaknya sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (Stimulation),
2) Pernyataan/identifikasi masalah (Problem Statement),
3) Pengumpulan Data (data collection),
9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
10
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
A. Target Kompetensi
Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas X,
semester 1 dan 2, Target Komptensi pada dasar ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komptensi Dasar & Target Komtensi
11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
12
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Bidang kehidupan di alam semesta selalu berkaitan dengan unsur unsur abiotik
dan biotik, unsur abiotik merupakan unsur potensial untuk tumbuh, bahkan
merupakan syarat utama unsur biotik tumbuh. Misalnya hewan yang hidup
didaerah dingin tentunya tidak mampu hidup didaerah yang beriklim tropis,
Hewan atau tumbuhan yang mampu hidup dihabitat yang asam misalnya daerah
danau asam di pegunungan yang sejuk belum tentu mampu untuk hidup didaerah
pantai yang panas. Mereka memerlukan habitat tertentu untuk tumbuh dan
berkembang. Habitat perairan dengan larutan kimia dari suatu zat sangat
diperlukan makhluk tersebut untuk tumbuh dan berkembang.
Dalam bidang perikanan, peternakan dan pertanian, kebutuhan akan air yang
berbentuk larutan dengan kadar zat tertentu sangat diperlukan dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. unsur abiotik yang berupa larutan kimia
sebagai media tumbuh. Bagi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan,
larutan adalah sumber nutrisi utama untuk tumbuh dan berkembang, dimana air
juga membawa pupuk organik dan non organik yang digunakan untuk
berkembang pada tanaman tersebut. Sebagai contoh untuk tanaman yang
semusim seperti padi, sayuran sawi, tanaman hias anggrek dan lainnya.
13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Demikian juga tanah yang digunakan sebagai media tanam mempunyai nilai pH
yang berbeda sesuai kandungan mineral mineral dan unsur unsur yang berada
didalamnya. pH tanah ini juga yang menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh
dan berkembang di tempat tersebut dan sekitarnya. Variasi nilai pH berdasarkan
jenis jenis tanah akan menghasilkan nilai pH yang sangat bervariatif. Untuk tanah
pertanian budidaya vegatasi diatasnya bergantung jenis tanah yang ada
dibawahnya, kesesuaian nilai pH tanah dan air tanah menentukan kesuburan
vegetasi diatasnya.
Sumber:https://www.kompasiana.com/yudisahabatpetani/58be5c26e3afbd9104541ff9/sekilas-kapur
14
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Tanah asam adalah tanah yang mempunyai pH rendah, biasanya ter jadi di lahan
bekas gambut yang dijadikan lahan pertanian. Tanah yang bersifat asam pada
kebanyakan kasus erat kaitannya dengan reaksi tanah terhadap pH rendah. Serta
dapat menjadi kombinasi keracunan kalsium (Ca), mangan (Mn), fosfor (P),
magnesium (Mg), besi (Fe), dan alumuniun (Al). Namun, dari semua keracunan
yang sudah disebutkan, eracunan paling parah adalah keracunan fosfor (P) dan
keracunan alumunium (Al).
15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Seperti pada pabrik tekstil, kertas yang merupakan industri yang membutuhkan
air untuk proses produksinya, dalam setiap proses limbah cair tersebut dapat
berupa air limbah yang bersifat asam dan pada proses yang lain air limbah dapat
berupa basa, untuk beberapa industri yang merupakan industri basah (industri
yang banyak membutuhkan air untuk proses), untuk unit pengolahan limbah
selalu ada bak equalisasi, yaitu untuk mencampur air yang bersifat basa dan air
yang bersifat asam, sehingga menjadi air netral, tidak asam dan tidak basa. Proses
ino diikuti untuk proses pengendapan
Sumber:https://www.60menit.com/2018/09/sidak-dansektor-22-ke-pabrik-tekstil-pt.html
Apabila limbah yang bersifat basa dan bersifat asam ditemukan maka akan terjadi
proses pengendapan, diantaranya adanya pembentukan garam dari kedua sifat
limbah tersebut. Sambungan dari bak equalisasi adalah Bak Pengendapan secara
gravitasi yang kadang ditambahi bahan kimia yang berfungsi sebagai flokulan dan
koagulan. Tujuannya adalah menambah proses pengendapan lebih lanjut.
Pengaturan untuk proses lebih bayak pengendapan adalah dengan mengatur
kecepatan linier dari air limbah yang berhubungan dengan daya tampung dari bak
16
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Kertas berasal dari serat alami dari tumbuhan, tang disebut serat selulosa serat ini
berasal dari batang kayu tumbuhan. Jenis kayunya adalah kayu lunak.
Tumbuhan yang digunakan biasanya disebut sebagai paper plantation. Yang
banyak terdapat di sumatra dan kalimantan yang merupakan sumber tanaman
kertas. Namun bahan baku kertas tidak hanya dari tanaman kertas tetapi dari
kertas bekas juga yang disebut sebagai old paper, old carrugated cartoon dan
lainnya. bahan bahan kertas bekas, old carrugated cartoon diperoleh dari impor
dari negara negara lain, termasuk dari amerika, demikian sumber bahan baku
pabrik keras di indonesia
Dalam proses pembuatan kertas carrugated karton, bahan baku yang berasal dari
kertas bekas maupun dari bahan alami (tanaman penghasil serat kertas)dilebur
dalam stock preparation (stock persiapan bahan) menggunakan senyawa basa
(sodium hidroksida) dan uap jenuh panas untuk meleburnya, agar diperoleh mulsa
kertas (bubur kertas) yang kemudian dilakukan penghilangan tintanya agar
diperoleh bubur kertas yang bersih (tidak bewarna) untuk selanjutnya pada mesin
berikutnya dilakukan pemisahan serat panjang dan pendeknya. Setelah proses
pemisahan serat di netralkan, dengan senyawa asam tertentu. Proses
selengkapnya adalah sebagai berikut:
17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: https://dokumen.tips/documents/37983991-proses-pembuatan-kertas-dan-pulp2.html
18
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Dalam proses di drying mesin ini lebih dikenal sebagai paper mesin karena
disinilah kertas dicetak sesuai dengan perencanaan di awal proses,
19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: https://dokumen.tips/documents/37983991-proses-pembuatan-kertas-dan-pulp2.html
Pulp atau bubur kertas di letakkkan pada belt pada mesin kertas ini, ketebalan
sudah diatur sehingga gramatur akan tercapai, namum proses pembuatannya bisa
terdiri dari 2 – 3 lapis yaitu top layer, medium layer dan battom layer, bila hanya 2
lapis adalah top layer dan battom layer.
Pada proses bleaching penggunaan bahan kimia yang biasanya dipakai adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Bahan kimia pada proses bleaching.
20
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hal
Tabel 1. Komptensi Dasar & Target Komtensi ............................................................................ 11
Tabel 2. Indikator pencapaian komptensi. .................................................................................... 12
Tabel 3. Proses pembuatan kertas di Paper Mills ..................................................................... 18
Tabel 4. Bahan kimia pada proses bleaching. .............................................................................. 20
Tabel 5. Contoh Desain Pembelajaran.............................................................................................. 34
Tabel 6. Beberapa jenis larutan berdasarkan wujud pelarut............................................. 59
Tabel 7. Satuan Konsentrasi Larutan ................................................................................................ 63
Tabel 8. Tabel Konsentrasi Larutan Pekat ..................................................................................... 71
Tabel 9. Beberapa asam yang umum................................................................................................. 94
Tabel 10. Asam dan reaksi ionisasinya ............................................................................................ 94
Tabel 11. Basa dan ionisasinya dalam air ...................................................................................... 95
Tabel 12. Tabel Kekuatan Asam dan Basa .................................................................................. 104
Tabel 13. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator ........................................ 112
Tabel 14 Kisi-Kisi Soal HOTS............................................................................................................... 130
8
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/
1. Mulut
Mulut merupakan alat pencernaan pertama yang dilalui makanan. Di dalam mulut,
makanan mengalami pencernaaan secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik,
makanan dihancurkan oleh gigi yang dibantu oleh lidah. Sedangkan, secara
kimiawi, makanan dicerna oleh enzim yang terkandung di dalam air ludah. Enzim
tersebut berupa larutan kimia yang spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar –
kelenjar enzim didalam rongga mulut. Enzim yang dihasilkan golongan amylase
sehingga apabila kita menguyah karbohidrat akan terasa manis.
22
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
a. Gigi
Gigi adalah alat bantu pencernaan yang berfungsi mengunyah makanan. Makanan
ini dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga dapat ditelan. Proses
pemecahan makanan di mulut oleh gigi disebut pencernaan mekanik yang
pertama.
Berdasarkan fungsinya, gigi dibagi menjadi tiga macam, yaitu gigi seri, gigi taring,
dan gigi geraham. Gigi seri (insisivus), berfungsi untuk memotong makanan.
Memiliki bentuk seperti pahat. Gigi taring (kaninus), berfungsi untuk mengoyak
makanan. Mempunyai bentuk agak panjang. Gigi geraham (molar dan premolar),
berfungsi untuk mengunyah, menggiling, dan menghaluskan makanan.
b. Lidah
Lidah tersusun atas otot lurik yang kasar dan dilapisi selaput mukosa. Lidah
berfungsi untuk membolak-balik dan mencampur makanan, serta membantu
proses penelanan makanan. Selain itu, lidah berperan untuk menentukan rasa
makanan, karena di permukaan lidah terdapat papila-papila pengecap. Bagian
ujung lidah dapat merasakan rasa manis, tepi depan rasa asin, tepi samping rasa
asam, dan pangkal lidah rasa pahit.
Pada pangkal lidah bagian belakang terdapat epiglotis yang mempunyai fungsi
menutup jalan pernapasan saat menelan makanan. Sehingga, makanan tidak akan
masuk ke saluran pernapasan.
c. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang ada di rongga mulut. Mempunyai fungsi
untuk memproduksi larutan mukus ke dalam mulut yang disebut ludah atau air
liur atau saliva. Secara normal air liur diproduksi sebanyak 1 - 1,5 liter setiap hari.
Air liur mempunyai komposisi air 97 - 98 %, glukoprotein, ptialin (amilase), dan
garam-garam alkali. Amilase atau ptialin merupakan enzim yang berfungsi
23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
mengubah amilum menjadi maltosa atau glukosa. Hal ini dapat dibuktikan apabila
kamu makan roti tawar, lama kelamaan akan terasa manis.
Air liur memiliki dua fungsi, yaitu secara mekanis dan secara kemis. Secara
mekanis, air liur berfungsi membasahi, melumasi makanan menjadi lunak dam
berbentuk pasta sehingga mudah di telan. Sedangkan, secara kemis, air liur
berfungsi melarutkan makanan yang kering sehingga bisa dirasakan, menjaga pH
mulut, membunuh bakteri dan mencegah agar mulut tidak kering.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan bentuknya seperti pipa yang panjangnya pada orang dewasa kira-
kira 25 cm. Pangkalnya adalah di leher, di belakang tenggorok, kemudian di daerah
dada di belakang jantung, menembus sekat rongga badan di depan tulang belakang
dan bermuara dalam lambung. Satu pertiga bagian atasnya tersusun atas otot lurik,
dua pertiga bagian bawahnya terdiri atas otot polos. Makanan bergerak melalui
saluran pencernaan oleh adanya gerak peristaltik, suatu kontraksi otot
menyerupai gelombang di dalam saluran pencernaan. Kerongkongan
menyalurkan makanan dari pangkal kerongkongan (faring) ke lambung dalam
waktu 6 detik.
3. Lambung (Ventrikulus)
24
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
dan limpa. Makanan yang ditelan terkumpul dalam lambung dan bercampur
dengan getah lambung, sehingga makanan menjadi encer seperti bubur. Jalan
keluar lambung tertutup rapat karena tebalnya lapisan otot lingkar yang sewaktu-
waktu terbuka untuk melewatkan bubur makanan sedikit demi sedikit ke dalam
usus halus.
Dinding lambung terdiri atas otot-otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong yang menyebabkan lambung berkontraksi. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi menghasilkan getah lambung.
Makanan yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2 – 5 jam. Selama
makanan ada di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dan bercampur
dengan getah lambung. Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh gerak
peristaltik.
Getah lambung adalah campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri atas air,
asam lambung ( HCl), serta enzim pepsin, renin, dan lipase. Getah lambung bersifat
25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
asam karena mengandung banyak asam lambung. Asam lambung berfungsi untuk
membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan,
mengubah sifat protein, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin
berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Lipase
adalah enzim yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
Dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk
pengeluaran (sekresi) getah lambung.
Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga makanan menjadi lembut
seperi bubur dan disebut kim. Otot pilorus yang membentuk klep akan mengatur
keluarnya kim sedikit demi sedikit dari lambung ke duodenum. Otot pilorus yang
mengarah ke lambung akan mengendur jika tersentuh kim yang bersifat asam,
sebaliknya otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan mengerut jika
tersentuh kim.
4. Usus Halus
Makanan yang telah menjadi bubur (kim) karena mengalami pencernaan di
lambung masuk ke usus halus. Usus halus memiliki panjang kurang lebih 6 meter.
