Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Evaluasi dan Supervisi Pendidikan

DOSEN PENGAMPU:
Dr. ENDANG SUSILANINGSIH, M.S
Dr. ANTONIUS TRI WIDODO

Disusun Oleh:
NUR ALAWIYAH (0402516059)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA (KIMIA)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kualitas pendidikan merupakan salah satu tolok ukur maju tidaknya suatu
bangsa. Kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia
unggul yang dapat memajukan bangsanya, sedangkan kualitas pendidikan yang
kurang baik akan menghasilkan generasi yang kurang baik pula.
Kualitas pendidikan tidak bisa terlepas dari peran guru yang bukan hanya
sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik dan motivator bagi peserta didik.
Guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus-menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus menerus
bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional.
Guru profesional bukan hanya sekedar dapat menguasai materi dan sebagai alat
untuk transmisi kebudayaan tetapi dapat mentransformasikan pengetahuan, nilai
dan kebudayaan kearah dinamis yang menuntut produktifitas tinggi dan kualitas
karya yang dapat bersaing.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang
dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu
pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya. Seorang supervisor
membina peningkatan mutu akademik yang berhubungandengan usaha-usaha
menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik
material semata.Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu
pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda
dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu
kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

2
Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai pengertian
supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, prinsip dasar supervisi
pendidikan, fungsi dan peran supervisi pendidikan, dan ruang lingkup dari
supervisi pendidikan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari supervisi pendidikan?
2. Apa sajakah tujuan dari supervisi pendidikan?
3. Bagaimanakah prinsip dasar supervisi pendidikan?
4. Bagaimana fungsi dan peran supervisi dalam pendidikan?
5. Apa saja ruang lingkup dari supervisi pendidikan?

1.3. TUJUAN PENYUSUNAN


Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
1. Menjelaskan pengertian dari supervisi pendidikan.
2. Mengetahui tujuan dari supervisi pendidikan.
3. Mengetahui prinsip dasar supervisi pendidikan.
4. Mengetahui fungsi dan peranan dari supervisi pendidikan.
5. Mengetahui ruang lingkup dari supervisi pendidikan.

5.1. MANFAAT PENYUSUNAN


Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai sarana bagi
mahasiswa untuk menambah wawasan dan informasi mengenai supervisi
pendidikan.

BAB II
ISI

2.1. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Sebelum membahas pengertian supervisi kita perlu mengetahui pula
beberapa istilah yang mirip dengan supervisi yakni : Inspeksi, penilaian,
pengawasan, monitoring, dan penilaian atau evaluasi.

3
Inspeksi berarti pengawasan, yang terbatas pada pengertian mengawasi
apakah bawahan (dalam hal ini guru) menjalankan apa yang telah diintruksikan
oleh atasannya, dan bukan berusaha membantu guru itu (Ngalim purwanto, 1990).
Pelakunya di sebut inspektur. Sering kali kedatangan inspektur ke sekolah lebih
banyak di rasakan oleh guru sebagai kedatangan seorang petugas yang ingin
mencari kesalahan. Dengan kesan seperti itu apabila ada seorang inspektur
datang.kepala sekolah maupun guru cenderung merasa takut karena mereka akan
di cari kesalahannya. Inspektur pendidikan bertugas untuk melakukan pengawasan
terhadap semua kegiatan sekolah mulai dari kebersihan sekolah, masalah ketata
usahaan , masalah kemuridan dan sebagainya sampai kepada proses belajar
mengajar. Pada saat melakukan inspeksi, kegiatan inspektur ditekankan kepada
usaha melihatkan kelemahan pelaksanaan sekolah untuk memberikan konduite
guru atau kepala sekolah.
Dalam perkembangan supervisi selanjutnya dikenal istilah penilikan dan
pengawasaan. Berbeda dengan inspeksi, penilikan dan pengawasan mempunyai
pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari kesalahan objek pengawasan
itu semata mata, tetapi mencari hal yang sudah menjadi baik, untuk di
kembangankan lebih lanjut, pengawasan bertugas melakukan pengawasan, dengan
memperhatikan semua komponen sistem sekolah dan peristiwa yang terjadi di
sekolah. Hal hal yang kurang baik di catat dan di laporkan kepada kepala sekolah
atau guru untuk mendapatkan perhatian penyempurnaannya, sedangkan yang
sudah baik perlu di pertahankan atau di tingkatkan lebih lanjut.
Di dalam peraturan pemerintah Nomor 28 tahun 1992, pasal 20 di bedakan
istilah pengawasan (yang di pakai untuk menunjukan tugasnya pada jalur
pendidikan sekolah) dan penilik (yang di pakai untuk menunjukan tugasnya pada
jalur luar pendidikan sekolah).
Monitoring berarti kegiatan pengumpulan data tentang suatu kegiatan
sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian ataupun monitoring merupakan
kegiatan yang di tunjukan untuk mengetahui apa adanya tentang suatu kegiatan.
Di dalam monitoring seseorang hanya mengumpulkan data tersebut dengan
kriteria tertentu. Kegiatan penilaian yang juga di sebut evaluasi merupakan suatu
proses yang membandingkan keadaan kuantitatif atau kualitatif suatu objek

