Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA 1 Kudus

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI/2

Materi Pokok : Larutan Penyangga

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan ke- : 1 (pertama)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalammenempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator:


KD dari KI 1:
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran
kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Indikator:
a. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME
b. Menyadari bahwa ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah
yang terbaik bagi kita
KD dari KI 2:
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,
kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan
melakukan percobaan.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Indikator:
a. Rasa ingin tahu tentang hal-hal yang terjadi di lingkungannya terkait sains.
b. Jujur dalam mengungkapkan pendapat dan mencari sendiri sumber data
yang digunakan.
c. Teliti dalam mengolah dan menganalisis sumber data tentang larutan
penyangga
d. Ulet dalam mencari sumber pengetahuan yang mendukung penyelesaian
masalah tentang dampak positif dan negatif terkait larutan penyangga
KD dari KI 3:

3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.


Indikator:
a. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen-komponen
larutan penyangga.
b. Menjelaskan cara membuat larutan penyangga asam dan larutan
penyangga basa.
c. Menghitung pH larutan penyangga dan bukan penyangga setelah
ditambahkan sedikit asam dan sedikit basa atau pengenceran.
d. Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan
prinsip kesetimbangan
e. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh dan kehidupan
sehari-hari.
f. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
KD dari KI 4:
4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.
Indikator:
Merancang dan percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.
Menyajikan dan menyimpulkan hasil percobaan untuk menentukan sifat
larutan penyangga.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga.
2. Mengidentifikasi sifat larutan penyangga.
3. Membedakan larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
4. Menentukan pH atau pOH larutan penyangga melalui perhitungan.
5. Menjelaskan peranan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam tubuh makhluk hidup maupun dalam lingkungan.
6. Mengembangkan perilaku rasa ingin tahu, teliti, tekun/ulet, dan saling
menghargai pendapat melalui kegiatan diskusi kelompok, tanya jawab, dan
penugasan individu.
D. Materi Pembelajaran
Larutan Penyangga
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan
meningkatnya konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH
karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH-. Penambahan air pada
larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau
basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa,
atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut dengan
larutan penyangga (disebut juga larutanbuffer atau dapar). Larutan buffer memiliki
komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat
menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa
lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga
merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa
konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut
sebagai reaksi asam-basa konjugasi. (Keenan et al., 1980)
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang
terdiri dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A -), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat asam.
Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat basa. (Purba, 1994)
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi (Keenan et al., 1980):
Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran
akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah
yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium
hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-
lain.
Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat dibuat
dari basa lemah dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara lainnya yaitu:
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya
dicampurkan berlebih.
pH larutan penyangga

A. Larutan Penyangga Asam


Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya, misalnya CH3COOH
dengan CH3COO. Kita ketahui bahwa hampir semua ion CH3COO dalam
larutan berasal dari garam sebab CH3COOH hanya sedikit sekali yang terionisasi
(James E. Brady, 1990).
CH3COOH CH3COO-+ H+
B. Larutan Penyangga Basa
Sekarang marilah kita tinjau larutan yang mengandung basa lemah dengan asam
konjugasinya. Misalnya, NH3 dan NH4 + yang berasal dari garam (James E.
Brady, 1990).
NH3 + H2O NH4+ + OH

Fungsi larutan penyangga

Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan: misalnya dalam analisis


kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Darah dalam
tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga
harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
Berikut ini merupakan contoh-contoh dari fungsi larutan penyanggga dalam
kehidupan sehari-hari:
Larutan Penyangga pada Ginjal

Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap
konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH
urine dapat berada sekitar 4,8 7,0.
Larutan Penyangga Pada Air Ludah
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan
pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat
menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
Larutan Penyangga pada Laboratorium
Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak
menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung
pada suasana asam atau suasana basa.
Berikut ini merupakan ruang lingkup materi larutan penyangga dalam konteks
SETS dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Larutan penyangga dalam hubungan sosial masyarakat
Di antara contoh manfaat dan kerugian yang dapat dikembangkan dan dijelaskan
dengan mempelajari sains larutan penyangga dengan visi dan pendekatan SETS
antara lain:
A. Masyarakat dapat terserang penyakit-penyakit tertentu akibat penggunaan
produk berbasis larutan penyangga secara berlebihan. Contohnya:
a. Penggunaan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid
secara berlebihan dapat menyebabkan katarak atau bahkan kebutaan.
b. Penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai aturan, misalnya tidak
mengganti larutan disinfektan/larutan perendam lensa kontak secara teratur
dapat menyebabkan gloukoma.
c. Penggunaan obat kumur beralkohol secara berlebihan dapat
menyebabkan kanker mulut.
B. Kebutuhan akan gizi dan cairan infus terpenuhi.
C. Dengan adanya obat kumur, kesehatan gigi dan gusi masyarakat dapat
terjaga.
D. Masyarakat (terutama olahragawan/olahragawati) dapat meningkatkan
performa olahraga dengan mengkonsumsi minuman isotonik yang
mengandung natrium sitrat-asam sitrat.
2. Larutan penyangga dalam hubungan dengan lingkungan dan manusia
A. Kebutuhan terhadap obat berbahan dari alam (obat alami) mendorong
manusia untuk mengambil/memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Beberapa di
antaranya:
a. Pembuatan obat kumur alami dari larutan garam dapur.
b. Pembuatan obat tetes mata dari daun keben.
c. Kebutuhan akan obat herbal yang semakin meningkat mendorong
manusia untuk menanam tanman-tanaman yang bermanfaat sebagai bahan
pembuat produk berbasis larutan penyangga. Contohnya: penanaman pohon
keben sebagai bahan pembuat obat tetes mata.
B. Penggunaan produk-produk berbasis larutan penyangga buatan pabrik
umumnya dikemas dalam botol-botol plastik atau kaleng. Hal ini menyebabkan
bertambahnya limbah.
C. Meningkatnya limbah botol/kaleng kemasan produk-produk berbasis
larutan penyangga mendorong manusia melakukan penanganan limbah (daur
ulang botol/kaleng).
3. Larutan penyangga dalam hubungan dengan teknologi
Teknik pembuatan obat kumur. Obat kumur yang dimaksud adalah larutan garam
dapur. Adapun teknik pembuatannya sebagai berikut:
a. Mencampurkan garam dapur sebanyak 3,75 gram kedalam 250 ml air
aquades hangat atau setara dengan segelas air minum biasa.
b. Kemudian dikocok dengan sendok sampai larut secara merata.
c. Berkumur dilakukan selama 1 menit dengan mengganti obat kumur
sebanyak dua kali dan berkumur dengan menggerakkan oto-otot pipi, bibir dan
lidah secara maksimal.
d. Setelah berkumur usahakan untuk tidak makan, minum atau berkumur
dengan larutan lain selama 1 menit. Hal ini bertujuan agar larutan garam
tersebut dapat bereaksi lebih lama terhadap jaringan yang meradang.
e. Berkumur dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pagi setelah
makan dan malam sebelum tidur selama batas waktu yang tidak ditentukan.