Di dalam usus halus makanan mengalami proses pencernaan dan absorpsi.
Permukaan dalam usus halus susunannya berupa lipatan-lipatan yang memiliki
vili (jonjot) sehingga memperluas penyerapan. Vili banyak mengandung pembuluh
darah dan limfa.
26
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
b Jejunum
Jejunum memiliki panjang sekitar 2 - 3 meter. Permukaannya lebih lebar,
dindingnya lebih tebal, serta lebih banyak mengandung pembuluh darah. Di
dalam jejunum makanan mengalami proses pencernaan secara kimiawi yang
dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan usus ini. Enzimenzim
tersebut adalah:
laktase, enzim yang mengubah laktosa menjadi glukosa
dipeptidase, mengubah pepton menjadi asam amino
enterokinase, mengaktifkan tripsinogen maltase, mengubah maltosa
menjadi glukosa
disakanase, mengubah disakarida menjadi monosakarida
sukrase, mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino
c Ileum
Ileum memiliki panjang kurang lebih 4 - 5 meter. Di dalam usus ini terjadi
proses penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan. Permukaan dinding dalam
ileum terdapat vili sehingga proses penyerapan zat makanan lebih luas dan
sempurna.
27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Absorpsi zat-zat makanan di dalam usus halus dilakukan oleh pembuluh darah
kapiler dan saluran limfa yang terdapat dalam permukaan vili. Glukosa, asam
amino, vitanium, air, dan mineral, diabsorpsi pembuluh darah kapier, dibawa
menuju hati melalui vena porta. Di dalam hati, sebagian mengalami perubahan
bentuk lain dan sebagian diedarkan ke seluruh tubuh melalui vena hepatika.
Sedangkan, asam lemak dan gliserol diserap oleh pembuluh limfe (pembuluh
kil).
Asam amino diabsorpsi secara cepat di duodenum dan jejunum. Di dalam usus
halus selain pencernaan secara kimia juga pencernaan secara mekanik, yaitu
gerakan peristaltik. Dengan gerakan peristaltik inilah kim dapat bergerak dan
meningkatkan absorpsi zat-zat makanan.
Jika dalam dinding usus besar seseorang terinfeksi, akibatnya penyerapan air akan
terganggu, sehingga wujud feses dalam keadaan cair yang disebut dengan gejala
diare. Apabila seseorang menahan buang air besar, maka akan menyebabkan
penyerapan air yang berlebihan sehingga feses menjadi keras yang disebut dengan
konstipasi (sembelit) yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah vena
sekitar anus yang gejalanya disebut dengan hemoroid (ambeien).
28
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
6. Anus
Di dalam usus besar, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan
peristaltik menuju ke rektum (poros usus) yang merupakan bagian akhir dari
saluran pencernaan. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara pada lubang
dubur yang nantinya mengeluarkan feses. Gerakan peristaltik dikendalikan oleh
otot polos (otot tak sadar). Akan tetapi, pada saat buang air besar otot spingter di
anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air
besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut
yang diikuti dengan mengendurnya otot spingter anus dan kontraksi kolon serta
rektum. Akibatnya, feses dapat terdorong ke luar anus.
29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Identifikasi
Level Kognitif : Menganalisis (c4)
Indikator Yang Sesuai : Melaksanakan Konsep Pembuatan Larutan
Dan Sifat-Sifatnya.
Ditanyakan : perubahan kertas lakmus terhadap
identifikasi larutan (asam/basa).
Materi yang dibutuhkan : asam & basa.
Hujan asam adalah hujan yang mempunyai kadar keasaman dimana pH nya
kurang dari 5,6 yang disebabkan oleh gas buangan. Diantara gas gas buangan
penyebab hujan asam adalah sebagai berikut, kecuali….
A. karbon dioksida (CO2)
B. nitrogen oksida (NOx)
C. sulfur dioksida (SO2)
D. hidrogen sulfida (H2S)
30
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Identifikasi
Level Kognitif : Menganalisis (c4)
Indikator Yang Sesuai : Melaksanakan Konsep Pembuatan Larutan
Dan Sifat-Sifatnya.
Ditanyakan : pengaruh bahan pencemar yang
menyebabkan hujan asam.
Materi yang dibutuhkan : asam & basa.
Diketahui 2 jenis larutan diuji dengan beberapa indikator dengan hasil sebagai
berikut:
Indikator Trayek/warna Larutan-1 Larutan 2
Metil merah 4,2 – 6,3 (merah – kuning) Kuning Kuning
Metil jingga 2,9 – 4,3 (merah – kuning) Kuning Kuning
bromtimolbiru 6,0 – 7,6 (kuning biru). biru Biru
Fenolftalin 8,3 – 10 (tidak bewarna – merah) Merah Tidak
bewarna
pH larutan 1 dan larutan 2 berturut turut adalah……………
A. Diatas 10 antara 7,6 sampai 8,3.
B. Dibawah 10 anara 4,3 sampai 8,3.
C. Diatas 7,6 dan antara 6,3 sampai 8,3.
D. Dibawah 7,6 serta antara 6,3 sampai 8,3
E. 6,6 dan 8,3
Identifikasi
Level Kognitif : Menganalisis (c4)
Indikator Yang Sesuai : menganalisis Konsep Pembuatan Larutan
Dan Sifat-Sifatnya.
Ditanyakan : pH larutan yang
identifikasi larutan asam atau basa.
Materi yang : asam & basa.
dibutuhkan
31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Identifikasi
Level Kognitif : Menganalisis (c4)
Indikator Yang Sesuai : menganalisis Konsep Pembuatan Larutan
Dan Sifat-Sifatnya.
Ditanyakan : perubahan kertas lakmus terhadap
identifikasi larutan (asam/basa).
Materi yang dibutuhkan : asam & basa.
32
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
A. Aktivitas Pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran dilakukan untuk memudahkan pengajar mudah masuk
kedalam proses pembelajaran dengan memberi rangsangan pertanyaan, tayangan
video dan hal hal lainnya sehingga peserta didik mudah mengikuti alur
pembelajaran dan menerima rangsangan yang diberikan.
33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Seperti pada pabrik tekstil, kertas yang merupakan industri yang membutuhkan
air untuk proses produksinya, dalam setiap proses limbah cair tersebut dapat
berupa air limbah yang bersifat asam dan pada proses yang lain air limbah dapat
berupa basa, untuk beberapa industri yang merupakan industri basah (industri
yang banyak membutuhkan air untuk proses), untuk unit pengolahan limbah
selalu ada bak equalisasi, yaitu untuk mencampur air yang bersifat basa dan air
yang bersifat asam, sehingga menjadi air netral, tidak asam dan tidak basa. Proses
ino diikuti untuk proses pengendapan
Sumber:https://www.60menit.com/2018/09/sidak-dansektor-22-ke-pabrik-tekstil-pt.html
Apabila limbah yang bersifat basa dan bersifat asam ditemukan maka akan terjadi
proses pengendapan, diantaranya adanya pembentukan garam dari kedua sifat
limbah tersebut. Sambungan dari bak equalisasi adalah Bak Pengendapan secara
gravitasi yang kadang ditambahi bahan kimia yang berfungsi sebagai flokulan dan
koagulan. Tujuannya adalah menambah proses pengendapan lebih lanjut.
Pengaturan untuk proses lebih bayak pengendapan adalah dengan mengatur
kecepatan linier dari air limbah yang berhubungan dengan daya tampung dari bak
16
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
.
Aktivitas 1. Konsep larutan kimia.
35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
36
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Step 3. Dilakukan hubungan persen berat dengan persen volume, dengan ppm
bahkan dengan molaritas larutan gula jika gula dianggap C 12 H22 O11 maka
diperoleh molaritas dari larutan.
Tahap 5. Pembuktian.
Dari data dan perhitungan peserta didik dapat memperoleh relasi atau
hubungan antara % berat, % volume, ppm serta molaritas dari sebuah
larutan.
37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas 2. Sifat Koligatif Larutan dan asam basa dalam larutan kimia.
38
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Tahap 5. Pembuktian.
Pengumpulan data dari hasil percobaan yang dilakukan dari hubungan
waktu dengan kenaikkan suhu dan kenaikkan titk didih larutan NaCl
tersebut, dan larutan NaOH serta gas Cl 2 dan H2.
39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam pembuktian tentang teori asam dan basa serta Perubahan pH pada Titrasi
Asam Basa biasanya dilakukan dalam laboratorium namun untuk pembuktian
kegunaan lebih luas dari pengertian bahan ajar tersebut.
40
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Sumber: https://bangpohan.com/2017/01/16/berapa-kadar-air-gambut-pada-kondisi-
irreversible-drying/
41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tahap 3. Pengumpulan data, pengubahan air gambut menjadi air netral. Pada
tahapan ini peserta didik mengumpulkan segala informasi proses
netralsisasi air gambut serta persyaratan air untuk perikanan budidaya.
Diharapkan dengan pengumpulan data tersebut mendekati secara empiris
proses yang akan dilakukan, urutan prosesnya, memelihara air agar sesuai
dengan spesifikasi air untuk perikanan budidaya. Karena dibagi beberapa
kelompok sehingga bisa dilakukan langsung pada skala pilot plant untuk
memperoleh air untuk budidaya perikanan.
Langkah 1: Media treatment yang digunakan adalah campuran air kapur dengan
soda api. pH air kapur dan soda api adalah 14. sedangkan air yang
dijadikan media untuk pembesaran ikan adalah 5 m3. Berikut ini bahan
(media treatment) atau kolam dengan kebutuhan air sebanyak 5 m 3.
o Bahan dan alat alat yang digunakan
Media Treatment Yang Digunakan.
Kapur 5-10 kg
Soda api 2 kg
Air 70 liter
Alat – Alat
Ember 80 liter 1 buah
Ember 60 liter 1 buah
Pengaduk kayu 2 buah
Gayung 2 buah
Gelas ukur plastik 2 buah.
Alat penyiram @ 4 liter 2 buah
Penyaring (saringan) 2 buah
Ember kecil 3 buah
Plastik 2 liter secukupnya
Pipet ukur dengan bulb (50 ml) 3 buah
42
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/
1. Mulut
Mulut merupakan alat pencernaan pertama yang dilalui makanan. Di dalam mulut,
makanan mengalami pencernaaan secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik,
makanan dihancurkan oleh gigi yang dibantu oleh lidah. Sedangkan, secara
kimiawi, makanan dicerna oleh enzim yang terkandung di dalam air ludah. Enzim
tersebut berupa larutan kimia yang spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar –
kelenjar enzim didalam rongga mulut. Enzim yang dihasilkan golongan amylase
sehingga apabila kita menguyah karbohidrat akan terasa manis.
22
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
4). Lakukan replikasi untuk langkah kedua sebagai hasil sampel kedua dalam
x ml hingga sampel telah mengalami proses treatmen selesai semua, artinya
sampel telah dilakukan proses treatmen.
5). Hasil kebutuhan (air kapur + soda api) di rata rata dan dibagi 10.
44
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Untuk tanah masam. setelah dosis untuk tanah gambut (pH=4,5) diperoleh
maka dilakukan proses sesungguhnya pada media tanah masam dengan luas
tanah sebesar: 50 m2= (5 x 100 cm) x (10X100 cm) = 500.000 cm2
Kedalaman tanah yang dikehendaki adalah = 10 cm maka
45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Volume tanah = 5.000,000 cm3; kebutuhan air kapur + soda api adalah
sebanyak: ( y ml/80 cm3). Kebutuhan lautan air kapur + soda api =
(5.000.000/80) x ml = 62.500 y ml
Tahap 5. Verifikasi.
Pada tahap verifikasi peserta didik mendiskusikan hasil pengolahan data dan
memverifikasi hasil pengolahan dengan data-data atau teori pada buku
sumber dengan cara:
o Memverifikasi kembali data data empiris yang didapat.
o Guru memberi penguatan berdasarkan hasil verifikasi dari data empiris
yang didapat.
46
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
asam karena mengandung banyak asam lambung. Asam lambung berfungsi untuk
membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan,
mengubah sifat protein, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin
berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Lipase
adalah enzim yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
Dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk
pengeluaran (sekresi) getah lambung.
Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga makanan menjadi lembut
seperi bubur dan disebut kim. Otot pilorus yang membentuk klep akan mengatur
keluarnya kim sedikit demi sedikit dari lambung ke duodenum. Otot pilorus yang
mengarah ke lambung akan mengendur jika tersentuh kim yang bersifat asam,
sebaliknya otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan mengerut jika
tersentuh kim.
4. Usus Halus
Makanan yang telah menjadi bubur (kim) karena mengalami pencernaan di
lambung masuk ke usus halus. Usus halus memiliki panjang kurang lebih 6 meter.
Di dalam usus halus makanan mengalami proses pencernaan dan absorpsi.
Permukaan dalam usus halus susunannya berupa lipatan-lipatan yang memiliki
vili (jonjot) sehingga memperluas penyerapan. Vili banyak mengandung pembuluh
darah dan limfa.