4
dengan suatu kriteria yang sudah di terapkan sebelumnya.evaluasi di maksudkan
apakah dengan sumber yang tersedia, suatu kegiatan yang telah mengikuti proses
yang di tetapkan serta mencapai hasil yang diinginkan penilaian dengan cara
membandingkan apa yang akan di capai dan apa yang di targetkan.
Penilikan atau pengawasan, monitoring serta penilaian masih dalam tahapan
usaha mengetahui status tentang suatu komponen atau kegiatan system serta
memahami kekurangan dan kekuatannya, maka supervisi telah mengandung
pengertian tindakan. Pengertian supervisi mencakup arti yang terkandung dalam
istilah istilah yang sudah di terangkan itu. Di samping itu, supervisi
mengandung arti yang lebih luas yaitu pengertian bantuan dan perbaikan.
Secara umum, istilah supervisi berarti mengamati, mengawasi, atau membimbing
dan menstimulir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud untuk
mengadakan perbaikan. Konsep supervisi didasarkan atas keyakinan bahwa perbaikan
merupakan suatu usaha yang kooperatif dari semua orang yang berpartisipasi dari
supervisor sebagai pemimpin, yang juga bertindak sebagai stimulator, pembimbing, dan
konsultan bagi para bawahannya dalam rangka upaya perbaikan.
Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata super dan
vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi supervisi
pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam
hubungannya dengan masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik,
mengontrol, atau mengawasi.
Dalam Dictionary of Education, Good Carter (1959) memberikan pengertian
bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin
guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru,
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi
pengajaran (Mukhtar, Iskandar,2013: 45).
Sergiovani mengemukakan pernyataan yang berhubungan dengan supervisi
sebagai berikut: (1) Supervisi lebih bersifat proses daripada peranan, (2) supervisi
adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung
jawabterhadap aspek- aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung
kepada personalia yang lain untuk menolong mereka menyelesaiakn tujuan
sekolah itu (Mukhtar, Iskandar,2013: 46).

5
Pernyataan di atas dapat dikaji bahwa supervisi itu bukan peranan, tetai
merupakan suatu proses. Proses tersebut terjadi di sekolah yang digunakan oleh
personalia-personalia tertentu untuk menolong para personalia yang lain dalam
usaha mencari tujuan pendidikan.

2.2. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah
kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu
bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses
pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari
dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita tidak dapat
berbicara tentang efektivitas suatu kegiatan, jika tujuannya belum jelas. Tujuan
supervisi pendidikan adalah:
1. Membantu Guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-
tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan itu.
2. Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti
kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswanya; supaya dapat
membantu siswanya itu lebih baik lagi.
3. Untuk melaksnakan kepemimpinan efektif dengan cara yang
demokratis dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di
sekolah, dan hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersama-sama
meningkatkan kemampuan masing-masing.
4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan
memanfaatkan serta mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan
tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
5. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya
didepan kelas.
6. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat
menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan
kemampuannya secara maksimal.
7. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan
merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.

6
8. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas
atau tidak wajar; baik tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun
dari luar (masyarakat).