Contoh Diagram SETS

Technology:
Munculnya teknologi pembuatan obat kumur dengan bahan garam
dapur

Society: Science:
Larutan
Tersedianya lapangan perkerjaan sebagai Penyangga
produsen atau distributor produk-produk berbasis larutan
penyangga.
Environment: Penggunaan obat kumur beralkohol secara berlebihan dapat menyebabkan kanker mulut.
kebutuhan terhadap obat berbahan dari alam (obat alami) mendorong manusia untuk mengambil/memanfaatkan bahan-bahan d
Pembuatan obat kumur alami dari larutan garam dapur.
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Cooperative learning
Strategi : Kooperative
Metode : Eksperimen, duskusi, latihan
F. Media dan Sumber Belajar
Bahan dan alat untuk praktek
Modul Kimia berbasis SETS
Video pembuatan larutan penyangga
LKS
G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-satu:
Kegiatan Awal ( 5 menit)
1. Salam pembuka
2. Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan sebagai berikut: Tahukah kalian di dalam tubuh kita menghasilkan
zat kimia seperti karbondioksida dan ion hidrogen? Tahukah kalian keberadaan
zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan pH darah turun ataupun naik?
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan: Jika pH darah sangat
rendah, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan asidosis, sedangkan
jika pH darah sangat tinggi, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan
alkalosis. Larutan penyangga yang paling penting untuk mempertahankan
keseimbangan asam basa dalam darah adalah sistem penyangga asam karbonat
bikarbonat.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, tentang pentingnya pelajaran,
serta mempersiapkan peserta didik untuk belajar.
Kegiatan Inti ( 70 menit)
1. Guru menerangkan apakah larutan penyangga itu
2. Guru menampilkan video pembuatan larutan penyangga
3. Guru menerangkan bagaimana cara menentukan pH atau pOH larutan
penyangga melalui perhitungan.
4. Guru memberikan pelatihan terbimbing pada peserta didik secara umum
mengenai perhitungan kimia tentang cara menentukan pH atau pOH larutan
penyangga.
5. Guru mengecek atau mengontrol apakah peserta didik telah berhasil
melakukan tugas dengan baik dengan cara memberi umpan balik terhadap apa
yang telah dikerjakan oleh peserta didik sebagai pengukur tingkat pemahaman
siswa.
Kegiatan Akhir ( 15 menit)
1. Guru memberikan evaluasi berupa pelatihan lanjutan seperti pada latihan
terbimbing, dimana pelatihan ini sifatnya mandiri dan dikerjakan oleh seluruh
peserta didik.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah berupa praktikum kepada peserta
didik dengan berkelompok untuk dapat membedakan larutan penyangga dengan
larutan bukan penyangga, dimana hasil praktikum tersebut dipresentasikan
pada pertemuan berikutnya.
3. Salam penutup

2. Pertemuan ke-dua (2x45 menit)

Kegiatan Awal ( 5 menit)


1. Salam pembuka
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
3. Guru memberikan informasi singkat tentang materi yang berhubungan
dengan presentasi peserta didik tiap kelompok.
Kegiatan Inti ( 70 menit)
1. Guru mempersilahkan perwakilan tiap kelompok mempresentasikan
percobaan yang telah dilakukan
2. Guru meminta peserta didik untuk mencatat hal-hal yang penting
3. Peserta didik memperhatikan presentasi tiap kelompok
4. Peserta didik mencatat hal-hal yang penting
Kegiatan Akhir ( 15 menit)
1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan hasil percobaan
mengenai larutan penyangga.
2. Guru memberikan evaluasi berupa quis singkat mengenai hasil percobaan
untuk menilai kemampuan kognitif masing-masing peserta didik.
3. Salam penutup.

3. Pertemuan ke-tiga:
Kegiatan Awal ( 5 menit)
1. Salam pembuka
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
3. Guru menyampaikan informasi singkat tentang materi yang akan dipelajari
dengan metode ceramah
Kegiatan Inti ( 70 menit)
1. Guru melakukan uji kemampuan (pre test) kepada peserta didik (
15menit) untuk memperoleh tingkat kemampuan akademis peserta didik pada
kelas tersebut (dapat tidak dilakukan jika guru yang bersangkutan sudah
mengetahui sebelumnya tentang kemampuan akademis peserta didik).
2. Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok kecil (1
kelompok terdiri dari 4-5 orang) dan bersifat heterogen.
3. Guru memberikan gambar tentang diagram SETS yang berhubungan
dengan materi larutan penyangga.
4. Tahap think, guru menyuruh peserta didik memikirkan contoh larutan
penyangga dalam kehidupan sehari-hari untuk membuat diagram SETS tentang
larutan penyangga.
5. Tahap Write, masing-masing peserta didik dalam kelompok menuangkan
hasil fikiran masing-masing dan mencatat hasil fikirannya untuk dibuat
diagram SETS tentang materi larutan penyangga.
6. Tahap talk, masing-masing perwakilan tiap kelompok menyampaikan
hasil fikirannya.

Kegiatan Akhir (15 menit)


1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja
dipelajari
2. Guru memberikan evaluasi mengenai materi yang dipelajari. Dalam
mengerjakan evaluasi peserta didik bekerja sendiri sampai selesai, nilai yang
diperoleh merupakan nilai perkembangan individu yang disumbangkan sebagai
skor kelompok.
3. Salam penutup.