26
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
b Jejunum
Jejunum memiliki panjang sekitar 2 - 3 meter. Permukaannya lebih lebar,
dindingnya lebih tebal, serta lebih banyak mengandung pembuluh darah. Di
dalam jejunum makanan mengalami proses pencernaan secara kimiawi yang
dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan usus ini. Enzimenzim
tersebut adalah:
laktase, enzim yang mengubah laktosa menjadi glukosa
dipeptidase, mengubah pepton menjadi asam amino
enterokinase, mengaktifkan tripsinogen maltase, mengubah maltosa
menjadi glukosa
disakanase, mengubah disakarida menjadi monosakarida
sukrase, mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino
c Ileum
Ileum memiliki panjang kurang lebih 4 - 5 meter. Di dalam usus ini terjadi
proses penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan. Permukaan dinding dalam
ileum terdapat vili sehingga proses penyerapan zat makanan lebih luas dan
sempurna.
27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Absorpsi zat-zat makanan di dalam usus halus dilakukan oleh pembuluh darah
kapiler dan saluran limfa yang terdapat dalam permukaan vili. Glukosa, asam
amino, vitanium, air, dan mineral, diabsorpsi pembuluh darah kapier, dibawa
menuju hati melalui vena porta. Di dalam hati, sebagian mengalami perubahan
bentuk lain dan sebagian diedarkan ke seluruh tubuh melalui vena hepatika.
Sedangkan, asam lemak dan gliserol diserap oleh pembuluh limfe (pembuluh
kil).
Asam amino diabsorpsi secara cepat di duodenum dan jejunum. Di dalam usus
halus selain pencernaan secara kimia juga pencernaan secara mekanik, yaitu
gerakan peristaltik. Dengan gerakan peristaltik inilah kim dapat bergerak dan
meningkatkan absorpsi zat-zat makanan.
Jika dalam dinding usus besar seseorang terinfeksi, akibatnya penyerapan air akan
terganggu, sehingga wujud feses dalam keadaan cair yang disebut dengan gejala
diare. Apabila seseorang menahan buang air besar, maka akan menyebabkan
penyerapan air yang berlebihan sehingga feses menjadi keras yang disebut dengan
konstipasi (sembelit) yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah vena
sekitar anus yang gejalanya disebut dengan hemoroid (ambeien).
28
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
6. Anus
Di dalam usus besar, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan
peristaltik menuju ke rektum (poros usus) yang merupakan bagian akhir dari
saluran pencernaan. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara pada lubang
dubur yang nantinya mengeluarkan feses. Gerakan peristaltik dikendalikan oleh
otot polos (otot tak sadar). Akan tetapi, pada saat buang air besar otot spingter di
anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air
besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut
yang diikuti dengan mengendurnya otot spingter anus dan kontraksi kolon serta
rektum. Akibatnya, feses dapat terdorong ke luar anus.
29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Identifikasi
Level Kognitif : Menganalisis (c4)
Indikator Yang Sesuai : Melaksanakan Konsep Pembuatan Larutan
Dan Sifat-Sifatnya.
Ditanyakan : perubahan kertas lakmus terhadap
identifikasi larutan (asam/basa).
Materi yang dibutuhkan : asam & basa.
Hujan asam adalah hujan yang mempunyai kadar keasaman dimana pH nya
kurang dari 5,6 yang disebabkan oleh gas buangan. Diantara gas gas buangan
penyebab hujan asam adalah sebagai berikut, kecuali….
A. karbon dioksida (CO2)
B. nitrogen oksida (NOx)
C. sulfur dioksida (SO2)
D. hidrogen sulfida (H2S)
30
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(c) Kebutuhan rata rata y ml/liter. Total volume air kolam adalah 50.000
liter. Dibua tabel kebutuhan rata rata dari air sampel per liter dan air
kolam dengan treatment langsung.
54
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kesimpulan.
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
56
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
C. Bahan Bacaan
Bahan Bacaan 1: Konsep Larutan Kimia
A. Pengertian Larutan.
Larutan adalah suatu campuran homogen antara dua zat atau lebih dimana
partikel partikel dari komponen penyusunnya tersebar secara merata . Larutan
terdiri dari dua komponen yaitu zat terlarut (solut) dan pelarut (solvent). Zat
terlarut (komponen minor) pada umumnya jumlahnya yang lebih kecil
dibandingkan dengan pelarut (komponen utama). Contohnya 1 gram gula
dicampur dengan 1.000 ml air membentuk larutan gula dan air. Demikian juga
10 ml alkohol dalam air. Sebaliknya, 100 ml alkohol air membentuk larutan air
dalam alkohol. Akan tetapi karena alkohol dan air ini biasanya dinyatakan dalam
persentase alkohol, misalnya 25%, 40%, 75% dan sebagainya.
57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
34
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
.
Aktivitas 1. Konsep larutan kimia.
35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
36
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Step 3. Dilakukan hubungan persen berat dengan persen volume, dengan ppm
bahkan dengan molaritas larutan gula jika gula dianggap C 12 H22 O11 maka
diperoleh molaritas dari larutan.
Tahap 5. Pembuktian.
Dari data dan perhitungan peserta didik dapat memperoleh relasi atau
hubungan antara % berat, % volume, ppm serta molaritas dari sebuah
larutan.
37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
B. Konsentrasi Larutan
Sifat larutan sedikit menyimpang dari sifat pelarut, karena adanya zat terlarut.
Penyimpangan itu makin besar jika komposisi zat terlarut ditambah. Untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif disebut konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut
Perbandingan itu dapat diungkapkan dengan dua cara, yaitu
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐶𝑎𝑟𝑎 1.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑐𝑎𝑟𝑎 2.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Berdasarkan perumusan tersebut muncullah beberapa satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molar, molal, dan normal, serta ditambah dengan presentase
massa, persen volume, dan ppm, seperti ditunjukkan pada tabel 4.
62
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
1. Fraksi mol
Fraksi mol (X) adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan
jumlah mol semua komponen. Jika suatu larutan mengandung zat A, B, dan
C dengan jumlah mol masing-masing nA, nB dan nC, maka fraksi mol masing-
masing komponen adalah
𝑛𝐴
𝑋𝐴 =
𝑛𝑡𝑜𝑡
𝑛
𝑋𝐵 = 𝐵
𝑛𝑡𝑜𝑡
Dalam campuran (larutan) jumlah fraksi mol = 1, sehingga
𝑿𝑨 + 𝑿𝑩 + 𝑿𝑪 = 𝟏
Contoh:
Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 g NaCl dilarutkan dalam 3 kg air .
Jawab
117
117 𝑔 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝑚𝑜𝑙 = 2 𝑚𝑜𝑙
58,7
3000
3 𝑘𝑔 𝑎𝑖𝑟 = 𝑚𝑜𝑙 = 166,6 𝑚𝑜𝑙
18
2
𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝑚𝑜𝑙 = 0,012 𝑚𝑜𝑙
2 + 166,6
63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
2. Kemolaran
Kemolaran (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut
dan volume larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut
setelah bercampur. Satuan ini banyak dipakai dalam stoikiometri untuk
menghitung zat terlarut.
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚
M= =
L Berat Molekul x L
3. Kemolalan
Kemolalan (m) adalah jumlahmol zat terlarut dalam 1000 g pelarut murni.
Nilainya dapat ditentukan jika mol zat dan massa pelarut diketahui.
𝑚𝑜𝑙
m = mol x
L
64
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
m= x
Mr p
dimana:
m = molalitas larutan (m)
p = massa pelarut (gram)
Mr = massa molekul relatif
Contoh 1.2
5,85 g NaCl dilarutkan dalam 500 g air. Tentukan kemolalan NaCl
Jawab
5,85
5,85 𝑔 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝑚𝑜𝑙 = 0,1 𝑚𝑜𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 500 𝑔 𝑎𝑖𝑟
58,5
1000
𝑘𝑒𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑁𝑎𝐶𝑙 = × 0,1 = 0,2 𝑚
500
Kemolalan mengandung informasi tentang jumlah zat terlarut sehingga
mudah dipakai untuk menghitung fraksi mol, jika kerapatan larutan
diketahui. Nilai kemolalan juga dapat digunakan untuk menentukan
kemolarannya.
4. Kenormalan
Kenormalan (N) adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang
dialami zat tersebut, karena satuan ini dipakai untuk penyetaraan zat
dalam reaksi. Ekivalen suatu zat ada hubungan dengan molarnya, dan
65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
hubungan itu bergantung pada jenis reaksi, apakah asam basa atau redoks.
Dalam reaksi asam-basa, ekuivalen asam dan basa masing-masing
bergantung pada jumlah H + dan OH- yang dilepaskan, contohnya:
0 -1 +2 0
Fe + 2HCl FeCl2 + H2
(Fe + 2H+ Fe2+ + H2)
Fe melepaskan 2 elektron, maka 1 M Fe = 2 N
Hidrogen menerima 1 elektron, maka 1 M HCl = 1 N
Sementara pada reaksi lain:
MnO4- + 5 Fe2+ + 8 H+ Mn2+ + 5 Fe3+ + 4H2O
Bilangan oksidasi Mn turun dari +7 ke +2, atau menerima 5 elektron.
Sedangkan bilangan oksidasi Fe naik dari +2 ke +3, atau melepaskan 1
elektron. Berdasarkan reaksi tersebut, maka:
1 M KMNO4 = 5 n
1 m FeCl2 =1n
5. Persen Massa
Persen massa (% w) adalah perbandingan massa zat terlarut dengan
massa larutan dikalikan 100 %. Satuan ini biasa dipakai untuk larutan
padat dalam cair, atau padat dalam padat.
Contoh:
Hitunglah % massa NaCl dalam campuran 20 g NaCl dengan 55 g air
Jawab
20
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙 = × 100% = 26,6 %
20 + 55
66
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
6. Persen volume
Persen volume (% V) adalah perbandingan volume zat terlarut dengan
volume larutan dikalikan 100 %. Satuan ini sering dipakai untuk campuran
dua cairan atau lebih, contohnya air dengan alkohol.
Contoh:
50 ml alkohol ditambah air sehingga volume larutan 500 ml.
Tentukanlah % volume alkohol.
50
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = × 100 𝑉 = 10 %
500
Jawab
0,015 g = 15 mg. 2 1 air = 2 kg
15
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 𝑝𝑝𝑚 = 7,5 𝑝𝑝𝑚
2
67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
68
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
48
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
A. Tujuan Percobaan.
Untuk membiasakan kosentrasi % berat, % volume, ppm, molaritas .
B. Alat dan Bahan.
Alat .
Gelas beker 1 liter. 2 buah.
Gelas ukur 500 ml. 2 buah
Pengaduk.
Pemanas.
Termometer
Timbangan.
Bahan.
Aquades secukupnya.
Gula secukupnya.
C. Langkah kerja.
1 Pembagian kelompok untuk pelaksanaan tugas terseut.
Nama Kelompok Larutan yang dibuat dengan Volume larutan setelah gula
……………………….. basis perhitungan 1000 gram larut (memakai gelas ukur).
total larutan x %.
Kelompok 1 20 % berat A ml
Kelompok 2 40 % berat B ml
Kelompok 3 60 % berat C ml
Kelompok 4 80 % berat D ml
49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Step 3. Dilakukan hubungan persen berat dengan persen volume, dengan ppm
bahkan dengan molaritas larutan gula jika gula dianggap C 12 H22 O11 maka
diperoleh molaritas dari larutan
D. Data Percobaan.
Data percobaan dibuat tabel dari hasil perhitungan yang dilakukan. Dari mulai
penimbangan bahan sampai ke proses perlakuan dengan piknometer dan
koreksi mengenai % berat, volume, ppm dan molaritas.
E. Hasil pembahansan.
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian/percobaan yang dilakukan.
50
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada keadaan setimbang ini maka jumlah molekul air yang menguap
meninggalkan cairan akan sama dengan jumlah molekul air yang masuk
kedalam cairan. Tekanan yang terjadi pada saat suatu liquid berada pada
keadaan setimbang dengan uap molekul liquid yang berada diatasnya inilah
yang disebut sebagai “Tekanan Uap Liquid”.
Istilah liquid diatas adalah merujuk pada air, etanol, bensena, dan senyawa -
senyawa lain yang berwujud cair dimana zat ini pada umumnya dipakai
sebagai pelarut, maka istilah “tekanan uap liquid” untuk pembahasan
selanjutnya disebut sebagai “tekanan uap pelarut”.
Besarnya tekanan uap pelarut tidak terpengaruh oleh jumlah pelarut itu
sendiri melainkan dipengaruhi oleh suhu. Jadi pada temperature yang
berbeda maka tekanan uap pelarut akan berbeda pula. Misalnya pada suhu
kamar (25 C), maka akan diperoleh bahwa tekanan uap air adalah sebesar
20 mmHg.
Bagaimana jika kita melarutkan zat yang nonvolatile (zat yang tidak mudah
menguap) contohnya glukosa ke dalam air dan mengukur tekanan uapnya
lagi? Misalnya pada suhu yang sama kita mengukur tekanan uap larutan
glukosa dan diperoleh tekanan sebesar 18.5 mmHg.