2.3. PRINSIP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN


Menurut Sahertian (2008: 20), supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus
dilaksanakan sebagai berikut.
1. Prinsip Ilmiah (scientific). Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana
dan kontinu.
2. Prinsip Demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru, bukan berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan rasa
kesejawatan.
3. Prinsip Kerja sama
Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of
idea, sharing of experience, memberi support mendorong, dan menstimulasi
guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi
menurut Gunawan (2002: 196).
1. Prinsip fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus
berdasar/berlandaskan pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat
dipulangkan kepadannya.
2. Prinsip praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada prinsip
positif dan prinsip negatif.
Prinsip positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.
a. Supervisi harus konstruktif dan kreatif

7
b. Supervisi harus harus dilakukan berdasarkan hubungan
profesional, bukan berdasar hubungan pribadi.
c. Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
d. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan
kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
e. Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan dan
hubungan baik yang dinamik.
Sementara prinsip negatif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut
a. Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya kepada orang-
orang yang disupervisi.
b. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi,
keluarga, pertemanan, dan sebagainya.
c. Supervisi hendaknya tidak menutup kemungkinan terhadap
perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan dalih
apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan
mendesak bawahan.

2.4. FUNGSI DAN PERAN SUPERVISI PENDIDIKAN


2.4.1. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi supervisi menyangkut dalam bidang kepemimpinan, hubungan
kemanusiaan, pembinaan proses kelompok, administrasi personil, dan bidang
evaluasi.
Berdasarkan pengertian fungsi supervisi di atas, maka supervisi perlu
diadakan secara insentif kepada guru. Supervisi bertujuan untuk membantu guru
dalam memahami tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka setidaknya ada tiga fungsi supervisi
pendidikan yaitu:
1. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-
unsur yang terkaitdengan pendidikan.
3. Sebagai kegiatan memimpin dan membimbing.

2.4.2. Peran Supervisi Pendidikan


Supervisi berfungsi membantu (asosting), memberi support (supporting),
dan mengajak mengikutsertakan (sharing). Dilihat dari fungsinya, tampak dengan
jelas peranan supervisi. Peranan itu tampak dalam kinerja supervisor. Seorang

8
supervisor dapat berperan sebagai Koordinator, Konsultan, Pemimpin kelompok,
dan Evaluator.

1. Koordinator
Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar,
tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-
guru. Contoh konkrit mengkoordinasi tugas mengajar atau mata pelajaran
yang dibina oleh berbagai guru.
2. Konsultan
Sebagai konsultania dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan
masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok.
3. Pemimpin Kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam
mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum,
materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama.
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembangkan keterampilan dan
kiat-kiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the group), bekerja
dengan kelompok (working with the group) dan bekerja melalui kelompok
(working through the group).
4. Evaluator
Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan
proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan.

2.5. RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN


Mukhtar, Iskandar (2013:50) menjelaskan bahwa ruang lingkup supervisi
pendidikan itu sendiri merupakan seluruh aspek kemampuan yang ada kaitannya
dengan penyelengaraan suatu sekolah. Pada hakikatnya ruang lingkup sepervisi
suatu sekolah meliputi:
1. Supervisi di bidang kurikulum
2. Supervisi di bidang kesiswaan
3. Supervisi di bidang kepegawaian
4. Supervisi di bidang sarana dan prasarana
5. Supervisi di bidang keuangan
6. Supervisi di bidang humas
7. Supervisi di bidang ketatausahaan
Lain dari pada yang dijelaskan di atas, ruang lingkup supervisi pendidikan
dapat diperinci kedalam beberapa unsur yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan antara

9
satu dengan lainnya unsur-unsur yang dimaksud adalah personal, material dan
operasional, oleh sebab itu ruang supervisi pendidikan pun mencakup ketiga unsur
tersebut yang bila dijabarkan sebagai berikut:
1. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam
sekolah yang disupervisi, para personal yang dimaksud adalah Kepala
Sekolah, pegawai tata usaha, guru, siswa.
a. Kepala Sekolah
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah yaitu:
1) Masalah jalannya pendidikan dan pengajaran
2) Masalah program pendidikan dan pengajaran disekolah
3) Masalah kepemimpinan kepala sekolah
4) Masalah administrasi sekolah
5) Masalah kerja sama sekolah lain dan instansi terkait lainnya
6) Masalah kebijaksanaan sekolah yang menyangkut kegiatan
intra dan ekstra kurikuler
7) Masalah BP3 dan POMG dan lain -lain
b. Pegawai Tata Usaha
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap tata usaha sekolah dan
seluruh stafnya antara lain:
1) Masalah administrasi sekolah
2) Masalah data dan statistik sekolah
3) Masalah pembukuan
4) Masalah surat menyurat dan kearsipan
5) Masalah rumah tangga sekolah
6) Masalah pelayanan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa
7) Masalah laporan sekolah dan lain lain
c. Guru
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap guru antara lain:
1) Masalah wawasan dan kemampuan
2) Masalah kehadiran dan aktivitas guru
3) Masalah persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan
analisis materi pelajaran, program tahunan, program semester,
program satuan pelajaran sampai dengan persiapan mengajar harian
atau perencanaan pengajaran
4) Masalah pencapaian target kurikuler dan kegiatan ekstra
kurikuler
5) Masalah kerjasama guru dengan siswa, dengan sesama
guru, dengan tata usaha dan dengan kepala sekolah