H. Penilaian
A. 1 PENILAIAN
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan
Rubrik
Tes Unjuk Kerja Lembar Pengamatan
Keterampilan Praktikum dan
Rubrik
Tes Tertulis Tes Uraian

2. Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
1) Pengamatan Perilaku Ilmiah

No Aspek yang Dinilai 3 2 1 Keterangan


1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dan kehati-hatian dalam
melakukan percobaan
3 Ketekunan dan bertanggungjawab dalam
belajar dan bekerja, baik secara individu
maupun berkelompok
4 Keterampilan berkomunikasi saat belajar

2) Rubrik Penilaian Perilaku

No Aspek yang Rubrik


Dinilai
1 Menunjukkan 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
rasa ingin tahu antusias, aktif dalam kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak
terlalu antusias, dan baru terlibat aktif
dalam kegiatan kelompok ketika disuruh
1: tidak menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok walaupun telah
didorong untuk terlibat
2 Ketelitian dan 3: mengamati hasil percobaan sesuai
kehati-hatian prosedur, hati-hati dalam melakukan
percobaan
2: mengamati hasil percobaan sesusai
prosedur, kurang hati-hati dalam melakukan
percobaan
1: tidak mengamati hasil percobaan, kurang
hati-hati dalam melakukan percobaan
3 Ketekunan dan 3: tekun dalam menyelesaikan tugas dengan
tanggungjawab hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya
dalam belajar tepat waktu
dan bekerja, baik 2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan
secara individu tugas, namun belum menunjukkan upaya
maupun terbaiknya
berkelompok 1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas dan tugasnya tidak
selesai
4 Berkomunikasi 3: aktif dalam tanya jawab, dapat menemukan
gagasan atau ide, menghargai pendapat
peserta didik lain
2: aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide,
menghargai pendapat peserta didik lain
1: aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide, kurang
menghargai pendapat peserta didik lain

b. Lembar Pengamatan Keterampilan Praktikum

No Keterampilan yang Skor Rubrik


Dinilai
1 Cara menentukan dan 3 - Menentukan jumlah zat yang
membuat larutan dibutuhkan untuk membuat
penyangga larutan dengan konsentrasi
tertentu melalui perhitungan
- Menimbang zat terlarut
dengan teliti dan akurat
- Mengukur dan menimbang
zat pelarut dengan teliti dan
akurat
2 Ada dua aspek yang benar
1 Ada satu aspek yang benar
2 Cara melakukan 3 - Melakukan percobaan sesuai
prosedur percobaan dengan rancangan cara kerja
percobaan
- Ketepatan dalam merangkai
alat percobaan
- Mengolah dan menganalisis
data percobaan dan
mencatatnya dalam LKS
2 Ada dua aspek yang benar
1 Ada satu aspek yang benar
3 Cara menyelesaikan 3 - Memperhatikan seluruh
percobaan tahapan/langkah percobaan
- Membersihkan kembali alat
yang digunakan
- Tidak membuang sisa
percobaan pada tempat
secara sembarang
2 Ada dua aspek yang benar
1 Ada satu aspek yang benar

2. Bentuk Instrumen
Contoh Soal Evaluasi
I. Evaluasi Pertemuan pertama
1. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat adalah:
a. pH larutan penyangga tidak berubah karena penambahan asam atau basa
kuat.
b. Pada pengenceran larutan penyangga sampai berapapun, pH larutan
penyangga tidak dapat berubah.
c. Larutan penyangga pH-nya tidak dapat berubah-ubah.
d. Penambahan sedikit asam atau basa kuat pada larutan penyangga,
mengubah harga pH sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
e. Larutan penyangga hanya dapat dibuat dari larutan asam lemah dengan
suatu garam dalam perbandingan yang sama.
2. Campuran penyangga merupakan campuran..
a. Asam lemah dengan basa lemah
b. Asam kuat dengan garamnya
c. Basa lemah dengan garamnya
d. Basa kuat dengan basa kuat
e. Basa kuat dengan garamnya
3. Seorang peserta didik di dalam laboratorium ingin membuat larutan
penyangga dengan mencampurkan 200 mL amoniak (NH3) 0,4 M dengan 200 mL
larutan HCl 0,2 M (Kb NH3 = 10-5). Berapa pH yang diperoleh?
a. 5
b. 9
c. 10
d. 11
e. 12
4. Seorang pedagang ingin mengawetkan produk makanannya dengan
campuran asam benzoat. Saat membuat pengawet tersebut, ke dalam 100 mL
asam benzoat (C6H5COOH) 0,1 M dilarutkan 72 gram C 6H5COOX padat hingga
membentuk larutan penyangga dengan pH = 6. Jika volume larutan dianggap
tetap dan Ka asam benzoat = 5 x 10-5, maka Mr senyawa X yang tidak diketahui
tersebut adalah
a. 1,44
b. 3,9
c. 2,4
d. 2,3
e. 1,2
5. Di dalam makanan dan minuman, terutama minuman ringan ditambahkan
asam sitrat (C6H8O7) yang berguna sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet.
Pada saat pencampuran 50 mL asam sitrat 0,1 M (Ka = 10-4) ke dalam 25 mL
NaOH 0,1 M, maka diperoleh larutan dengan pH sama dengan.
a. 4
b. 2 log 4
c. 2 log 5
d. 5 log 2
e. 3 log 5