Adanya zat terlarut di dalam suatu pelarut akan menurunkan tekanan uap
pelarutnya. Contoh diatas adalah pada suhu 25 C tekanan uap air murni
74
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
adalah 20 mmHg dan larutan glukosa dala air pada suhu yang sama tekanan
uapnya adalah 18.5 mmHg
Nilai tekanan uap yang lebih kecil untuk larutan ini menandakan bahwa
molekul pelarut menguap diatas larutan jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah molekul yang menguap diatas pelarut murni.
Lihat gambar dibawah ini agar lebih mudah memahami.
Sumber: http://ekimia.web.id/penurunan-tekanan-uap-larutan/
75
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
55
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Gambar 15. perbedaan luas permukaan bahan pelarut murni dengan larutan
Sumber: https://www.mastah.org/penurunan-tekanan-larutan-materi-kimia
77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Contoh :
Suatu larutan pada suhu 25°C mengandung 0,018 gram perak klorida (AgCl) per
100 gram air. Jika lebih banyak perak klorida yang ditambahkan, maka akan
terlihat zat tersebut tidak larut lagi, tetapi juga tidak ada yang mengkristal /
mengendap dari larutan.
Jelaskan larutan berikut ini apakah termasuk larutan jenuh, larutan tak jenuh
atau larutan lewat jenuh.
a. Jika 0,010 gram perak klorida dilarutkan dalam 100 gram air pada 25°C.
b. Jika 0,025 gram perak klorida dilarutkan dalam 100 gram air pada 25°C.
c. Jika 0,180 gram perak klorida dilarutkan dalam 1 kilogram air pada 25°C.
Jawab:
a. Larutan tersebut tidak-jenuh, karena jumlah zat terlarutnya yang
dilarutkan masih dibawah batas kelarutannya.
b. Larutan tersebut lewat-jenuh, karena jumlah zat terlarutnya sudah
melebihi batas kelarutannya yaitu 0,018 gram per 100 gram pelarutnya.
c. Larutan ini jenuh, karena jumlah zat terlarut yang dilarutkan sama dengan
batas kelarutannya
58
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Sumber: https://www.mastah.org/penurunan-tekanan-larutan-materi-kimia
79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
P3 = X3.P3o
Pn = Xn.Pno
Perlu diingat bahwa Hukum Rauolt berlaku hanya untuk larutan yang
bersifat ideal atau larutan encer (dengan konsentrasi rendah. Dimana
larutan ideal dicapai jika interaksi antara solute-solut, solvent-solvent,
solute-solvent adalah hampir sama. Campuran yang memenuhi hukum
Raoult (bersifat ideal) contohnya adalah bensena-toluena. Pencampuran
keduaya menghasilkan entalpi yang hampir bernilai nol “0” sehingga
campuran ini bersifat “ideal”. Grafik larutan ideal digambarkan dalam
gambar berikut ini:
Sumber: https://www.mastah.org/penurunan-tekanan-larutan-materi-kimia
Jika pada waktu melarutkan zat terlarut ke dalam suatu pelarut dibebaskan
panas (eksoterm) maka nilai entalpinya adalah negative maka kita dapat
mengasumsikan adanya interaksi yang kuat antara pelarut dan zat terlarut
hal ini menyebabkan pelarut memiliki tendensi yang kecil untuk menguap
maka nilai tekanan uap larutannya akan jauh lebih kecil dibandingkan
80
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
dengan nilai yang diramalkan dari hukum Raoult, peristiwa ini disebut
sebagai “deviasi negative hukum Raoult”.
Contohnya apabila kita melarutkan aseton dengan air atau campuran
antara kloroform dengan aseton. Interaksi kuat aseton-air atau aseto-
klorofom disebabkan terbentuknya ikatan hidogen diantara keduanya.
Grafik deviasi negative ini akan tampak seperti ini:
Titik beku adalah suhu saat tekanan uap zat terlarut sama dengan tekanan uap zat
pelarut murni. Zat terlarut dapat membeku dengan suhu yang lebih rendah
daripada zat pelarut murni.
Penurunan titik beku larutan mendiskripsikan bahwa titik beku suatu pelarut
murni akan mengalami penurunan jika kita menambahkan zat terlarut
didalamnya. Sebagai contoh air murni membeku pada suhu 0 oC akan tetapi jika
kita melarutkan contoh sirup atau gula didalamnya maka titik bekunya akan
81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
menjadi dibawah 0 oC . Sebagai contoh larutan garam 10% NaCl akan memiliki titik
beku -6 oC dan 20% NaCl akan memiliki titik beku -16 oC.
*untuk menghitung molalitas zat terlarut dalam 1000 gram zat pelarut sama
82
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
2. Kemolaran
Kemolaran (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut
dan volume larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut
setelah bercampur. Satuan ini banyak dipakai dalam stoikiometri untuk
menghitung zat terlarut.
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚
M= =
L Berat Molekul x L
3. Kemolalan
Kemolalan (m) adalah jumlahmol zat terlarut dalam 1000 g pelarut murni.
Nilainya dapat ditentukan jika mol zat dan massa pelarut diketahui.
𝑚𝑜𝑙
m = mol x
L
64
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Jika dilihat persamaan Tf = m.Kf.i maka kita bisa menentukan besarnya Faktor
Van’t Hoff dari suatu zat terlarut dalam suatu pelarut dengan menggambar
grafik antara Tf dengan m maka kita akan mendapatkan slope (gradien garis)
yang setara dengan ixKf. Bila harga Kf pelarut diketahui maka kita pun dapat
mencari nilai i-nya
84
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Keterangan :
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (satuan oC/m)
m = molalitas zat pelarut (satuan m)
Rumus kenaikan titik didih berdasarkan faktor Van’t Hoff :
∆Tb = Kb . m. I
Gambar 20. Hubungan kenaikan titik didih antara larutan volatil dan non volatil
Contoh :
Urea 20 gram dilarutkan dalam 200 gram air. Hitunglah titik didih larutan
tersebut! (Kb air = 0,52 oC/m)
Jawab :
Cari terlebih dahulu jumlah mol urea
Mol urea = 20/60 = 0,33 mol
85
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
6. Persen volume
Persen volume (% V) adalah perbandingan volume zat terlarut dengan
volume larutan dikalikan 100 %. Satuan ini sering dipakai untuk campuran
dua cairan atau lebih, contohnya air dengan alkohol.
Contoh:
50 ml alkohol ditambah air sehingga volume larutan 500 ml.
Tentukanlah % volume alkohol.
50
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = × 100 𝑉 = 10 %
500
Jawab
0,015 g = 15 mg. 2 1 air = 2 kg
15
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 𝑝𝑝𝑚 = 7,5 𝑝𝑝𝑚
2
67
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Kedua, kecepatan molekul air lebih besar dalam air bak murni dibandingkan
dengan larutan, atau dalam larutan encer dibandingkan larutan pekat.
Akibatnya, pada saat yang sama, jumlah molekul pelarut memasuki pori selapur
semipermiabel lebih banyak daripada air murni ke larutan dibandingkan
sebaliknya, atau dari larutan encer ke larutan yang pekat.
Besarnya tekanan osmotik suatu larutan dapat ditentukan dengan alat sepeti
gambar berikut.
87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dengan kalimat lain, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk
mempertahankan partikel zat pelarut agar tidak berpindah ke larutan yang
berkonsentrasi lebih tinggi.
88
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
90
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Larutan yang tidak menghantarkan listrik disebut larutan bukan elektrolit, dan
yang menghantarkan disebut larutan elektrolit. Berdasarkan nilai titik didih zat
terlarut, larutan dapat dibagi dua.
1) Titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya, sehinggah zat
terlarut lebih mudah menguap, contohnya O2, NH3, H2S, dan alkohol dalam
air.
2) Titik didih zat terlarut lebih besar daripada pelarut, dan jika dipanaskan
maka pelarut yang lebih dulu menguap, contohnya gula, urea, dan NaCI
dalam air.
Jadi sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang ditentukan oleh jumlah
molekul atau ion yang terdapat di dalam larutan. Sifat ini tidak ditentukan oleh
jenis zat yang terlarut, atau ukuran zat tersebut. Jadi dua hal yang
mempengaruhi sifat koligatif yaitu banyaknya zat terlarut di dalam larutan dan
jenis pelarut apa yang digunakan untuk melarutkan zat tersebut.
Apabila larutan glukosa dan larutan urea (dalam pelarut air) memiliki jumlah
zat yang sama maka sifat koligatif keduanya pun akan sama pula. Jangan
bingung dengan istilah “jumlah zat” dalam definisi ini sebab kata tersebut untuk
mendefinisikan secara general, kata lain yang bisa dipakai sebagai pengganti
adalah “konsentrasi”.
Beberapa buku ada yang menyebutkan bahwa sifat koligatif itu dipengaruhi
oleh seberapa besar jumlah pelarut yang terdapat di dalam larutan. Jadi larutan
NaCl yang fraksi molnya 1/4 dan 3/4 akan memiliki sifat koligatif yang berbeda
karena jumlah H2O masing-masing larutan berbeda yaitu 3/4 dan 1/4 fraksi
mol.
Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan, dan besarnya pengaruh itu bergantung
pada jumlah partikel tersebut. Ada empat sifat koligatif larutan, yaitu
72
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Sediakan beaker glass yang berisi air. Apa yang terjadi pada volume air jika
beaker glass berisi air tersebut dibiarkan ditempat terbuka untuk beberapa
jam? Saya yakin kamu pasti tahu jawabanya, tentu saja volume air akan
berkurang disebabkan adanya proses penguapan.
Karena beaker glass tidak tertutup maka jika dibiarkan terus menerus air
dalam beaker glass akan habis menguap semua. Hal ini berbeda jika kita
melakukannya pada ruang tertutup. Sekarang sediakan air didalam wadah
tertutup yang dihubungkan dengan pengukur tekanan seperti gambar
dibawah ini:
Sumber: https://www.mastah.org/penurunan-tekanan-larutan-materi-kimia.
Pada awal percobaan maka ketinggian dikedua kaki pipa akan sama sebab
belum ada molekul air yang menguap. Bila kita biarkan beberapa jam maka
73
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Tetapi agar lebih praktis, H3O+ tidak digunakan, dipakai konsep asam basa
Arrhenius, yaitu H+.
HCI H+ + CI-
HNO3 H+ + NO3-
Molekul asam yang melepaskan satu, dua, dan tiga proton (H +) disebut asam
mono, di, dan triprotik. Reaksinya bertahap sesuai dengan jumlah proton,
seperti HNO3, H2SO4, dan H3PO4.
Asam yang sering dibahas tercantum pada tabel 7 semua asam pada tabel ini
mengandung hidrogen. Tetapi ada senyawa tanpa hidrogen yang larut dan
bereaksi dengan air membentuk asam. Yang termasuk demikian adalah
senyawa oksida unsur bukan logam, contohnya CO2 .
Kemudian terurai:
H2CO3 H+ + HC𝑂3−
HC𝑂3− H+ + C𝑂32−
93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada keadaan setimbang ini maka jumlah molekul air yang menguap
meninggalkan cairan akan sama dengan jumlah molekul air yang masuk
kedalam cairan. Tekanan yang terjadi pada saat suatu liquid berada pada
keadaan setimbang dengan uap molekul liquid yang berada diatasnya inilah
yang disebut sebagai “Tekanan Uap Liquid”.
Istilah liquid diatas adalah merujuk pada air, etanol, bensena, dan senyawa -
senyawa lain yang berwujud cair dimana zat ini pada umumnya dipakai
sebagai pelarut, maka istilah “tekanan uap liquid” untuk pembahasan
selanjutnya disebut sebagai “tekanan uap pelarut”.
Besarnya tekanan uap pelarut tidak terpengaruh oleh jumlah pelarut itu
sendiri melainkan dipengaruhi oleh suhu. Jadi pada temperature yang
berbeda maka tekanan uap pelarut akan berbeda pula. Misalnya pada suhu
kamar (25 C), maka akan diperoleh bahwa tekanan uap air adalah sebesar
20 mmHg.
Bagaimana jika kita melarutkan zat yang nonvolatile (zat yang tidak mudah
menguap) contohnya glukosa ke dalam air dan mengukur tekanan uapnya
lagi? Misalnya pada suhu yang sama kita mengukur tekanan uap larutan
glukosa dan diperoleh tekanan sebesar 18.5 mmHg.
Adanya zat terlarut di dalam suatu pelarut akan menurunkan tekanan uap
pelarutnya. Contoh diatas adalah pada suhu 25 C tekanan uap air murni
74
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
b Basa
Ada dua cara terbentunya basa, yaitu senyawa yang mengandung OH - dan
senyawa yang bereaksi dengan air menghasilkan OH -. Contohnya basa yang
mengandung OH- adalah NaOH, Ba(OH)2, dan NH4OH
NaOH Na+ + OH-
Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-
NH4OH NH4+ + OH-
Senyawa yang bereaksi dengan air dan menghasilkan OH - adalah oksida
logam, contohnya Na 2O, K2O, CaO, SrO, BaO
Na2O + H2O 2NaOH
K2O + H2O 2KOH
CaO + 2H2O Ca(OH)2
SrO + 2H2O Sr(OH)2
BaO + H2O Ba(OH)2
Teori Arrhenius hanya berlaku untuk larutan dalam air, oleh karena itu, para
ahli mencari teori lain yang lebih umum tentang asam dan basa. Pada tahun
1923, J.N Bronsted (di Denmark) dan T.M Lowry (di Inggris) secara terpisah
melihat reaksi yang dialami asam dan basa, baik dengan pelarut maupun tanpa
pelarut. Teori mereka ini disebut teori asam basa Bronsted-Lowry.