10
6) Masalah tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah,
keluarga dan masyarakat
7) Masalah kemampuan belajar siswa
d. Siswa
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap siswa antara lain:
1) Motivasi belajar siswa
2) Tingkat kesulitan yang dialami siswa
3) Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra
kurikuler
4) Pengembangan organisasi siswa
5) Sikap guru dan kepala sekolah terhadap siswa
6) Keterlibatan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan
sekolah
7) Kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari
sekolah
2. Unsur Material
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana fisik
lainnya :
a. Ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, labolaturium, ruang
praktek ibadah, aula dan lain-lain
b. Pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut
c. Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang
d. Pemanfaatan dan perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya
3. Unsur Operasional
Hal-hal yang perlu disupervisi dari unsur operasional antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan teknik edukatif, yang mencakup:
1) Kurikulum
2) Proses belajar mengajar
3) Evaluasi/penilaian
4) Kegiatan ekstra kurikuler
b. Masalah yang berkaitan dengan teknik administrasi, mencakup:
1) Administrasi personal
2) Administrasi material
3) Administrasi kurikulum dan sebagainya
c. Masalah yang berkaitan dengan koordinasi dan kerjasama,
mencakup:
1) Sekolah dengan keluarga dan masyarakat
2) Sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya
3) Sekolah dengan lembaga swadaya masyarakat
4) Sekolah dengan organisasi kepemudaan
5) Sekolah dengan instansi pemerintah terkait

11
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian materi tentang supervisi klinis, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Terdapat beberapa istilah yang menyerupai supervisi yang harus
dipahami yakni, Inspeksi, penilaian, pengawasan, monitoring, dan penilaian
atau evaluasi.
2. Secara umum, supervisi dapat diartikan mengamati, mengawasi, atau
membimbing dan menstimulir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain
dengan maksud untuk mengadakan perbaikan.
3. Terdapat delapan tujuan dari supervisi pendidikan, empat diantaranya
yakni membantu guru mengerti tujuan pendidikan, menyadari kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswa, melaksnakan kepemimpinan efektif
dengan cara yang demokratis dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan
profesional di sekolah, Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru.
4. Menurut Sahertian (2008: 20), terdapat empat prinsip supervisi
pendidik yaitu, prinsip ilmiah, prinsip demokratis, prinsip kerja sama, dan
prinsip konstruktif dan kreatif. Sedangkan menurut Gunawan (2002: 196),
terdapat dua prinsip supervisi pendidikan, yakni prinsip dasar/ fundamental
dan prinsip praktis.
4. Terdapat tiga fungsi dari supervisi pendidikan, yakni Sebagai suatu
kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagai pemicu atau
penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang terkaitdengan
pendidikan, sebagai kegiatan memimpin dan membimbing.

12
5. Peranan dari supervisi pendidikan terlihat dalam kinerja
supervisor. Seorang supervisor dapat berperan sebagai Koordinator,
Konsultan, Pemimpin kelompok, dan Evaluator.

6. Pada hakikatnya ruang lingkup sepervisi suatu sekolah meliputi


supervisi di bidang kurikulum, supervisi di bidang kesiswaan, supervisi di
bidang kepegawaian, supervisi di bidang sarana dan prasarana, supervisi di
bidang keuangan, dan supervisi di bidang humas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Masaong, Abd. Kadim. 2013. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan


Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta

Mukhtar, Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung


Persada Press

Prasodjo, Lantip Diat, Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava


Media

http://muhayueducation.blogspot.co.id/2013/04/prinsip-prinsip-supervisi-
pendidikan.html di akses pada tanggal 02 September 2016

http://ickom.blogspot.co.id/2016/04/ruang-lingkup-supervisi-pendidikan.html di
akses pada tanggal 02 September 2016

14

Anda mungkin juga menyukai