Kunci jawaban:
1. D
2. C
3. A
4. A
5. A

J. Evaluasi pertemuan ke-dua


1. Bila kita ingin membuat larutan penyangga, maka campuran yang tepat adalah.
a. Asam fosfat dengan natrium fosfat
b. Asam asetat dengan natrium nitrat
c. Asam asetat dengan natruim fosfat
d. Asam nitrat dengan natrium sulfat
e. Asam asetat dengan natrium sulfat
2. Dipersiapkan 5 buah gelas kimia 250 mL, untuk melakukan suatu percobaan. Ke
dalam gelas kimia berturut-turut dimasukkan campuran mulai dari nomor
1) 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL NH3 0,1 M
2) 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL NH3 0.2 M
3) 100 mL HCl 0,1 M + 50 ml NH3 0,1 M
4) 25 mL HCl 0,1 M + 50 mL NH3 0,1 M
5) 25 mL HCl 0,1M + 25 mL NH3 0,1 M

Dari hasil percobaan di atas, gelas kimia nomor berapa yang diperkirakan akan
menghasilkan larutan penyangga?

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

3. Perhatikan data percobaan berikut:

Larutan I II III IV V
pH Awal 4 5 7 8 10
Ditambah sedikit asam 2,5 3,9 4,5 7,8 5
Ditambah sedikit basa 6,6 6,1 10 8,1 12
Ditambah sedikit air 5,2 5,9 6,5 7,6 8,5

Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah.


a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
Kunci jawaban:

1. A

2. D

3. D

K. Evaluasi Pertemuan ketiga


1. Pada pembuatan produk pemutih pakaian, ahli kimia meneliti pengaruh pH
terhadap proses pemutihan dan sterilisasi dengan cara menambahkan beberapa larutan
penyangga hipoklorit. Kegiatan ini merupakan fungsi larutan penyangga dalam bidang.

a. Biokimia d. Kesehatan
b. Farmasi
c. Industri Pemasara
2. nSeorang peserta didik menjenguk pamannya yang ada di rumah sakit karena
menderita penyakit diabetes mellitus. Karena telah mendapat pembelajaran larutan
penyangga, dia tahu bahwa penyakit diabetes mellitus adalah salah satu penyebab dari
asidosis, yaitu suatu kondisi
a. pH darah di atas pH normal
b. pH darah di bawah pH normal
c. darah kekurangan hemoglobin
d. darah kelebihan hemoglobin
e. pH darah konstan
3. Setelah mempelajari larutan penyangga, seorang peserta didik disuruh melakukan
praktikum dengan membuat suatu larutan penyangga. Ia membawa asam cuka makan yang
ada di dapur rumahnya yang sering digunakan ibunya untuk campuran membuat Acar dan
mencampurkannya secara berlebih dengan larutan kalium hidroksida yang ada di
laboratorium sekolah, sehingga terbentuk larutan penyangga
a. Asam
b. Basa
c. Garam
d. Asam-basa
e. Netral

Kunci jawaban:
1. C
2. B
3. B

Kudus, 6 Oktober 2013

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA 1 Kudus Guru,

Dwi Anggraeni Ristanti, S.Pd Khauzial Farah, S.Pd


NIP. 19760427 200801 2 005

Anda mungkin juga menyukai