Molekul HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H +) kepada
H2O, sehingga bertindak sebagai asam. Sedangkan H2O menerima proton
dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom O untuk berikatan
95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron
bebas pada atom N untuk berikatan dengan H + sehingga terbentuk ion
ammonium (NH4+). H2O berubah menjadi ion OH − setelah memberikan proton
(H+) kepada NH3.
Pelarutan asam atau basa dalam air sebagai reaksi asam–basa Brønsted–
Lowry (Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry :
The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York:
McGraw-Hill Education)
Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa (1) asam Brønsted–Lowry harus
mempunyai atom hidrogen yang dapat terlepas sebagai ion H +; dan (2) basa
Brønsted–Lowry harus mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat
berikatan dengan ion H+.
Kelebihan definisi oleh Brønsted–Lowry dibanding definisi oleh Arrhenius
adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa dalam fase gas, padat,
96
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Molekul CH3COOH bertindak sebagai asam dan ion OH – sebagai basa. Ion
CH3COO– , dalam kondisi tertentu, mampu menerima proton.
Ion CH3COO– menerima proton dari H 3O+ dan bereaksi sebagai basa.
Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan
elektron yang berkaitan dengan struktur dan ikatan.
Lewis mendefinisikan basa sebagai donor pasangan elektron dan asam sebagai
penerima pasangan elektron. Reaksi antara asam dan basa tersebut akan
membentuk suatu ikatan koordinasi.
98
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
“ Asam adalah suatu partikel yang dapat menerima pasangan elektron dari
partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah suatu
partikel yang dapat memberikan pasangan elektron kepada partikel lain untuk
membentuk ikatan kovalen koordinasi.
99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Jawab:
1. Berdasarkan teori asam basa Arrhenius, HCN adalah asam Arrhenius
sebagaimana HCN akan melepaskan ion H + jika dilarutkan dalam air.
Berdasarkan teori Brønsted–Lowry, HCN adalah asam Brønsted–Lowry
karena mendonorkan proton (H +) sehingga menjadi ion CN − sedangkan
H2O adalah basa Brønsted–Lowry karena menerima proton sehingga
membentuk ion H3O+.
100
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
D. Garam
Suatu asam apa saja jika direaksikan dengan basa apa saja, pasti akan
menghasilkan garam, hasil reaksi anion dari asam dengan kation dari basa.
Asam kuat, HCl, jika direaksikan dengan basa kuat, NaOH, akan menghasilkan
garam netral NaCl dan molekul air.
Basa kuat jika bereaksi dengan asam lemah akan menghasilkan garam yang
bersifat basa. Asam asetat, CH 3COOH, bereaksi dengan KOH, menghasilkan
garam (sabun) yang bersifat basa (reaksi semacam ini dinamakan
saponifikasi, penyabunan), CH 3COONa dan air. Lain lagi dengan NH 4Cl, larutan
garam ini bersifat asam (memerahkan kertas lakmus biru). Hal ini tak lain
karena ammonium klorida berasal dari reaksi asam kuat (HCl) dengan basa
lemah (NH3). Untuk itu dapat diambil pedoman sederhana dalam
menentukan sifat keasaman suatu garam, sesuai dengan kekuatan asam atau
basa pembentuknya (mana yang lebih dominan).
101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Reaksi ion garam apa saja jika dilarutkan dalam air, akan tergolong dalam
salah satu dari empat kasus yang pasti terjadi, yaitu :
a Kation maupun anion tidak bereaksi dengan air, kecuali hanya terionkan
saja, dan tidak bertindak sebagai asam maupun basa. Garam seperti ini
berasal dari kation basa kuat (Li+, Na+, K+, Ba2+, Sr2+) dan anion asam kuat
(Cl‐, NO3‐, SO42‐) membentuk larutan netral. Contoh garam jenis ini adalah
NaCl, KCl, BaCl2, SrCl2, NaNO3, Li2SO4, dan Sr(NO3)2.
b Kation garam bertindak sebagai asam, anion tidak bertindak sebagai basa.
Garam seperti ini terdiri atas kation yang berasal dari basa lemah dan
anion dari asam kuat, dan larutannya bersifat asam. Contohnya adalah
NH4Cl, NH4NO3, Fe(H2O)63+, dan sebagainya.
c Anion garam bertindak sebagai basa, kation tidak bertindak sebagai asam.
Garam jenis ini adalah hasil dari reaksi kation yang berasal dari basa kuat
dengan anion dari asam lemah. Larutan garam ini dalam air bersifat basa.
Contohnya, CH3COOK, NaCN (dalam kadar yang ekuimolar, Larutan NaCN
lebih bersifat basa daripada CH 3COOK), K2CO3 atau Na2CO3. Dalam air
larutan kalium atau natrium karbonat, terhidrolisis dalam dua tahap, yaitu
:
OH- terbesar dihasilkan dari reaksi pertama, reaksi kedua berjalan jauh
lebih lambat.
d Kation garam bertindak sebagai asam, dan anion bertindak sebagai basa.
Hal ini terjadi karena garam berasal dari reaksi asam lemah dan basa
lemah. Kation berasal dari basa lemah, demikian juga anionnya berasal
dari asam lemah, sehingga ketika dilarutkan ke dalam air, keduanya
102
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Catatan : hati-hati jangan sampai salah melihat rumus. Untuk rumus penurunan
titik beku, suhu titik beku pelarut dikurang suhu titik beku larutan. Sedangkan
pada rumus kenaikannya titik didih adalah sebaliknya.
Faktor Van’t Hoff (i) adalah parameter untuk mengukur seberapa besar zat
terlarut berpengaruh terhadap sifat koligatif (penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik). Faktor Van’t Hoff dihitung
dari besarnya konsentrasi sesunguhnya zat terlarut yang ada di da lam larutan
dibanding dengan konsentrasi zat terlarut hasil perhitungan dari massanya. Untuk
zat non elektrolit maka vaktor Van’t Hoffnya adalah 1 dan nonelektrolit adalah
sama dengan jumlah ion yang terbentuk didalam larutan. Faktor Van’t Hoff secara
teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Faktor Van’t Hoff adalah derajat ionisasi zat terlarut dan n jumlah ion yang
terbentuk ketika suatu zat berada didalam larutan. Umumnya, larutan elektrolit
memiliki derajat ionisasi = 0 dan faktor Van’t Hoff = 1.
Untuk non elektrolit maka alfa = o dan n adalah 1 dan untuk elektrolit dico ntohkan
sebagai berikut:
83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Jika dilihat persamaan Tf = m.Kf.i maka kita bisa menentukan besarnya Faktor
Van’t Hoff dari suatu zat terlarut dalam suatu pelarut dengan menggambar
grafik antara Tf dengan m maka kita akan mendapatkan slope (gradien garis)
yang setara dengan ixKf. Bila harga Kf pelarut diketahui maka kita pun dapat
mencari nilai i-nya
84
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
HA + H2O H3O+ + A-
[H3 O+ ][A− ]
KC =
[H2 O][HA]
[H3 O+ ][A− ]
K C [H2 O] =
[HA]
[H+ ][A− ]
Ka =
[HA]
Kemampuan asam terionisasi dalam air tidak sama, ada yang besar, sedang
dan kecil sekali. Kemampuan itu dinyatakan dengan derajat ionisasi (α)
Nilai α lebih besar dari nol dan lebih kecil dari satu (1 > α > 0), dan ada
hubungan dengan Ka.
105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Nilai Ka bergantung pada α atau jenis asamnya. Perlu diingat bahwa suatu
asam mempunyai nilai ka tertentu pada suhu tertentu. Termasuk asam
kuat bila Ka ≥ 10 dan asam lemah bila Ka < 10.
Ionisasi asam kuat dituliskan dengan satu anak panah (contohnya rekasi
HCl) dan reaksi asam lemah dengan reaksi bolak balik (contohnya HCN).
Jumlah asam kuat tidak banyak, diantaranya adalah HCl, HBr, HI, HNO3,
H2SO4, dan HClO4, sedangkan yang lainnya termasuk asam lemah.
H2SO4 H+ + HSO4-
[H + ][HSO4 − ]
K a1 =
[H2 SO4 ]
HSO4- H+ + SO42-
[𝐇+ ][𝐒𝐎𝟒 𝟐− ]
𝐊 𝐚𝟐 =
[ 𝐇𝐒𝐎𝟒 − ]
106
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Kedua, kecepatan molekul air lebih besar dalam air bak murni dibandingkan
dengan larutan, atau dalam larutan encer dibandingkan larutan pekat.
Akibatnya, pada saat yang sama, jumlah molekul pelarut memasuki pori selapur
semipermiabel lebih banyak daripada air murni ke larutan dibandingkan
sebaliknya, atau dari larutan encer ke larutan yang pekat.
Besarnya tekanan osmotik suatu larutan dapat ditentukan dengan alat sepeti
gambar berikut.
87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
[BH + ][OH− ]
K C [H2 O] = K b =
B]
E. Indikator pH
Indikator asam basa adalah zat yang dapat berbeda warna dalam lingkungan
asam dan basa. Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk
membedakan larutan yang bersifat asam dari larutan yang bersifat basa, antara
lain kertas lakmus, indikator universal, dan ndikator alami.
Untuk mengenali suatu zat bersifat asam atau basa kita tidak boleh
sembarangan mencicipi atau memegangnya, karena akan sangat berbahaya.
Contoh asam sulfat (H2SO4), dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai
accu zuur (air aki). Bila asam sulfat terkena tangan akan melepuh seperti luka
bakar dan bila terkena mata akan buta. Contoh lain, natrium hidroksida (NaOH)
banyak digunakan untuk membersihkan saluran air bak cuci, bila terkena
tangan akan terasa licin dan gatal-gatal serta tangan mudah terluka iritasi. Jadi,
bagaimana cara mengenali zat bersifat asam atau basa? Cara yang tepat untuk
menentukan sifat asam dan basa adalah dengan menggunakan zat penunjuk
yang disebut indikator.
a. Kertas lakmus
Indikator yang sering digunakan di laboratorium kimia adalah kertas
lakmus merah dan kertas lakmus biru.
108
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
c. Menggunakan pH–meter
pH–meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang tinggi.
Ada dua indikator yang khas yaitu metil jingga dan fenolftalein. Dalam
larutan asam dengan pH kurang dari 3,1, metil jingga berwarna merah,
109
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Air murni tidak mempunyai rasa, bau, dan warna. Bila mengandung zat tertentu,
air dapat terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain
dapat pula menjadi berwarna.
Asam dan basa adalah dua sifat zat kimia pada larutan yang sangat umum
ditemukan di sekitar kita. Sebagai contoh, cuka, asam sitrun, dan asam dalam
lambung bersifat asam, sedangkan kapur sirih dan soda api bersifat basa. Asam
dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda. Pada mulanya, asam dan basa
dibedakan berdasarkan rasanya, di mana asam terasa masam sedangkan basa
terasa pahit dan licin seperti sabun. Namun, secara umum zat-zat asam maupun
basa bersifat korosif dan beracun, khususnya dalam bentuk larutan dengan kadar
tinggi, sehingga sangat berbahaya jika diuji sifatnya dengan metode
merasakannya. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pembedaan asam dan basa pun dapat dilakukan dengan menggunakan indikator
seperti kertas lakmus dan indikator universal ataupun instrumen pH meter.
Larutan asam akan memerahkan kertas lakmus biru, sedangkan larutan basa akan
membirukan kertas lakmus merah. Pada pengujian zat dengan pH meter, larutan
asam akan menunjukkan pH lebih kecil dari 7, sedangkan larutan basa akan
menunjukkan pH lebih besar dari 7. Larutant dengan pH sama dengan 7 disebut
netral.
Namun demikian, apakah yang menentukan suatu senyawa bersifat asam atau
basa? Definisi asam dan basa pun akhirnya menjadi rumusan masalah bagi para
ahli Kimia selama ratusan tahun. Dari berbagai teori definisi asam basa yang
pernah diajukan, terdapat tiga teori yang sangat bermakna, antara lain teori asam
basa Arrhenius, teori asam basa Brønsted–Lowry, dan teori asam basa Lewis.
91
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Lebih spesifik indikator asam‐basa yang dipakai dalam titrasi asam basa.
Dengan perhitungan teoritik dapat ditentukan, pH ekivalen antara titrat
dengan titran. Jika diketahui jenis asam‐basa untuk titrasi maka dengan
sifat‐sifat reaksi asam basa, dapat ditentukan nilai pH pada akhir titrasi,
yaitu pada saat asam ekivalen dengan basa (dihitung dengan rumus garam
hasil reaksi). Dengan diperkirakannya pH akhir titrasi, maka dapat dipilih
indikator titrasi yang sesuai untuk mendeteksi ekivalen titrasi tercapai atau
tidak. Indikator harus dipilih yang trayek perubahan warnanya paling
mendekati dengan titik akhir titrasi yang sedang dilangsungkan.
111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
berubah menjadi kuning. Indikator yang dibuat ini akan memberikan warna
yang berbeda pada trayek pH yang berbeda.
112
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
H2A + H2O H3 O+ + OH -
Dengan kata lain, air adalah elektrolit lemah. Bila H 3O+ disederhanakan
menjadi H+, maka kesetimbanagn itu ditulis menjadi:
H2O H+ + OH -
[H + ][OH − ]
KC =
[H2 O]
Derajat ionisasi (α) air sangat kecil, maka jumlah air yang terion dapat
diabaikan sehingga konsentrasi air yang tidak terion dapat dianggap konstan.
Kc [H2O] = Kw = [H + ] [OH -]
Kw adalah konstanta ionisasi air. Pada suhu kamar (25oC), nilai K w = 10-14
sehingga dalam air murni terdapat:
Nilai Kw = 10-14 tidak hanya untuk air murni, tetapi juga larutan asam atau basa,
karena ada kesetimbangan ion.
H2O H+ + OH -
Jika larutan mengandung asam, berarti menambah julah H+, dan akan
menggeser kesetimbangan ke kiri sampai tercapai kesetimbangan baru. Pada
kesetimbangan baru, konsentrasi H + lebih besar daripada OH -, tetpai
perkaliannya tetap 10 -14. Hal yang sama akan terjadi bila air ditambah basa
sehingga dicapai kesetimbangan baru dengan nilai [OH -] > [H+] dan
114
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Nilai [H+], [OH-], dan Kw sangat kecil dan terpaksa ditulis dalam pangkat
negatif. Agar lebih mudah, pangkat negatif itu dihilangkan dengan
penggunakan simbol “p” yang berarti –log. Dengan demikian, [H +], [OH-], dan
Kw dapat dinyatakan dengan pH, pOH, dan pKw.
pH = -log [H+]
pKw = -log Kw
pH + pOH = pKw = 14
kriteria untuk menentukan larutan bersifat asam, basa, atau netral adalah seb -
agai berikut:
[H + ] [OH -] pH pOH
115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Molekul CH3COOH bertindak sebagai asam dan ion OH – sebagai basa. Ion
CH3COO– , dalam kondisi tertentu, mampu menerima proton.
Ion CH3COO– menerima proton dari H 3O+ dan bereaksi sebagai basa.
Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan
elektron yang berkaitan dengan struktur dan ikatan.
Lewis mendefinisikan basa sebagai donor pasangan elektron dan asam sebagai
penerima pasangan elektron. Reaksi antara asam dan basa tersebut akan
membentuk suatu ikatan koordinasi.
98
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein.
Namun, yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna
fenolftalein yang lebih mudah diamati.
Perhitungan perubahan pH :
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(aq)
Sebelum penambahan larutan NaOH
Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas. sebelum
NaOH ditambahkan pH = 1,
40 mL HCl 0,1 M
[H+] = [HCl] = 0,1 M
pH Awal = –log [H+]
pH Awal = –log (0,1) = 1
pH Awal = 1
117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
4 mmol=4 mmol
Titik ekuivalen ini adalah ketika jumlah asam kuat sebanding dengan jumlah
basa kuat dan oleh karenanya pH netral atau sama dengan 7.
Garam NaCl yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan
elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral
(pH=7).
Reaksi hidrolisisnya : NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → tidak bereaksi
Cl- (aq) + H2O(l) → tidak bereaksi
Sebagai contoh, 40 mL larutan CH 3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1
M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan
perubahan pH selama titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl
dengan NaOH yang berwarna merah.
118
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Gambar 28 Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan titrasi HCl dengan NaOH
Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Perhitungan perubahan pH :
Reaksi antara 40 ml CH 3COOH 0,1 M (Ka= 1,74.10 -5) dengan NaOH 0,1 M.
CH3COOH (aq) +NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Penambahan 50 ml NaOH pH =10,29.
119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
= 1,74.10 -5 0,06
0,02
= 5,22 . 10-5
= √0,575.10−9 𝑥 2.10−2
120
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
= 1,07 . 10-5,5
pH = 14 + log 1,07.10 -5,5
pH = 8,52
Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.)
121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Perhitungan perubahan pH :
[𝑁𝐻3 ]
[OH-] = Kb x {𝑁𝐻4𝐶𝑙 }
122
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
0,06
= 1.10-5 x = 2.10-5
0,03
pH = 14 + log [OH -]
= 14 + log 2.10 -5
= 9,3
= 1/90 = 0,01 M
pH = -log 1x10-2
123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
= 2
Untuk titrasi asam basa yang lainnya , saudara bisa mengembangkan sendiri sesuai
dengan kebutuhan untuk kegiatan pembelajaran atau untuk program pengayaan
materi titrasi asam basa.
124
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik titrasi asam basa yang muncul di USBN
setahun tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain itu,
bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS yang
disajikan dalam bentuk pemodelan agar dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika
mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu mencermati dengan baik
bagian ini, sehingga Saudara dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu
pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
1. USBN SMK tahun 2019
Perthatikan tabel berikut ini,
Tabel berikut merupakan data pengujian beberapa larutan menggunakan
indikator kertas lakmus
Indikator Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
A B C D E
Lakmus
Merah Merah Biru Merah Biru
Merah
Lakmus
Biru Merah Biru Biru Biru
Biru
125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Zat asam : mengubah lakmus biru menjadi merah & lakmus merah tetap
menjadi merah.
Zat Basa : mengubah lakmus biru menjadi tetap biru & lakmus merah
menjadi biru.
126
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Kunci jawaban: E.
Pembahasan sebagai berikut:
Range atau daerah kerja indikator pH mempunyai nilai yang telah
ditentukan yang disebut sebagai trayek warna dengan mengevaluasi
trayek warna tersebut didapat nilai dari larutan 1 dan 2 dengan dugaan
nilai pH nya.
Dari hasil pengujian maka pH air limbah 1 dan limbah 2 berturut – turut
adalah....
A. pH ≤ 8,3 dan pH ≥ 10
B. pH ≤ 4,2 dan pH ≥ 10
Jawaban : D
Pembahasan :
127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Limbah 1 :
Limbah 2 :
128
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dari gambar di atas, terlihat bahwa NH 3 bertindak sebagai basa Lewis (donor
PEB) dan BF 3 bertindak sebagai asam Lewis (penerima PEB)
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar. Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang
telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk mengukur
indikator kunci pada level kognitif yang tergolong HOTS. Matrik yang digunakan
dalam pengembangannya adalah sebagai berikut:
Tabel 14 Kisi-Kisi Soal HOTS
130
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Mg Mg Mg Mg Mg
1 4 5
2 3
laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh konsentrasi terdapat pada tabung
nomor….
A. 1 dan 2
B. 4 dan 5
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 1 dan 3
131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dari khasus diatas jawaban yang mendekati untuk perubahan iklim setempat
adalah…….
A. A, B, C benar.
B. B, C, D benar.
C. C. D, A benar.
D. D yang benar
E. C dan D benar.
132
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu mengisi
lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen ini, Saudara
dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya. Oleh karena itu,
isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.
Lembar Persepsi Pemahaman
No Aspek Kriteria
1 2 3 4
1 Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memhammi dengan baik bahwa aktivitas pembelajaran yang
disusun dapat mengembangkan HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas pembelajaran
di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik yang
dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja peserta
didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total
Keterangan Pedoman Penskoran
1=tidak menguasai 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
2 = cukup menguasai Skor = X 100
40
3 = menguasai
4 = Sangat Menguasai
134
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
135
Cover depan
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Penyunting:
Ir. Suryanto Hadi
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hal
DAFTAR ISI __________________________________ 139
DAFTAR GAMBAR ______________________________ 140
DAFTAR TABEL ________________________________ 141
PENDAHULUAN _______________________________ 142
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 144
A. Target Kompetensi ______________________________________________________ 144
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _____________________________________ 144
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 146
A. Reaksi oksidasi reduksi _________________________________________________ 146
B. Proses Pengecatan (Coating) Kapal. ____________________________________ 150
C. Pemakaian sel volta dalam kehidupan keseharian ____________________ 153
D. Reaksi Redoks Pada Fotosintesis _______________________________________ 156
SOAL-SOAL USBN _____________________________ 161
Soal USBN Tahun 2018/2019. __________________________________________ 161
Soal USBN Tahun 2016/2017. __________________________________________ 161
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 163
A. Aktivitas Pembelajaran__________________________________________________ 163
B. Lembar Kerja Peserta Didik _____________________________________________ 170
C. Bahan Bacaan ____________________________________________________________ 175
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 200
A. Pembahasan Soal-soal. __________________________________________________ 200
B. Mengembangkan Soal HOTS ____________________________________________ 203
KESIMPULAN _________________________________ 208
UMPAN BALIK ________________________________ 210
139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hal
Gambar 1. Perkaratan besi karena adanya terbuka permukaan besi. ............. 146
Gambar 2. Karat besi yang sudah menjalar. ..................................................................... 147
Gambar 3. Karat besi menyerang pada bagian yang selalu bergesekan. ........ 148
Gambar 4. Karat menyerang sebuah pabrik..................................................................... 149
Gambar 5. Kapal yang mengalami karat yang berlebihan. ...................................... 150
Gambar 6. Teknik sand blasting digunakan pada dasar lambung kapal.. ...... 151
Gambar 7. Teknik pelapisan awal dengan metode penyepuhan kering.. ....... 151
Gambar 8. Coating kapal dengan medium coating ....................................................... 152
Gambar 9. Bateray (accu) timbal basah. ............................................................................. 154
Gambar 10. Batere kering kering. ........................................................................................... 155
Gambar 11. Rangkaian sel volta............................................................................................... 173
Gambar 12. Korosi pada logam ................................................................................................ 180
Gambar 13. Korosi logam pada bagian yang tidak diproteksi............................... 181
Gambar 14. Korosi logam karena zat asam....................................................................... 184
Gambar 15. Angkaian Sel Volta Dengan Jembatan Garam....................................... 190
Gambar 16. Urutan proses elektrokimia. ........................................................................... 197
140
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Hal
Tabel 1. Perbandingan IPK Pengetahuan & ketrampilan. ........................................ 144
Tabel 2. Peralatan yang digunakan........................................................................................ 165
Tabel 3. Peralatan yang digunakan........................................................................................ 165
Tabel 4. Reaktivitas logam............................................................................................................ 182
Tabel 5 Terbentuknya Anoda dan Katoda.......................................................................... 185
Tabel 6. Standar beda potensial sel ....................................................................................... 193
141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memudahkan dalam mengajarkan topik reaksi redoks. Melalui
pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar
pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga
aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Topik reaksi redoks yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas
subtopik konsep reaksi oksidasi dihubungkan dengan perpindahan elektron,
konsep reaksi redoks dihubungkan dengan bilangan oksidasi, penggunaan
bilangan oksidasi pada reaksi redoks, serta penyetaraan reaksi redoks dengan
142
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Gambar 28 Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan titrasi HCl dengan NaOH
Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Perhitungan perubahan pH :
Reaksi antara 40 ml CH 3COOH 0,1 M (Ka= 1,74.10 -5) dengan NaOH 0,1 M.
CH3COOH (aq) +NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Penambahan 50 ml NaOH pH =10,29.
119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
A. Target Kompetensi
144
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
menentukan bilangan
oksidasi unsur
Menentukan oksidator,
reduktor, hasil oksidasi
dan reduksi.
IPK Kunci
3.6.3 Menerapkan konsep 4.6.3 Memecahkan masalah
reaksi Oksidasi-Reduksi reaksi oksidasi reduksi
dan aplikasinya dalam dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari
IPK pengayaan
3.6.4 Menganalisis konsep 4.6.4 Menggunakan masalah
reaksi Oksidasi-Reduksi reaksi oksidasi reduksi
dan aplikasinya dalam dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari
3.6.5 Menilai konsep reaksi 4.6.5 Menentukan masalah
Oksidasi-Reduksi dan reaksi oksidasi reduksi
aplikasinya dalam dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari
145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Reaksi reduksi oksidasi dapat kita jumpai disekitar kita, dimana saja dan
kapan pun. Berikut ini akan kita bahas tentang contoh reaksi redoks yang
dapat kita jumpai disekitar kita.
146
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Pengertian yang lebih luas korosi bukan hanya menyangkut masalah karat
saja, akan tetapi diartikan sebagai peristiwa rusaknya bahan-
bahan/konstruksi logam akibat pengaruh lingkungan. Sering terjadi pada
kondisi lingkungan tertentu konstruksi logam mengalami kerusakan yang
sangat parah meskipun karat sedikitpun tidak
terbentuk.
Peristiwa ini dapat terjadi pada semua konstruksi logam atau konstruksi yang
menggunakan logam, baik itu berupa gedung, jembatan, tiang pancang,
peralatan pabrik, sistem perpipaan, mesin- mesin, komponen berbagai macam
kendaraan bermotor, kapal laut, pesawat terbang, perlengkapan rumah tangga
dan lain sebagainya.
147
Unit Pembelajaran
Konsep Larutan Kimia
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik titrasi asam basa yang muncul di USBN
setahun tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain itu,
bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS yang
disajikan dalam bentuk pemodelan agar dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika
mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu mencermati dengan baik
bagian ini, sehingga Saudara dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu
pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
1. USBN SMK tahun 2019
Perthatikan tabel berikut ini,
Tabel berikut merupakan data pengujian beberapa larutan menggunakan
indikator kertas lakmus
Indikator Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
A B C D E
Lakmus
Merah Merah Biru Merah Biru
Merah
Lakmus
Biru Merah Biru Biru Biru
Biru
125
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Contoh lain dari reaksi oksidasi adalah proses perkaratan pada besi seperti
tampak pada Gambar –gambar diatas. Mengapa besi tersebut menjadi
berkarat? Bagaimana proses perkaratan ini terjadi ? Pada proses perkaratan
atau korosi terjadi karena reaksi antara besi dengan oksigen. Karat besi,
Fe2O3∙nH2O merupakan senyawa padatan yang berwarna coklat kemerahan,
terbentuk dari reaksi redoks besi dengan oksigen.
149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Beberapa kapal diharuskan dilakukan coating agar pengaruh air laut tidak
membuat karat dalam badan kapal. Mekanisme Proses coating adalah sebagai
berukut:
1). Bahan pelapis ini bereaksi dengan besi, seperti melapisi pada logam
galvanis, ketebalan lapisan bergantung dari berapa kali dilapis, Lapisan
dengan model seperti ini lebih kuat dari lapisan polimer yang digunakan
pada mobil (dempul). Lebih kuat karena ada reaksi penyepuhan kering
150
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Limbah 1 :
Limbah 2 :
128
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Proses pelapisan (coating) primer atau ada yang menyebut under layer,
seperti yang disebutkan diatas yang berhubungan dengan peristiwa oksidai
reduksi, lapisan primer atau under layer ini menutup permukaan besi, dengan
cara kimia (seperti proses penyepuhan namun dengan media setengan basah
atau disebut penyepuhan kering). Menutup pemukaan besi dengan Zn atau Mn
agar tahan terhadap air laut dan udara.
Dalam baterai timbal, elektroda negatif adalah logam timbal (Pb) dan elektroda
positifnya adala timbal yang dilapisi timbal oksida (PbO2), dan kedua elektroda
dicelupkan dalam larutan elektrolit asam sulfat (H2SO4). Reaksi elektrodanya
adalah sebagai berikut :
Anoda Pb (-) : Pb + SO42- → PbSO4 + 2e–
Katoda PbO2 (+) : PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e– → PbSO4 + 2H2O
Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 + 2H2O
153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Mekanisme reaksi :
Saat aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan katoda PbO2 bereaksi dengan
SO42- menghasilkan PbSO4. PbSO4 yang dihasilkan dapat menutupi
permukaan lempeng anoda dan katoda. Jika telah terlapisi seluruhnya maka
lempeng anoda dan katoda tidak berfungsi. Akibatnya aki berhenti
menghasilkan listrik.
Saat aki menghasilkan listrik dibutuhkan ion H+ dan ion SO42- yang aktif
bereaksi. akibatnya jumlah ion H+ dan ion SO42- pada larutan semakin
berkurang dan larutan elektrolit menjadi encer maka arus listrik yang
dihasilkan dan potensial aki semakin melemah.
154
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
demikian pula ion akan terbentuk lagi sehingga konsentrasi larutan elektrolit
naik kembali seperti semula.
Selama proses penggunaan maupun pengecasan aki terjadi reaksi sampingan yaitu
elektrolisis air dan tentu saja ada air yang menguap dengan demikian penting
untuk menambahkan air terdistilasi ke dalam baterai timbal. Baru-baru ini jenis
baru elektroda yang terbuat dari paduan timbal dan kalsium, yang dapat mencegah
elektrolisis air telah dikembangkan. Baterai modern dengan jenis elektroda ini
adalah sistem tertutup dan disebut dengan baterai penyimpan tertutup yang tidak
memerlukan penambahan air.
155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sel kering mangan terdiri dari bungkus dalam zink (Zn) sebagai elektroda negatif
(anoda), batang karbon/grafit (C) sebagai elektroda positif (katoda) dan pasta
MnO2 dan NH4Cl yang berperan sebagai larutan elektrolit.
Baterai Biasa
Kehilangan satu atau lebih elektron dikenal sebagai oksidasi dan molekul
yang kehilangan elektronnya disebut teroksidasi. Dalam reaksi biokimia,
sebuah molekul yang teroksidasi sering dirujuk sebagai donor elektron.
Sebaliknya, memperoleh sebuah elektron disebut sebagai reduksi dan
molekul yang memperoleh elektron (penerima elektron/electron
acceptor) disebut tereduksi.
156
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
yang berperan sebagai penerima akhir dari elektron yang ditarik dari
glukosa selama proses respirasi.
Oksidasi
Langkah pertama adalah oksidasi oksigen dalam air dengan adanya
di . Reaksinya:
158
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
160
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
No Soal
1 Baterai berbentuk kacing yang digunakan pada kalkulator terjadi
reaksi sebagai berikut:
Zn(s) + HgO(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + Hg(l)
Senyawa mana yang bertindak sebagai oksidator dan hasil oksidasi
adalah ....
(A) Zn(s) dan Zn(OH)2(s)
(B) Zn(s) dan HgO(s)
(C) HgO(s) dan Hg(s)
(D) HgO(s) dan Zn(OH)2(s)
(E) H2O dan Zn(OH)2(s)
Identifikasi
Level Kognitif : Aplikasi (LK2)
Indikator Yang : 3.6. Menentukan oksidator, reduktor, hasil
Bersesuaian oksidasi dan reduksi
Diketahui : Persamaan reaksi redoks
Ditanyakan : Senyawa yang merupakan oksidator
Materi yang : Bilangan oksidasi, reaksi redoks, oksidator, reduktor
dibutuhkan
No Soal
1 Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut!
Sn(s) + 4HNO3(aq) → SnO2(s) + 4NO2(g) + 2H2O(l)
Bilangan oksidasi dari zat oksidator dan hasil reduksinya berturut-
turut adalah ....
161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
A. +1, Sn
B. +1, SnO2
C. +4, NO2
D. +5, NO2
E. +5, HNO3
Identifikasi
Level Kognitif : Aplikasi (LK2)
Indikator Yang : Menentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan
Bersesuaian reduksi
Diketahui : Persamaan reaksi redoks
Ditanyakan : Bilangan oksidasi unsur pada oksidator, Spesi yang
merupakan oksidator
Materi yang : Bilangan oksidasi, reaksi redoks, oksidator, reduktor
dibutuhkan
162
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
A. Aktivitas Pembelajaran
163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
164
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tahap 5. Verifikasi
Peserta didik untuk mendiskusikan hasil pengolahan data &
memverifikasi serta menjawab pertanyaan yang mungkin didapat
dalam diskusi berdasarkan data pengamatan dalam menjalankan
percobaan/projek dan informasi yang diperoleh dari bahan bacaan
(buku, internet, video) mengenai reaksi redoks, oksidator, reduktor,
bilangan oksidasi.
166
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
168
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
D. Langkah Kerja.
1. Siapkan alat dan bahan seperti yang tertulis diatas.
2. Cuci besi scrat/besi bubuk dengan air, cara yang dilakukan ambil
besi scraft kemudian masukan kedalam ember bangunan, lakukan
proses perendaman sampai ketinggian air 3 x ketinggian besi scraft.
170
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
E. Data Percobaan
Pembuatan Fero Sulfat Dengan Melihat Okidasi Reduksi
Nama :
Kelompok :
Keterangan:
Catat perubahan suhu setiap 5 menit sekali.
F. HASIL PEMBAHASAN.
Berisi data percobaan dan reaksi antara besi dengan asam sulfat, proses
oksidasi dan reduksi dari reaksi tersebut.
171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
D. VARIABEL
1 Variabel Manipulasi : Elektroda (Cu, Zn, Mg, dan Fe), Larutan (CuSO4,
ZnSO4, MgSO4, dan FeSO4)
2 Variabel Kontrol: alat (gelas kimia, voltmeter, penjepit buaya, kabel,
jembatan garam)
3 Variabel Respon : Beda potensial sel yang ditunjukkan oleh voltmeter
172
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
F. Gambar Rangkaian
173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
G. Langkah Kerja
1 Siapkan alat dan bahan
2 Masukkan larutan CuSO4 Larutan ZnSO4 ke dalam gelas kimia @ 40 ml
3 Amplas elektroda Cu dan Zn
4 Jepitkan penjepit buaya berkutub positif pada lempeng katoda dan
kutub negative pada lempeng anoda
5 Pasang jembatan garam dan pastikan kedua ujungnya tercelup ke
dalam larutan elektrolit
6 Celupkan masing-masing elektroda ke dalam larutannya
7 Amati perubahan yang terjadi
8 Catat hasil percobaan pada tabel
9 Lakukan langkah 2 – 8 untuk pasangan larutan
a. MgSO4 dan ZnSO4 dengan elektroda Mg dan Zn
b. MgSO4 dan FeSO4 dengan elektroda Mg dan Fe
c. FeSO4 dan ZnSO4 dengan elektroda Fe dan Zn
174
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
C. Bahan Bacaan
175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi reduksi berdasarkan konsep ini
adalah sebagai berikut:
Konsep II :
Oksidasi adalah pelepasan elektron.
Contoh :
Fe2+ → Fe3+ + 3e
Ca → Ca2+ + 2e
Reduksi adalah penerimaan elektron.
176
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Contoh :
Cu2+ + 2e → Cu
Cl2 + 2e → 2Cl–
Jika pada suatu reaksi ada zat yang mengalami oksidasi, tentu disertai ada nya
zat yang mengalami reduksi, demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian, zat yang mengalami oksidasi dapat mereduksi zat lain
(disebut reduktor), dan zat yang mengalami reduksi dapat mengoksidasi zat
lain (disebut oksidator).
Dalam reaksi redoks, banyaknya elektron yang dilepaskan oleh zat reduktor
sama dengan banyaknya elektron yang diterima oleh zat oksidator.
Contoh:
177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Konsep III :
Oksidasi adalah kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi (BO/Biloks).
Konsep oksidasi reduksi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan
oksidasi. Bilangan oksidasi merujuk pada jumlah muatan yang dimiliki suatu
atom dalam molekul (senyawa ionik) jika elektron-elektronnya berpindah
seluruhnya.
Contoh:
178
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Untuk ion-ion yang tersusun atas satu atom saja, bilangan oksidasinya
sama dengan muatan ion tersebut.
Contoh : HCl (H = +1) dan (H = +1),
179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pengertian yang lebih luas korosi bukan hanya menyangkut masalah karat saja,
akan tetapi diartikan sebagai peristiwa rusaknya bahan-bahan/konstruksi
logam akibat pengaruh lingkungan. Sering terjadi pada kondisi lingkungan
tertentu konstruksi logam mengalami kerusakan yang sangat parah
meskipun karat sedikitpun tidak terbentuk.
180
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Peristiwa ini dapat terjadi pada semua konstruksi logam atau konstruksi yang
menggunakan logam, baik itu berupa gedung, jembatan, tiang pancang,
peralatan pabrik, sistem perpipaan, mesin- mesin, komponen berbagai macam
kendaraan bermotor, kapal laut, pesawat terbang, perlengkapan rumah tangga
dan lain sebagainya. Adapun produk korosi dapat terjadi dalam berbagai
bentuk mulai dari bentuk yang sederhana, terlihat oleh metal telanjang (se-
perti terbentuknya karat pada permukaan, sampai kepada bentuk- bentuk yang
rumit yang hanya dapat dideteksi oleh peralatan yang sangat sensitif.
181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
diatas terjadi perpindahan elektron dan reaksi semacam ini disebut reaksi
elektrokimia.
Asam Na Zn Cu Pt
H2O bereaksi tidak tidak tidak
HC1 encer bereaksi bereaksi tidak tidak
HNO3 bereaksi bereaksi bereaksi tidak
pekat Sumber: Suparmi, kimia indsutri jilid 1.
2. Mekanisme korosi
Mekanisme proses korosi logam pada dasarnya merupakan proses
elektrokimia. Untuk memahami mekanisme proses korosi baiklah kita
perhatikan reaksi antara logam seng (Zn) dengan asam khlorida (HCl).
Jika Zn dicelupkan ke dalam larutan HC1, akan terjadi reaksi
pembentukan gas hidrogen dan reaksi pelarutan Zn membentuk
larutan seng khlorida (ZnC12). Reaksi diatas dapat dinyatakan dengan
persamaan reaksi berikut ini
Zn + 2 HC1 —? ZnC12 + H2 ....................................................... (1)
Ion klorida tidak ikut serta dalam reaksi, maka reaksi (1) dapat
disederhanakan sebagai berikut
182
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dari sekian banyak reaksi katodik yang paling umum dijumpai pada
proses korosi adalah reaksi (5); (6) dan (7). Dari sini dapat disimpulkan
bahwa peranan air dan oksigen sangat dominan dalam proses korosi.
184
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Logam berbeda*)
Fe & Cu Fe Cu
Zn & Fe Zn Fe
Fasa berbeda :
Fe3C S u h u
Tegangan panas tegang halus Fe3C
Butiran pinggir dingin kasar
tengah
5. Jenis-jenis Korosi
Serangan korosi pada logam-logam oleh lingkungannya dapat
menghasilkan berbagai bentuk kerusakan. Jenis kerusakan yang terjadi
tidak hanya tergantung pada jenis logam, keadaan fisik logam dan
keadaan penggunaan-penggunaannya, tetapi juga tergantung pada
lingkungannya. Ditinjau dari bentuk produk atau prosesnya, korosi
dapat dibedakan dalam beberapa jenis, di antaranya :
185
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
186
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
6. Pengendalian Korosi
Prinsip dasar pengendalian korosi sebenarnya sangat sederhana. Faktor-
faktor yang mempengaruhi korosi dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu
faktor logam (faktor dalam) dan faktor lingkungan (faktor luar).
187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
188
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Jembatan garam memungkinkan adanya aliran ion-ion dari setengah sel anode
ke setengah sel katode, dan sebaliknya sehingga terbentuk rangkaian listrik
tertutup.
190
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Pada gambar di atas, terlihat rangkaian sel volta dengan dua kompartemen.
Masing-masing kompartemen merupakan setengah sel. Pada kompartemen
kiri, dalam larutan ZnSO4 terjadi setengah reaksi oksidasi Zn menjadi ion Zn 2+,
sedangkan pada kompartemen kanan, dalam larutan CuSO 4 terjadi setengah
reaksi reduksi ion Cu 2+ menjadi Cu. Logam Zn dan Cu yang menjadi kutub-
kutub listrik pada sel volta di atas disebut sebagai elektrode. Logam Zn tempat
terjadinya oksidasi Zn disebut anoda. Logam Cu tempat terjadinya reduksi ion
Cu2+ disebut katoda. Oleh karena elektron dilepas dari reaksi oksidasi di anoda
menuju reaksi reduksi di katoda, maka anoda adalah kutub negatif dan katoda
adalah kutub positif.
191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
192
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
a. Tulislah diagram sel volta yang disusun dari kedua elektrode tersebut.
b. Tuliskan reaksi yang terjadi pada sel tersebut.
c. Tentukan potensial standar sel tersebut.
d. Prediksikan apakah reaksi Al(NO3)3(aq) + 3Ag(s) → Al(s) + 3AgNO3(aq)
berlangsung spontan pada keadaan standar.
Jawab:
a. Reaksi oksidasi di anode → E° lebih negatif → Al
Reaksi reduksi di katode → E° lebih positif → Ag
194
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Proses pelapisan (coating) primer atau ada yang menyebut under layer,
seperti yang disebutkan diatas yang berhubungan dengan peristiwa oksidai
reduksi, lapisan primer atau under layer ini menutup permukaan besi, dengan
cara kimia (seperti proses penyepuhan namun dengan media setengan basah
atau disebut penyepuhan kering). Menutup pemukaan besi dengan Zn atau Mn
agar tahan terhadap air laut dan udara.
Dalam baterai timbal, elektroda negatif adalah logam timbal (Pb) dan elektroda
positifnya adala timbal yang dilapisi timbal oksida (PbO2), dan kedua elektroda
dicelupkan dalam larutan elektrolit asam sulfat (H2SO4). Reaksi elektrodanya
adalah sebagai berikut :
Anoda Pb (-) : Pb + SO42- → PbSO4 + 2e–
Katoda PbO2 (+) : PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e– → PbSO4 + 2H2O
Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 + 2H2O
153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Muatan listrik (Q) yang digunakan dalam elektrolisis berbanding lurus dengan
jumlah mol elektron yang terlibat dalam reaksi redoks (ne). Secara eksperimen
diperoleh bahwa 1 mol elektron memiliki muatan listrik sebesar 96.500
coulomb. Nilai muatan listrik elektron ini ditetapkan sebagai konstanta
Faraday (F). Jadi, hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Q = ne × F
Hukum Faraday II
“Massa zat yang dihasilkan pada suatu elektrode selama elektrolisis (G)
berbanding lurus dengan massa ekivalen zat tersebut (M ek).”
Secara matematis, hukum Faraday II dapat ditulis dalam persamaan berikut.
Massa ekivalen zat adalah massa zat dengan jumlah mol setara
secara stoikiometri dengan 1 mol elektron. Massa ekivalen dari suatu unsur
sama dengan massa atom relatif (A r) dari unsur tersebut dibagi dengan
perubahan bilangan oksidasi (biloks) yang dialami dalam reaksi elektrolisis.
akan didapat persamaan di atas yang merupakan gabungan dari kedua hukum
Faraday, di mana:
196
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Jadi, diperoleh:
2. Sejumlah arus dapat mengendapkan 1,56 gram perak dari larutan AgNO 3.
Jika arus yang sama dialirkan selama selang waktu yang sama ke dalam
lelehan AlCl3, berapa gram aluminium yang dapat diendapkan? (A r Ag =
108; Al = 27)
Jawab:
Massa Al dapat dihitung dengan rumus:
Jadi, .
3. Hitunglah volum gas hidrogen pada keadaan STP yang terbentuk dari
elektrolisis larutan KBr menggunakan arus 1,93 A selama 5 menit.
Jawab:
Muatan listrik yang digunakan dihitung dengan rumus: Q = i × t
Diketahui i = 1,93 A; t = 5 menit = 300 s
Q = (1,93 A)(300 s) = 579 C
Jumlah mol elektron yang terlibat dalam reaksi elektrolisis dihitung
dengan rumus:
Q = ne × F
Jadi, volum .
volum
volum
198
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
No Soal
1 Baterai berbentuk kacing yang digunakan pada kalkulator terjadi
reaksi sebagai berikut:
Zn(s) + HgO(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + Hg(l)
Senyawa mana yang bertindak sebagai oksidator dan hasil oksidasi
adalah ....
(A) Zn(s) dan Zn(OH)2(s)
(B) Zn(s) dan HgO(s)
(C) HgO(s) dan Hg(s)
(D) HgO(s) dan Zn(OH)2(s)
(E) H2O dan Zn(OH)2(s)
Identifikasi
Level Kognitif : Aplikasi (LK2)
Indikator Yang : 3.6. Menentukan oksidator, reduktor, hasil
Bersesuaian oksidasi dan reduksi
Diketahui : Persamaan reaksi redoks
Ditanyakan : Senyawa yang merupakan oksidator
Materi yang : Bilangan oksidasi, reaksi redoks, oksidator, reduktor
dibutuhkan
No Soal
1 Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut!
Sn(s) + 4HNO3(aq) → SnO2(s) + 4NO2(g) + 2H2O(l)
Bilangan oksidasi dari zat oksidator dan hasil reduksinya berturut-
turut adalah ....
161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Bagian ini memuat Memberi contoh soal reaksi redoks yang muncul di USBN
dengan hasil yang kurang menggembirakan dijawab oleh peserta didik. Selain
itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS
yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar dapat dijadikan acuan oleh
Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu
mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara terampil
mengembangkan soal HOTS pada topik reaksi redoks
A. Pembahasan Soal-soal.
Topik reaksi redoks merupakan kadang yang muncul pada soal USBN, topik
ini termasuk yang kurang berhasil dijawab oleh peserta didik.
Berikut ini pembahasan soal-soalnya.
Kunci jawaban : B.
200
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Pembahasan:
Deret elektrokimia atau deret Volta adalah urutan logam-logam (ditambah
hidrogen) berdasarkan kenaikan potensial elektrode standarnya.
Umumnya deret volta yang sering dipakai adalah adalah:
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial elektrode lebih negatif
ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial elektrode
yang lebih positif ditempatkan di bagian kanan.
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka
Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)
Logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah
mengalami oksidasi) Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu
logam dalam deret tersebut, maka Logam semakin kurang reaktif (semakin
sulit melepas elektron) Logam merupakan oksidator yang semakin kuat
(semakin mudah mengalami reduksi). Salah satu metode untuk mencegah
korosi antara lain dengan menghubungkan logam (misalnya besi) dengan
logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam deret volta
(misalnya magnesium) sehingga logam yang mempunyai potensial
elektrode yang lebih negatif lah yang akan mengalami oksidasi. Metode
pencegahan karat seperti ini disebut perlindungan katodik.
Contoh lain dari perlindungan katodik adalah pipa besi, tiang telepon, dan
berbagai barang lain yang dilapisi dengan zink, atau disebut Galvanisasi.
Zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh.
Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink (posisinya
dalam deret Volta lebih ke kanan), maka besi yang kontak dengan zink
akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan
demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-
mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kunci E.
Pembahasan:
Dalam proses tersebut nilai BM untuk NiSO4 adalah 155 maka kosentrasi
NiSO4 adalah = 1,18/155 = 0,00761 Mol.
Maka CuSO4 diperoleh: 0,00761 x BM CuSO4 = 1,28 gram.
Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
Oksidator : Spesi yang mengalami reduksi (mengalami penurunan
Bilangan Bilangan oksidasi)
202
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Hasil Oksidasi : Hasil dari proses oksidasi (spesi yang berada dikanan dan
biloksnya sudah mengalami kenaikan)
dari reaksi : Zn(s) + HgO(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + Hg(l)
Biloks Hg pada spesi HgO(s) mengalami penurunan dari +2 menjadi 0 (
Hg(s) ), sehingga dapat disimpulkan bahwa HgO(s) adalah oksidator
Zn(s) mengalami proses oksidasi karena biloksnya berubah dari 0 menjadi
+2 (biloks Zn pada Zn(OH)2 , sehingga dapat disimpulkan Zn(OH) 2 adalah
hasil oksidasi.
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang dimulai dari pencapaian kompetensi penunjang,
kompetensi kunci dan komptensi pengayaan.
203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
A
Indikator Soal
peserta didik
dapat
menentukan
reaksi redoks &
aplikasinya dalam
kehidupan sehari
hari
204
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tahap 5. Verifikasi
Peserta didik untuk mendiskusikan hasil pengolahan data &
memverifikasi serta menjawab pertanyaan yang mungkin didapat
dalam diskusi berdasarkan data pengamatan dalam menjalankan
percobaan/projek dan informasi yang diperoleh dari bahan bacaan
(buku, internet, video) mengenai reaksi redoks, oksidator, reduktor,
bilangan oksidasi.
166
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
A
Indikator Soal
peserta didik
dapat
menentukan
reaksi redoks &
aplikasinya dalam
kehidupan sehari
hari
206
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
A
Indikator Soal
peserta didik
dapat
menentukan
reaksi redoks &
aplikasinya dalam
kehidupan sehari
hari
207
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
208
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Subtopik ini merupakan konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi
peserta didik. Artinya, Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi peserta
didik untuk menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan
topik ini. Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi
reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat
memahami prinsip dan juga manfaat dari reaksi redoks.
Berkaitan dengan penilaian, topik ini muncul dalam instrumen tes USBN
selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan masih didominasi
pada taraf level kognitif L1 pengetahuan dan pemahaman (dari C1 – C3). Oleh
karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta didik memahami topik
ini dengan baik agar siap mengahadapi UN. Lebih dari itu, Saudara perlu
mengembangkan soal-soal pengetahuan topik ini pada tingkat level berpikir
yang lebih tinggi lagi. Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta
didik agar dapat memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank
soal yang relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.
209
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
210
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
211
Paket Unit Pembelajaran
Asam dan Basa
213
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
214
Paket Unit Pembelajaran
Asam dan Basa
An an Herliani., SSi., 2016. GURU PEMBELAJAR: Larutan, Reaksi Asam Basa dan
Teknik Pemisahan Kimia,. DIREKTORAT JENDRAL DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN.
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., Zamroni (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Brady, J E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, edisi V,
diterjemahkan oleh: Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta
Keenan, A. Hadyana Pudjaatmaja, PH. CL, 1992, Kimia Untuk Universitas, Jilid
1, Erlangga, Bandung.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern., Edisi
Keempat Jilid 2. alih bahasa Suminar. Jakarta :Erlangga
215
Unit Pembelajaran
Proses Oksidasi Reduksi
Peristiwa ini dapat terjadi pada semua konstruksi logam atau konstruksi yang
menggunakan logam, baik itu berupa gedung, jembatan, tiang pancang,
peralatan pabrik, sistem perpipaan, mesin- mesin, komponen berbagai macam
kendaraan bermotor, kapal laut, pesawat terbang, perlengkapan rumah tangga
dan lain sebagainya. Adapun produk korosi dapat terjadi dalam berbagai
bentuk mulai dari bentuk yang sederhana, terlihat oleh metal telanjang (se-
perti terbentuknya karat pada permukaan, sampai kepada bentuk- bentuk yang
rumit yang hanya dapat dideteksi oleh peralatan yang sangat sensitif.
181
Paket Unit Pembelajaran
Asam dan Basa
217
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
218